Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
EDISI <strong>299</strong>/TAHUN 06, 13 - 19 FEBRUARI 2017<br />
Bupati Rendra<br />
Dukung Hunian Layak<br />
Gerbang Jatim<br />
9<br />
Kegiatan Bina Desa<br />
yang dilakukan petinggi<br />
Kabupaten Malang<br />
cukup memotivasi warga. Disamping<br />
itu kegiatan ini bisa menyerap<br />
aspirasi masyarakat. Dan pula ada<br />
warga yang beruntung mendapat<br />
fasilitas bedah rumah.<br />
Bupati Malang H. Rendra<br />
Kresna didampingi Wakil Bupati<br />
(Wabup) Malang, Drs. H. M. Sanusi<br />
melakukan peninjauan langsung<br />
ke tempat pelayanan warga.<br />
Diawali pada kegiatan kerja bakti<br />
di Blok Rabu RW6 Desa Poncokusumo,<br />
Kec. Poncokusumo.<br />
Dilanjutkan mengunjungi kegiatan<br />
pelatihan jamu instan di rumah H.<br />
Dulkarim dan pembuatan keripik<br />
di rumah Indrawati.<br />
“Bagus sekali keranjang sampah<br />
keringnya ini ? Milik desa?<br />
Terima kasih bapak-bapak sudah<br />
peduli terhadap lingkungan. Terus<br />
dipertahankan ya,” terang Bung<br />
Rendra ketika menyapa warga<br />
saat kerja bakti di sekitaran Kantor<br />
Desa Poncokusumo, Selasa pagi<br />
(7/2).<br />
Kegiatan sosial bedah rumah<br />
juga digelar Pemkab Malang<br />
pada Bina Desa kali ini. Adalah<br />
Sutrisno, pemuda berusia 29 tahun<br />
yang tinggal sebatang kara<br />
karena ditinggal meninggal orang<br />
tuanya sejak kecil. Dia beruntung<br />
mendapat bantuan perbaikan dan<br />
pengecatan. Sutrisno yang seharihari<br />
tercatat berdagang kerupuk<br />
keliling ke kampung-kampung pun<br />
dapat support dari Bupati Malang<br />
untuk terus mengembangkan bisnisnya.<br />
“Program bedah rumah juga<br />
terus kita galakkan. Kami berharap<br />
pihak lain turut mendukung<br />
Pemkab Malang dalam mengurangi<br />
angka hunian rumah tidak<br />
Bupati Rendra saat meresmikan hasil bedah rumah milik Sutrisno.<br />
layak yang cukup tinggi. Langkah<br />
ini sekaligus untuk meningkatkan<br />
kesejahteraan masyarakat,” harap<br />
Bung Rendra. (er)<br />
Harga Cabai di Mojokerto Makin Pedas<br />
Untuk mencari kejelasan tentang kabar naiknya<br />
harga cabe, <strong>Bisnis</strong> <strong>Surabaya</strong> berkunjung ke<br />
rumah H. Shamad petani cabe yang sudah bertahun<br />
berpengalaman bertahun-tahun di Glatik<br />
Desa Watesnegoro Kec. Ngoro Kab.Mojokerto.<br />
Petani cabe ini telah berhasil menyekolahkan keempat<br />
anaknya sampai<br />
bangku kuliah dan<br />
semuanya telah lulus<br />
menjadi sarjana.<br />
Ketika ditanya apa<br />
benar harga cabe saat<br />
ini naik alias meroket ?<br />
“ Ya benar mas, harga<br />
cabe saat naik sampai<br />
Rp. 130.000,00 perKg.<br />
Tapi kebetulan saya tidak<br />
panen, karena baru<br />
saja bibit,” jawab H<br />
Shamad.<br />
Rupanya banyaknya musibah banjir di sejumlah<br />
daerah di Jawa Timur, menyebabkan gagal<br />
panen khususnya tanaman cabai. Hal itu memicu<br />
naiknya harga cabai beberapa hari ini di pasaran,<br />
hingga mengalahkan harga daging sapi.<br />
Seperti yang terjadi di Pasar Tanjung Anyar<br />
Kota Mojokerto. Di pasar terbesar di wilayah kota<br />
onde-onde ini, tak sedikit pedagang mengeluh sejak<br />
sepekan terakhir ini karena harga cabai terus<br />
melonjak. Keluhan itu seperti yang diungkapkan,<br />
Fauziah (33), warga Purwotengah.<br />
Menurut perempuan yang berjualan sayuran<br />
ini, sudah sepekan harga cabai rawit mencapai Rp<br />
130-140 ribu per kilo gram. “Bisa jadi akan naik<br />
lagi. Padahal sebelumnya hanya Rp 90 ribu per<br />
kilo,” ucapnya disela-sela<br />
melayani pembeli, Selasa<br />
(7/2).<br />
Meroketnya harga cabai<br />
menyebabkan konsumen<br />
yang beli juga berkurang.<br />
Padahal sebelum cabai<br />
harganya naik, rata-rata<br />
konsumen beli setengah kg,<br />
maka sekarang hanya satu<br />
ons saja. Bahkan dampak<br />
dari naiknya harga cabai,<br />
pembeli juga membuat<br />
omsetnya turun hingga 60<br />
persen. “Saya biasanya jual 20 kg langsung habis.<br />
Lha ini, saya jual 10 kg gak habis-habis. Harganya<br />
gila-gilaan, melebihi harga daging sapi,” cetusnya.<br />
Ruby Hartoyo, Kepala Disperindag Kota<br />
Mojokerto, menegaskan naiknya harga cabai itu<br />
murni karena gagal panen dan serangan hama.<br />
“Makanya selain hasilnya sedikit, sebagian cabai<br />
juga busuk,” tuturnya. (mm)<br />
Kampung Ekologi Temas Batu Destinasi Wisata Baru<br />
Cocok untuk Spot Foto<br />
Ada sebuah pemandangan<br />
