ilana tan - summer in seoul

More documents

Recommendations

Info

mengembuskannya perlahan. Sekali, dua kali, tiga kali, dan tiba-tiba saja air matanya bergulir turun. Ia menghapusnya dengan telapak tangan, lalu menarik napas panjang dan mengembuskannya lagi. Kang Young-Mi merapikan rambutnya yang tertiup angin dengan jari-jari tangan. Ia dan Sandy sedang duduk-duduk di kafe langganan mereka. Karena cuaca sore hari ini bagus sekali, mereka memilih meja di luar yang dinaungi payung besar bergaris-garis biru dan putih. Young-Mi mengamati temannya yang duduk di hadapannya dengan dahi berkerut. Sandy sedang mengaduk-aduk cappuccino-nya dengan gerakan lambat. Young-Mi merasa sikap temannya agak lain. Akhir-akhir ini Sandy sering melamun, sepertinya banyak sekali yang dipikirkannya. Young-Mi pernah berusaha mencari tahu apa yang ada dalam benak Sandy, tapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan. “Soon-Hee, hari ini Jung Tae-Woo pulang, ya?” tanya Young-Mi sambil lalu. Sandy tidak menjawab, bahkan mengangkat wajah pun tidak. Ia masih terus mengaduk cappuccino-nya. Kang Young-Mi menarik napas dalam-dalam. “Hei, Han Soon-Hee!” Kali ini Sandy tersentak dan menatapnya dengan pandangan bertanya. “Apa? Kenapa?” “Aku tanya, Jung Tae-Woo kembali hari ini, bukan?” “Oh, tidak. Tadi siang dia menelepon dan bilang tidak jadi pulang hari ini,” jawab Sandy sambil mengangkat bahu. “Katanya ada urusan mendadak atau semacamnya. Mungkin besok baru pulang.” “Begitu?” Young-Mi mengangguk-angguk dan terdiam. Setelah berpikir sebentar, ia bertanya lagi, “Wah, jangan-jangan dia selingkuh dengan artis Jepang?” Sandy tertawa ringan. “Kalau dia memang bisa selingkuh atau setidaknya punya hubungan dengan wanita, bukankah sejak awal aku tidak dibutuhkan?” Young-Mi ikut tertawa. “Benar juga,” katanya. “Jadi kau akan pindah setelah dia pulang nanti?” Sandy mengangkat wajah dan memiringkan kepala. “Mmm, begitulah. Rasanya tidak enak kalau aku pindah begitu saja tanpa bilang dulu padanya, kan?” Young-Mi mencondongkan tubuhnya ke depan. “Maksudku, kenapa kau tidak tetap tinggal di rumah Jung Tae-Woo saja? Aku rasa dia tidak akan keberatan.” Mata Sandy melebar. “Kau gila? Kalau ketahuan, itu bisa jadi skandal besar! Para wartawan tabloid gosip bakal jungkir balik saking senangnya,” katanya. “Lagi pula ibuku juga marah-marah. Akan jauh lebih baik kalau aku punya tempat tinggal sendiri. 118
Masa aku bisa berdiam diri membiarkan Jung Tae-Woo menanggungku? Masa dia mau menanggungku? Yang benar saja.” Young-Mi berdeham, menatap kesepuluh kuku jari tangannya yang dipotong rapi dan berkata, “Bukankah dia suka padamu?” Walaupun Sandy tidak menunjukkan ekspresi apa pun, sudah tentu Young-Mi bisa menduga hubungan Soon-Hee dan Jung Tae-Woo tidak sesederhana yang mereka katakan. Ia yakin Jung Tae-Woo tertarik pada Sandy. Kenapa ia bisa yakin? Karena Jung Tae-Woo mengizinkan gadis itu tinggal di rumahnya, membelikan ponsel untuknya, dan merayakan ulang tahunnya. Lalu selama berada di Jepang, laki-laki itu sering