16.08.2017 Views

BB 1

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BANGKIT<br />

BERDAYA<br />

OASE<br />

Sekitar 30 orang mustahik melalui program ekonomi budidaya kerang hijau, tahun 2015 lalu mereka masih mustahik,<br />

kini tahun 2017 mereka sudah berzakat.<br />

ABDURRAHMAN USMAN<br />

SALAH SATU FONDASI kekuatan umat<br />

Islam ada dalam rukunnya, yakni<br />

zakat. Dari masa ke masa, sejarah<br />

mencatat bahwa zakat terbukti<br />

menjadi instrumen penting dalam<br />

membangun peradaban Islam. Pascawafatnya<br />

Rasulullah SAW, estafet kepemimpinan dilanjutkan<br />

oleh Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Pada masa<br />

beliaulah banyak muallaf yang kembali murtad<br />

dengan alasan Rasul SAW telah tiada, sehingga<br />

banyak dari mereka yang enggan membayarkan<br />

zakat termasuk pula para agnia (orang-orang kaya).<br />

Menghadapi mereka, Abu Bakar mengabdil kebijakan<br />

yang sangat tegas. Dengan landasan dalil<br />

yang jelas seperti tertuang dalam Alquran Surat<br />

at-Taubah: 103, “Ambillah zakat dari harta mereka<br />

untuk membersihkan harta mereka dan menghapus<br />

kesalahan mereka dan mendoalah untuk mereka.<br />

Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman<br />

jiwa mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha<br />

Mengetahui.”<br />

Kata khuz (ambillah) adalah fi’il amr atau kalimat<br />

perintah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad<br />

dalam kapasitasnya sebagai pemimpin umat untuk<br />

memungut zakat. Perintah itu dibarengi dengan<br />

ancaman bagi mereka yang tidak mau membayarkannya.<br />

Hal ini dapat dibaca dalam Alquran Surat<br />

Al-Fushilat: 6-7, “Celakalah bagi orang-orang<br />

musyrik yaitu orang-orang tidak membayarkan zakat<br />

dan mereka tidak percaya adanya hari kiamat.”<br />

Sejarah pada masa Khalifah Umar bin Khattab<br />

yang paling sering disebut adalah ketika tanah Arab<br />

tengah dilanda paceklik, musim kemarau berkepanjangan<br />

membuat tanah-tanah di sana tandus. Suatu<br />

malam, Khalifah Umar mengajak seorang sahabat<br />

bernama Aslam untuk mengunjungi kampung terpencil<br />

di sekitar Madinah guna memastikan apakah<br />

rakyatnya butuh bantuan dan dalam keadaan sulit.<br />

Didapatilah pada sebuah kampung terpencil seorang<br />

ibu yang anaknya menangis karena lapar, setelah<br />

mengetahui atas kondisi Ibu yang merupakan janda<br />

miskin dan anaknya, Umar buru-buru kembali ke<br />

kota mengambil sekarung gandum dari Baitulmal<br />

yang dipikulnya sendiri ke rumah dhuafa tadi.<br />

Pengelolaan zakat pada masa Umar bin Abdul<br />

Aziz lebih profesional, jujur, dan modern. Zakat<br />

adalah penyangga bagi agama, sekaligus sumber<br />

pendapatan bagi negara. Pada masa ini pulalah<br />

rakyat hidup aman dan sejahtera, bahkan Zaid bin<br />

Khattab menceritakan, menjelang wafatnya khalifah<br />

agung ini, ada orang yang kesusahan mencari<br />

mustahik zakat. Ia pun berkomentar, “Berkah Allah<br />

melalui tangan Umar bin Abdul Aziz, banyak penduduk<br />

yang hidup berkecukupan.” (Abdullah bin<br />

22 BANGKIT BERDAYA! EDISI I/TAHUN I/ JAN-MARET 2017

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!