29.11.2016 Views

Bisnis Surabaya edisi 288

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EDISI <strong>288</strong>/TAHUN 06, 28 NOVEMBER - 4 DESEMBER 2016<br />

Standarisasi Penilaian Kesesuaian<br />

Penting untuk Tingkatkan Daya Saing Daerah<br />

<strong>Bisnis</strong> Madiun<br />

7<br />

Pemerintah Kabupaten<br />

(Pemkab) Madiun bersama<br />

Badan Standarisasi<br />

Nasional (BSN) melakukan Penandatangan<br />

Nota Kesepahaman<br />

(MoU).<br />

Setelah itu, dilanjutkan pelaksanaan<br />

seminar tentang Peranan<br />

Standarisasi Penilaian Kesesuaian.<br />

Tujuan itu yakni untuk memberikan<br />

wawasan dan pengetahuan<br />

tentang pentingnya Standarisasi<br />

Penilaian Kesesuaian dalam<br />

rangka meningkatkan daya saing<br />

daerah.<br />

“Meningkatkan kualitas pelayanan<br />

publik, melindungi kepentingan<br />

masyarakat serta pelaku<br />

usaha di Kabupaten Madiun,” ujar<br />

H. Muhtarom Bupati Madiun usai<br />

penandatanganan MoU di pendopo<br />

kabupaten, Kamis (24/11).<br />

Ia mengatakan bangsa Indonesia<br />

mempunyai potensi alam dan<br />

sumber daya manusia yang besar.<br />

Tentu memiliki peluang untuk<br />

menjadi negara maju, demikian<br />

juga dengan Kabupaten Madiun.<br />

Untuk bisa mencapai hal<br />

tersebut, ada tiga landasan fundamental<br />

yang harus diperkuat yaitu<br />

kemandirian, meningkatkan daya<br />

saing dan mampu membangun<br />

peradaban yang mulia.<br />

“Tiga hal inilah, sebagai kunci<br />

untuk menghadapi globalisasi dunia<br />

yang semakin ketat persaingannya,”<br />

jelasnya.<br />

Menurutnya agar dapat bisa<br />

bersaing dalam rantai produksi dan<br />

transaksi global, harus memenuhi<br />

persyaratan produksi dan transaksi<br />

yang ditetapkan pemain<br />

pasar global. Selain itu, mampu<br />

menerapkan aturan-aturan di pasar<br />

dalam negeri untuk melindungi<br />

seluruh kepentingan bangsa.<br />

Persyaratan yang berlaku secara<br />

umum, akhirnya pada lingkup<br />

dalam negeri diperlukan standarisasi<br />

baku yang oleh Pemerintah<br />

diwujudkan dalam bentuk Undang-<br />

Undang Nomor 20 tahun 2014<br />

tentang Standarisasi dan Penilaian<br />

Kesesuaian.<br />

“Dan lembaga yang diberi<br />

amanah dan wewenang untuk<br />

menjalankan Standar Nasional<br />

Indonesia (SNI), adalah BSN,”<br />

paparnya.(jun)<br />

H. Muhtarom (tengah) menandatangani Nota Kesepahaman Satgas Saber Pungli.<br />

Ingin Madiun Bersih<br />

Bentuk Satgas Saber Pungli<br />

Praktek pungutan liar (Pungli) bisa merusak sendi-sendi kehidupan. Dan<br />

praktek seperti ini perlu diberantas agar tidak merugikan masyarakat.<br />

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun menyelenggarakan Penandatangan<br />

Nota Kesepahaman (MoU) tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan<br />

Liar atau Satgas Saber Pungli.<br />

Penandatangan itu dilakukan Bupati Madiun, Kajari Madiun, Kapolres<br />

Madiun, Pasi Intel Kodim 0803 Madiun dan POM TNI CPM Madiun. Hal<br />

itu berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satgas<br />

Saber Pungli.<br />

“Praktik-praktek pungutan liar (Pungli), telah merusak sendi kehidupan<br />

bermasyarakat serta berbangsa dan bernegara,” ujar Bupati Madiun, H.<br />

Muhtarom usai MoU, Kamis (24/11).<br />

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah memandang perlu upaya pemberantasan<br />

secara tegas, terpadu, efektif, efisien dan mampu menimbulkan efek jera. Satgas<br />

Saber Pungli, mempunyai tugas yaitu melaksanakan pemberantasan pungutan<br />

liar secara efektif dan efisien.<br />

“Mengoptimalkan pemanfaatan personil, satuan kerja dan sarana prasarana<br />

baik yang ada di Kementrian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah.<br />

