You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
10 Gerbang Jatim<br />
EDISI <strong>298</strong>/TAHUN 06, 6 - 12 FEBRUARI 2017<br />
Puluhan Hektar Tanaman Padi<br />
dan Cabai Terendam Banjir<br />
Dr. Ir. Spudnik Sujono Kamino<br />
Tekan Harga Cabai, Kementan Gandeng Bulog<br />
Blitar Penyuplai Terbesar ke Jakarta<br />
Dalam pekan ini, Ir.<br />
Spudnik Sujono Kamino,<br />
Direktur Jenderal<br />
Holtikultura Kementrian Pertanian<br />
(Kementan) melakukan kunjungan<br />
kerja ke sejumlah petani cabai<br />
yang ada di Kabupaten Blitar, Jawa<br />
Timur. Tepatnya di Desa Panggungasri,<br />
Kecamatan Panggungrejo,<br />
wilayah Blitar bagian selatan dekat<br />
dengan Pantai Tambakrejo.<br />
Lelaki kelahiran Mataram , 6<br />
Februari 1958 ini, terlihat santai.<br />
Tidak terlihat canggung sedikitpun<br />
ketika harus memasuki lahan persawahan<br />
yang sedikit berlumpur.<br />
Bahkan, tangannya sesekali sambil<br />
meraih buah cabai untuk dipastikan<br />
kwalitasnya.<br />
Kabupaten Blitar, menjadi<br />
target utama bagi Sujono. Sebab,<br />
Kabupaten Blitar selain memiliki<br />
kwalitas cabai paling bagus, juga<br />
menjadi penyuplai terbesar untuk<br />
wilayah Jabodetabek. “Semua cabai<br />
yang ada Jakarta dan sekitarnya,<br />
datangnya dari Blitar ini,” terang<br />
Sujono.<br />
Untuk itu, pihaknya ingin memastikan<br />
langsung kondisi pertanian<br />
yang ada di Kota Seribu Candi<br />
ini. Apakah cabai benar-benar<br />
langka atau tidak? Ternyata, hasil<br />
pantauan Sujono, kapasitas cabai<br />
yang dihasilkan petani Blitar masih<br />
cukup mumpuni. Yang menjadi<br />
persoalan, kenapa harga cabai tetap<br />
mahal? Menurut Sujono, hal ini<br />
disebabkan efek domino dari pemberitaan<br />
media massa.<br />
Berita yang disajikan media<br />
dijadikan barometer harga dasar<br />
petani. Misalnya begini. Harga<br />
cabai di Jakarta menembus angka<br />
Rp 75.000,- per kilo. Maka mindset<br />
yang ada dibenak petani harga cabai<br />
mahal. Sehingga mereka ikut-ikutan<br />
menaikkan harga cabai. “Cabai di<br />
Blitar cukup melimpah. BEP yang<br />
saya hitung, tidak lebih dari Rp<br />
30.000,- per kilo,” tambah Sujono.<br />
Untuk menanggulangi harga cabai<br />
agar tidak terus naik, pihaknya<br />
merencana akan mengandeng bulog<br />
sebagai mitranya. Bulog diminta<br />
membeli semua hasil cabai petani.<br />
Kamudian cabai tersebut didistribusikan<br />
ke masyarakat dengan harga<br />
yang terjangkau. “Ini salah satu<br />
cara yang kami anggap paling tepat.<br />
Untuk itu, silahkan petani menjual<br />
cabainya ke Bulog dengan jumlah<br />
tak terbatas,” bebernya.<br />
Sementara itu, menanggapi<br />
kebijakan kementan ini, sejumlah<br />
petani mengaku siap. Mereka tidak<br />
keberatan menjual hasil panen cabainya<br />
ke bulog. Dengan catatan,<br />
harga yang dipatok bulog tidak jauh<br />
beda dengan harga yang dipatok<br />
tengkulak. Minimal sama. “Kalau<br />
harga bulog lebih rendah, jelas kami<br />
jual ke tengkulak, karena lebih<br />
