Berita dari LapangMenanam Pohon, Menuai DamaiGerakan Menanam Satu Milyar PohonOleh:Yus Rusila Noor“When we plant trees, we plant the seeds of peace andseeds of hope” (Prof. Wangari Maathai - PenerimaHadiah Nobel Perdamaian 2004)Pada paruh akhir tahun 2004, dunia cukupdikejutkan dengan terpilihnya WangariMaathai, seorang wanita Kenya, sebagaipenerima hadiah Nobel Perdamaian. Agakmengejutkan, selain karena beliau mengalahkanbeberapa kandidat lain yang lebih diunggulkan, jugakarena pertimbangan utama pemberian hadiahtersebut adalah didasarkan pada kegiatannyamenanam jutaan pohon yang dikaitkan dengan isuHAM dan demokratisasi di negaranya. Pertimbangansemacam ini sebenarnya agak diluar kelaziman dalampemberian hadiah Nobel Perdamaian, yangsebelumnya lebih didominasi oleh penerima yangbergelut dibidang politik atau HAM “murni”. Dalamketerangannya, Ketua Komite Nobel Norwegia, OleDanbolt Mjoes, mengatakan, “Perdamaian di Bumibergantung pada kemampuan kita untukmenyelamatkan lingkungan hidup. Kami menambahkandimensi baru pada konsep perdamaian denganmenekankan pentingnya lingkungan, pembangunandemokrasi, HAM, dan terutama hak-hak perempuan”.Prof. Wangari menunjukan informasi kampanye tanam1 miliar pohon (Foto : Yus Rusila Noor)Meskipun terkesan mengejutkan, melihat sepakterjangnya serta catatan prestasinya selama ini,Wangari Maathai sebenarnya lebih dari pantas untukmenerima penghargaan tersebut. Beliau adalahwanita pertama di Afrika Timur dan Tengah yangmemperoleh gelar Doktor. Professor ilmu hewan yanglahir tahun 1940 ini juga telah menerima berbagaipenghargaan, termasuk UNEP’s Global 500 Hall ofFame and 100 heroines of the world serta deretanpenghargaan kelas dunia lainnya. Melalui organisasiyang ikut didirikannya pada pertengahan 1970-an,Green Belt Movement, Wangari beserta anggotanyayang sebagian besar wanita telah menanam lebih dari..... bersambung ke halaman 3026 • • • <strong>Warta</strong> <strong>Konservasi</strong> <strong>Lahan</strong> <strong>Basah</strong>
Berita dari Lapang○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○..... Sambungan dari halaman 24Perhitungan Burung-Air Asia ...........Lingkupan spesies: seluruh jenis burungairyang secara teratur ditemukan didaerah lahan basah, termasukdiantaranya: titihan, pecuk, pelican/undan,cangak, kuntul, bangau, ibis, paruhsendok, bebek, angsa, mandar, burungpantai,camar, dara-laut. Sebagai jenistambahan, jenis-jenis burung-pemangsa(raptors), raja udang dan burung lainyang bergantung pada lahan basah jugadicatat.HASILPeserta SensusHingga <strong>Warta</strong> ini tercetak, terkumpulsebanyak 35 lembar formulir hasilsensus. Berdasarkan data tersebut,tercatat total pengamat yang turut sertadalam kegiatan ini sebanyak 44 orangpengamat serta 11 organisasi yang tidakmenyebutkan nama individu/pengamatnya. Latar belakang pengamatumumnya dari akademisi (dosen &mahasiswa) biologi/kehutanan, kelompokpengamat burung setempat, anggota/staflembaga swadaya masyarakat (LSM)yang bergerak di bidang lingkungan,pengamat luar negeri yang kebetulanberada di <strong>Indonesia</strong> serta staf lembagapemerintah di bidang konservasi.Lokasi Sensus, Kondisi & TipeHabitatTotal sejumlah 26 lokasi penghitungantercatat dari 10 provinsi, yaitu: NanggroeAceh Darusalam (NAD), Sumatera Utara,Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NusaTenggara Barat dan Sulawesi Selatan.Beberapa lokasi dilaporkan lebih dari 1kali (Wonorejo, Jawa Timur; Sayung danKaliwungu di Jawa Tengah), untukmemperkecil bias penghitungan jumlahindividu di lokasi tersebut, datapenghitungan yang dimasukan hanyatemuan terbesar saja (untuk masingmasingjenis). Sebagian besar tipe lahanbasah yang dilaporkan adalah berupadaerah pantai, tambak dan persawahan.Perlindungan dan AncamanHanya sebagian kecil (17.39%) dariseluruh lokasi sensus yang diketahuimerupakan wilayah yang dilindungi olehPemerintah <strong>Indonesia</strong>, 8.70% dilindungisecara adat. Sebagian besar lainnyastatusnya tidak diketahui (39.13%), tidakdilindungi (30.43%).Lokasi sensus yang merupakan arealkonservasi adalah: Suaka MargasatwaMuara Angke dan Taman NasionalKarimun Jawa, ini hanya sebagian kecildari total sebanyak 55 suakamargasatwa, dan 41 taman nasionalyang terdapat di <strong>Indonesia</strong> (Anonim,2003). Teramati dari hasil ini bahwaperan-serta dari pengelola kawasankonservasi dalam AWC masih sangatterbatas, perlu untuk terus ditingkatkan.Mengingat data hasil AWC ini dapatdigunakan dalam prioritas pelestarianterutama pada kawasan lahan basah.Tercatat sebanyak 17 ancaman yangumum dilaporkan. Limbah domestiktercatat paling banyak dilaporkan yaitu14,63 % kemudian reklamasi, perburuandan penangkapan ikan skala keciltercatat dalam jumlah yang sama (9.76%). Penggunaan pestisida juga menjadipotensial ancaman di beberapa daerahsensus (7.32 %).Jumlah dan Jenis Burung-air yangdisensusTotal sejumlah 16.225 individu burungairterhitung dalam rangkaian kegiatanini. Jumlah individu burung-air terbanyakterhitung di wilayah Jawa Tengah yaitusebanyak 7.514 individu, disusul JawaTimur (3584) dan Banten (2636).Jumlah individu tersebut tergolong dalam66 jenis, atau sekitar 35 % dari jumlahjenis burung-air yang tercatat (pernah)ditemukan di <strong>Indonesia</strong>.Kuntul Kerbau Bubulcus ibis, sebanyak6.839 individu merupakan jenis yangpaling banyak terhitung, disusul BlekokSawah Ardeola speciosa (1.482) danKuntul Kecil (1016).Burung-air yang dilindungiSebanyak 17 jenis burung-air yang terhitungdalam AWC 2007 termasuk jenis dilindungiundang-undang di <strong>Indonesia</strong>. Tiga jenisdiantaranya yaitu: Bangau Bluwok (Mycteriacinerea), Kuntul Cina (Egretta eulophotes) danBangau Tongtong (Leptoptilos javanicus) jugamerupakan spesies yang terancam kepunahankategori rentan (Vulnerable) menurut IUCNRed List (IUCN, 2006). Bluwok juga dimasukandalam App. I oleh CITES, yang berarti spesiesyang paling terancam kepunahannya sehinggadilarang diperjual-belikan kecuali pertukaranuntuk kebutuhan non-komersial, oleh institusipenelitian (UNEP-WCMC, 2007).EVALUASIKegiatan AWC 2007 telah dilaksanakan diwilayah <strong>Indonesia</strong>. Berkaca pada rangkaianproses mulai dari informasi awal berupapengiriman undangan (baik melalui internet,komunikasi lisan serta 1.000 undangan yangdikirim bersama WKLB), dikaitkan dengan hasilyang diterima dan dicapai, serta dibandingkandengan hasil pada tahun 2006 lalu, belumterlihat peningkatan yang signifikan baik darijumlah lokasi pengamatan maupun jumlahburung yang terhitung. Namun dari segi jumlahpartisipan atau peserta yang terlibat dalamkegiatan ini, cukup meningkat denganmunculnya pengamat-pengamat baru.Komunikasi serta jaringan informasi yang baikdiharapkan dapat terus ditingkatkan. ••* Koordinator Nasional AWC di <strong>Indonesia</strong> &Biodiversity Conservation Officer - WIIPVol 15 no. 1, April 2007 • • • 27