08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Insya Allah Kartu Tri Ibadah akan<br />

membantu Anda menuju haji yang mabrur.<br />

Aktifkan Kartu Tri Ibadah sekarang juga dan nikmati:<br />

Gratis terima telpon dan SMS<br />

Dari semua operator di seluruh dunia dengan kartu Tri Ibadah selama<br />

di Tanah Suci.<br />

Nelpon murah ke Tanah Air<br />

Mulai Rp 2.700/menit dengan kartu Tri Ibadah selama di Tanah Suci.<br />

SMS paling murah ke mana saja<br />

Rp 1.100/SMS ke semua operator di seluruh dunia dengan kartu Tri<br />

Ibadah selama di Tanah Suci.<br />

Kirim SMS selama di Tanah Suci Rp/SMS<br />

Tri 1.100<br />

Kartu Ungu 1.400<br />

Kartu Biru 4.000<br />

Kartu Merah 2.600<br />

Kartu Kuning 5.800<br />

Tarif telpon murah dan gratis SMS selama di Tanah Air<br />

Nikmati tarif Rp 60 per telpon ke sesama Tri dan gratis SMS ke operator<br />

lain selama di Indonesia.<br />

Gratis info resmi Ibadah Haji & Islami selama 7 hari<br />

• Kirim HAJI ke 5353 untuk tuntunan praktis Ibadah Haji, doa-doa Haji,<br />

lokasi bersejarah di Tanah Suci, tips untuk Haji yang lancar, jadwal<br />

dan info resmi Ibadah Haji lainnya.<br />

• Kirim REGISLAMI ke 9122 untuk panduan sholat, doa harian,<br />

dan lain-lain.<br />

Aktivasi dan Isi Ulang Kartu Tri Ibadah.<br />

Aktifkan Kartu Tri Ibadah Anda selama masih di Indonesia. Sebelum berangkat<br />

IbadahHaji, pastikan isi ulang pulsa Kartu Tri Ibadah secukupnya untuk<br />

menikmati kenyamanan komunikasi selama di Tanah Suci. Selama Anda di luar<br />

Indonesia, Keluarga Anda di rumah dapat melakukan isi ulang untuk Kartu Tri<br />

Ibadah Anda. Jumlah pulsa yang disarankan minimal Rp 200.000.<br />

Caranya:<br />

1. Gosok secara perlahan pelindung kode untuk mengetahui nomor kode<br />

pengisian pulsa.<br />

2. Dari hape Anda, tekan *111*(16 kode pengisian pulsa)# lalu tekan OK/Yes.<br />

Pengisian pulsa bisa dilakukan dengan membeli voucher,secara elektronik, atau<br />

melalui ATM dengan denominasi dari Rp 1.000 sampai Rp 100.000.<br />

Begitu mendarat di Tanah Suci, aktifkan kembali hape Anda dan Kartu Tri<br />

Ibadah akan secara otomatis mencari jaringan setempat. Di layar hape Anda<br />

akan muncul Mobily atau Etisalat atau KSA 03 atau 420 03. Apabila di layar<br />

hape tidak muncul nama jaringan tersebut, maka perlu dilakukan pengaturan<br />

secara manual.<br />

Selamat beribadah, semoga Anda menjadi Haji yang mabrur.<br />

• Gratis terima telpon di Arab Saudi dinikmati dengan menggunakan Nomor Lokal Roaming yang<br />

disediakan ketika Kartu Tri Ibadah aktif di Arab Saudi.<br />

• Konten gratis selama 7 hari, setelah itu akan otomatis diperpanjang dengan Rp 10 ribu per bulan.<br />

Untuk berhenti kirim UNREG HAJI ke 5353 dan UNREGISLAMI ke 9122<br />

• Tarif belum termasuk PPN 10%<br />

• Semua keterangan adalah benar saat dicetak, untuk info terkini mengenai tarif kartu Tri Ibadah<br />

selama di Indonesia dan Arab Saudi klik www.tri.co.id/ibadah<br />

Silakan lakukan isi ulang voucher kartu Tri Ibadah Anda di ponsel-ponsel terdekat, atau segera kunjungi kantor kami di; 3 Store, Jl. Tgk. Abdullah Ujung Rimba, No. 6 D, Banda Aceh (dekat Majid Raya<br />

Baiturrahman Banda Aceh). Bagi keluarga yang berada di tanah air, silakan gunakan dan langsung aktifkan kartu super 3 Anda, serta nikmati tarif murahnya. Hanya di 3 … Mau…?


Muhammad Nazar:<br />

Demi Keadilan Secara Nasional<br />

Hal. 8<br />

Drs. H. Asy’ari Basyah<br />

Sepuluh Tahun<br />

Saya tidak Haji<br />

Hal. 12<br />

Ka. Kanwil Kemenag Aceh:<br />

Ke Depan, Kakankemenag<br />

tidak Mesti Putra Daerah<br />

Hal. 26<br />

DAFTAR ISI<br />

Laporan Utama :<br />

Susahnya<br />

Naik Haji<br />

Hal. 6<br />

Dunia Islam:<br />

Menag: Masjid Tambah 64%<br />

Tafsir:<br />

Haji Akbar<br />

Hal. 32<br />

Sukseskan Porseni XII<br />

Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong>,<br />

10-15 Januari 2011, di Meulaboh<br />

Gereja 152%<br />

Hal. 25<br />

Kosultasi BP4:<br />

Seni Keluarga Bahagia<br />

Hal. 44<br />

<strong>Majalah</strong><strong>Santunan</strong>Kantor<strong>Kementerian</strong><strong>Agama</strong><strong>Prov</strong>insiAceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha<br />

Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR;<br />

H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris<br />

Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yakub Yahya; Suri Arniansyah;<br />

Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita<br />

Layout: Tim <strong>Santunan</strong> Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail : redaksisantunan@yahoo.co.id / redaksisantunan@gmail.com Hotline-SMS: 0852-7775-9339


Mau Naik Haji, Antri Dulu<br />

Insyaallah, mulai tanggal 10 <strong>Oktober</strong> ini, Embarkasi<br />

Banda Aceh kembali memberangkatkan Jamaah Calon<br />

Haji ke tanah suci Makkah.<br />

Satu hal yang patut kita syukuri tahun ini adalah,<br />

<strong>Prov</strong>insi Aceh akan memberangkatkan 4.087 orang JCH.<br />

Jumlah ini jauh meningkat dibanding beberapa tahun<br />

sebelumnya, dimana Aceh hanya mendapatkan kouta<br />

sebanyak 3.599 orang JCH.<br />

Benar, di satu sisi kita patut bersyukur karena<br />

tambahan kouta untuk tahun ini. Namun di lain pihak,<br />

kondisi ini kurang memberi pengaruh pada jumlah daftar<br />

tunggu (waiting list) Aceh saat ini yang sudah mencapai<br />

32 ribu orang. Artinya,<br />

JCH yang mendaftar<br />

saat ini harus menunggu<br />

minimal sembilan tahun<br />

ke depan untuk dapat<br />

berangkat naik haji.<br />

Dapat dibayangkan, jika<br />

JCH saat ini berumur<br />

50 tahun, pada umur<br />

59 tahun baru dapat<br />

berangkat. Begitu pula<br />

jika umurnya saat ini<br />

60 tahun, kemungkinan<br />

umur 69 tahun baru<br />

berangkat. Sebuah<br />

penantian panjang,<br />

barangkali. Mohon<br />

maaf, itu pun jika umur<br />

masih panjang.<br />

Kondisi faktual<br />

ini sebetulnya tidak hanya terjadi di <strong>Prov</strong>insi Aceh --<br />

walaupun jumlah jamaah dan lamanya menunggu tidak<br />

sama -- namun secara nasional provinsi yang lain juga<br />

mengalami hal serupa. Untuk naik haji, tetap harus<br />

menunggu!<br />

Pemerintah dalam hal ini <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong>, terus<br />

berpikir mencari solusi tentang masalah ini. Salah satunya,<br />

pemerintah hampir setiap tahun meminta tambahan<br />

kouta haji kepada pemerintah Arab Saudi dan baru<br />

tahun ini ada penambahan kouta dari pemerintah Arab<br />

Saudi. Itu pun belum menjawab persoalan waiting list<br />

itu. Nah, logikanya, bagaimana pemerintah menambah<br />

kouta nasional, sementara Arab Saudi tidak memberi<br />

tambahan kouta.<br />

Di lain pihak, masyarakat tetap berharap pemerintah<br />

dapat meminimalisir jumlah waiting list ini. Jika perlu<br />

pemerintah diminta membuat regulasi dan aturan<br />

main yang ketat, untuk mengerem membludaknya JCH<br />

4 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

setiap tahun. Beberapa langkah strtaegis telah dilakukan<br />

pemerintah dalam hal ini, seperti menambah setoran<br />

awal BPIH, dari Rp. 20 juta menjadi Rp. 25 juta, melarang<br />

anak-anak dibawah 17 tahun menunaikan ibadah haji.<br />

Menghimbau mereka yang sudah pernah haji untuk tidak<br />

mendaftar lagi naik haji, dan seterusnya. Namun itu pun<br />

belum menyelesaikan masalah yang ada.<br />

Memang, ada pendapat masyarakat supaya<br />

pemerintah berlaku tegas dalam hal pendaftaran haji<br />

ini, termasuk melarang keras mereka yang sudah pernah<br />

haji. Memprioritaskan jamaah yang sudah tua. Namun,<br />

kondisi ini juga sulit dilakukan karena pada dasarnya<br />

pemerintah tidak boleh<br />

melarang warganya<br />

untuk melakukan<br />

ibadah, ya termasuk<br />

melarang warganya naik<br />

haji. Pun begitu, sistem<br />

pendaftaran haji yang<br />

berlaku saat ini, dinilai<br />

sudah memberikan rasa<br />

keadilan di masyarakat.<br />

Sudah pasti, harapan<br />

masyarakat tentunya<br />

harapan kita semua,<br />

persoalan daftar tunggu<br />

yang begitu panjang dan<br />

lama segera mendapat<br />

jalan keluarnya.<br />

Sehingga dengan tidak<br />

perlu menunggu waktu<br />

lama, niat dan cita-cita<br />

masyarakat untuk melaksanakan rukun Islam kelima ke<br />

tanah suci ini segera terwujud. Sehingga tidak ada katakata<br />

sayup-sayup terdengar dari mulut masyarakat, ”Naik<br />

haji kok susah. Mau beribadah kok sulit.”<br />

Untuk pelaksanaan haji tahun <strong>2010</strong> ini, harapan kita<br />

berjalan dengan lancar. Persoalan klasik yang sering<br />

muncul setiap tahun dalam penyelenggaraan ibadah haji,<br />

seperti masalah pemondokan, katering dan transportasi,<br />

tahun ini semoga dapat ditekan dan berjalan dengan<br />

baik. Khususnya soal pemondokan di Makkah merupakan<br />

komponen penting dan bahkan dapat dijadikan tolok<br />

ukur keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji setiap<br />

tahun.<br />

Akhirnya, kita mengucapkan ”Selamat Menunaikan<br />

Ibadah Haji” kepada seluruh Jamaah Calon Haji <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh tahun <strong>2010</strong>, semoga dapat melaksanakan seluruh<br />

