VryH0F

fokusAburizal BakrieANTARA FOTO/Andika Wahyupernyataan kepada Bursa Efek Indonesia.Utang paling mencolok adalah kepada CreditSuisse cabang Singapura. Laporan-laporankeuangan dan tahunan Bakrie menyebutkankreditor ini sekarang memegang 21,6 persensaham Bakrie & Brothers sebagai agunan.Awal utang Bakrie & Brothers (dan perusahaanBakrie lain, yakni Long Haul) kepadaCredit Suisse terjadi pada 2010 sebesar US$240 juta (sekitar Rp 2,3 triliun) dan tahun berikutnyaditambah menjadi US$ 597 juta (sekitarRp 6 triliun). Tujuan berutang? Untuk menutuputang-utang yang lain.Pada akhir 2013, kredit ke Credit Suissetinggal Rp 2,4 triliun. Tapi, dalam laporan keuangankuartal pertama 2014, Bakrie menyatakanutang kepada Credit Suisse di bawah Rp1 triliun karena sebagian dilunasi pada Maret.Dana pelunasan itu didapatkandari pinjamankepada perusahaanlain lagi, yakni ConicInvestments Ltd.Cara lain mengatasiutang, selaingali lubang tutup lubang, adalah melepas anakusaha. Saat utang kepada Credit Suisse jatuhtempo pada Oktober 2011, Bakrie membayarnyadengan menjual separuh saham Bumi Plckepada Samin Tan seharga US$ 1 miliar (Rp 10triliun), meski kemudian pada awal 2012 Bakrie& Brothers berutang lagi kepada Credit Suissesebesar US$ 193,9 juta (sekitar Rp 2 triliun).Langkah lain adalah menjual aset besar,seperti jalan tol. Dari enam ruas yang dimiliki,tinggal ruas tol Cimanggis-Cibitung yang masihdipunyai Bakrie. Sisanya, termasuk ruas Kanci-Pejagan yang sudah beroperasi, dilego kepadaHary Tanoesoedibjo. Bahkan lahan untuk kawasanwisata di Lido, Jawa Barat, masuk paketyang dilepas kepada bos Grup MNC ini.Dari penjualan jalan tol pada akhir 2012 itu,Grup Bakrie mendapatkan Rp 2,1 triliun. DirekturUtama Bakrieland Ambono Janurianto saatitu mengatakan seluruh hasil penjualan akandipakai untuk membayar utang, baik utang dariproyek tol ini sendiri maupun utang sindikasi.Penjualan saham bernilai triliun rupiah itu diluar sejumlah pelepasan sebagian atau seluruhsaham anak usahanya, yang nilainya puluhanMajalah detik 25 - 31 agustus 2014