13.07.2015 Views

Preview - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Preview - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Preview - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

218 <strong>Kementerian</strong> <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> Usaha Kecil <strong>dan</strong> Menengah Republik Indonesia Laporan Kegiatan Oktober 2009–Desember 2010 Laporan Kegiatan Oktober 2009–Desember 2010 <strong>Kementerian</strong> <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> Usaha Kecil <strong>dan</strong> Menengah Republik Indonesia 219Kaji Tindak Rintisan Usaha <strong>Koperasi</strong> Dalam ProduksiPupuk Organik (lanjutan)Kajian Isu-isu Strategis/Aktual tentang <strong>Koperasi</strong><strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>Hasil dari rintisan kajian ini adalah terciptanya bi<strong>dan</strong>g usaha baru yaitu peningkatan mutu manajemenpengelolaan bi<strong>dan</strong>g usaha koperasi dalam pengolahan sampah menjadi pupuk organik, <strong>dan</strong> pemasaran hasilproduk pupuk organik. Aktivitas bimbingan teknis serta monitoring <strong>dan</strong> evaluasi telah dilaksanakan di ProvinsiBali (<strong>Koperasi</strong> Sari Guna), Provinsi Jawa Timur (KUD Karang Ploso), <strong>dan</strong> Provinsi Jawa Barat (<strong>Koperasi</strong> Mitra TaniParahyangan Cianjur, <strong>dan</strong> Koppas Kemang Bogor).Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan mutu <strong>dan</strong> kuantitas pupuk organik serta peran koperasi dalammemenuhi kebutuhan petani.Salah satu inovasi koperasi peserta kegiatan produksi pupuk organik adalah dengan mengkombinasikan pupukkompos dengan kotoran hewan (kohe). Di samping itu, pupuk organik yang diproduksi koperasi telah melewati ujilaboratorium, sehingga tingkat kepercayaan petani terhadap pupuk organik semakin meningkat.KUD Karangploso pada periode Januari sampai Oktober 2010 telah memproduksi 18.417 kwintal, penjualan15.734 kwintal <strong>dan</strong> dipasarkan di daerah Malang, Blitar, Batu, Bali <strong>dan</strong> ke PT Petroganik, dengan harga ratarataper kilogram Rp 215,-. Tenaga kerja baru terserap sebanyak 25 orang yang terdiri dari lima orang sopir,tenaga harian lepas 12 orang, <strong>dan</strong> tenaga pengolahan delapan orang, dengan upah harian Rp 35.000,-.Pada <strong>Koperasi</strong> Mitra Tani Parahyangan (MITAPA), bahan baku pupuk organik berasal dari tujuh sumber pengadaanlimbah dengan hasil produk pupuk kompos sebanyak 4.090 kg per hari. Pengujian penggunaan pupuk organikMITAPA pada tanaman padi sawah menunjukkan hasil jumlah butir hampa <strong>dan</strong> bernas 139/malai <strong>dan</strong> butirhampanya 12/ malai, serta kualitas bobot butir produksi per hektar 6.800 kg. Pada KSU Sari Guna, KabupatenBangli, akan dilakukan pemindahan lokasi peralatan mesin produksi ke lahan milik koperasi dari lahan milikPemda. <strong>Koperasi</strong> ini telah memproduksi pupuk organik sebanyak 20 ton <strong>dan</strong> telah terjual 10 ton dengan hargaRp 7.500/kg.Pengembangan pupuk organik oleh koperasi dengan bahan baku sampah <strong>dan</strong> kotoran hewan telah meningkatkanproduksi tanaman pangan serta menyeimbangkan struktur tanah. Uji terapan dilakukan atas penggunaan pupukorganik MITAPA dengan pupuk non-organik terhadap tanaman padi, dengan hasil kualitas bobot butir padi yangmenggunakan pupuk organik MITAPA lebih tinggi dibanding penggunaan pupuk non-organik yaitu 6.800 kg/hasementara an-organik 6.721 kg/ha.Usaha pupuk organik KUD Karangploso telah diikuti oleh enam koperasi, yaitu KUD Baik Kecamatan Pujon, KUDGon<strong>dan</strong>glegi Kecamatan Gon<strong>dan</strong>glegi, KUD Pakis kecamatan Pakis, KAN Jabung kecamatan Jabung, <strong>Koperasi</strong>Padita Kecamatan Tumpang, <strong>dan</strong> KUD Sumber Makmur Kecamatan Ngantang. Dalam pengembangan kegiatan usahapupuk organik selanjutnya, KUD Karangploso mendapat bantuan dari Deputi Produksi untuk pengadaan dolomitesebagai bahan baku campuran pembuatan pupuk granula (dolomite, kotoran hewan).a. Kajian Awal Kebijakan ACFTA <strong>dan</strong> Kaitannya dengan <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>Dari kajian ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:• Secara normatif sesungguhnya ACFTA ini merupakan peluang bagi <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>di Indonesia untuk memperbesar produksi, mengisi pasar bersama yang sangat besaryaitu 1,8 miliar penduduk.• Sebagian besar daya saing produk industri <strong>dan</strong> manufaktur Indonesia masih lemah,sementara daya saing produk dari negara lainnya (ASEAN-China) lebih kuat. Situasi ini dapatmengakibatkan tingkat produksi <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong> tertekan, yang artinya <strong>UKM</strong> yang bergerakdalam kegiatan produksi akan mengalami kesulitan (data BPS ada sekitar 57% <strong>UKM</strong> bergerakdi bi<strong>dan</strong>g produksi).• Dengan berkembangnya perdagangan dalam pasar bersama (ACFTA) maka volume perdaganganakan meningkat, sehingga <strong>UKM</strong> yang bergerak di sektor jasa <strong>dan</strong> perdagangan diperkirakantidak akan mengalami kesulitan karena produk yang mereka jual sudah sesuai selera pasartanpa membedakan asal usul barang tersebut (data BPS, <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong> disektor jasa<strong>dan</strong> perdagangan sebesar 29%).Berkaitan dengan hal tersebut diusulkan beberapa langkah antara lain:• Penguatan daya saing global.• Pengamanan pasar domestik.• Penguatan ekspor.• Bimbingan yang berkesinambungan agar <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong> dapat menerapkan manajemenstok yang lebih adaptif terhadap pasar, <strong>dan</strong> differensiasi pasar yang memungkinkan terjadinyasubsidi silang.• Perlu dilakukan kajian yang berkelanjutan terhadap kondisi <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>.• Perlu diberi peran yang lebih besar kepada trading house (BLU/LLP <strong>dan</strong> atau Induk <strong>Koperasi</strong>Perdagangan) untuk melakukan penetrasi produk-produk <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong> di berbagainegara ASEAN <strong>dan</strong> China yang dilakukan secara periodik, (misalnya selama satu bulanpada tiap-tiap negara).• Perlu dilakukan koordinasi <strong>dan</strong> sinergi pada aparat pusat <strong>dan</strong> daerah dalam menata produkprodukyang dapat diproduksi <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>, serta menggalakkan pemakaian produksidalam negeri.b. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kota melalui <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>Kajian isu strategis ini mengemukakan beberapa hal penting antara lain:• Kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat telah dilakukan melalui pemberdayaan <strong>Koperasi</strong><strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>.• Kebijakan pemberdayaan ekonomi daerah telah disusun melalui lintas sektoral dengan tujuanuntuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern <strong>dan</strong> berdaya saing tinggi <strong>dan</strong> melaluimekanisme pasar yang benar.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!