rukun dan wajib haji serta mendapat pahala haji mabrur.<br />

Amin ya rabbal ’alamin. nJuniazi


Kenapa artikel saya<br />

belum dimuat?<br />

Redaksi yang terhormat.<br />

Sekitar tiga bulan yang lalu, saya<br />

mengirimkan artikel ke alamat<br />

redaksi, yang merupakan hasil<br />

presentasi makalah saya di<br />

tempat kuliah. Makalah tersebut<br />

mendapat sambutan baik dari<br />

kawan-kawan, demikian pula<br />

dengan dosen yang membimbing<br />

mata kuliah tersebut. Maka saya<br />

memutuskan untuk mengirim<br />

makalah tersebut kepada redaksi<br />

<strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong>, dengan<br />

harapan dapat dimuat, sehingga<br />

isi kajian saya itu bisa dipahami<br />

oleh banyak orang, khususnya<br />

keluarga besar <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong>. Namun, sampai saat ini,<br />

artikel tersebut belum muncul<br />

dalam <strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong>. Mohon<br />

nama dan alamat saya tidak<br />

ditampilkan. Terima kasih.<br />

Nama dan alamat pada<br />

redaksi<br />

Redaksi:<br />

Terima kasih atas kepercayaan<br />

Saudara mengirim artikel kepada<br />

<strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong> Kanwil<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Aceh. Kami<br />

telah membaca tulisan Saudara,<br />

dan kami menilai tulisannya<br />

bagus dan sangat ilmiah. Karena<br />

makalah tersebut sangat panjang,<br />

kami sarankan tulisan tersebut<br />

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar,<br />

Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Radiah, S.Sos, Munirullah,<br />

S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H.<br />

Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Zulhelmi, S.Pd.I, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali,<br />

Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi,<br />

A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Azhari Ramadhan, M.Ag, Irmayati, SE, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah.<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

dipersingkat minimal tiga<br />

halaman kwarto diketik spasi<br />

ganda. Redaksi akan menerima<br />

tulisan yang sesuai dengan visi<br />

dan misi <strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong><br />

yang “Edukatif, Informatif dan<br />

Religius”. Dan satu lagi, tulisan<br />

yang diangkat, tentunya sedang<br />

aktual. Pertanyaan ini juga untuk<br />

menjawab beberapa pertanyaan<br />

yang sama. Terima kasih.<br />

Kapan Kemenag Aceh<br />

Terima lagi CPNS?<br />

Redaksi yang terhormat, saya<br />

salah seorang alumni perguruan<br />

tinggi negeri yang saat ini<br />

mengabdi di salah satu madrasah<br />

dalam lingkungan Kantor Wilayah<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh. Karena tidak memenuhi<br />

syarat, saya tidak termasuk dalam<br />

daftar honorer yang diverifikasi<br />

kembali beberapa waktu yang<br />

lalu. Karena itu, saya berniat<br />

untuk mengikuti seleksi CPNS<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> melalui jalur<br />

umum. Kapan kira-kira seleksi<br />

CPNS itu dibuka, dan apa saja<br />

formasinya? Terima kasih.<br />

Ainun, di Banda Aceh.<br />

Redaksi:<br />

Proses penerimaan CPNS<br />

di lingkungan <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh akan<br />

dilaksanakan dalam waktu dekat.<br />

Untuk formasi, berapa orang<br />

yang diterima dan kapan itu<br />

dilaksanakan, Insyaallah akan<br />

diumumkan secara resmi dalam<br />

waktu dekat. Terima kasih<br />

5


Hujan gerimis membasahi gampong<br />

Tualang, Peureulak, Aceh<br />

Timur. Jalan-jalan mulai sepi,<br />

pengendara sepeda motor segera<br />

menepi ke warung yang ada di pinggir<br />

jalan sambil menikmati segelas kopi<br />

teubrok khas Peureulak.<br />

Adalah Tgk. Ramli Sabil (70 tahun),<br />

dengan menumpang angkutan RBT<br />

menerobos hujan menuju kota<br />

Peureulak yang berjarak 5 Km dari<br />

gampongnya. Untuk menghindari<br />

curahan hujan ia berlindung dalam<br />

mantel bersama sopir RBT. Ia harus<br />

segera tiba di terminal Peureulak untuk<br />

selanjutnya menumpang minibus<br />

Jumbo menuju Kota Langsa.<br />

Walau kondisi fisiknya lemah<br />

karena penyakit darah manis yang<br />

dideritanya, ia tetap berupaya pergi<br />

ke Langsa yang berjarak 41 Km dari<br />

rumahnya. Ia berkepentingan untuk<br />

segera mengurus pendaftaran haji di<br />

Kankemenag Aceh Timur.<br />

Tidak hanya untuk diri sendiri, ia<br />

juga turut membawa berkas milik<br />

abangnya, M. Ali (75 tahun) untuk<br />

didaftarkan haji bersamanya. Namun<br />

M. Ali tidak dapat ikut serta mendaftar<br />

bersama Tgk. Ramli Sabil, karena<br />

sedang tergolek sakit. Ia memang<br />

telah sakit-sakitan. Dalam kecemasan<br />

ia berharap, agar di usia yang sudah<br />

senja dapat menunaikan rukun Islam<br />

yang kelima tersebut bersama-sama.<br />

6 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

LAPORAN UTAMA<br />

Dirangkum oleh Mulyadi Nurdin<br />

Susahnya Naik Haji<br />

Untuk berangkat haji, Jamaah Calon Haji ( JCH) Aceh, harus menunggu<br />

9 atau 10 tahun. Tidak sedikit yang mencoba “mengurus”. Ada yang lewat<br />

“orang dalam”. Konon juga, tidak sedikit yang mendaftar lewat provinsi<br />

tetangga. Benarkah, begitu susahnya orang Aceh naik haji?<br />

“<br />

Namun, niat itu tidak semulus<br />

yang dibayangkan. Tgk. Ramli Sabil<br />

harus menunggu 5 tahun untuk bisa<br />

berangkat haji. Saat itu masih tahun<br />

2008, menurut daftar antri yang ada,<br />

ia baru bisa berangkat tahun 2013.<br />

Kini sudah dua tahun ia menunggu,<br />

kesehatannya makin pudar, demikian<br />

pula dengan abangnya M. Ali, rasa waswas<br />

mulai menghantui, akankah niat<br />

suci tersebut terwujud. Berbagai upaya<br />

untuk mempercepat keberangkatan<br />

telah ditempuh, namun gagal.<br />

Informasi yang didapat dari Kan-<br />

kemenag Aceh Timur, waiting list haji<br />

tidak bisa dipercepat, pernah juga<br />

ia mencoba melobi ke Banda Aceh<br />

melalui orang yang dikenalnya di<br />

Kanwil Kemenag, namun jawabannya<br />

juga sama. Akhir-akhir ini ia mencoba<br />

mendaftar lewat Sumatera Utara,<br />

karena menurut informasi yang ia<br />

terima, daftar tunggu di sana lebih<br />

pendek, namun hingga kini belum juga<br />

berhasil.<br />

Bagi calon jamaah haji seusia Tgk.<br />

Ramli waktu begitu penting, karena<br />

kesehatannya terus memudar hari demi


LAPORAN UTAMA<br />

hari, kini sambil menunggu tibanya<br />

tahun 2013, ia secara rutin mengecek<br />

perkembangan keberangkatan ke<br />

Kankemenag setiap bulan.<br />

Nasib sama juga dialami oleh<br />

ribuan jamaah calon haji lainnya.<br />

Saat ini, jumlah jamaah waiting list<br />

Aceh mencapai 31.939 orang. Kalau<br />

merujuk pada kuota Aceh tahun ini<br />

yang berjumlah 4.087 orang, butuh<br />

waktu 8 tahun untuk bisa berangkat<br />

haji. Jika kuota tahun sebelumnya yang<br />

hanya 3.599 orang, harus menunggu<br />

hingga 9 tahun.<br />

Posisi waiting list Aceh saat ini<br />

menempati urutan kedua nasional<br />

setelah Sulawesi Selatan, sementara<br />

ada provinsi lain yang 3 tahun.<br />

Sedangkan secara keseluruhan di tingkat<br />

nasional adalah 5 tahun.<br />

Hal itu sebagaimana yang diungkapkan<br />

Drs. H. Asy’ari Basyah, Kepala<br />

Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat<br />

dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh,<br />

kepada <strong>Santunan</strong>, Jumat (17/9) lalu.<br />

“Aceh berada di posisi kedua<br />

setelah Sulawesi Selatan,” ujarnya.<br />

Fenomena ini membuat Wakil<br />

Gubernur Aceh Muhammad Nazar<br />

angkat bicara. Menurutnya penetapan<br />

kuota haji seharusnya memperhatikan<br />

jumlah waiting list di suatu daerah,<br />

bukan pada persentase satu per mil<br />

sebagaimana yang berlaku selama ini.<br />

”Kami mengusulkan agar penetapan<br />

kouta suatu provinsi tidak lagi<br />

didasarkan pada jumlah penduduk<br />

muslim semata. Tapi, demi keadilan<br />

secara nasional, perlu ditinjau juga<br />

daftar tunggu di suatu daerah. Bila<br />

perlu diseragamkan secara nasional,”<br />

ujar Wagub saat melantik Panitia<br />

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)<br />

Embarkasi Banda Aceh di asrama haji<br />

Banda Aceh, Kamis (22/09).<br />

Senada dengan itu, Drs. H. Asy’ari<br />

Basyah juga sepakat kalau kuota<br />

nasional diterapkan di Aceh. Menurutnya<br />

wacana itu sekarang sudah<br />

digulirkan oleh Pemerintah bersama<br />

DPR RI, namun belum berjalan.<br />

“Kecuali nanti kita menggunakan<br />

sistem rumus nasional. Jadi kalau<br />

nasional lima tahun, maka di mana<br />

pun mereka mendaftar, tetap akan<br />

berangkat lima tahun ke depan, tapi<br />

ini sedang diwacanakan di pusat dan<br />

belum berjalan,” jelasnya.<br />

Waktu menunggu yang begitu lama<br />

membuat calon jamaah yang berusia<br />

lanjut semakin risau. Mereka khawatir<br />

tidak sempat menunaikan ibadah haji,<br />

karena bisa jadi ada yang meninggal<br />

dunia dalam penantian.<br />

“Bakal meninggal dalam penantian,<br />

mungkin mate teuh bak tapreh,”<br />

keluh Tgk. M. Jamil (53 tahun), Imam<br />

Gampong Durung, Kecamatan Mesjid<br />

Raya, Kabupaten Aceh Besar.<br />

Tidak bisa diurus<br />

Seiring masa waiting list yang sangat<br />

panjang, tersiar isu dalam masyarakat<br />

bahwa hal itu bisa dipercepat dengan<br />

melakukan pendekatan tertentu<br />

dengan “orang dalam”. Namun hal itu<br />

dibantah keras oleh Asy’ari Basyah.<br />

Menurutnya, daftar tunggu tersebut<br />

tidak bisa dipercepat oleh siapapun<br />

di bidang haji, karena tugas bidang<br />

haji di <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> hanya<br />

menyelenggarakan ibadah tersebut<br />

dari tanah air hingga tanah suci.<br />

“Tidak benar. Segala urusan naik<br />

haji tidak dapat “diurus” di bidang<br />

haji. Bidang Haji hanya mengurusan<br />

penyelenggaraan,” sanggahnya.<br />

Hal itu juga diamini Kakanwil<br />

Kemenag Aceh, Drs. A. Rahman<br />

TB, Lt. “Tidak benar <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> dapat mengurus percepatan<br />

