Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2.2.2. Sonolisis<br />
Me<strong>to</strong>da sonolisis menggunakan gelombang ultrasonik yang<br />
beroperasi pada frekuensi antara 20 dan 100 kHz. Efek dari sonolisis pada<br />
larutan air adalah memecah air menjadi radikal H dan OH, dimana radikal-<br />
radikal tersebut dapat merusak senyawa organik dalam larutan. Rusaknya<br />
senyawa organik tersebut akan menghasilkan senyawa-senyawa organik<br />
intermediet dan jika sonolisis terus berlangsung pada akhirnya akan terjadi<br />
mineralisasi senyawa tersebut menjadi CO2, H2O, O2, dan HNO3.<br />
Efek dari ultrasonik menghasilkan fenomena yang dikenal sebagai<br />
kativasi akustik. Proses kavitasi tersebut terdiri dari pembentukkan,<br />
pertumbuhan dan mengembang mengempisnya gelembung pada larutan.<br />
Kavitasi tersebut memberikan efek fisik dan kimia tertentu yang berperan<br />
dalam proses degradasi senyawa. Efek fisik yang ditimbulkan oleh proses<br />
kavitasi adalah meningkatnya reaktifitas katalis melalui perluasan<br />
permukaan, sedangkan efek kimia yang terjadi adalah meningkatnya<br />
kecepatan reaksi pembentukkan spesies aktif yang berperan dalam degradasi<br />
senyawa.<br />
Pemberian ultrasonik pada sistim larutan menginisiasi proses<br />
kavitasi. Jika dalam air terdapat spesi organik, diharapkan akan terjadi<br />
degradasi, dan pada akhirnya termineralisasi sempurna. Kondisi ekstrim<br />
yang dihasilkan kavitasi akustik menginisiasi destruksi kontaminan organik<br />
melalui tiga jalur yang berbeda: oksidasi oleh radikal hidroksil, oksidasi air<br />
superkritis, dan pirolisis. Mekanisme pirolisis lebih dominan untuk<br />
15