menelepon Sandy, kalau tidak menelepon, ia akan mengirim pesan singkat melalui ponsel. Young-Mi nyaris yakin sebenarnya Sandy juga tertarik pada Jung Tae- Woo, tapi ia tidak punya alasan kuat yang mendukung keyakinannya itu. Sandy snediri tidak pernah secara blakblakan mengatakan ataupun menunjukkan perasaan tentang masalah yang satu ini. “Bagaimana?” tanya Young-Mi. “Kau sendiri juga bisa merasakannya, kan?” Sandy menatapnya sambil tersenyum samar. “Merasakan apa? Kau ini ada-ada saja. Oh ya, aku belum berterima kasih padamu karena sudah seharian ini kau menemaniku mencari apartemen baru. Kau mau membantuku memilih perabot, kan? Harus kukatakan dulu bahwa aku hanya sanggup membeli beberapa perabot dasar. Kalau pindah nanti, aku pasti akan membutuhkan bantuanmu lagi.” Young-Mi tidak berkomentar apa-apa. Ia mengembuskan napas perlahan dan bersandar kembali ke kursi plastiknya. “Tentu saja,” katanya setelah terdiam beberapa saat. “Aku akan membantumu.” Tae-Woo melepaskan kacamata hitam setelah mobil yang ditumpanginya melaju di jalan dan meninggalkan bandara. Ia menyandarkan kepala ke kursi dan menoleh ke arah Park Hyun-Shik yang duduk di sampingnya. “Hyong, sekarang kita ke mana?” tanyanya. Park Hyun-Shik menjawab, “Bukankah tadi kita bilang mau minum-minum bersama yang lain? Para anggota staf juga sudah bekerja keras di Jepang. Sudah sepantasnya mereka bersenang-senang sedikit. Kau juga.” Tae-Woo berpikir sejenak, lalu mengeluarkan ponsel dari balik jasnya. Ia menekan tombol sembilan dan menempelkan ponselnya ke telinga. Park Hyun-Shik tersenyum. “Menelepon dia?” Tae-Woo memandang manajernya dan mengedipkan mata. 119
Page 1 and 2:
Summer in Seoul Ilana Tan 1
Page 3 and 4:
Prolog Dulu kalau aku tak begitu, k
Page 5 and 6:
Satu “SEKARANG aku masih di jalan
Page 7 and 8:
soju*. Pria berkacamata itu masih m
Page 9 and 10:
Kemudian ponsel kedua pria itu berb
Page 11 and 12:
Tae-Woo mengerutkan kening karena b
Page 13 and 14:
Sandy melangkah masuk dan membiarka
Page 15 and 16:
“Oh, bukan. Saya tidak bermaksud
Page 17 and 18:
dengan Jung Tae-Woo, kau tahu? Dan
Page 19 and 20:
“Kepalamu masih sakit?” tanya Y
Page 21 and 22:
Park Hyun-Shik menghela napas. “M
Page 23 and 24:
Sandy mendorong rak beroda yang nya
Page 25 and 26:
agaimana seseorang bisa melupakan a
Page 27 and 28:
Sandy mengerjap-ngerjapkan mata den
Page 29 and 30:
“Apa yang sudah kulakukan?” ia
Page 31 and 32:
Tiga “SOON-HEE SSI, sebaiknya pin
Page 33 and 34:
“Kenapa harus aku? Kau saja yang
Page 35 and 36:
“Kau lihat? Sudah lihat?” Young
Page 37 and 38:
“Tidak ada alasan khusus,” jawa
Page 39 and 40:
“Kau bisa baca sendiri beritanya
Page 41 and 42:
Sandy memungut sumpit yang jatuh da
Page 43 and 44:
Empat “HYONG, hari ini tidak ada
Page 45 and 46:
Tae-Woo tidak menjawab, hanya bergu
Page 47 and 48:
“Entahlah, aku belum tahu,” jaw
Page 49 and 50:
pada manekin itu. Syal bermotif kot
Page 51 and 52:
Sandy mengalihkan pandangan dari ke
Page 53 and 54:
dengan senyuman dan acungan jempol.
Page 55 and 56:
Ketika Sandy berdiri di depan Jung