naik haji seseorang. Itu cuma isu.<br />

Dan kepada masyarakat, khususnya<br />

JCH, dimohon untuk tidak mudah<br />

terpengaruh dengan iming-iming dari<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

orang atau pihak-pihak tertentu yang<br />

katanya dapat mengurus percepatan<br />

keberangkatan,” tegasnya.<br />

Walau demikian, upaya untuk<br />

mempercepat berangkat haji terus<br />

diusahakan oleh masyarakat, salah<br />

satunya dengan mendaftar di provinsi<br />

lain yang daftar tunggunya lebih<br />

sedikit. Namun hal itu juga akan sulit<br />

terwujud karena pendaftaran haji<br />

harus sesuai dengan KTP domisili.<br />

“Pendaftaran haji sesuai dengan<br />

KTP domisili. Sedangkan untuk<br />

mutasi, hal itu diperbolehkan dengan<br />

beberapa ketentuan, pindah dinas,<br />

ingin bergabung suami isteri, ingin<br />

bergabung dengan anak ataupun<br />

dengan orang tua, tapi hal ini setelah<br />

melakukan pelunasan ongkos naik haji<br />

dan tidak dalam daftar waiting list,”<br />

urai Asy’ari panjang lebar.<br />

Bagi calon jamaah haji, yang<br />

penting bisa berangkat secepat<br />

mungkin, apapun cara akan ditempuh,<br />

namun perlu diingat jangan sampai<br />

dalam beribadah pun jamaah terjebak<br />

praktik mafia.<br />

Kiranya Pemerintah lebih serius<br />

mencari solusi terkait masalah ini,<br />

semoga calon jamaah yang sudah<br />

uzur seperti Tgk. Ramli dan M. Ali<br />

bisa berangkat sebelum sakitnya<br />

bertambah parah, sehingga bisa<br />

menikmati ibadah haji di penghujung<br />

usianya. (mulyadi nurdin, juniazi,<br />

yakub, darwin).n<br />

7


8 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

LAPORAN UTAMA<br />

Sulitnya Menjadi Petugas Haji<br />

Haji Abdul Karim (36), (bukan<br />

nama sebenarnya) baru saja<br />

keluar dari gerbang asrama<br />

haji Banda Aceh, raut wajahnya menunjukkan<br />

kekecewaan mendalam.<br />

Dia baru saja mendapat kabar buruk<br />

dari pegawai di sana, bahwa dirinya<br />

tidak lulus sebagai calon petugas haji<br />

tahun ini.<br />

“Sudah tiga kali saya ikut tes<br />

petugas haji, tapi tidak lulus juga,”<br />

ujarnya kecewa. Kali ini ia mengikuti<br />

formasi Non Kloter, sebelumnya ia<br />

mengikuti formasi TPHI dan TPIHI,<br />

namun tidak lulus juga. Guru bahasa<br />

Arab di salah satu dayah itu kecewa<br />

karena merasa mampu membimbing<br />

jamaah calon haji, karena ia sudah<br />

pengalaman naik haji sebelumnya.<br />

Ia tidak mengerti kenapa susah<br />

sekali menjadi petugas haji, pada-<br />

Muhammad Nazar, Wakil Gubernur Aceh:<br />

hal ia juga PNS di lingkungan Kemenag.<br />

Menurutnya, seharusnya perekrutan<br />

petugas didasarkan pada<br />

profesionalisme bukan faktor lain.<br />

Selama ini yang menjadi petugas<br />

terkesan biasa-biasa saja, tidak memiliki<br />

kemampuan melebihi dirinya, bahkan<br />

ada yang tidak bisa berbahasa Arab.<br />

“Ada juga yang sudah berkali-kali<br />

jadi petugas haji, padahal tidak ada<br />

kemampuan yang menonjol dari<br />

mereka, bahasa Arab pun nggak bisa,”<br />

keluhnya.<br />

Namun hal itu dibantah Drs. H.<br />

Asy’ari Basyah, Kabid Haji, Zakat<br />

dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh.<br />

Menurutnya seleksi calon petugas<br />

haji sudah dilakukan sesuai ketentuan<br />

yang ada.<br />

“Tidak, Kalau untuk petugas<br />

sudah ada ketentuannya,” tegasnya.<br />

Menurutnya, petugas yang lulus telah<br />

melewati seleksi sesuai prosedur<br />

yang ada.<br />

“Tiap tahunnya petugas haji selalu<br />

berganti-ganti. Jika mereka sudah<br />

menjadi petugas, kemudian untuk<br />

beberapa tahun kemudian menjadi<br />

petugas lagi, ini karena memang lewat<br />

seleksi dan sudah mengikuti prosedur<br />

yang berlaku,” jelasnya.<br />

Haji Abdul Karim juga pernah<br />

berusaha untuk menjadi petugas melalui<br />

jalur TPHD, namun peluangnya<br />

sangat sempit, karena wewenangnya<br />

di tangan Gubernur.<br />

Hal itu dibenarkan oleh Asy’ari<br />

Basyah, “Kalau itu langsung melalui<br />

Bapak Gubernur, nanti mereka yang<br />

menentukan kriterianya,” pungkas<br />

Asy’ari.n (mulyadi nurdin, juniazi,<br />

yakub, darwin)<br />

Demi Keadilan Secara Nasional<br />

Wakil Gubernur Aceh<br />

Muhammad Nazar mengusulkan<br />

supaya kouta haji<br />

di Indonesia tidak lagi didasarkan<br />

pada jumlah penduduk muslim satu<br />

per mil.<br />

Hal itu disampaikan Wagub saat<br />

melantik Panitia Penyelenggara<br />

Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda<br />

Aceh tahun <strong>2010</strong>, di Aula Utama<br />

Asrama Haji Banda Aceh Kamis<br />

(22/09).<br />

Menurut Wagub, penetapan kouta<br />

jamaah calon haji yang didasarkan<br />

pada jumlah penduduk muslim di<br />

suatu daerah, yaitu satu per mil, seperti<br />

yang berlaku saat ini, dinilai perlu<br />

ditinjau ulang. ”Kami mengusulkan<br />

agar penetapan kouta suatu provinsi<br />

tidak lagi didasarkan pada jumlah<br />

penduduk muslim semata. Tapi,<br />

demi keadilan secara nasional, perlu<br />

ditinjau juga daftar tunggu (waiting<br />

list) yang ada di suatu daerah. Bila<br />

perlu diseragamkan secara nasional,”<br />

ujar Wagub di hadapan Direktur<br />

Penyelenggaraan Haji, <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> RI, Drs. H. Zainal Abidin Supi,<br />

Kakanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Aceh,<br />

Bapak Drs. H. A. Rahman TB, Lt. dan<br />

Ibu Suryani MAR serta sejumlah<br />

pejabat dan tamu undangan lainnya.<br />

Alasannya, menurut Wagub,<br />

jumlah waiting list haji Aceh saat ini<br />

adalah tertinggi kedua di Indonesia<br />

setelah Sulawesi Selatan. Sementara<br />

sejumlah provinsi lain, jumlah waiting<br />

list-nya tidak lebih dari lima tahun.<br />

Sebagaimana informasi yang<br />

diperoleh <strong>Santunan</strong> dari Siskohat,<br />

Embarkasi Haji Banda Aceh, per 22<br />

September <strong>2010</strong>, jumlah JCH Aceh<br />

yang masuk dalam daftar tunggu haji<br />

sudah mencapai 31.939 orang.


LAPORAN UTAMA<br />

Wagub juga memberikan apresiasi<br />

dan rasa syukur, karena Aceh tahun<br />

ini masih diberikan kepercayaam<br />

memberangkatkan JCH sebagaimana<br />

tahun-tahun sebelumnya.<br />

Untuk itu, harapnya, kepercayaan<br />

ini haruslah dijaga dengan baik<br />

dengan memberikan pelayanan<br />

optimal kepada setiap JCH, baik<br />

pada saat pemberangkatan maupun<br />

saat pemulangan. ”Tugas ini tidaklah<br />

mudah, karenanya dukungan dari<br />

semua pihak mutlak diperlukan,”<br />

tegasnya.<br />

Wagub juga meminta kepada<br />

semua pihak yang terlibat, baik itu<br />

langsung maupun tidak langsung,<br />

demi kelancaran dan kesuksesan<br />

penyelenggaraan ibadah haji tahun<br />

ini, untuk menjalin kerjasama,<br />

dan koordinasi dengan sebaikbaiknya.<br />

Begitu pula, Wagub<br />

menegaskan bahwa Pemerintah<br />

Aceh siap memberikan dukungan<br />

sepenuhnya untuk menyukseskan<br />

penyelenggaraan haji tahun ini. ”Perlu<br />

kami tegaskan kembali, sebagaimana<br />

tahun-tahun sebelumnya, tahun ini<br />

pun pemerintah Aceh siap memberi<br />

dukungan sepenuhnya bagi suksesnya<br />

penyelenggaraan ibadah haji,”<br />

ungkapnya.<br />

Kembali Peroleh dana Baitul Asyi<br />

Dalam sambutan itu juga Wagub<br />

Muhammad Nazar memberikan<br />

informasi penting soal kompensasi<br />

Baitul Asyi, ”Insya Allah, tahun ini,<br />

sebagaimana empat tahun terakhir,<br />

JCH Aceh kembali memperoleh<br />

kompensasi wakaf Baitul Asyi di<br />

Kota Mekah al-Mukarrahmah. Harapan<br />

kita, jamaah haji kita dapat<br />

menggunakan kompensasi tersebut<br />

untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan<br />

malah menjadi ladang amal yang siasia<br />

seperti belanja yang tidak perlu.”<br />

kata Wagub.<br />

Karena menurut Wagub, semangat<br />

pendirian wakaf Baitul Asyi pada<br />

awalnya adalah untuk kemaslahatan<br />

umat semata. Kepada petugas yang<br />

mewakili Pemerintah Aceh untuk<br />

mengurus kompensasi Baitul Asyi ini<br />

Wagub juga berharap untuk mengatur<br />

dan memfasilitasi sehingga proses<br />

pembagian dana wakaf ini berjalan<br />

tertib dan lancar seperti tahun-tahun<br />

sebelumnya.<br />

Dalam sambutannya, Wagub juga<br />

menyampaikan bahwa tahun 2011<br />

akan datang di Mekah, dekat Masjidil<br />

Haram akan dimulai pembangunan<br />

pemondokan jamaah haji Aceh yang<br />

dapat menampung sekitar 5000<br />

orang jamaah. Sehingga, diharapkan<br />

ke depan jamaah haji Aceh punya<br />

pemondokan tersendiri selama<br />

melaksanakan ibadah haji di tanah<br />

suci.<br />

Pelantikan PPIH Embarkasi<br />

Banda Aceh dihadiri seluruh panitia,<br />

Muspida dan Muspida Plus Aceh,<br />

Kepala Bagian Tata Usaha Kemenag<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Aceh beserta Ibu dan sejumlah<br />

