Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
“Tentu saja marah kalau kedua anak perempuannya mendadak jadi bahan pembicaraan<br />
tidak enak di tabloid-tabloid, di saat yang sama pula,” jelas Sandy.<br />
“Tapi sebenarnya kau tidak menyalahkan Jung Tae-Woo atas kecelakaan kakakmu<br />
itu, kan?” <strong>tan</strong>ya Young-Mi hati-hati.<br />
“Tidak,” jawab Sandy. Ia menghela napas dan menegaskan sekali lagi, “Tidak.”<br />
“Lalu kenapa kau tidak menemu<strong>in</strong>ya?”<br />
“Karena kami perlu waktu untuk berpikir. Walaupun aku tidak menyalahkannya,<br />
bagaimanapun pasti ada ganjalan di antara kami. Apalagi aku juga harus memikirkan<br />
ibuku.”<br />
Mereka berdua terdiam sejenak, sibuk dengan pikiran mas<strong>in</strong>g-mas<strong>in</strong>g. Kemudian<br />
Young-Mi ber<strong>tan</strong>ya, “Berapa lama kau akan t<strong>in</strong>ggal di Jakarta?”<br />
Sandy mengangkat bahu. “Mungk<strong>in</strong> cuma satu m<strong>in</strong>ggu. Mungk<strong>in</strong> lebih. Entahlah.<br />
Yang pasti, aku akan kembali.”<br />
“Kau sudah memberitahu Jung Tae-Woo soal <strong>in</strong>i?”<br />
Sandy menggeleng. “Apakah perlu?”<br />
“Kurasa itu per<strong>tan</strong>yaan bodoh.”<br />
Sandy memir<strong>in</strong>gkan kepala. “Aku tidak tahu bagaimana harus memberitahunya.”<br />
“Jangan mem<strong>in</strong>taku melakukannya,” kata Young-Mi begitu melihat tatapan Sandy.<br />
“Kau harus mengatakannya sendiri.”<br />
Tae-Woo memeriksa penampilannya di depan cerm<strong>in</strong>. Lima menit lagi ia harus tampil<br />
di depan kamera. Hari <strong>in</strong>i ia akan tampil dalam acara b<strong>in</strong>cang-b<strong>in</strong>cang yang cukup<br />
populer. Tentu saja gosip yang pal<strong>in</strong>g hangat ten<strong>tan</strong>g dir<strong>in</strong>ya akan dikonfirmasi. Tidak<br />
apa-apa. Ia sudah siap. Melalui cerm<strong>in</strong>, ia melihat Park Hyun-Shik menghampiri dari<br />
belakang. Manajernya menunjuk jam <strong>tan</strong>gan. Tae-Woo mengangguk mengerti.<br />
Tiba-tiba ponselnya berder<strong>in</strong>g. Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan<br />
ponsel. Begitu membaca tulisan yang muncul di layar ponsel, ia tersenyum. Sudah<br />
sem<strong>in</strong>ggu terakhir <strong>in</strong>i ia tidak menghubungi gadis itu. Kenapa Sandy tiba-tiba<br />
meneleponnya?<br />
“Halo?” ka<strong>tan</strong>ya begitu ponselnya ditempelkan di tel<strong>in</strong>ga.<br />
“Ini aku.” Terdengar suara Sandy di ujung sana.<br />
Tae-Woo tersenyum. “Aku tahu.”<br />
Sandy hanya bergumam tidak jelas, lalu ber<strong>tan</strong>ya, “Sedang apa?”<br />
“Sebentar lagi on air,” sahut Tae-Woo sambil melihat ke sekelil<strong>in</strong>g. “Ada apa?”<br />
“Tidak apa-apa. Hanya <strong>in</strong>g<strong>in</strong> mendengar suaramu.”<br />
“Begitu?” kata Tae-Woo senang. “Di mana kau sekarang?”<br />
152