untung.”terang Manaf petani cabai.<br />
Karena pada kenyataannya,<br />
harga yang dipatok bulog<br />
itu selalu lebih rendah dibanding<br />
dengan harga yang dipatok tengkulak.<br />
Kalau harga ini tidak disamaratakan,<br />
tidak menutup kemungkinan<br />
petani tetap memilih menjual<br />
cabainya ke tengkulak. “Kalau<br />
saya pribadi siap. Tapi paling harga<br />
jangan sampai jomplang,” tambah<br />
Manaf. (rul)<br />
Himpaudi Mojokerto dapat Bantuan Mobil<br />
Himpaudi (Himpunan Pendidik<br />
dan Tenaga Kependidikan<br />
Anak Usia Dini Indonesia) Kabupaten<br />
Mojokerto memperoleh<br />
bantuan mobil operasional. Bantuan<br />
yang berasal dari sumbangan<br />
pribadi bupati Mustofa Kamal<br />
Pasha ini diberikan disela-sela<br />
acara Rakerda (Rapat Kerja Daerah)<br />
organisasi ini.<br />
Penyerahan dilakukan langsung<br />
oleh bupati didampingi Kepala<br />
Dinas Pendidikan Kabupaten<br />
Mojokerto, Zaenal Abidin, Ketua<br />
Himpaudi Kabupaten Mojokero,<br />
Khoirul Izza dan disaksikan seluruh<br />
anggota Himpaudi yang hadir.<br />
“Semoga mobil operasional bisa<br />
membantu kelancaran aktivitas<br />
pengurus Himpaudi Kabupaten<br />
Agar Aktifitas Pengurus Lancar<br />
Intensitas hujan tinggi yang terus menerus mengguyur wilayah timur<br />
bagian selatan, membuat debit sungai sungai seduri di Desa Pikatan, Kecamatan<br />
Wonodadi, Kabupaten Blitar, meluap. Bahkan, talut sungai<br />
menuju kali brantas ini juga jebol. Karena tak kuat menahan derasnya<br />
arus. Dampaknya, areal lahan pertanian yang ada sekitarnya pun terendam<br />
banjir.<br />
Hampir semua tanaman padi yang baru pucuk kuning dan tanaman<br />
cabai, roboh. Bahkan, sebagian juga hilang hanyut terbawa arus. Melihat<br />
kejadian ini, para petani sedihnya bukan main. Sebab, tanaman yang sebentar<br />
lagi memasuki musim panen tersebut sirna. “Gimana nggak pusing<br />
Mas, paling tinggal seminggu sudah panen. Tapi sekarang hancur seperti<br />
ini,” ujar Wahyu Tricahyono seorang perangkat desa yang juga memiliki<br />
beberapa hektar<br />
tanaman cabai.<br />
Lebih detail<br />
Cahyono mengatakan,<br />
lahan<br />
miliknya itu sengaja<br />
ditanami<br />
dua macam tanaman.<br />
Yakni sebagian<br />
padi dan<br />
sebagian lagi<br />
cabai. Dan, dua<br />
jenis tanaman<br />
tersebut tumbuh<br />
subur. Bahkan ,<br />
tak lama lagi tanaman padinya sudah bisa dipanen. Karena sudah pucuk<br />
kuning. Pun demikian dengan tanaman cabainya. Sudah mulai berbuah<br />
meskipun baru kecil-kecil.<br />
Perasaan yang tadinya senang itu, sekarang berubah lesu. Karena hampir<br />
semua tanaman miliknya ini rata dengan air. Bahkan sebagian pohon<br />
hanyut terbawa arus. Gagal panen ini, tentu membuat para petani merugi<br />
besar. Selain rugi tenaga, mereka juga mengeluaran biaya operasional<br />
yang tidak sedikit. Mencapai jutaan rupiah. “Kalau biaya banyak, Mas.<br />
Mulai pembibitan hingga perawatan tidak kurang dari tiga jutaan,” papar<br />
perangkat Desa yang terkenal dimasyarakatnya supel ini.<br />