Kepala Dinas dan atau SKPA terkait<br />

pada tingkat <strong>Prov</strong>insi Aceh, pejabat<br />

Garuda Indonesia pusat dan Cabang<br />

Banda Aceh, Angkasa Pura Sultan<br />

Iskandar Muda, Kapolta Banda Aceh,<br />

Imigrasi, Bea Cukai dan KKP. Kegiatan<br />

ini juga dihadiri puluhan temanteman<br />

wartawan dari media cetak<br />

dan elektronik. Acara berlangsung<br />

meriah dan diakhiri dengan meal test<br />

makanan JCH yang akan disajikan<br />

pihak Garuda Indonesia saat dalam<br />

penerbangan berangkat dan pulang<br />

haji.n(juniazi)<br />

WAITING LIST BERDASARKAN PROVINSI SE-INDONESIA<br />

TANGGAL 25 SEPTEMBER <strong>2010</strong>, PUKUL 13.00 WIB<br />

No Nama <strong>Prov</strong>insi<br />

Waiting List<br />

(Orang)<br />

Perkiraan lama<br />

menunggu (Tahun)<br />

1 ACEH 32,123 09<br />

2 SUMATERA UTARA 35,881 05<br />

3 SUMATERA BARAT 30,307 07<br />

4 R I A U 28,524 06<br />

5 J A M B I 18,009 07<br />

6 SUMATERA SELATAN 32,414 06<br />

7 BENGKULU 3,807 03<br />

8 LAMPUNG 15,510 03<br />

9 DKI JAKARTA 30,008 05<br />

10 JAWA BARAT 91,959 03<br />

11 JAWA TENGAH 108,761 04<br />

12 D.I. YOGYAKARTA 15,901 06<br />

13 JAWA TIMUR 236,472 07<br />

14 B A L I 1,854 03<br />

15 NUSA TENGGARA BARAT 34,486 08<br />

16 NUSA TENGGARA TIMUR 1,732 03<br />

17 KALIMANTAN BARAT 4,326 02<br />

18 KALIMANTAN TENGAH 10,457 08<br />

19 KALIMANTAN SELATAN 33,841 09<br />

20 KALIMANTAN TIMUR 20,767 08<br />

21 SULAWESI UTARA 1,394 02<br />

22 SULAWESI TENGAH 9,528 06<br />

23 SULAWESI SELATAN 71,391 10<br />

24 SULAWESI TENGGARA 11,317 07<br />

25 M A L U K U 2,005 03<br />

26 P A P U A 4,323 05<br />

27 BANGKA BELITUNG 4,834 06<br />

28 B A N T E N 30,657 04<br />

29 GORONTALO 2,997 04<br />

30 MALUKU UTARA 2,416 03<br />

31 KEPULAUAN RIAU 4,012 05<br />

32 SULAWESI BARAT 7,286 06<br />

33 PAPUA BARAT 1,977 03<br />

34 BPIH - KHUSUS 16,468 01<br />

Sumber : Siskohat, Kanwil Kemenag <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

9


Tgk. M. Jamil (59), Imam Gampong Durung, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar<br />

Meninggal dalam Penantian<br />

Belum dapat kabar, tahun berapa<br />

akan berangkat haji. Saya yang sudah<br />

berumur ini sangat masygul. Tahun ini<br />

saya mungkin masih sehat, tapi siapa<br />

jamin tahun-tahun mendatang masih<br />

mampu? Usia calon yang masuk<br />

daftar tunggu ada yang di atas 60<br />

tahun, ini sama artinya satu-satu akan<br />

ada yang meninggal dalam penantian.<br />

Bakal meninggal dalam penantian,<br />

mungkin mate teuh bak tapreh. Kita<br />

sangat sayang atas nenek kakek kita<br />

yang kini sudah lemah, padahal saat<br />

mendaftar lima atau empat tahun<br />

lalu mungkin masih bugar.<br />

Jadi, kami mohon sama<br />

pemerintah, paling tidak memberi<br />

kepastian kepada kami, termasuk<br />

istri saya, Adnin (49 tahun), tahun<br />

berapa akan berangkat ke tanah suci.<br />

Ini jangankan ingin manasik haji,<br />

Direksi, dan seluruh karyawan karyawati<br />

10 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

LAPORAN UTAMA<br />

tahun berapa jatah seat kami akan<br />

berangkat saja, belum ada kepastian.<br />

Kita juga ingin agar Jakarta menambah<br />

kouta, dan menjatahkan jumlah calon<br />

haji Aceh menurut besaran jumlah<br />

penduduk terakhir, serta minat calon<br />

haji, bukan malah disamaratakan<br />

dengan provinsi lain yang minat calon<br />

haji itu relatif rendah.<br />

Kami mendoakan, jika di antara<br />

kami yang uzur ini meninggal nanti,<br />

biarlah kami meninggal dalam damai.<br />

Sebab sudah pernah berhaji, karena<br />

kami telah mampu atas biaya dan<br />

ketahanan fisik. Tinggal kemampuan<br />

pemerintah memberangkatkan<br />

kami.n(yakub)<br />

PT. ATRABU TOUR & TRAVEL Aceh Darussalam<br />

Mengucapkan<br />

Selamat Menunaikan Ibadah Haji<br />

Semoga Memperoleh Haji Mabrur<br />

Direktur Utama,<br />

H. Arifin Ibrahim, BBA<br />

Jalan Mohd. Jam No. 40, Banda Aceh. Telepon 0651-31330, 23631, Email.atrabutour @yahoo.com


LAPORAN UTAMA<br />

Tgk. H. Abdullah Basyah, Sekretaris IPHI Kota Banda Aceh<br />

Siapa pun tidak Bisa Dibantu<br />

Kebijakan dan program IPHI<br />

antara lain. Pertama, kita akan<br />

melakukan pembinaan haji.<br />

Sebab IPHI (Ikatan Persaudaran Haji<br />

Indonesia) ini merupakan mitra kerja<br />

pemerintah. Dalam hal ini adalah<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong>. Jadi tugas<br />

pokok yang dilakukan, melakukan<br />

pembinaan terhadap calon haji<br />

(calhaj). Manasik haji salah satunya.<br />

Lalu memberikan motivasi kepada<br />

orang-orang telah yang mampu dan<br />

yang belum mampu (tapi dianggap<br />

mampu) untuk melaksanakan<br />

ibadah haji. Itulah tugas IPHI<br />

dengan mendorong masyarakat<br />

yang sudah mampu untuk<br />

melaksanakan rukun Islam yang<br />

kelima.<br />

Kedua, IPHI melakukan<br />

pembina-an pasca haji. Jadi<br />

jamaah haji ini sepulang<br />

dari tanah suci, hajinya itu<br />

mabrur. Artinya hajinya itu<br />

dapat berlangsung dalam<br />

kehidupannya. Dia sebagai<br />

orang yang betul-betul sudah<br />

berhaji dan menjadi teladan<br />

bagi orang lain. Kemudian juga<br />

mengajak mereka, karena ia<br />

yang pulang dari haji otomatis<br />

akan menjadi anggota IPHI,<br />

tanpa mendaftar tergantung dimana<br />

tempat ia berdomisili atau IPHI<br />

daerah. Sedangkan IPHI <strong>Prov</strong>insi tidak<br />

memiliki anggota, hanya sebagai<br />

koordinasi saja.<br />

Di Banda Aceh pada tahun ini,<br />

manasik sudah angkatan ke 15. Jadi<br />

sudah 15 tahun lamanya kiprah<br />

IPHI yang dipusatkan kegiatannya di<br />

Mesjid Raya Baiturrahman. Kita sudah<br />

lama melakukan MoU dengan pihak<br />

Baiturrahman, di antaranya kerja sama<br />

untuk melakukan manasik haji.<br />

IPHI ini adalah mitra pemerintah<br />

dan juga bermitra dengan yang lain.<br />

Jadi IPHI mendorong supaya semua<br />

KBIH yang ada di Kota Banda Aceh<br />

memberi kesempatan, mendorong,<br />

memberikan motifasi siapa saja ormas<br />

Islam atau kelompok masyarakat apa<br />

pun silakan melakukan pembinaan<br />

terhadap manasik. Jadi bukan IPHI<br />

saja yang melakukannya, walaupun<br />

IPHI secara formal merupakan mitra<br />

resmi pemerintah.<br />

Kepada kelompok-kelompok masyarakat<br />

atau KBIH (Kelompok Bimbingan<br />

Ibadah Haji), apakah yang<br />

ada di Lampriek, Banda Aceh, atau di<br />

mana saja yang masih ada --malahan<br />

ada IPHI di kecamatan-- kita beri<br />

kesempatan serupa, seperti yang ada<br />

di Ulee Kareng, Baiturrahman, untuk<br />

melakukannya. Silakan sukseskan hal<br />

serupa, dan melakukannya atas nama<br />

IPHI kecamatan.<br />

Pemondokan tidak ada masalah<br />

Calon lama masuk daftar tunggu<br />

itu sudah menjadi peraturan pemerintah<br />

yang telah diberlakukan.<br />

Artinya, kalau dulu, bila ada orang<br />

dekat di <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> itu, bisa<br />

saja berangkat duluan. Dalam hal ini<br />

bukan sogok tetapi ada kemudahankumudahan<br />

lain. Sekarang tidak<br />

boleh, apakah ia keluarga Kanwil,<br />

keluarga Menteri <strong>Agama</strong>, atau siapa<br />

pun tidak bisa dibantu. Semua harus<br />

menurut daftar tunggu.<br />

Misalnya tahun ini sekitar 3.800<br />

calon haji setiap tahun, di Aceh. Namun<br />

statistik yang kemarin dilaporkan<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