menarik dan cukup eksotik. Sebuah<br />
kampung kumuh di Kota Batu<br />
kini telah berupa wujud menjadi<br />
kampung asri nan cantik. Namanya<br />
kampung ekologi yang terletak<br />
di wilayah Kelurahan Temas.<br />
Kampung ini sekarang mulai<br />
ramai dikunjungi wisatawan<br />
khususnya kawula muda<br />
yang ingin mencari spot foto<br />
menarik.<br />
Datang ke kampung<br />
ekologi temas pengunjung akan<br />
langsung disambut oleh dua<br />
pasang boneka lucu. Bukan<br />
boneka biasa karena boneka<br />
ini terbuat dari botol plastik bekas<br />
minuman kemasan yang dibentuk<br />
sedemikian rupa. Kampung ini<br />
terletak di wilayah RW 06 Kelurahan<br />
Temas Kota Batu. Kampung<br />
yang dulunya kumuh kini telah<br />
bermetamorfosa menjadi kampung<br />
nan cantik.<br />
Disebut kampung ekologi<br />
karena kampung ini sangat berwawasan<br />
lingkungan, kebersihan dan<br />
kesehatan lingkungan sangat dijaga.<br />
Aneka jenis bunga hias bertebaran<br />
dimana mana hampir disetiap<br />
lorong. Di kampung ini sekarang<br />
terlihat penuh warna bukan hanya<br />
hijau karena banyaknya tanaman sejumlah<br />
lukisan mural. Aneka warna<br />
juga turut menghiasi dinding-dinding<br />
lorong. Lorong kampung yang<br />
dulunya kumuh kini tak nampak<br />
lagi, berubah menjadi lorong yang<br />
indah dan cantik.<br />
Tak heran jika akhirnya kampung<br />
ekologi yang baru dibuka<br />
pada hari Minggu 29 Januari lalu<br />
itu kini mulai dikunjungi warga<br />
dari luar daerah. Tak sedikit dari<br />
kalangan mahasiswa dari luar kota,<br />
khususnya Kota dan Kabupaten<br />
Malang mulai berdatangan ke<br />
kampung ekologi ini. Lorong demi<br />
lorong mereka telusuri demi<br />
mencari spot foto yang menarik<br />
yang tak dapat mereka temukan<br />
di daerah lain.<br />
Siapa sangka jika lahirnya<br />
kampung ekologi ini ternyata<br />
adalah hasil buah karya dari<br />
tangan kreatif warga RW 06<br />
sendiri. Semua dilakukan secara<br />
swadaya dan atas biaya sendiri<br />
hasil dari sumbangan sukarela<br />
warga setempat. Tujuannya tak<br />
lain adalah untuk mengubah image<br />
kampong, dari kampung kumuh<br />
menjadi kampung wisata.<br />
Keberadaan kampung ekologi<br />
sendiri diharapkan nantinya bisa<br />
menjadi kampung wisata. Seperti<br />
layaknya seperti kampung tridi<br />
dan kampung warna-warni di kota<br />
malang. (er)<br />
Menarik, Wisata Peternakan Kuda<br />
di Oro-oro Ombo<br />
Kerja sama Megastar, Perhutani dan Pemkot Batu<br />
Kota Batu penuh pesona. Kota ini penuh dengan<br />
tempat wisata menarik. Dan kini kota itu memiliki<br />
tempat wisata baru dan lagi ngehits. Khususnya<br />
bagi kalangan anak muda.<br />
Tempat wisata baruitu yakni Peternakan Kuda Megastar yang<br />
terletak di desa Oro-oro Ombo. Memiliki luas kira-kira 2 Ha dan<br />
awalnya adalah salah satu tempat penangkaran kuda dengan konsep<br />
silvopastur dari Perhutani.<br />
Kemudian, seiring berjalannya waktu PT Megastar melakukan<br />
kerjasama untuk pengembangan. Yaitu kerja sama dengan Perhutani<br />
serta Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Menjadikan tempat ini<br />
menjadi tempat wisata.<br />
Dengan membayar tiket masuk yang cukup terjangkau, pengunjung<br />
dapat melihat kuda-kuda di peternakan ini. Kuda-kuda<br />
disini sebagian diantaranya adalah kuda lokal, tapi juga ada beberapa<br />
kuda yang didatangkan langsung dari Eropa, Amerika dan<br />
Australia.<br />
Dan salah satu jenis kuda yang bisa dilihat adalah kuda yang<br />
memiliki rambut berponi atau biasa disebut dengan kuda poni. Juga<br />
terdapat jenis kuda lain yang tak kalah menariknya.<br />
Selain melihat peternaaan kuda, pengunjung yang datang di<br />
musim yang tepat akan bisa melihat keindahan bunga matahari<br />
yang terawat dan seolah-olah membuat pengunjung sedang berada<br />
di luar negeri. Selain bisa berfoto ria, pengunjung bisa menaiki<br />
kuda dengan didampingi sang pawang kuda.<br />
Memang belum terlalu banyak pengunjung yang datang karena<br />
belum banyak yang tau kalau ada wisata baru di kota Batu ini.<br />
Dimasaryo Nugroho pengunjung asal <strong>Surabaya</strong> ini misalnya mengatakan<br />
wisata peternakan kuda ini cukup menarik.<br />
“Tempat ini selain untuk refreshing, juga bisa buat foto-foto.<br />
Selain itu juga bisa dijadikan sarana edukasi anak-anak dengan<br />
mengenal berbagai jenis kuda,” ungkap Dimas. (meta)<br />
Tempat wisata<br />
pengembangan kuda<br />
di Batu