15.04.2023 Views

Membina Kelarga Sehat

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Membina</strong> Keluarga <strong>Sehat</strong><br />

Bab 2 – Hari-Hari Pelayanan<br />

Di rumah nelayan di Kapemaum ibu mertua Petrus terbaring akibat sakit “demam<br />

keras,” dan “mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.” “Yesus<br />

memegang tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya,” dan ia bangkit dan melayani<br />

Juruselamat dan murid-muridNya.<br />

Dengan cepat kabar ini pun menyebar. Mukjizat itu telah dilakukan pada hari<br />

Perhentian, dan karena takut kepada para rabi orang banyak itu tidak berani datang untuk<br />

mendapat kesembuhan, sampai matahari terbenam. Kemudian dari rumahrumah, kedaikedai,<br />

dan pasar-pasar, penduduk kota itu berdesak-desakan masuk ke tempat tinggal<br />

sederhana yang menaungi Yesus. Orang sakit digotong di atas usungan. Mereka datang<br />

dengan bertumpu pada tongkat-tongkat, atau ditopang oleh sahabatsahabat, tertatih-tatih<br />

lemah mereka beringsut ke hadirat Juruselamat itu.<br />

Dari jam ke jam orang-orang itu datang dan pergi; karena tak seorang pun tahu apakah<br />

besok masih bisa menjumpai Penyembuh itu di antara mereka. Tidak pernah sebelumnya<br />

Kapemaum menyaksikan satu hari seperti itu. Udara dipenuhi dengan suara kemenangan<br />

dan sorak kelepasan.<br />

Sampai penderita terakhir disembuhkan barulah Yesus berhenti bekerja. Sudah larut<br />

malam pada waktu orang banyak pulang dan keheningan kembali terasa di rumah Simon.<br />

Hari yang panjang dan menggemparkan itu telah berlalu, dan Yesus pergi beristirahat.<br />

Namun sementara kota itu diselubungi oleh kegelapan, Juruselamat itu “pagipagi benar,<br />

waktu hari masih gelap,” “Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”<br />

Pada pagi-pagi benar, Petrus dan kawan-kawannya datang kepada Yesus, mengatakan<br />

bahwa orang-orang Kapemaum sedang mencari Dia. Mereka terkejut mendengar kata-kata<br />

Yesus, “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Kabar Kerajaan Allah sebab untuk<br />

itulah Aku diutus.”<br />

Dalam kegemparan yang melanda Kapernaum waktu itu ada bahaya bahwa tujuan-Nya<br />

bisa disalahpahami. Yesus tidak merasa puas dengan menarik perhatian kepada diri-Nya<br />

semata-mata sebagai seorang yang mengadakan perbuatan ajaib atau sebagai seorang<br />

penyembuh penyakit jasmani. Ia berusaha untuk menarik manusia kepada-Nya sebagai<br />

Juruselamat mereka. Sementara orang banyak ingin mempercayai bahwa Ia telah datang<br />

sebagai seorang raja untuk mendirikan suatu pemerintahan duniawi, Ia rindu untuk<br />

mengalihkan pikiran mereka dari perkara duniawi kepada hal rohani. Sukses duniawi saja<br />

akan mengganggu pekerjaan-Nya.<br />

Perasaan takjub orang banyak yang keliru itu mengejutkan semangat-Nya. Tidak ada<br />

penonjolan diri terjalin dengan kehidupanNya. Penghormatan yang dunia berikan kepada<br />

kedudukan, kekayaan, atau bakat adalah sesuatu yang asing bagi Anak Manusia. Tak satu<br />

24

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!