06.02.2017 Views

Bisnis Surabaya edisi 298

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

EDISI <strong>298</strong>/TAHUN 06, 6 - 12 FEBRUARI 2017<br />

Gerbang Jatim<br />

Kaliwatu Rafting, Olahraga Air yang Menantang<br />

Hanya 2 Km dari Alun-alun Kota Batu<br />

Kota Batu tidak hanya menawarkan wisata modern seperti Jatim<br />

Park atau Museum Angkut, atau olahraga terbang seperti Paralayang,<br />

tetapi juga menawarkan olahraga air.<br />

Salah satu olahraga air yang patut dicoba adalah Rafting atau Arung<br />

Jeram. Rafting atau Arung Jeram ini sudah dikenal di khalayak sebagai<br />

Kaliwatu Rafting.<br />

Kaliwatu Rafting adalah olahraga arung jeram yang menyusuri Aliran<br />

Sungai Brantas. Terletak di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota<br />

Batu. Dari Alun-alun Kota Batu ke arah Selecta sejauh kurang lebih 2 km.<br />

Dari jalan raya Pandanrejo berjarak kurang lebih 500 meter menyusuri<br />

pematang.<br />

Arung jeram ini terhitung menarik karena menyusuri aliran Sungai<br />

Brantas dengan berbagai medan. Selain arusnya cukup deras, juga terdapat<br />

banyak bebatuan besar, terjun mengikuti arus sungai sepanjang 3 - 4 kilometer.<br />

Untuk mengikuti wisata ini, anda cukup merogoh kocek tidak sampai<br />

Rp 200 ribu. Harga tersebut termasuk peralatan, snack, guide, rescue, welcome<br />

