12.07.2015 Views

20150209_MajalahDetik_167

20150209_MajalahDetik_167

20150209_MajalahDetik_167

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

KULINERgigitan tahunya.Nah, sekaranggiliran sayamenyantaphidangan Soloyang melegenda,SelatSolo (Rp 32ribu). Sekilas,hidanganini menyerupaisteak, tapi telah berakulturasi denganmakanan khas Solo.Satu piring Selat Solo berisi daging sapi,selada, kentang, wortel, buncis, telur pindang,keripik kentang, dan acar mentimun. Dibandingsteak, selat Solo lebih mirip daging semur.Rasanya sedikit asam karena terdapat campuransedikit mustard. Potongan daging sapinyatidak terlalu besar. Teksturnya empuk danlembut. Saya suka.Selain nasi liwet, nasi langgi merupakan hidangankhas Solo. Saya memesan Nasi LanggiKuning Spesial (Rp 33 ribu). Tampilannya sangatmeriah.Mengapa? Selain nasinya berwarna kuning,lauk-pauk yang menyertai nasi amat sangatberagam. Ada sambal goreng kentang, ayam,abon sapi, telur dadar potong tipis, dan serundengkelapa. Kering kentang berwarna keemasan,lalapan, sambal, dan kerupuk udang.Benar-benar ramai dan tentu saja menggodauntuk segera disantap.Mulailah menyantap masing-masing laukdan nasinya. Resapi tiap-tiap rasanya. Barusetelah itu, campurlah seluruh komponen dandimakan bersamaan.Rasa gurih, pedas, dan segar bercampurmenjadi satu. Dijamin nikmat. Sayang, dagingayamnya agak alot. Mungkin kurang lama dimasak.Untuk penutup, saya memesan es cincau (Rp20 ribu). Cincau hijau berkolaborasi de ngangurihnya santan kelapa dan sirop gula putihbenar-benar menjadi penutup mulut yang manisuntuk saya. n MELISA MAILOA | KEN YUNITAMAJALAH DETIK 9 - 15 FEBRUARI 2015

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!