Page 57 and 58:
Kenapa temannya yang satu ini pinta
Page 59 and 60:
menarik napas perlahan-lahan dan me
Page 61 and 62:
“Kenapa tiba-tiba sakit tenggorok
Page 63 and 64:
Sandy terkejut. Astaga! Lagi-lagi i
Page 65 and 66:
“Lalu bagaimana?” “Kita pesan
Page 67 and 68: Tae-Woo menarik napas dalam-dalam.
Page 69 and 70: Young-Mi menoleh. “Hm?” “Albu
Page 71 and 72: “Maaf, Jeong-Su ssi. Ada urusan m
Page 73 and 74: tempat duduk pengemudi. Sebelum mas
Page 75 and 76: “Jadi, Jung Tae-Woo, siapakah wan
Page 77 and 78: “Mm? Kau bilang apa?” Sandy men
Page 79 and 80: “Dia kelihatan masih muda ya.”
Page 81 and 82: “Jadi temanmu sudah tahu tentang
Page 83 and 84: “Kau kenal ibunya?” tanya Park
Page 85 and 86: meneleponnya. Apakah anak itu sedan
Page 87 and 88: Tae-Woo hanya bisa mendengarkan dal
Page 89 and 90: Jung Tae-Woo. Sandy tidak sepenunya
Page 91 and 92: “Tidak ada makanan. Kenapa Ibu cu
Page 93 and 94: Sandy menggeleng-geleng sambil meng
Page 95 and 96: Sandy berdiri di sana dengan tangan
Page 97 and 98: sambil mencari tempat tinggal baru.
Page 99 and 100: “Kau teman Sandy?” tanyanya ram
Page 101 and 102: Sepuluh ENTAH sudah yang keberapa k
Page 103 and 104: “Jung Tae-Woo ssi, kau serius mau
Page 105 and 106: Jin Da-Rae menarik lengan Lee Jeong
Page 107 and 108: Jeong-Su tersentak dan menatap wani
Page 109 and 110: “Jung Tae-Woo, kenapa kita ke tem
Page 111 and 112: “Tapi lagu itu bagus. Tidak suka?
Page 113 and 114: “Tidak perlu kue segala,” sela
Page 115 and 116: Sebelas SEBELUM berangkat ke kampus
Page 117: “Kenal? Seperti apa?” desak ibu
Page 121 and 122: Sandy duduk di hadapannya. “Aku i
Page 123 and 124: Jung Tae-Woo tepekur sejenak, lalu
Page 125 and 126: Sandy ragu sejenak. “Ada apa?”
Page 127 and 128: Tae-Woo menggeleng dan tersenyum.
Page 129 and 130: Sebelum Sandy sempat menjawab, pons
Page 131 and 132: Seiring setiap langkah, semakin jel
Page 133 and 134: kembali beralih ke wajah Jung Tae-W
Page 135 and 136: Sandy mengangkat dagu, menantangnya
Page 137 and 138: Tiga Belas “SANDY, setelah Mama p
Page 139 and 140: Sandy meringis. “Ih, Onni kan tah
Page 141 and 142: Tae-Woo yang sudah berjalan mencapa
Page 143 and 144: “Kenapa selama ini kau tidak pern
Page 145 and 146: Belum begitu jauh meninggalkan ruma
Page 147 and 148: mengenal dirimu, mengenalmu lebih b
Page 149 and 150: Empat Belas SEJAK hari itu, Sandy m
Page 151 and 152: “Mm,” jawab Sandy sambil menger
Page 153 and 154: “Di bandara.” Tae-Woo mengerutk
Page 155 and 156: “Apa itu gebetan?” Mata Tara me
Page 157 and 158: Ah, ternyata belum dihapus. Syukurl
Page 159 and 160: dihubungi. Dia yang mengatakan pada
Page 161 and 162: aku harus bagaimana? Menurutku, aku
Page 163 and 164: Tae-Woo menggenggam tangan Sandy. T
Page 165 and 166: Sandy cepat-cepat menahannya. “Tu
Page 167 and 168: Aku bisa merelakan hari-hariku untu
Page 169 and 170:
Epilog “KAU akan pergi ke Amerika
Page 171:
Sandy melihat Jung Tae-Woo agak kag
show all

ilana tan - summer in seoul

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?