drink, lunch dan asuransi. Jika Anda termasuk penggila olahraga air<br />

atau hanya sekedar penasaran ingin berbasah-basah ria, tidak ada salahnya<br />

mencoba arung jeram ini. (er)<br />

9<br />

Air Panas Beraroma Belerang di Prataan Tuban<br />

Dipercaya Sembuhkan Penyakit<br />

Pernah dengar pemandiaan air hangat<br />

Prataan? Ya, sekali-kali datang dan nikmati<br />

pemandian air panas beraroma belerang<br />

di Prataan, tepatnya Desa Kedung Pelem,<br />

Kecamatan Parengan Tuban, Jawa Timur.<br />

Kendati lokasinya di Tuban, tetapi<br />

akses jalannya lebih mudah ditempuh dari<br />

Kabupaten Bojonegoro, yang berjarak<br />

sekitar 20 kilometer arah ke utara. Lokasinya<br />

di kawasan hutan lindung Parengan<br />

dengan ketinggian sekitar 400 meter dari<br />

permukaan air laut.<br />

Di kiri-kanan pemandian, berderet<br />

hutan jati yang rata-rata berumur diatas<br />

50 tahun. Secara administratif, lokasinya<br />

masuk di Kesatuan Pemangkuan Hutan<br />

Perhutani Parengan. Tetapi, kini pengelolaannya<br />

telah diserahkan di Kesatuan<br />

<strong>Bisnis</strong> Mandiri Wisata, Usaha dan <strong>Bisnis</strong><br />

(KBM-WBU) Perhutani Jawa Timur.<br />

Para pengunjung bisa menikmati pemandian<br />

alami karena bersumber dari<br />

mata air. Dengan luas kolam renang ukuran<br />

panjang sekitar 40 meter kali lebar 15<br />

meter, tentu leluasa untuk olah raga air.<br />

Jenis tanah sekitar hutan itu keras dan<br />

berkapur dengan udara yang masih segar.<br />

Jika ingin mandi air panas, tinggal memilih.<br />

Mandi di ruang berupa sekat-sekat<br />

atau berada di kolam yang panas, sekitar<br />

60 derajat Celcius. Khusus untuk di ruangan,<br />

terdapat 12 sekat yang didalamnya<br />

terdapat dua kran. Satu kran berupa air<br />

panas dan satunya lagi air dingin yang<br />

bisa dicampur untuk menentukan panas<br />

dinginnya suhu air. Air itu mengalir secara<br />

otomatis ke jading kecil yang di kamar<br />

mandi.<br />

Di air panas ini, ada aroma belerang<br />

dan asapnya mengepul dari air panas.<br />

Aroma belerang ini, bisa memacu keluar<br />

keringat di tubuh bagi yang mandi dan berendam.<br />

Air hangat Prataan juga dipercaya bisa<br />

menyembuhkan pelbagai macam penyakit.<br />

Yang sudah banyak<br />

terbukti yaitu<br />

beberapa jenis<br />

penyakit kulit.<br />

Seperti gatal-gatal,<br />

dan jenis eksim.<br />

Makanya, dalam<br />

satu pekan ini, dipastikan<br />

ada pengunjung<br />

permanen<br />

pengidap penyakit<br />

kulit yang berendam<br />

di kolam<br />

air hangat. “Ya,<br />

dari luar Tuban<br />

pengunjung tetap<br />

mandi disini,” tegas<br />

Darni, 34, tahun,<br />

pengunjung<br />

wisata Pratakan.<br />

Meski demikian, pengelola pemandian<br />

memberi batas waktu mandi dan berendam<br />

di air panas maksimal 15 menit.<br />

Wisata Prataan dikunjungi sekitar 100<br />

orang dan untuk hari libur jumlahnya bisa<br />

mencapai sekitar 300 orang. Sebagian besar<br />

pengunjungnya dari Bojonegoro, Babat<br />

dan dari Cepu, Blora, Lamongan dan<br />

Ngawi.<br />

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban,<br />

kini tengah meningkatkan obyek<br />

wisata sebagai salah satu pemasukan Pendapatan<br />

Asli Daerah.<br />

Diantaranya wisata seperti pemandian<br />

air panas Prataan, juga pemandian Bekti<br />

Harjo. Kerjasamanya antara Pemkab Tuban<br />

dan Perhutani serta pihak lainnya.”Ya,<br />

sektor pariwisata kita tingkatkan,” ujar<br />

Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Husein,<br />

beberapa waktu lalu. (sum)<br />

Penting, Peran Perempuan dalam Ciptakan<br />

Ketahanan Keluarga<br />

Keluarga yang bahagia sejahtera, pasti<br />

menjadi idealisme setiap keluarga, terlepas dari<br />

apapun yang menjadi latar belakang dan status<br />

sosial mereka . Dengan tercapai dan terwujudnya<br />

kesejahteraan yang menjadi idealism mereka<br />

, seseorang ataupun keluarga akan mampu<br />

menikmati hidup secara ‘mapan’ dan menyenangkan,<br />

karena kebutuhan materiil dan<br />

spirituilnya terpenuhi.<br />

Lebih dari itu, dengan terwujudnya keluarga<br />

yang sejahtera, seluruh anggota keluarga akan<br />

dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi<br />