ke Pusat adalah jumlah penduduk<br />

pascatsunami. Alhamdulillah sekarang<br />

sudah diperbaiki, tapi setelah<br />

5 tahun kemudian, dan tetap saja<br />

kita merasa dirugikan. Betapa tidak,<br />

laporan statistik, dengan kata lain,<br />

sensus penduduk menyatakan rakyat<br />

Aceh yang meninggal tsunami itu<br />

mencapai satu juta orang. Sebelum<br />

tsunami, sekitar 4.200.000 penduduk<br />

Aceh, lalu lewat musibah tsunami,<br />

berkurang sekitar 300.000 saja. Jadi<br />

penduduk Aceh bukan berkurang<br />

sampai satu juta jiwa lebih. Dan<br />

data sebanyak ini tidak mungkin,<br />

yang berarti angka ini salah<br />

dilaporkan ke Jakarta.<br />

Kalau sekarang mendaftar itu<br />

sesuai daftar tunggu kita bisa<br />

berangkat 2019, atau 9 tahun<br />

kemudian. Ada isu yang terdengar,<br />

kalau berangkat di Tangerang<br />

(Jawa Barat) bisa dua atau tiga<br />

tahun yang akan datang, kita<br />

berangkat. Tetapi itu hanya isu,<br />

belum tentu juga kebenarannya.<br />

Mungkin saja di sana daftar<br />

tunggunya tidak banyak.<br />

Dengan banyaknya daftar<br />

tunggu di Aceh, menandakan<br />

bahwa yang pertama, tingkat<br />

keimanan orang Aceh ini mungkin<br />

sudah tinggi. Kedua, kemampuan<br />

ekonomi orang Aceh sudah lebih<br />

meningkat.<br />

Saya menyarankan, kuota haji layak<br />

ditambah, sehingga daftar tunggu<br />

bisa dipercepat keberangkatannya.<br />

Masalah di sana yang paling<br />

menentukan kuota, pemondokan.<br />

Sedangkan khusus orang Aceh,<br />

masalah penginapan, bukan masalah,<br />

bahkan kompensasinya dikembalikan<br />

ke ‘kantong jamaah’.<br />

Menurut saya, Pemerintah Aceh<br />

tidak memohon langsung pada<br />

Menteri <strong>Agama</strong> untuk penambah<br />

jatah, tapi ‘terbang’ ke Arab, melobi<br />

pihak pemerintah di sana, lalu<br />

dengan OKI barangkali, baru mudah<br />

melobi pihak <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />

RI.n(yakub, darwin)<br />

11


Drs. H. Asy’ari Basyah, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji, Zakat dan Wakaf<br />

Sepuluh Tahun Saya tidak Haji<br />

Berapa lama waiting list yang telah tercatat di<br />

Siskohat?<br />

Tahun ini, kita mendapatkan kuota haji 4012 orang maka<br />

waiting list kita bisa mencapai 7 tahun ke depan. Tapi kalau<br />

menggunakan kuota yang lama waiting list kita sampai<br />

dengan 9 tahun.<br />

Secara nasional saat ini waiting list sudah mencapai<br />

berapa tahun?<br />

Saat ini waiting list secara nasional sudah mencapai lima<br />

tahun.<br />

Aceh yang paling lama waiting list-nya?<br />

Aceh berada di posisi kedua setelah Sulawesi Selatan.<br />

Porsi kuota 4012 orang apakah akan bertahan untuk<br />

musim haji tahun depan?<br />

Belum, bisa jadi bertambah bisa jadi berkurang. Untuk<br />

tahun ini kita mengalami peningkatan kuota dibandingkan<br />

tahun kemarin.<br />

Bagi yang mendapatkan waiting list jauh, apakah ada<br />

cara lain untuk segera naik haji?<br />

Tidak ada, kalau sistem menunggu, kita harus tetap<br />

menunggu. Kecuali nanti kita menggunakan sistem rumus<br />

nasional. Jadi kalau nasional lima tahun, maka di mana<br />

pun mereka mendaftar, tetap a k a n<br />

berangkat lima tahun ke depan,<br />

tapi ini sedang diwacanakan di pusat<br />

dan belum berjalan.<br />

Ada isu yang berkem- b a n g ,<br />

bahwa naik haji ini dapat<br />

“diurus”?<br />

12 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Tidak benar. Segala urusan naik haji tidak dapat “diurus”<br />

di bidang haji, di Bidang Haji hanya urusan penyelenggaraan.<br />

Yang ada hanya porsi yang diberikan untuk TPHD (Tenaga<br />

Petugas Haji Daerah) yang diberikan untuk tiap provinsi,<br />

untuk tahun ini kita mendapat 36 orang. Ada TPHD yang<br />

murni dibayar oleh Pemda dan ada TPHD yang dibayar oleh<br />

sendiri. Tapi ini bukan “diurus” tapi memang sudah ada<br />

porsinya.<br />

Siapa saja yang mengisi porsi TPHD?<br />

Kalau itu langsung Bapak Gubernur, nanti merekalah<br />

yang menentukan kriterianya.<br />

Kriterianya bagaimana?<br />

Pihak Pemda yang mengusulkan, apakah dia sebagai<br />

tokoh, ataupun orang yang mempunyai prestasi, baik itu<br />

Geuchik, pesuruh, alim ulama, semua itu hak Pemda dalam<br />

hal ini Gubernur.<br />

Ada keinginan sebagian orang untuk mendaftar di<br />

<strong>Prov</strong>insi tetangga yang lebih cepat berangkat, apakah<br />

secara prosedur ini bisa?<br />

Kalau sistem pendaftaran haji, ini diatur dalam KMA<br />

(Keputusan <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong>) No. 18 dan 15 yang baru,<br />

tercantum bahwa pendaftaran haji sesuai dengan KTP<br />

domisili. Sedangkan untuk mutasi, hal itu diperbolehkan<br />

dengan beberapa ketentuan, pindah dinas, ingin bergabung<br />

suami isteri, ingin bergabung dengan anak ataupun dengan<br />

orang tua, tapi hal ini setelah melakukan pelunasan ongkos<br />

naik haji dan tidak dalam daftar tunggu.<br />

Ada kesan, untuk naik haji masa sekarang ini susah<br />

sekali?<br />

Sebenarnya kesan susah ini karena masyarakat belum<br />

pernah mendaftar. Kalau mereka sudah mendaftar sekarang,<br />

tanpa mereka sadari nanti mereka sudah dipanggil untuk<br />

naik haji. Kalau bagi mereka yang sudah mempunyai uang,<br />

tapi hanya berpikiran kapan berangkat, sedangkan<br />

uangnya masih di tangan, ini baru susah.<br />

Bagaimana dengan pembimbing haji dari<br />

KBIH?<br />

Mereka bisa berangkat<br />

j i k a


LAPORAN UTAMA<br />

mempunyai surat izin operasional.<br />

Karena mereka mempunyai KBIH,<br />

maka mereka dibolehkan berangkat<br />

tiap tahun. Dalam hal ini mereka tetap<br />

mendaftar sebagaimana calon jamaah<br />

haji lainnya. Mereka bisa berangkat<br />

tiap tahun karena mereka mendaftar<br />

tiap tahun sehingga mendapatkan<br />

porsi jadi, hal ini dibenarkan karena<br />

mereka mempuyai KBIH.<br />

Ada image yang berkembang,<br />

kalau mau menjadi petugas haji<br />

harus pindah ke bidang haji?<br />

Tidak, Kalau untuk petugas sudah<br />

ada ketentuannya, yang pertama<br />

untuk Siskohat, sekarang hanya ada di<br />

provinsi. Tahun depan Siskohat sudah<br />

dibentuk di Kabupaten/Kota, jadi bagi<br />

mereka yang mempunyai SK Siskohat<br />

bisa ikut tes petugas haji. Kedua supir,<br />

mereka yang mempunyai SK supir bisa<br />

ikut tes. Ketiga, pembimbing ibadah,<br />

yang diminta Penyuluh teladan dan<br />

KUA teladan.<br />

Beberapa tahun belakang, yang<br />

menjadi petugas haji adalah orang<br />

yang sama, ini bagaimana?<br />

Ini tidak benar. Untuk tahun ini<br />

saja dari bidang haji hanya satu orang,<br />

selebihnya dari luar. Tiap tahunnya<br />

petugas haji selalu berganti-ganti.<br />

Jika mereka sudah menjadi petugas,<br />

kemudian untuk beberapa tahun<br />

kemudian menjadi petugas lagi, ini<br />

karena memang lewat seleksi dan<br />

sudah mengikuti prosedur yang<br />

berlaku. Sebenarnya begini, sistem<br />

mendapat porsi petugas Kabupaten/<br />

Kota sesuai dengan alokasi jamaah.<br />

Mereka diseleksi dalam dua tahap,<br />

pertama memenuhi syarat dan kedua<br />

mendapat nilai kompetensi tertinggi<br />

dalam jalur tes yang mereka ikuti<br />

masing-masing. Untuk penilaian,<br />

langsung dipantau oleh tim dari<br />

Irjen dan Dirjen. Jadi, mereka yang<br />

memenuhi kriteria di atas, itu yang<br />

kita usulkan, kalau kita usulkan orang<br />

lain, tetap tidak akan lewat.<br />

Pemondokan jamaah haji kita<br />

diatur oleh <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> RI,<br />

karena Aceh memiliki Baitu ‘Asyi,<br />

bisakah pemondokan Aceh diatur<br />

sendiri?<br />

Pernah kita usulkan, tapi karena<br />

sistem haji menganut sistem Negara<br />

dan Negara maka hal ini belum<br />

bisa diterapkan. Tapi kalau pusat<br />

memberikan wewenang kepada kita,<br />

ini boleh-boleh saja. Tapi karena<br />

Baitul ‘Asyi disewakan sampai 5000<br />

riyal, sedangkan cost pemondokan<br />

haji kita berkisar 2700-3500 riyal,<br />

ini akan memberatkan jamaah juga.<br />

Yang harus dipahami, walaupun<br />

Baitul ‘Asyi punya Aceh, tapi dalam<br />

hal pemondokan, jika Jamaah kita<br />

tinggal di baitul ‘asyi, kita juga harus<br />

tetap sewa terlebih dahulu.<br />

Untuk sekarang pengembalian<br />

uang pemondokan dikelola oleh<br />

siapa?<br />

Langsung dikelola oleh nazir baitul<br />

‘asyi, dibantu oleh dua orang dari<br />

pemerintah Aceh sebagai penghubung<br />

dengan nazir baitul ‘asyi dan orang<br />

Aceh. Prosesnya pun langsung datang<br />

dan dibagi di pemondokan per kloter<br />

masing-masing.<br />

Kalaudalamhalpemberangkatan,<br />

apakah tahun ini ada perubahan<br />

system yang digunakan?<br />

Tidak. Kita masih menggunakan<br />

sistem seperti tahun kemarin.<br />

Tahun ini berapa kloter?<br />

Sesuai dengan kapasitas pesawat<br />

yang kita gunakan, musim haji kali ini<br />

kita memberangkatkan 13 kloter.<br />

Selama ini koordinasi dengan<br />

Pemerintah Aceh bagaimana?<br />

Dalam penyelenggaraan ibadah<br />

haji, Pemerintah Aceh yang menjadi<br />

koordinatornya. Sesuai dengan<br />

undang-undang, Gubernur dan<br />

Bupati/Walikota menjadi koordinator<br />

di masing-masing tingkat. Di tingkat<br />

provinsi Gubernur sebagai Koordinator,<br />

Kakanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> selaku<br />

Kepala Staf dan Kabid Haji sebagai<br />

Sekretaris Staf. Jadi sebenarnya bukan<br />

koordinasi lagi, malahan mereka<br />

sebagai koordinatornya.<br />

Apakah Bapak yakin pelayanan<br />

haji tahun ini akan terlaksana dengan<br />

baik?<br />

Kalau yang namanya haji, tetap<br />

ada masalah. Persoalannya, pertama;<br />

jamaah yang diberangkatkan tiap<br />

tahunnya berbeda. Kedua; kebijakan di<br />

Arab Saudi pun berubah-ubah, tujuan<br />

mereka untuk meningkatkan pelayanan<br />

lebih cepat, langsung kepada jamaah,<br />

tapi pasti tetap ada kekurangannya.<br />

Hanya saja, bagaimana permasalahan<br />

yang ada jangan dibesarkan, yang<br />

besar kita kecilkan, yang kecil kita<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

