19.04.2016 Views

Bertahan dalam Impunitas

Indonesia%20Report%20-%20Bertahan%20dalam%20Impunitas-low

Indonesia%20Report%20-%20Bertahan%20dalam%20Impunitas-low

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perempuan yang Hilang <strong>dalam</strong> Ruang dan Waktu<br />

bersekolah di Dili, tinggal bersama kerabat Olandina. Anak laki-laki,<br />

yang waktu itu berumur 12 tahun, tinggal dengan kerabat yang lain,<br />

tetapi menyusul beberapa tahun kemudian dan tinggal bersama<br />

Olandina. Setelah ia tamat dari SMA ia bekerja di Sulawesi. Sekarang ia<br />

telah kembali ke Dili dan bekerja di sana.<br />

Sedangkan putri kedua Olandina tetap tinggal karena dia sedang<br />

belajar untuk menjadi seorang biarawati. Pada tahun 2002 Olandina<br />

mendengar bahwa anaknya ini telah meninggal dunia karena sakit.<br />

"Waktu anak saya meninggal, saya berusaha untuk<br />

urus paspor dan visa, namun tidak berhasil. Saya sakit<br />

hati dan sedih karena saya tidak bisa menyaksikan<br />

dan menghadiri kematian anak kandung saya. Melihat<br />

kuburannya juga saya tidak pernah."<br />

Waktu Olandina dan kedua putrinya keluar dari Timor Timur, mereka<br />

mengungsi bersama salah satu kakak laki-laki Olandina, istrinya, dan<br />

lima anak-anaknya. Kakak Olandina dan istrinya meninggal sekitar<br />

tahun 200 dan 2004. Sejak itu, Olandina yang menjaga kelima anak<br />

mereka. Anak sulung dari kakak laki-lakinya sekarang telah menikah<br />

dan tinggal di Tuapukan. Anak kedua seorang pendeta yang melayani<br />

gereja di Papua. Anak ketiga, yang ada di Mataram ketika orang tuanya<br />

meninggal, telah kembali dan tinggal sendiri di Tuapukan. Kedua<br />

perempuan yang lebih kecil saat ini masih sekolah di salah satu SMA<br />

Katolik di Kupang.<br />

227<br />

Olandina merasa sedih karena kehilangan anggota keluarganya, mereka<br />

hidup tercerai-berai. Dia pun masih harus terus berjuang untuk bertahan<br />

hidup dan berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya agar mereka<br />

bisa mendapatkan pekerjaan yang baik dan membantunya di masa<br />

depan. Namun pilihan di Tuapukan, bekas kamp yang menjadi tempat<br />

tinggal dia hingga sekarang, sangatlah terbatas. Dia pernah menerima<br />

bantuan dari salah satu LSM, tapi hanya sampai tahun 2002. Meskipun<br />

dia pada awalnya dijanjikan sebuah rumah dan sebidang tanah oleh<br />

pemerintah Indonesia, namun bantuan yang dia terima sangat kecil. Dia<br />

akhirnya menggunakan tanah milik pemerintah untuk berkebun.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!