Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
inginkan, dan (dalam penilaian kita) tidak layak, dengan sikap “ini<br />
tidak adil.” Sikap ini menggerogoti kita seperti halnya kanker atau<br />
kusta. Sikap ini sebuah pembunuh yang menghancurkan sukacita,<br />
pengharapan, iman, kasih dan kebergunaan kita bagi Kristus. Dan<br />
dari pengalaman pribadi dan konseling bertahun-tahun digabungkan<br />
dengan pengetahuan alkitabiah, saya juga mengenali bahwa<br />
tidak ada yang lebih menolong bagi kita dalam mengatasi hasilhasil<br />
tragis yang telah terinfeksi dengan sikap “ini tidak adil” selain<br />
memiliki pengenalan mengenai siapa dan apa Allah sesungguhnya<br />
dan implikasi-implikasi dari pengenalan itu.<br />
Implikasi-implikasi praktis dari kebenaran-kebenaran mengenai<br />
Allah yang dipresentasikan dalam buku ini baru-baru ini<br />
diilustrasikan melalui sebuah surat yang ditulis oleh Pendeta John<br />
Sales. Beliau melaporkan dampak kebakaran yang menghebohkan<br />
dan menghancurkan, yang menghanguskan seluruh wilayahnya di<br />
California bagian selatan pada Oktober 2007. Dalam kebakaran<br />
itu, ribuan rumah terbakar, dan lebih dari lima ratus ribu orang<br />
harus melarikan diri dari rumah mereka—beberapa dari mereka<br />
berlari dengan serta merta.<br />
Dalam surat tersebut pendeta Sales dengan jelas menggambarkan<br />
pelayanan ibadah Minggu di gerejanya setelah kebakaran<br />
tersebut sudah dapat diatasi. Apa yang ia tulis mengandung kesaksian<br />
tentang keberanian dan kekuatan yang dihasilkan dari pengenalan<br />
dan kepercayaan kepada Allah bagi kita. Di tengah situasi<br />
yang disebut dunia sebagai malapetaka, ia dan umatnya mampu<br />
untuk menghindar sikap “ini tidak adil” karena keyakinan mereka<br />
terhadap kebenaran-kebenaran yang dipresentasikan dalam buku<br />
ini. Suratnya, sekalipun mengekspresikan sebuah catatan dukacita,<br />
tetapi juga memperdengarkan sebuah catatan keyakinan, seiring<br />
umat Tuhan di tengah tragedi yang terjadi, berjumpa untuk memberi<br />
dorongan satu sama lain dan memuji dan menyembah Allah:<br />
15 | pendahuluan