hilangkan. Ketiga; jamaah haji kita<br />

berangkatkan ke negara orang, yang<br />

namanya kita pesta di rumah orang,<br />

tetap ada kendala. Insya Allah ,<br />

sejauh Jamaah dan pemerintah, baik<br />

Indonesia maupun Arab Saudi saling<br />

mengadakan koordinasi, Jamaah<br />

mau mendengar apa yang dikatakan<br />

petugas, Insya Allah kendala itu dapat<br />

kita hilangkan jikapun ada bisa kita<br />

kecilkan.<br />

Untuk tahun ini berapa biaya<br />

untuk melaksanakan ibadah haji?<br />

Untuk Aceh 3147 US Dolar jikau<br />

kita kalikan dengan rupiah rata-rata<br />

28.300.000.<br />

Biaya pengembalian penginapan<br />

di mekkah?<br />

1500 riyal kalau dirupiahkan lebih<br />

kurang 4,5 juta Rupiah<br />

Kapan jamaah haji berangkat ke<br />

Arab Saudi?<br />

Insya Allah, kalau tidak ada<br />

halangan, untuk kloter pertama<br />

tanggal 10 <strong>Oktober</strong> masuk asrama<br />

dan tanggal 11 <strong>Oktober</strong> berangkat ke<br />

Arab Saudi.<br />

Berapa lama jamaah haji berada<br />

di Arab Saudi?<br />

Untuk tahun ini selama 40-41 hari<br />

untuk masa senggang.<br />

Tahun ini Anda naik haji?<br />

Iya. Sudah sepuluh tahun saya<br />

tidak jadi petugas haji, padahal saya<br />

mengurus jamaah haji.<br />

Pesan Anda kepada masyarakat<br />

Aceh?<br />

Bagi masyarakat yang sudah ada<br />

niat untuk melaksanakan rukun<br />

haji silahkan mendaftar sesuai<br />

dengan peraturan yang ada. Kalau<br />

menyangkut lamanya waktu tunggu,<br />

Pemerintah Pusat punya kebijakan<br />

tersendiri, yang tiap tahunnya terus<br />

berupaya membuat kebijakan untuk<br />

mengatasi ini semua, baik unsur<br />

keadilan atau porsi haji. Sekarang<br />

sedang diwacanakan oleh pemerintah<br />

pusat antara Menteri <strong>Agama</strong> dengan<br />

Komisi VIII DPR-RI yaitu berlakunya<br />

porsi nasional, yang menganut<br />

sistem dimanapun kita mendaftar<br />

akan mendapatkan waiting list sama<br />

dengan daerah lain. Jadi kepada<br />

masyarakat yang ingin naik haji<br />

segeralah mendaftar.n<br />

(mulyadi nurdin, darwin)<br />

13


14 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

LAPORAN UTAMA<br />

Kegiatan Jamaah Calon Haji<br />

Selama Berada di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh<br />

Pada fase pemberangkatan, seluruh Jamaah Calon Haji dikarantina di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh selama lebih<br />

kurang 24 jam dengan alur kegiatan sebagai berikut:<br />

1. Masuk Asrama<br />

Satu hari sebelum pemberangkatan, seluruh Jamaah Calon Haji diwajibkan telah berada di Asrama Haji Embarkasi<br />

Banda Aceh. Untuk ketertiban dan pemberitahuan jadwal, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi<br />

Banda Aceh, melalui Kepala Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Panggilan Masuk<br />

Asrama (SPMA) yang ditujukan kepada masing-masing jamaah.<br />

2. Penerimaan Jamaah<br />

Setibanya di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh, rombongan Jamaah Calon Haji diarahkan ke gedung<br />

penerimaan.<br />

3. Penimbangan Barang Bawaan (Bagasi)<br />

Jamaah Calon Haji secara berurutan diarahkan untuk melakukan penimbangan bagasi yang dilakukan oleh pihak<br />

penerbangan dan diawasi oleh petugas Bea dan Cukai.<br />

4. Pemeriksaan Kesehatan<br />

Selanjutnya jamaah melakukan pengecekan kesehatan. Pada pengecekan ini, Jamaah dapat melaporkan keluhan<br />

kesehatannya sekaligus mendaftarkan obat-obatan yang akan dibawa sendiri ke Tanah Suci (obat yang biasa<br />

digunakan). Bila obat-obatan tersebut tidak dilapor dan didaftarkan kepada petugas kesehatan di Embarkasi,<br />

maka dikhawatirkan akan tertahan atau dilarang untuk dibawa masuk pada saat pemeriksaan di bandara King<br />

Abdul Aziz.<br />

5. Penerimaan Gelang Identitas<br />

Jamaah Calon Haji akan menerima gelang identitas yang mencantumkan data jamaah termasuk nama, nomor<br />

porsi, asal embarkasi, nomor kelompok terbang (kloter) dan sebagainya. Gelang identitas ini sangat membantu<br />

petugas untuk dapat dengan cepat mengidentifikasi data jamaah pada saat darurat.<br />

6. Menempati Pemondokan, Shalat dan Makan Malam<br />

Bagi jamaah yang telah selesai melakukan rangkaian kegiatan di atas, maka panitia akan mengarahkannya menuju<br />

pemondokan.<br />

7. Pembagian Dokumen Perjalanan, Kupon Baitul Asyi, dan Living Cost.<br />

Selanjutnya jamaah berkumpul di Aula Utama guna menerima Dokumen Perjalanan, Kupon Baitul Asyi dan<br />

Living Cost. Paspor merupakan dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh pihak Imigrasi yang lazim dimiliki bagi<br />

semua orang yang akan berpergian ke luar negeri termasuk ke Arab Saudi dan berstandar Internasional. Tanpa<br />

menunjukkan Paspor maka Jamaah tersebut tidak akan dapat memasuki Arab Saudi.<br />

8. Pemantapan Petugas Kloter<br />

Ketua Rombongan dan Ketua Regu diminta untuk tetap berada di Aula Utama guna mengadakan koordinasi<br />

dengan Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, Dokter Kloter dan Para Medis. Rapat koordinasi dilakukan dengan<br />

tujuan untuk meningkatkan kerja sama dan pelayanan selama perjalanan ke Tanah Suci.<br />

Penjelasan Kesehatan dan Keselamatan Penerbangan<br />

Selanjutnya Jamaah Calon Haji akan mendengarkan penjelasan kesehatan dan keselamatan penerbangan.<br />

9. Upacara Pelepasan Jamaah<br />

Rangkaian kegiatan ini merupakan rangkaian terakhir yang diikuti Jamaah Calon Haji selama berada di Asrama<br />

Haji Embarkasi Banda Aceh.<br />

10. Pemberangkatan Ke Bandara Sultan Iskandar Muda<br />

Jamaah secara berurutan sesuai Nomor Manifes memasuki bus yang telah disediakan untuk kemudian berangkat<br />

menuju Bandara Sultan Iskandar Muda dan berangkat ke Tanah Suci dengan Pesawat Udara sesuai jadwal yang<br />

telah ditentukan oleh pihak penerbangan. n<br />

(Sumber: Bidang Hazawa Kanwil Kemenag <strong>Prov</strong>insi Aceh)


Tips Nyaman Beribadah Haji:<br />

1. Jangan tergantung pembimbing;<br />

2. Mantapkan tata cara berhaji;<br />

3. Hafalkan doa-doa;<br />

4. Buat kelompok kecil;<br />

Tips Praktis Haji<br />

Tips Tawaf dan Sa’i:<br />

1. Hafalkan do’a-do’a singkat, jangan disibukkan dengan<br />

catatan.<br />

2. Berangkat dalam rombongan.<br />

3. Makan sebelum berangkat.<br />

4. Buat kelompok kecil.<br />

5. Sepakati lokasi pertemuan.<br />

6. Hindari waktu padat.<br />

7. Pindah ke lantai dua dan tiga jika<br />

padat.<br />

Tips Mencium Hajar Aswad:<br />

1. Ambil waktu yang kondisi sekitar<br />

ka’bah tidak terlalu padat.<br />

2. Pastikan fisik kuat.<br />

3. Jangan bawa barang berharga.<br />

4. Pastikan cara berpakaian ihram<br />

benar dan kuat.<br />

5. Jangan gunakan joki.<br />

6. Tidak lama-lama.<br />

7. Hindari menyakiti sesama jamaah.<br />

Tips Menjadi Tamu Allah<br />

”Baitullah ini adalah salah satu<br />

pilarnya agama Islam. Barangsiapa<br />

yang berniat menuju ke Baitullah,<br />

baik para haji ataupun yang berumrah, maka mereka<br />

dijamin oleh Allah SWT apabila meninggal dunia dalam<br />

perjalanan, maka mereka akan ditempatkan di surga dan<br />

mereka yang pulang dengan selamat ke negerinya akan<br />

membawa pahala serta harta benda (Ghanimah)”<br />

-Hadis Riwayat Ibnu Juraih-<br />

Tips Masuk Masjid Agar Tidak Tersesat:<br />

1. Datang ke masjid minimal setengah jam sebelum<br />

waktu shalat.<br />

2. Ingat nomor atau nama pintu masuk, kenali seperlunya.<br />

3. Bawa kantong kain untuk menyimpan alas kaki,<br />

payung dan sebagainya, dan bisa dibawa saat sholat.<br />

4. Sebelum masuk masjid buat janji di mana akan<br />

bertemu jika ingin pulang bersama.<br />

5. Jangan lupa juga janji pukul berapa bertemu.<br />

6. Tempat berkumpul bisa dipasangi bendera rombongan<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

tinggi-tinggi agar mudah dilihat dari kejauhan.<br />

7. Membuat identitas unik rombongan, bisa dengan<br />

selempang, slayer, atau pita di jilbab.<br />

Tips Agar Tidak Tersesat :<br />

Setiap tahun selalu ada saja laporan jamaah yang<br />

tersesat. Untuk itu perlu dicoba tips-tips berikut ini:<br />

1. Hafalkan Lokasi sebelum keluar maktab.<br />

2. Hafalkan maktab Anda serta cacat juga nomor telepon<br />

dan atau alamat pondokan Anda.<br />

3. Bawalah catatan tersebut setiap meninggalkan<br />

pondokan.<br />

Sabar, Sabar, dan Sabar<br />

Itu tiga nasihat yang sering diberikan pembimbing kepada<br />

calon jamaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci.Pada<br />

kenyataannya memang calon jamaah haji harus punya<br />

persediaan segunung kesabaran untuk menghadapi<br />

keadaan yang sering di luar perkiraan semula.<br />

Kesabaran calon jamaah sudah diuji saat berada di<br />

asrama haji atau bahkan saat keberangkatan. Kemacetan<br />

menuju asrama, pemeriksaan yang bertele-tele, sulitnya<br />

bertemu dengan keluarga sangat mungkin terjadi.<br />

Pemeriksaan dokumen kadang memerlukan waktu<br />

berjam-jam. Makanan di asrama belum tentu sesuai<br />

selera. Belum lagi kadang barang-barang yang masih<br />

diperlukan di asrama sudah telanjur masuk dalam koper<br />

besar. n<br />

(mulyadi nurdin/berbagai sumber)<br />

15


Laporan Alfirdaus Putra<br />

Bentuk Aneuk Buleun,<br />

pada 30 Ramadhan 1431 H<br />

Untuk Kedua kalinya Badan<br />

Hisab dan Rukyat bekerja<br />

sama dengan Kanwil <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh berhasil merukyat hilal<br />

syawal melalui Observatorium<br />

Hilal Lhoknga, setelah pada<br />

tahun sebelumnya berhasil<br />

merukyat hilal ramadhan.<br />

Rukyatul hilal ini dilakukan<br />

dalam rangka penetapan awal<br />

bulan hijriah sebagai acuan<br />

dalam permulaan berpuasa<br />

dan berhari raya. Proses<br />

rukyatul hilal ini dihadiri oleh<br />

Kepala Kanwil <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Prov</strong>insi Aceh, Ketua MPU<br />

