growth have been observed are height of plants, wet weight of nodules, and dryweight of plants. Parameter of productivity have been observed are dry weight ofpods and dry weight of seeds. This research was an experimental with 6treatments. Those are P 1 (without treatment), P 2 (20 mL urea and 20 mL SP 36),P 3 (once biofertilizer 6 mL), P 4 (twice biofertilizer 6 mL), P 5 (once biofertilizer 15mL) and P 6 (twice biofertilizer 15 mL) with 4 replications and each replicationsconsist of 10 plants. Data height of plants and dry weight of seeds were analyzedby one way ANOVA followed by Duncan test. Data wet weight of nodules, dryweight of plants, and dry weight of pods were analyzed by Kruskall-Wallis testfollowed by Mann-Whitney test. The result showed that giving microbialconcortium in biofertilizer using different doses there was significant effects onthe growth and productivity of Arachis hypogaea L. The highest mean of heightplants was obtain by P 5 (76,7 cm), the highest mean wet weight of nodules wasobtain by P 3 (1,5388 g), the highest mean dry weight of plants was obtain by P 6(71,875 g), the highest mean dry weight of pods was obtain by P 4 (33,25 g) andthe highest mean dry weight of seeds was obtain by P 4 (20,1193 g).Keywords: Arachis hypogaea L., microbial consortium, biofertilizer,growth, productivityPendahuluanKacang tanah merupakan tanaman pangan kacang-kacangan yangmenempati urutan terpenting kedua setelah kedelai. Tanaman ini dapat digunakansebagai bahan pangan dan dapat diproses menjadi minyak. Sedangkan daunnyadapat digunakan sebagai makanan ternak. Selama tahun 2006 sampai dengantahun 2009 produksi kacang tanah berkurang 74.589 ton, tidak sebanding denganmakin bertambahnya penduduk Indonesia dari tahun ke tahun yangmengakibatkan volume impor kacang tanah meningkat (Rahmawati, 2012).Pertumbuhan tanaman membutuhkan unsur hara. Unsur-unsur hara yangdibutuhkan kacang tanah adalah N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium) dan Ca(kalsium) (Kanisius, 1989). Udara mengandung 80% nitrogen namun, persediaanyang sebanyak ini tidak dapat digunakan oleh tanaman (Dwidjoseputro, 1986)karena berada dalam bentuk N 2 . Fosfor dalam tanah, 70% berada dalam keadaantidak larut (Widawati dan Suliasih, 2006).Menurut Yuliarti (2009), tanah yang terus-menerus ditanami pasti akanberkurang kandungan unsur haranya. Kandungan unsur hara pada lapisanpermukaan tanah dapat ditingkatkan dengan pemupukan. Selama ini, pemupukankacang tanah sering menggunakan pupuk kimia. Pemakaian pupuk kimia secara
erlebihan dan terus menerus dapat merusak tanah karena membuat tanah cepatmengeras, tidak gembur, dan cepat menjadi asam (Anonimus, 2010). Oleh karenaitu, sekarang ini mulai dikembangkan pupuk alternatif untuk mengurangipenggunaan pupuk kimia, salah satu contohnya adalah biofertilizer.Istilah biofertilizer (pupuk hayati) digunakan sebagai nama kolektifuntuk semua kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagaipenyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman (Simanungkalitdkk., 2006). Pemberian konsorsium mikroba dilakukan karena masing-masingmikroba memiliki peran yang berbeda-beda.Azotobacter chroococcum dan Azospirillum brasilense merupakanbakteri yang dapat memfiksasi nitrogen bebas (Gardner dkk., 1991). Rhizobiumleguminosarum merupakan bakteri simbiotik yang dapat membentuk bintil akarpada tanaman legum. Bacillus megaterium dan Pseudomonas fluorescens dapatmelarutkan fosfor (Rai, 2005). Cellulomonas cellulans dan Saccharomycescerevisiae merupakan mikroba dekomposer.Penelitian tentang pemberian biofertilizer telah dilakukan pada tanamanpangan seperti padi dan jagung. Sedangkan penelitian pemberian biofertilizerpada tanaman kacang tanah belum dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas,maka pada penelitian ini diujicobakan pemberian konsorsium mikroba yang terdiriatas Azotobacter chroococcum, Azospirillum brasilense, Rhizobiumleguminosarum, Bacillus megaterium, Pseudomonas fluorescens, Cellulomonascellulans, dan Saccharomyces cerevisiae dalam biofertilizer terhadappertumbuhan dan produktivitas kacang tanah (Arachis hypogaea L.).Metode PenelitianTempat dan waktu penelitianPenelitian ini dilaksanakan di areal persawahan dusun Mojorejokabupaten Madiun, Jawa Timur dan Laboratorium Mikrobiologi, DepartemenBiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya. Penelitianini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Maret 2012.