18.03.2020 Views

Gangguan Disosiatif, Simtom Somatis dan Gangguan Terkait, serta Faktor Psikologis yang Memengruhi Kesehatan Tubuh

menjelaskan mengenai abnormalitas psikologis. dimana disini ada mengenai gangguan kepribadian ganda, gangguan fisik yang diakibatkan karena faktor psikis, faktor psikis yang mempengaruhi tubuh, dan macam-macam penyakit fisik dikarenakan psikis

menjelaskan mengenai abnormalitas psikologis. dimana disini ada mengenai gangguan kepribadian ganda, gangguan fisik yang diakibatkan karena faktor psikis, faktor psikis yang mempengaruhi tubuh, dan macam-macam penyakit fisik dikarenakan psikis

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendekatan Berdasarkan Pembelajaran

Banyak penelitian yang menunjukkan efektifitas pendekatan berdasarkan

pembelajaran dalam menangani berbagai gangguan kecemasan. Inti pendekatan ini

adalah upaya membantu seseorang mengatasi objek dan situasi yang menimbulkan

kecemasan dengan lebih efektif. Contoh pendekatan berdasarkan pembelajaran

meliputi desensitisasi sistematis (Systematic Desensitization), pemaparan gradual

(Gradual Exposure), dan floading.

Adam sedang menjalani desensitasi sistematis (systematic desensitization),

prosedur pengurangan rasa takut yang diinisiasi oleh psikiater Joseph Wolpe (1958)

pada tahun 1950-an. Desensitisasi sistematis adalah proses gradual di mana klien

belajar untuk mengendalikan stimulus yang semakin mengganggu secara progresif

sementara tetap dalam kondisi tenang. Sekitar 10 sampai 20 stimulus diatur dalam

sebuah rangkaian atau hierarki-yang disebut hierarki stimulus ketakutan (fearstimulus

hierarchy)-menurut kapasitas stimulus-stimulus tersebut memunculkan

ketakutan. Dengan menggunakan imajinasi mereka atau melihat foto, klien

dipaparkan pada item yang ada pada hierarki, perlahan membayangkan mereka

mendekati perilaku yang ditargetkan-baik itu kemampuan untuk menerima suntikan

atau tetap berada di ruangan tertutup atau lift-tanpa kecemasan yang berlebihan.

Desensitisasi sistematis didasarkan pada asumsi bahwa fobia adalah respons

yang dipelajari atau dikondisikan dan dapat dilupakan dengan mengganti respons

yang tidak sesuai terhadap kecemasan dalam situasi yang umumnya menimbulkan

kecemasan (Rachman, 2000). Desensitisasi sistematis menciptakan serangkaian

kondisi yang dapat menghilangkan respons ketakutan. Teknik ini memunculkan fase

pemunahan dengan cara memberikan kesempatan bagi paparan berulang terhadap

stimulus fobia di dalam imajinasi klien tanpa konsekuensi buruk.

Pemaparan bertahap (gradul exposure) menggunakan pendekatan bertahap

di mana individu dengan fobia secara bertahap menghadapi objek atau situasi yang

mereka takuti. Paparan berulang pada stimulus fobia tanpa adanya peristiwa tidak

menyenangkan ("tidak ada hal buruk yang terjadi") dapat memicu pemunahan, atau

pelemahan bertahap, respons fobia, bahkan sampai pada titik respons fobia hilang.

Terapi pemaparan memiliki beberapa bentuk, termasuk imaginal exposure

(membayangkan diri sendiri berada di dalam situasi yang menakutkan) dan in vivo

exposure (menghadapi stimulus fobia di dunia nyata). In vivo exposure mungkin

lebih efektif daripada imaginal exposure, tetapi kedua teknik ini sering digunakan

dalam terapi. Efektivitas terapi pemaparan untuk fobia sudah teruji sehingga teknik

ini menjadi pilihan penanganan bagi banyak fobia (misalnya dalam Gloster et a.,

2011; Hofman, 2008; McEvoy, 2008).

Flooding adalah bentuk terapi pemaparan di mana subjek dipaparkan dengan

stimulus pemicu rasa takut tingkat tinggi baik di dalam imajinasi maupun situasi

nyata. Keyakinan di balik metode ini adalah kecemasan mewakili respons terkondisi

terhadap stimulus fobia dan harus dihilangkan jika individu tetap berada dalam

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!