BB 1
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KISAH<br />
Kisah Khalifah Umar bin Khattab<br />
dan Ibu Pemasak Batu<br />
Alkisah, tanah Arab tengah dilanda paceklik. Musim<br />
kemarau berjalan cukup panjang, membuat tanahtanah<br />
kering dan tandus.<br />
Kala itu, Khalifah Umar bin Khattab tengah memimpin umat<br />
Islam menjalani tahun yang disebut Tahun Abu. Suatu malam,<br />
Khalifah Umar mengajak seorang sahabat bernama Aslam<br />
untuk mengunjungi kampung terpencil di sekitar Madinah.<br />
Langkah Khalifah Umar terhenti di dekat sebuah tenda lusuh.<br />
Suara tangis seorang gadis kecil mengusik perhatiannya.<br />
Khalifah Umar lantas mengajak Aslam mendekati tenda itu<br />
dan memastikan apakah penghuninya butuh bantuan.<br />
Setelah mendekat, Khalifah Umar mendapati seorang wanita<br />
dewasa tengah duduk di depan perapian. Wanita itu terlihat<br />
mengaduk-aduk bejana.<br />
Setelah mengucapkan salam, Khalifah Umar meminta izin<br />
untuk mendekat. Usai diperbolehkan oleh wanita itu, Khalifah<br />
Umar duduk mendekat dan mulai bertanya tentang apa yang<br />
terjadi.<br />
“Siapa yang menangis di dalam itu?” tanya Khalifah Umar.<br />
“Anakku,” jawab wanita itu dengan agak ketus.<br />
“Kenapa anak-anakmu menangis? Apakah dia sakit?” tanya<br />
Khalifah selanjutnya.<br />
“Tidak, mereka lapar,” balas wanita itu.<br />
Jawaban itu membuat Khalifah Umar dan Aslam tertegun.<br />
Keduanya masih terduduk di tempat semula cukup lama,<br />
sementara gadis di dalam tenda masih saja menangis dan<br />
ibunya terus saja mengaduk bejana.<br />
Perbuatan wanita itu membuat Khalifah Umar penasaran.<br />
“Apa yang kau masak, hai ibu? Mengapa tidak juga matang<br />
masakanmu itu?” tanya Khalifah.<br />
“Kau lihatlah sendiri!” ketus wanita itu lagi.<br />
Khalifah Umar dan Aslam segera melihat isi bejana tersebut.<br />
Seketika mereka kaget melihat isi bejana itu.<br />
“Apakah kau memasak batu?” tanya Khalifah Umar dengan<br />
tercengang.<br />
“ Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Inilah<br />
kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Dia tidak mau melihat<br />
ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi atau<br />
belum,” tukas wanita itu kemudian.<br />
“Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak pagi tadi, aku dan<br />
anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa,<br />
dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat<br />
rezeki. Namun ternyata tidak. Sesudah Maghrib tiba, makanan<br />
belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut kosong.<br />
10 BANGKIT BERDAYA! EDISI I/TAHUN I/ JAN-MARET 2017