dan bakat yang dimiliki. Dengan demikian,<br />

keluarga seperti itu mampu membangun sendi –<br />

sendi kemandirian dan ketahanan keluarga riil.<br />

Ketahanan keluarga yang dimaksud adalah<br />

kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki<br />

keuletan dan ketangguhan serta mengandung<br />

kemampuan fisik materiil dan psikhis mentalspiritual.<br />

Ini guna bisa mandiri dan mengembangkan<br />

diri dan keluarganya untuk hidup harmonis<br />

dalam meningkatkan kesejahteraan lahir<br />

maupun batin.<br />

Secara operasional, keluarga sejahtera<br />

berkarakteristik keluarga yang dapat melaksanakan<br />

8 fungsi keluarga, yakni : (1) Fungsi<br />

Keagamaan, (2) Fungsi Sosial Budaya, (3)<br />

Fungsi Cinta Kasih, (4) Fungsi Melindungi, (5)<br />

Fungsi Reproduksi, (6) Fungsi Sosialisasi dan<br />

Pendidikan, (7) Fungsi ekonomi, (8) Fungsi<br />

Pembinaan Lingkungan.<br />

Ketahanan keluarga hanya dapat tercipta<br />

apabila keluarga yang bersangkutan dapat<br />

melaksanakan 8 fungsi keluarga secara serasi,<br />

selaras dan seimbang. Sebuah keluarga tidak<br />

akan pernah mencapai tahapan sejahtera apabila<br />

fungsi-fungsi keluarga tersebut berjalan secara<br />

timpang atau beberapa fungsi tidak dapat dilaksanakan<br />

meskipun fungsi lainnya mampu<br />

berjalan secara mantap.<br />

Sebuah contoh kecil, keluarga yang secara<br />

materi berkecukupan dalam hal ini fungsi<br />

ekonomi keluarga dapat dilaksanakan secara<br />

optimal, tidak akan berarti apa-apa untuk<br />

mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera<br />

bila dalam keluarga tersebut tidak ada rasa kasih<br />

sayang.dan perlindungan. Karena dalam keluarga<br />

yang demikian itu akan terasa ada sesuatu<br />

yang kurang, dan anak-anak tidak merasa nyaman<br />

tinggal di rumah.<br />

Kepala Dinas P3A (Pemberdayaan Perempuan<br />

Perlindungan Anak) dan KB Kabupaten<br />

Ngawi Indah Kusumawardani,SPt, M.Si<br />

menjelaskan keluarga merupakan institusi terkecil<br />

dalam masyarakat yang terdiri dari ayah,<br />

ibu dan anak. Ini teori secara umum untuk keluarga<br />

yang lengkap. Sebab mungkin saja, sebuah<br />

keluarga hanya terdiri dari ayah dan anak atau<br />

ibu dan anak, atau mungkin pula hanya terdiri<br />

dari suami dan isteri bila mereka masih keluarga<br />

baru atau mungkin pula keluarga yang tidak memiliki<br />

anak.<br />

Wanita dalam sebuah keluarga adalah sosok<br />

unik yang bukan saja secara kodrati mampu<br />

mengandung dan melahirkan anak, tetapi juga<br />

dengan ikhlas dan tulus merawat mengasuh,<br />

dan mendidik anak-anak hingga menjadi orang<br />

yang berguna dan mandiri. Sosok ibu pula yang<br />

senantiasa melindungi anak ketika dalam bahaya.<br />

Menjadi teman bermain dan bercanda.<br />

Dengan penuh rasa cinta, seorang ibu selalu<br />

menghibur anak ketika sedih dan merasa putus<br />

asa. Dengan telaten, ibu selalu memberi semangat<br />

hidup pada anak dan selalu mendoakan<br />

agar kelak anaknya menjadi “orang” dan dapat<br />

hidup dengan layak.<br />

Di era modernisasi, ibu memiliki tugas<br />

dan tanggungjawab yang semakin berat<br />

Karena untuk saat ini dan ke depannya, ia bukan<br />

lagi hanya mengurus suami dan anak-anaknya,<br />

tetapi juga harus ikut berjuang menopang perekonomian<br />

keluarga yang tidak lagi mampu<br />

dicukup oleh suami. Modernisasi memang identik<br />

dengan kebutuhan hidup yang membengkak,<br />

namun kesempatan untuk memperoleh penghasilan<br />

yang layak semakin sulit. Apalagi bagi<br />

mereka yang tidak memiliki pendidikan dan<br />

ketrampilan yang memadai.<br />

Oleh karena itu, tidak jarang seorang ibu harus<br />

bekerja keras membanting tulang agar anakanaknya<br />

bisa makan atau sekolah pada saat<br />

penghasilan suami tak menentu. Ia rela mencucurkan<br />

keringat, mengatasi rasa letih karena<br />

tenaganya terkuras menjadi buruh gendong,<br />

tukang cuci, tukang seterika atau pembantu<br />

rumah tangga demi masa depan anak-anaknya.<br />

Lihat saja pemandangan di sekitar kita, betapa<br />

ibu telah memainkan peran gandanya secara<br />

ikhlas, mengasuh anak sekaligus mencari<br />

nafkah. (adv/eko)<br />

A.1001

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!