03.10.2016 Views

Sriwijaya Agustus low

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

96<br />

FOOTNOTE<br />

Mal Sebagai Representasi Indonesia<br />

SAYA AKUI DIRI SAYA ADALAH SALAH SEORANG PENIKMAT SENI DAN BUDAYA.<br />

SETIAP SAYA PERGI KE BEBERAPA LOKASI-LOKASI BARU, EKSPLORASI SENI DAN<br />

BUDAYA ADALAH HAL YANG TERSELIP DI ANTARA JADWAL-JADWAL PEKERJAAN.<br />

sETIAP SAYA pergi ke beberapa lokasi-lokasi baru,<br />

eksplorasi seni dan budaya adalah hal yang terselip<br />

di antara jadwal-jadwal pekerjaan.<br />

Bercermin dari hal tersebut, saya sering sekali<br />

kesulitan untuk menjawab pertanyaan “Ada apa di Jakarta?”<br />

Tentunya tidak mungkin saya berkata ‘traffic jam’. Jika saya<br />

berkata Taman Fatahillah dan Taman Mini Indonesia Indah<br />

mungkin cukup memberikan kepuasan akan jawaban tersebut.<br />

Namun permasalahan ‘traffic jam’ tentunya akan menjadi<br />

kendala karena dua lokasi objek wisata tersebut berjarak<br />

cukup jauh dari pusat kota Jakarta.<br />

Museum mini tersebut bisa menjadi sebuah tempat yang<br />

menampilkan berbagai hal tentang Indonesia seperti<br />

kain, perhiasan, dan keseniannya berupa tari-tarian atau<br />

musik tradisional. Ada baiknya pertunjukkan kesenian ini<br />

dijadwalkan secara teratur. Hal ini bisa turut membantu<br />

para mahasiswa seni di Indonesia, dimana mereka bisa<br />

menampilkan keahlian mereka masing-masing.<br />

Semoga ide saya ini bisa membantu pelestarian budaya<br />

Indonesia. Cara ini diharapkan bisa memperkenalkan<br />

Indonesia. Karena sesugguhnya kebudayaan Indonesia<br />

yang menjadi ciri khas bangsa ini.<br />

Bisa dikatakan bahwa tulisan ini ingin sedikit berbagi inspirasi<br />

tentang bagaimana ‘wajah’ Indonesia bisa direpresentasikan<br />

bahkan tidak di kota-kota tujuan pariwisata sekalipun.<br />

Kota-kota bisnis seperti Jakarta, Surabaya, Pontianak, atau<br />

Pekanbaru berlomba-lomba membangun mal di tengah<br />

kota. Hal inilah yang justru mencetuskan ide di benak saya.<br />

Bagaimana jika membuat museum mini di dalam mal? Bukan<br />

sekedar museum, tapi sebuah pusat pengenalan segala hal<br />

tentang Indonesia.<br />

“ADA BAIKNYA PERTUNJUKKAN<br />

KESENIAN INI DIJADWALKAN SECARA<br />

TERATUR. HAL INI BISA TURUT<br />

MEMBANTU PARA MAHASISWA SENI<br />

DI INDONESIA, DIMANA MEREKA BISA<br />

MENAMPILKAN KEAHLIAN MEREKA<br />

MASING-MASING.<br />

Erwin Yap<br />

Edukator & Konsultan Metafisika Tiongkok,<br />

Traveler, Pemerhati Seni dan Budaya<br />

Hp: 08999099889<br />

www.erwinyap.com<br />

EDISI 66 | AGUSTUS 2016 |

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!