31.01.2013 Views

PEMANFAATAN MUCUNA BRACTEATA UNTUK PAKAN KAMBING ...

PEMANFAATAN MUCUNA BRACTEATA UNTUK PAKAN KAMBING ...

PEMANFAATAN MUCUNA BRACTEATA UNTUK PAKAN KAMBING ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

426<br />

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008<br />

menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan apabila perlakuan berpengaruh terhadap peubah<br />

yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi dan kecernaan ransum relatif sama pada semua<br />

perlakuan pakan, kecuali kecernaan nitrogen. Retensi nitrogen tertinggi diperoleh pada taraf 30% pemberian<br />

tepung Mucuna yakni sebesar 56,95% dengan kecernaan nitrogen sejumlah 73,74%. Disimpulkan bahwa<br />

pemberian tepung Mucuna dapat direkomendasikan hingga taraf 30% untuk menggantikan rumput dilihat dari<br />

konsumsi, kecernaan dan retensi nitrogen.<br />

Kata Kunci: M. bracteata, Produksi, Nilai Nutrisi, Palatabilitas, Kecernaan<br />

PENDAHULUAN<br />

Salah satu alternatif sistem produksi<br />

pertanian di Indonesia yang dinilai memiliki<br />

prospek menjanjikan adalah sistem integrasi<br />

tanaman-ternak (crop-livestock system).<br />

Keunggulan sistem ini terletak pada adanya<br />

peluang pemanfaatan sumberdaya yang<br />

tersedia secara lokal seperti lahan dan bahan<br />

pakan yang inherent dalam sistem serta<br />

hubungan komplementer antara tanaman<br />

dengan ternak. Khusus untuk ternak<br />

ruminansia, sistem ini semakin penting<br />

mengingat ketersediaan lahan untuk<br />

pengembangan ternak dan sumber pakan<br />

semakin terbatas dan mahal.<br />

Penyediaan hijauan pakan ternak yang<br />

berkualitas dan berkelanjutan merupakan aspek<br />

yang sangat menentukan dalam menunjang<br />

keberhasilan usahaternak ruminansia termasuk<br />

ternak kambing. Dalam sistem pemeliharaan<br />

ternak tradisional di Indonesia, tanaman pakan<br />

ternak (TPT) merupakan bagian terbesar dari<br />

seluruh pakan yang diberikan, sehingga TPT<br />

merupakan bagian yang sangat penting dalam<br />

usahaternak ruminansia. TPT yang diberikan<br />

kepada ternak biasanya terdiri atas jenis<br />

rumput-rumputan dan daun leguminosa<br />

(kacang-kacangan), disamping itu ada juga<br />

hasil sisa panen (limbah pertanian). Kenyataan<br />

yang dihadapi saat ini adalah sulitnya<br />

penyediaan TPT dengan kualitas tinggi secara<br />

kontiniu disebabkan: 1) keterbatasan<br />

ketersediaan lahan khusus untuk TPT, 2)<br />

berkurangnya lahan pangonan/penggembalaan,<br />

3) sulitnya memperoleh benih/bibit unggul, dan<br />

4) masih rendahnya dinamika bisnis TPT.<br />

Penyediaan hijauan menghadapi kendala<br />

karena keterbatasan lahan khusus untuk<br />

penanaman hijauan maupun lahan<br />

penggembalaan yang cenderung mengalami<br />

penurunan dari waktu ke waktu. Menurut<br />

KASRYNO dan SYAFA’AT (2000) sumberdaya<br />

alam untuk peternakan berupa padang<br />

penggembalaan di Indonesia mengalami<br />

penurunan sekitar 30%.<br />

Leguminosa merupakan sumber protein<br />

murah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan<br />

ternak. Mucuna bracteata merupakan TPT<br />

dari kelompok leguminosa yang sejak tiga<br />

tahun terakhir ini banyak digunakan sebagai<br />

tanaman penutup tanah (LCC/Legume Cover<br />

Crop) di perkebunan karet di Sumatera Utara<br />

(KARYUDI dan SIAGIAN, 2005).<br />

MATHEWS (2007) memaparkan<br />

karakteristik M. bracteata sebagai berikut:<br />

pertumbuhan sangat cepat, mudah dipelihara,<br />

jumlah biji yang dihasilkan rendah, tidak<br />

disukai ternak sapi, toleran terhadap<br />

kekeringan dan naungan, mengandung<br />

senyawa kimia allelo sehingga mampu<br />

menekan pertumbuhan gulma, toleran terhadap<br />

hama dan penyakit, membutuhkan tenaga kerja<br />

dan bahan kimia yang rendah dalam<br />

pemeliharaannya, kontrol yang baik dalam<br />

mencegah erosi tanah, serta menghasilkan<br />

produksi biomassa yang tinggi (pada panen<br />

pertama sebanyak 4,4 t BK/ha, sedang pada<br />

akhir tahun ketiga dapat mencapai 8 - 10 ton<br />

BK/ha) dengan tambahan hara nitrogen yang<br />

tinggi (220 kg/ha), baik dari serasah maupun<br />

tambatan nitrogen dari udara melalui nodul<br />

yang terdapat di akar. Namun dari sisi<br />

peternakan memiliki kelemahan karena kurang<br />

disukai ternak. Menurut VISSOH et al. (2005)<br />

penyebabnya adalah adanya senyawa fenolik<br />

yang terkandung dalam M. bracteata. WIAFE<br />

(2007) juga menyebutkan bahwa M. bracteata<br />

memiliki kandungan senyawa fenolik yang<br />

tinggi. Dengan pengolahan menjadi bentuk<br />

tepung (melalui penjemuran dan penggilingan)<br />

dan digunakan sebagai campuran pakan,<br />

diharapkan ternak akan mengkonsumsinya.<br />

Disamping aspek produksi dan nilai nutrisi<br />

TPT yang dikonsumsi oleh ternak, kecernaan<br />

pakan tersebut juga perlu mendapat perhatian.<br />

Produksi dan nilai gizi TPT yang baik tanpa<br />

didukung oleh kecernaan yang tinggi, tidak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!