Aceh serta beberapa perwakilan dari<br />

Pemerintah <strong>Prov</strong>insi Aceh serta ormas<br />

masyarakat ini.<br />

“Aneuk buleun” yang selama ini<br />

menjadi target utama bagi observer<br />

hilal, terlalu sulit untuk dirukyat<br />

di kawasan pantai barat Aceh.<br />

Meskipun pantai barat merupakan<br />

posisi strategis untuk mengobservasi<br />

hilal di bumi Serambi Mekkah. Pantai<br />

barat Aceh secara geografis, terletak<br />

di lereng bahkan kaki pegunungan,<br />

sehingga gumpalan awan akan<br />

selalu tersusun rapi di<br />

kaki pegunungan yang<br />

menyebabkan sulitnya<br />

merukyat hilal.<br />

Adapula fenomena<br />

alam yang kerap terjadi di<br />

kawasan pantai Aceh, yaitu<br />

menjelang awal bulan<br />

qamariyah kawasan ufuk<br />

di pantai Aceh “selalu”<br />

dihiasi oleh lukisan awan<br />

yang tepat berada di<br />

sekitar posisi matahari dan bulan.<br />

Dan tentunya pada beberapa bulan<br />

tertentu hujan lebatpun turut andil<br />

untuk menggagalkan<br />

impian para observer<br />

dan perukyat untuk<br />

mengabadikan hilal<br />

tanggal 1 bulan hijriyah.<br />

Beberapa kesalahanpun<br />

kerap terjadi dalam<br />

merukyat aneuk buleun<br />

ini, di antaranya yang<br />

paling fatal adalah<br />

kesalahan dalam menentukan<br />

ukuran untuk hilal<br />

tanggal 1. Secara kasat<br />

mata sebenarnya sangat<br />

16 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

sulit menentukan umur bulan. Kecuali<br />

bagi mereka yang secara intens<br />

memperhatikannya. Ketinggian hilal<br />

untuk tanggal 1 adalah antara 0,10<br />

sampai dangan lebih kurang 80,<br />

dengan besar cahaya lebih kurang 0,7<br />

% dari seluruh permukaan bulan yang<br />

nampak ke bumi. Di antara kesalahan<br />

lainnya adalah salah penafsiran<br />

terhadap cahaya yang berbentuk<br />

bulan di ufuk pada saat rukyat,<br />

yang kadangkala bagi mereka yang<br />

jarang memperhatikan bentuk bulan<br />

beranggapan cahaya lampu nelayan<br />

atau fatamorgama cahaya di kaki<br />

laut seakan-akan adalah “aneuk<br />

buleun”.<br />

Tanggal 30 Ramadhan 1431 H<br />

yang lalu, pada rukyat hari kedua<br />

untuk bulan Syawal, Tim Rukyat<br />

Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh berhasil “menangkap” aneuk<br />