Untuk menanggulangi meluapnya air ini, puluhan warga sekitar bergotng<br />
royong membendung talut sungai yang jebol. Dengan menggunakan<br />
pohon bambu serta beberapa penghalang seperti karung berisi pasir,<br />
alang-alang, dan batu. Dengan harapan luapan air tidak semakin meluas<br />
hingga permukiman warga. “paling tidak ambrolnya tidak semakin melebarlah.<br />
Kasihan nanti warga” Terang lelaki berkumis tipis ini.<br />
Musibah banjir ini, ternyata tidak hanya melanda Desa Pikatan saja.<br />
Tetapi Dua Desa lainnya, yakni Desa Kunir dan Kolomayan juga terendam<br />
banjir. Namun banjir yang paling parah dialami Desa Pikatan. Dan<br />
sebenarnya kata Cahyono, banjir tidak mukan yang kali pertama melanda<br />
Desa Pikatan. Tapi hampir tiap tahun Desa mereka selalu menjadi langganan<br />
banjir. Kendati debit air tidak separah tahun ini. “Tahun ini paling<br />
parah. Karena hampir areal persawahan terendam banjir,” pungkasnya.<br />
(rul)<br />
Istri Bupati Mojokerto Dr. Ikfina Kamal Pasa memberikan kunci mobil pada Wakil<br />
Bupati Pungkasiadi, Gambar Kanan, Mobil Operasional Bantuan dari Bupati.<br />
Mojokerto. Pekerjaan seorang<br />
guru merupakan pekerjaan yang<br />
mulia, sebab masa depan anakanak<br />
bangsa tergantung bagaimana<br />
cara seorang guru memberi<br />
tauladan dan cara bertingkah laku<br />
yang baik dan sopan. Saya harap<br />
ke depannya Himpaudi makin<br />
baik dan bersinergi dengan pemerintah,”<br />
harap Mustofa, di pendopo<br />
Pemkab Mojokerto, Selasa lalu.<br />
Ketua Tim Penggerak PKK<br />
sekaligus Penasehat Himpaudi<br />
Kabupaten Mojokerto, Ikfina Kamal<br />
Pasa, dalam kesempatan kali<br />
ini memaparkan materi terkait<br />
Himpaudi sebagai sebuah organisasi<br />
mandiri dan profesional.<br />
“Himpaudi secara lebih<br />
dalam merupakan wadah organisasi<br />
profesi yang bersifat idependen,<br />
yang menghimpun pendidik<br />
dan tenaga kependidikan anak<br />
usia dini Indonesia. Organisasi<br />
ini memiliki visi untuk berusaha<br />
secara berdaya guna dan berhasil<br />
guna, serta menghimpun aspirasi<br />
dan meningkatkan profesionalisme<br />
pendidik dan tenaga kependidikan<br />
anak usia dini Indonesia,”<br />
papar Ikfina.<br />
Sebagai organisasi profesional,<br />
Ikfina berharap agar Himpaudi<br />
Kabupaten Mojokerto, memiliki<br />
kemampuan dan pengetahuan<br />
yang tinggi dalam berorganisasi,<br />
memiliki kode etik dalam berorganisasi,<br />
serta bertanggung jawab<br />
dan punya integritas tinggi.<br />
“Visi Himpaudi adalah menjadi<br />
organisasi profesional yang<br />
mandiri. Himpaudi harus bisa<br />
mewujudkan pendidik dan tenaga<br />
kependidikan PAUD yang kompeten,<br />
berkualitas, dan bermartabat.<br />
Ini semua bisa dilakukan<br />
jika memiliki jiwa pengabdian<br />
kepada masyarakat, memiliki<br />
kemampuan yang baik dalam perencanaan<br />
proker. Saya berharap<br />
Himpaudi Kabupaten Mojokerto<br />
mampu melaksanakan tugas dan<br />
kewajiban dengan baik,” tambah<br />
Ikfina. (nes)