Satgas Saber Pungli akan menyelenggarakan fungsi intelejen, pencegahan,<br />

penindakan dan yustisi,” jelasnya.(jun)<br />

Optimalkan Desa, Bapemas<br />

Probolinggo Selenggarakan Ovop<br />

<strong>Bisnis</strong> Penggilingan Daging, Hasilnya Lumayan<br />

Maraknya penjual cilok, membuat jasa penggilingan<br />

daging kebanjiran berkah. Setiap hari, penggilingan<br />

daging tak pernah sepi. Tak hanya daging sapi, kini ikan<br />

juga digiling sebagai bahan makanan olahan.<br />

Dengan menggunakan dua mesin giling, Nunung,<br />

membuka usaha jasa giling daging di Desa Genteng<br />

Wetan, Genteng.<br />

Usaha ini sudah ditekuni sejak 7 tahun silam. Dibantu<br />

5 karyawan, jasa penggilingan daging memudahkan<br />

konsumen. “ Ada yang tugas membersihkan ayam, tulangnya.<br />

Lalu, menggiling,” kata Nunung kepada <strong>Bisnis</strong><br />

Banyuwangi, pekan lalu.<br />

Tarif jasa giling daging ini berkisar Rp 3.500 hingga<br />

Rp 4.000 per kilogram. Dari usaha ini, Nunung mengaku<br />

bisa mendapat omzet Rp 3 juta hingga Rp 4 juta<br />

per bulan. Momen puasa dan jelang Lebaran adalah<br />

musim panen penggilangan daging. “ Kalau momen itu,<br />

omzet bisa Rp 10 juta,” jelasnya.<br />

Para pelanggan jasa giling daging ini biasanya penjual<br />

bakso dan cilok. Ada juga, ibu rumah tangga yang<br />

ingin membuat bakso sendiri. Selain jasa selep daging,<br />

pihaknya menyediakan bumbu dan tepung bahan pembuat<br />

pentol. Mulai penyedap hingga kecap. Seluruh<br />

bumbu ini diracik sendiri. “ Saya meracik sendiri. Jadi,<br />

rasa bumbunya dijamin pas,” yakin Nunung.<br />

Bagi penjual bakso pemula, kata dia, pihaknya juga<br />

memberikan garansi bumbu yang tepat. Sehingga, tak<br />

perlu khawatir dengan hasil gilingan dan rasa pentolnya.<br />

“ Kami memberikan layanan lengkap. Konsumen tinggal<br />

datang, bawa pulang daging giling siap olah,” jelasnya.<br />

Di tengah persaingan jasa giling daging, Nunung<br />

memiliki trik khusus manggaet pelanggan. Salah satunya,<br />

menyiapkan semua kebutuhan konsumen di tokonya.<br />

Sehingga, pelanggan tak perlu repot mencari bahan yang<br />

dibutuhkan. Proses giling juga dibuat esktra cepat. Harapannya,<br />

pelanggan tak perlu menunggu lama saat menggunakan<br />

jasa giling. “ Dengan sikap ramah dan cepat,<br />

kunci pelanggan akan kembali,” pungkasnya. (ida)<br />

Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas)Kabupaten Probolinggo<br />

mengadakan kegiatan OVOP (One Village One Product). Kegiatan ini bertujuan<br />

ingin mengoptimalkan potensi desa untuk kesejahteraan masyarakat.<br />

Kegiatan berlangsung di Gedung Islamic Center Probolinggo, Selasa<br />

(22/11) itu dihadiri Bupati Probolinggo Hj.Puput Tantriana Sari,SE dan<br />

sejumlah undangan.<br />

“Kami selaku<br />

pemerintah<br />

daerah<br />

melalui<br />

Badan Pemberdayaan<br />

Masyarakat<br />

tidak akan<br />

ada henti<br />

hentinya untuk<br />

memberikan<br />

pelatihan<br />

dan memberikan<br />

jalan<br />

untuk bisa berkembangnya Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Kecil<br />

Menengah (UKM) kususnya yang ada di Kabupaten Probolinggo,”ujar<br />

bupati.<br />

Lebih lanjut dikatakannya,saat ini UKM yang ada di Kecamatan Pajarakan<br />

sudah sangat berkembang dan telah saya sampaikan untuk membuat sesuatu<br />

yang baru terkait pembuatan abon. Kalau abon yang terbuat dari daging<br />

ataupun dari jenis hewani sudah banyak kita temui,maka saya minta untuk<br />

dicoba bahan dasarnya dari kluwe.<br />

Sementara itu Kepala Bapemas Kabupaten Probolinggo Heri S menambahkan<br />

program Ovop ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan<br />

untuk meningkatkan potensi yang ada didesa desa.<br />

Camat Pajarakan Drs.Sukarno yang dikonfirmasi berkaitan dengan<br />

adanya abon dari bahan dasar kluwe yang ternyata membawa kemenangan<br />

pada acara Ovop Award 2016 yang diselenggarakan oleh Bapemas Kabupaten<br />

Probolinggo dengan juara dua kategori dataran rendah atau pesisir dan<br />

mendapatkan uang senilai Rp 7.500.000,- (yus)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!