12.07.2015 Views

artikel lengkap (PDF) - Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen ...

artikel lengkap (PDF) - Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen ...

artikel lengkap (PDF) - Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

132 LATIFAH ET AL. Jur. Ilm. Kel. & Kons.tidak menjamin ia dapat mengatasi permasalahankeuangan yang dihadapinya.Peneliti menemukan kondisi dimana keluargabesar ibu rumah tangga sebagian besar jugatermasuk ke dalam kategori keluarga miskinsehingga sedikit sekali ibu rumah tanggayang memiliki keluarga dari golonganmenengah ke atas. Kondisi ini menggambarkanbahwa kemiskinan di Indonesiadapat bersifat permanen karena tidak a<strong>dan</strong>yakeluarga besar yang mampu membantu.Menurut Moser (1988), aset relasirumah tangga atau keluarga (householdrelation asets) dapat digunakan dalammengatasi permasalahan dalam keluarga,melalui pemanfaataan jaringan <strong>dan</strong>dukungan dari sistem keluarga besar,kelompok etnis, migrasi tenaga kerja, <strong>dan</strong>mekanisme uang kiriman (remittances).Namun, berdasarkan hasil uji regresi linearberganda, jenis keluarga juga tidak memilikipengaruh yang signifikan terhadapkemampuan keluarga dalam menghadapiketidakmampuan membeli LPG sehinggameskipun ibu rumah tangga berasal darikeluarga besar belum tentu ia akanmenemukan banyak cara dalam mengatasipermasalahan keuangan.Strategi koping keluarga juga tidakdipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga.Artinya sedikit atau banyaknya jumlahanggota keluarga tidak membuat keluargamenjadi semakin sedikit atau semakinbanyak memiliki kemampuan dalammenyelesaikan permasalahan keuangan didalam keluarga. Kondisi ini kemungkinanbergantung pada sedikit atau banyaknyaanggota keluarga yang termasuk ke dalamkategori usia produktif, tingkat pendidikananggota keluarga, <strong>dan</strong> pengalaman keluargadalam menghadapi permasalahan finansial.Pendapatan per kapita keluarga tidakmempengaruhi sedikit atau banyaknya carapenanganan masalah keuangan keluargameskipun menurut Moser (1988),pendapatan termasuk ke dalam asetproduktif (productive asset) yang dapatdigunakan oleh keluarga miskin untuk menghadapipermasalahan. Menurut Lazarus <strong>dan</strong>Folkman (1984), aset ekonomi tidakberimplikasi terhadap bagaimana keluargadapat menggunakannya. Kondisi ibu rumahtangga yang berasal dari keluarga miskinmengakibatkan peningkatan pendapatanyang diperoleh tidak berpengaruh signifikanterhadap pemecahan masalah keluarga yangberkaitan dengan permasalahan keuangan.Selain itu, mengingat sebagian besarpekerjaan suami ialah sebagai buruh, makapendapatan yang diperolehnya pun tidaktetap. Strategi koping yang dilakukankeluarga bergantung pada kemampuankeluarga miskin untuk mengelola asetpendapatan yang dimilikinya. Kondisi lainyang mungkin mengakibatkan pendapatantidak berpengaruh terhadap jumlah carayang dilakukan ialah sifat fatalisme yangdimiliki oleh keluarga miskin (Guhardja et al.1992). Fatalisme adalah suatu sikap dimanaseseorang pasrah terhadap suatu keadaansehingga mengakibatkan ia tidak mampu <strong>dan</strong>tidak mau memikirkan cara untuk dapatkeluar dari masalah. Kondisi inimengakibatkan seseorang hanya dapatmenggantungkan diri pada orang lain <strong>dan</strong>mengharapkan datangnya bantuan tanpamelalui usaha yang nyata.Persepsi <strong>dan</strong> sikap terhadap LPG puntidak mempengaruhi banyaknya cara yangdigunakan oleh ibu rumah tangga untukmengatasi masalah keuangannya. Hal inimenunjukkan bahwa meskipun persepsi <strong>dan</strong>sikap ibu rumah tangga baik terhadap LPGtidak menjamin ia memiliki banyak cara untukmengatasi permasalahan keuangan yangdihadapinya. Kondisi ini berkaitan denganmekanisme atau sistem yang diciptakan olehpemerintah dimana seluruh masyarakatdiarahkan untuk menggunakan LPG meskipunmasyarakat tidak mau menerimanya.Ketika seseorang, khususnya kelompokmiskin merasakan keterpaksaan dalammenerima suatu kebijakan maka ia engganuntuk memikirkan jalan keluar ketika iadituntut untuk mengatasi permasalahan yangberkaitan dengan kebijakan tersebut. Kondisiini mungkin terjadi karena masyarakat tidakmerasa dilibatkan atau diperhatikan ketikasuatu kebijakan ditetapkan oleh Pemerintah.Padahal, menurut Tittmus (1968), pengukuranekonomis dipan<strong>dan</strong>g penting untukmengukur kebijakan sosial secara objektif.Kaitannya dengan konteks ini, konsep biayasosial <strong>dan</strong> biaya oportunitas adalah sesuatuyang penting. Ini menunjukkan bahwaseharusnya penetapan suatu kebijakanmempertimbangkan biaya sosial yang harusditanggung baik oleh Pemerintah maupunmasyarakat penerima sasaran kebijakan.Variabel-variabel yang tidak signifikan diatas diduga juga berkaitan dengan homogenitasdata (hal ini berkaitan dengan kurangberagamnya ibu rumah tangga, yakni iburumah tangga hanya berasal dari keluargamiskin penerima program konversi minyaktanah ke LPG). Hal ini sesuai dengan apa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!