Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Tae-Woo merebahkan kepala ke sandaran sofa, mencoba mendapatkan<br />
kenyamanan. Baru saja ia merasa damai dan hampir terlelap ketika ia mendengar bunyi<br />
p<strong>in</strong>tu dibuka dan suara seorang wanita.<br />
“Selamat siang. Maaf membuat Anda menunggu lama.”<br />
Tae-Woo membuka mata. Gadis berambut sebahu dan bertopi merah memasuki<br />
ruangan sambil mendorong rak pakaian beroda. Gadis itu membungkuk hormat. Tae-<br />
Woo berdiri dan membungkuk sedikit untuk membalas sapaannya.<br />
“Mister Kim mem<strong>in</strong>ta saya membawakan pakaian-pakaian <strong>in</strong>i untuk Anda. Silakan<br />
dicoba.” Gadis itu mendorong rak h<strong>in</strong>gga ke ujung ruangan, ke dekat bilik ganti. Ia<br />
mengeluarkan salah satu pakaian dari gantungan dan mengulurkannya kepada Tae-<br />
Woo. “Silakan dicoba di sana,” ka<strong>tan</strong>ya sambil menunjuk ke arah bilik yang tertutup<br />
tirai tebal.<br />
Ada perasaan janggal yang mengusik Tae-Woo, tapi ia tidak tahu apa yang<br />
membuatnya merasa seperti itu. Ia menerima pakaian yang disodorkan dan beranjak ke<br />
bilik ganti.<br />
Selesai mengenakan pakaian, Tae-Woo menyibakkan tirai. Tepat pada saat itu ia<br />
melihat gadis yang membawakan pakaian tadi sedang duduk di kursi bulat di samp<strong>in</strong>g<br />
sofa. Topi merahnya dilepas dan gadis itu sedang menyisir rambutnya yang agak ikal<br />
dengan jari-jari <strong>tan</strong>gan. Tae-Woo tertegun dan menatap gadis itu. Itulah kali pertama ia<br />
melihat jelas wajah si gadis sejak ia masuk bersama rak pakaian.<br />
Tiba-tiba gadis itu menoleh dengan wajah terkejut, sepert<strong>in</strong>ya ia menyadari sedang<br />
diperhatikan. Ia cepat-cepat mengenakan kembali top<strong>in</strong>ya dan berdiri. “Bagaimana?<br />
Apakah pakaiannya cocok? Anda suka?”<br />
Bukankah ia gadis yang kemar<strong>in</strong> ditemu<strong>in</strong>ya? Tidak salah lagi. Tae-Woo masih<br />
<strong>in</strong>gat wajah gadis itu. Wajah yang lelah dan pucat. Gadis yang berdiri di hadapannya<br />
<strong>in</strong>i memang gadis yang kemar<strong>in</strong>. Wajahnya masih terlihat lelah dan pucat. Tapi kenapa<br />
gadis <strong>in</strong>i tidak mengatakan apa-apa? Apakah ia tidak mengenal<strong>in</strong>ya?<br />
“Kita pernah bertemu,” kata Tae-Woo. Ia tidak sedang ber<strong>tan</strong>ya. Ia benar-benar<br />
yak<strong>in</strong>, karena itu ia <strong>in</strong>g<strong>in</strong> melihat reaksi si gadis.<br />
Gadis itu tertegun, lalu perlahan-lahan mengangkat kepala dan memandang Tae-<br />
Woo dengan ragu-ragu.<br />
Tatapan yang ragu-ragu itu tidak salah lagi sama dengan tatapan gadis yang<br />
kemar<strong>in</strong> da<strong>tan</strong>g ke rumahnya. Tae-Woo menunggu si gadis mengatakan sesuatu.<br />
Setelah hen<strong>in</strong>g beberapa detik, gadis itu hanya bergumam, “Oh?”<br />
Tae-Woo kecewa karena gadis itu tidak menunjukkan reaksi apa pun. Ia hanya<br />
menatapnya dengan ma<strong>tan</strong>ya yang besar. Gadis itu bodoh atau benar-benar tidak <strong>in</strong>gat<br />
lagi kejadian kemar<strong>in</strong> malam? Bukannya sombong, tapi Tae-Woo tidak habis pikir<br />
24