buleun dengan teleskop vixen<br />

APO 180 mm selama lebih kurang<br />

10 menit dan diabadikan dengan<br />

Canon EOS 450D, bahkan berhasil<br />

melihat langsung dengan mata<br />

telanjang sekitar 6 menit lamanya.<br />

Alhamdulillah, ternyata begini toh<br />

bentuk aneuk buleun itu. n


Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) XII<br />

Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

Meulaboh, 10-15 Januari 2011<br />

CABANG OLAH RAGA<br />

1. TINGKAT IBTIDAIYAH Pa Pi 22 Org<br />

1.1. Bola Kaki 16 0 16 Org<br />

1.2. Lari 60 Meter 1 1 2 Org<br />

1.3. Lompat Tinggi 1 1 2 Org<br />

1.4. Lompat Jauh 1 1 2 Org<br />

2. TINGKAT TSANAWIYAH Pa Pi 32 Org<br />

2.1. Bola Volly 9 9 18 Org<br />

2.2. Lari 200 Meter 1 1 2 Org<br />

2.3. Lari 400 Meter 1 1 2 Org<br />

2.4. Lompat Tinggi 1 1 2 Org<br />

2.5. Lompat Jauh 1 1 2 Org<br />

2.6. Tenis Meja 3 3 6 Org<br />

3. TINGKAT ALIYAH Pa Pi 36 Org<br />

3.1. Tenis Meja 3 3 6 Org<br />

3.2. Bola Volly 9 9 18 Org<br />

3.3. Lempar Lembing 1 1 2 Org<br />

3.4. Lempar Cakram 1 1 2 Org<br />

3.5. Tolak Peluru 1 1 2 Org<br />

3.6. Bulu Tangkis 3 3 6 Org<br />

4. KARYAWAN/WATI Pa Pi 27 Org<br />

4.1. Tenis Lapangan 3 0 3 Org<br />

4.2. Bola Volly 9 9 18 Org<br />

4.3. Bulu Tangkis 3 0 3 Org<br />

4.4. Tenis Meja 0 3 3 Org<br />

Jumlah Olah Raga 117 Org<br />

Jumlah Seni 60 Org<br />

MAKNA LOGO<br />

1. Latar belakang berbentuk bulat menunjukkkan ukhuwah, semangat<br />

sportifitas,dan silaturrahim.<br />

2. Api menunjukkan semangat dan lidah api berjumlah 12, pertanda<br />

even ini adalah yang keduabelas kali diselenggarakan.<br />

3. Mahkota Kupiah Meukeutop berbentuk pentas para juara.<br />

4. Kupiah Meukeutop melambangkan kepahlawanan yang sekaligus<br />

menunjukkan Kabupaten Aceh Barat sebagai tuan rumah Porseni<br />

XII.<br />

5. Garis pembentuk kupiah meukeutop berjumlah 22, menunjukkan<br />

jumlah kontingen yang ikut serta dalam even Porseni.<br />

6. Hijau melambangkan warna kementerian agama.<br />

Cabang Olah Raga dan Seni yang diperlombakan pada Porseni XII<br />

Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

CABANG SENI<br />

1. TINGKAT IBTIDAIYAH Pa Pi 19 Org<br />

1.1. Busana Muslim/ah - 3 3 Org<br />

1.2. Nasyid Rebana 0 10 10 Org<br />

1.3. Azan 1 0 1 Org<br />

1.4. MTQ 1 1 2 Org<br />

1.5. Cerdas Cermat - - 3 Org<br />

2. TINGKAT TSANAWIYAH Pa Pi 18 Org<br />

2.1. Nasyid Rebana 0 10 10 Org<br />

2.2. Azan 1 0 1 Org<br />

2.3. MTQ 1 1 2 Org<br />

2.4. Cerdas Cermat - - 3 Org<br />

2.5. Kaligrafi 1 1 2 Org<br />

3. TINGKAT ALIYAH Pa Pi 14 Org<br />

3.1. MTQ 1 1 2 Org<br />

3.2. Cerdas Cermat - - 3 Org<br />

3.3. Kaligrafi 1 1 2 Org<br />

3.4. Puisi 1 1 2 Org<br />

3.5. Syahril Qur’an 0 3 3 Org<br />

3.6. Qira’atul Kutub 1 1 2 Org<br />

4. DHARMAWANITA Pa Pi 9 Org<br />

4.1. Asmaul Husna 0 8 8 Org<br />

4.2. Pidato 0 1 1 Org<br />

Sumber: Panitia Penyelenggara Porseni XII<br />

17


DAFTAR KLOTER<br />

JAMAAH CALON HAJI<br />

EMBARKASI BANDA ACEH TAHUN 1431 H / <strong>2010</strong> M<br />

No. KAB. /KOTA<br />

JLH<br />

JAMAAH<br />

18 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

K L O T E R JLH<br />

A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13<br />

1 BANDA ACEH 706 2 320 198 26 158 2 706<br />

2 SABANG 32 32 32<br />

3 ACEH BESAR 447 73 320 54 447<br />

4 PIDIE 440 120 320 440<br />

5 ACEH UTARA 457 320 137 457<br />

6 ACEH TIMUR 162 162 162<br />

7 ACEH SELATAN 97 97 97<br />

8 ACEH BARAT 169 169 169<br />

9 ACEH TENGAH 110 110 110<br />

10 ACEH TENGGARA 81 81 81<br />

11 SIMEULUE 19 19 19<br />

12 ACEH SINGKIL 18 18 18<br />

13 BIREUEN 301 301 301<br />

14 LHOKSEUMAWE 257 223 34 257<br />

15 LANGSA 201 201 201<br />

16 ACEH TAMIANG 103 103 103<br />

17 GAYO LUES 57 57 57<br />

18 ACEH BARAT DAYA 80 80 80<br />

19 NAGAN RAYA 104 104 104<br />

20 ACEH JAYA 78 78 78<br />

21 BENER MERIAH 88 88 88<br />

4007 320 320 320 320 320 314 320 320 320 320 320 320 173 4007<br />

Sumber: PPIH Embarkasi Banda Aceh


Laporan Azhar<br />

Buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh<br />

Jilid Kedua, Diterbitkan<br />

Setelah sukses menerbitkan Buku<br />

Masjid Bersejarah di Nanggroe<br />

Aceh jilid pertama, Bidang<br />

Penamas Kanwil Kemenag Aceh<br />

menggarap lanjutannya, jilid kedua.<br />

Drs. Helmi Zakir, ZA selaku ketua<br />

tim penulis menyatakan, bahwa dalam<br />

buku Masjid Bersejarah di Nanggroe<br />

Aceh jilid pertama, telah diangkat<br />

sejumlah 15 profil masjid bersejarah.<br />

Lalu, buku jilid kedua berisi 20 profil<br />

masjid, berarti ada 35 profil masjid<br />

yang telah dibukukan.<br />

Sampai saat buku jilid kedua<br />

diterbitkan, masih ada beberapa<br />

data masjid bersejarah yang belum<br />

rampung diverifikasi. Bahkan di<br />

beberapa daerah justru belum<br />

sempat dikumpulkan datanya. Oleh<br />

karena itu, buku masjid bersejarah<br />

ini masih harus berlanjut ke jilid-jilid<br />

berikutnya.<br />

Sebagai contoh, Helmi<br />

Zakir menyebutkan bahwa<br />

di Kabupaten Pidie masih<br />

harus diburu data masjid<br />

yang dibangun oleh Sultan<br />

Iskandar Muda, sebagaimana<br />

disebutkan Snouck Hurgronje<br />

dalam bukunya De Atjèhers.<br />

Juga ada Masjid Beuracan,<br />

Sanggeu, Kambuek, Gronggrong,<br />

dan beberapa lainnya<br />

yang nilai kesejarahannya<br />

sangat tinggi. Di Aceh Utara<br />

ada Masjid Cot Trueng, Kecamatan<br />

Muara Batu, dan beberapa masjid<br />

lainnya. Di Aceh Besar juga masih<br />

banyak masjid yang belum diteliti,<br />

misalnya masjid Panglima Polem,<br />

dan masjid-masjid tua di daerah<br />

Lampanah.<br />

Kawasan Barat-Selatan juga masih<br />

membutuhkan kerja keras. Di Aceh<br />

Barat ada Masjid Gunong<br />

Kleng, di Aceh Jaya ada<br />

Masjid Sabang, dan<br />

di Calang ada Masjid<br />

Po Teumeurhom.<br />

Semua ini merupakan<br />

kekayaan khazanah<br />

Islam Aceh yang sudah<br />

sangat mendesak untuk<br />

segera dibukukan.<br />

Untuk itu sangat<br />

diharapkan kepada<br />

semua pihak agar<br />

dengan penuh kesadaran<br />

mencurahkan<br />

t a n g g u n g j a w a b<br />

sebagai persembahan<br />

kepada generasi mendatang.<br />

Dalam perbincangan<br />

dengan <strong>Santunan</strong>,<br />

Kabid Penamas, H.<br />

Abrar Zym, S.Ag.<br />

menyatakan, Buku<br />

Masjid Bersejarah di<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Nanggroe Aceh jilid II ini membuktikan,<br />

betapa masjid-masjid di Aceh didirikan<br />

sebagai pusat penyebaran rasa<br />

damai dan ketenteraman di tengah<br />

masyarakat. Maka sangatlah naif jika<br />

di masa sekarang pemuda-pemuda<br />

kita mencari rasa damai dan tenteram<br />

di cafe-cafe, misalnya. Kembalilah ke<br />

masjid, lihatlah betapa masjid selama<br />

berabad-abad telah menjadi perekat<br />

sosial masyarakat kita, membangun<br />

solidaritas, ketenteraman, dan<br />

rasa cinta sesama. Dengan itulah<br />

kedamaian diwujudkan.<br />

Abrar Zym, mencontohkan satu<br />

masjid di Peureulak yang secara tegas<br />

berkomitmen, dituangkan dalam satu<br />

prasasti yang ditempelkan pada pintu<br />

masuk masjid. Bahwa setiap hamba<br />

Allah yang fakir datang, dan singgah,<br />

nafkahnya menjadi tanggungan tuan<br />

rumah. Sungguh suatu komitmen<br />

yang luar biasa.<br />

Buku Masjid Bersejarah di<br />

Nanggroe Aceh jilid pertama<br />

mendapat sambutan baik dari<br />

masyarakat, demikian pula hendaknya<br />

dengan buku kedua ini, semoga.<br />

<strong>Santunan</strong> juga menerbitkan hasil<br />

kajian buku ini secara ringkas dalam<br />

rubrik ensiklopedi. Diharapkan akan<br />

menjadi semacam ensiklopedi khusus<br />

tentang masjid-masjid bersejarah di<br />

Aceh. n<br />

19


Laporan Zarkasyi<br />

Pendidikan Terpadu Anak Harapan (Dikterapan)<br />

Meunyoe tatuoh pelaku, boh labu<br />

jeut keu asoe kaya,<br />

meunyoe hana tatuoh pelaku<br />

aneuk tengku jeut keu beulaga<br />

Narit maja di atas menganjurkan<br />

kepada kita untuk pandaipandai<br />

mendidik, terutama<br />

mendidik anak-anak, sebab anak<br />

merupakan titipan yang harus dijaga.<br />

Selaras dengan ini, <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> meluncurkan program baru<br />

yang yang diberi nama Pendidikan<br />

Terpadu Anak Harapan atau<br />

Dikterapan. Dikterapan adalah<br />

proses pendidikan bagi anak jalanan,<br />

anak telantar dan anak kelompok<br />

marjinal lainnya, melalui lembaga<br />

pendidikan keagamaan berasrama<br />

yang memberikan pelayanan secara<br />

terintegrasi dan komprehensif.<br />

Program ini merupakan sebuah<br />

bentuk kepedulian dalam rangka<br />

Undang-Undang Pendidikan<br />

Nasional Nomor 20 Tahun<br />

2003 telah mengamanatkan<br />

tentang tata lembaga penyelenggara<br />

pendidikan, tata kelola dan juga<br />

pendanaan pendidikan. Pasal 34 ayat<br />

2 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa<br />

Pemerintah dan Pemerintah daerah<br />

menjamin terselenggaranya wajib belajar<br />

minimal pada jenjang pendidikan dasar,<br />

sedangkan pada ayat 3 disebutkan bahwa<br />

wajib belajar merupakan tanggung<br />

jawab negara yang diselenggarakan oleh<br />

Pemerintah, pemerintah daerah dan<br />

masyarakat. Konsekuensi dari amaran<br />

Undang-undang ini Pemerintah harus<br />

menjamin terselenggaranya pendidikan<br />

bagi masyarakat, minimal pendidikan<br />

dasar.<br />

Dalam rangka menjalankan amanat<br />

ini, pemerintah telah berkomitmen<br />

untuk mengalokasikan dua puluh persen<br />

anggaran APBN untuk biaya pendidikan.<br />

Selain itu, terbitnya PP Nomor 48 tahun<br />

memberikan pelayanan kepada seluruh<br />

warga negara, termasuk anak-anak<br />

terlantar. Kepedulian ini merupakan<br />

manifestasi undang-undang dasar<br />

1945 pasal 34 ayat 1. Konvensi<br />

Internasional tentang perlindungan<br />

anak yang telah diratifikasi pada tahun<br />

1989 dan dikukuhkan oleh forum<br />

PBB di Jenewa juga mengamanatkan<br />

perlindungan terhadap hak-hak anak.<br />

Tidak hanya itu, terbitnya undangundang<br />

nomor 23 tahun 2003 tentang<br />

perlindungan anak merupakan<br />

modal dalam memperjuangkan<br />

hak-hak anak. Terbentuknya Komisi<br />

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)<br />

dengan keputusan Presiden nomor 77<br />

tahun 2003 memperkuat komitmen<br />

pemerintah untuk memenuhi hak-hak<br />

anak.<br />

Dikterapan merupakan program<br />

yang diselenggarakan dengan pola<br />

kemitraan bersama <strong>Kementerian</strong><br />

2008 tentang pendanaan pendidikan<br />

memberikan kejelasan tentang tanggung<br />

jawab pemerintah, pemerintah daerah<br />

dan masyarakat. Bukti lain dari keseriusan<br />

pemerintah dalam menyelenggarakan<br />

pendidikan adalah melalui pemberian<br />

Bantuan Operasional Sekolah (BOS)<br />

sejak tahun 2003, dana BOS diberikan<br />

untuk Lembaga SD/MI dan SMP/MTs,<br />

baik negeri maupun swasta. Pondok<br />

Pesantren Salafiyah penyelenggara<br />

program wajardikdas, baik tingkat ula<br />

maupun tingkat wustha.<br />

Bidang Pekapontren Kantor<br />

Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

mengalokasikan pemberian dana BOS<br />

Pondok Pesantren penyelenggara<br />

wajardikdas wustha, dengan jumlah<br />

santri sebanyak 12.052 orang. Untuk<br />

Pondok Pesantren penyelenggara<br />

wajardidas ula baru disalurkan sebanyak<br />

3.136 orang santri. Proses penyaluran<br />

dana BOS ini dilakukan sebanyak empat<br />

tahap dalam setahun dengan kurun<br />

20 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Pendidikan Nasional, <strong>Kementerian</strong><br />

Sosial, <strong>Kementerian</strong> Dalam Negeri,<br />

<strong>Kementerian</strong> Pemberdayaan Perempuan<br />

dan Perlindungan Anak, <strong>Kementerian</strong><br />

Kesehatan, <strong>Kementerian</strong><br />

Hukum dan HAM, Kepolisian Negara<br />

Republik Indonesia, Pemerintah<br />

Daerah lembaga pendidikan<br />

berasrama, Perguruan Tinggi, dan<br />

kalangan LSM.<br />

Kemitraan bersama ini diharapkan<br />

dapat memberikan angin segar bagi<br />

anak-anak terlantar dan anak-anak<br />

marjinal. Outcome dari program ini<br />

adalah untuk mewujudkan warga<br />

negara yang produktif, mandiri,<br />

berakhlak mulia, serta memiliki<br />

kemampuan hidup bersama. Untuk<br />

Tahun <strong>2010</strong>, ditargetkan kerjasama<br />

dengan 250 lembaga pendidikan<br />

keagamaan berasrama untuk menampung<br />

sedikitnya 25.000 anak. n<br />

Bantuan untuk Pesantren<br />

waktu empat bulan sekali. Sampai<br />

saat ini telah dicairkan tahap ketiga.<br />

Tidak hanya BOS, bidang Pekapontren<br />

Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> khusus<br />

untuk tahun <strong>2010</strong> telah menyalurkan<br />

berbagai bantuan demi peningkatan<br />

sarana, kualitas dan kapasitas lembaga<br />

pendidikan keagamaan dan Pondok<br />

Pesantren. Bantuan itu meliputi<br />

bantuan pengembangan perpustakaan<br />

(7 Ponpes), life skill (2 Ponpes), dan pos<br />

kesehatan pesantren (POSKESTREN)<br />

sebanyak 11 Ponpes, pengembangan<br />

ketrampilan (2 Ponpes), sanggar belajar (2<br />

ponpes), dan bantuan penyelenggaraan<br />

pembelajaran Paket A, B dan C sebanyak<br />

51 Lembaga. Tidak hanya peningkatan<br />

kapasitas lembaga, peningkatan kualitas<br />

guru juga menjadi prioritas, program<br />

sertifikasi Guru Pesantren Mua’dalah<br />

merupakan salah satu cara peningkatan<br />

kapasitas, untuk tahun ini baru sebelas<br />

orang guru yang mengikuti sertifikasi.<br />

Semoga lulus semua! n


Laporan Wiswadas<br />

Semua Anak Berhak<br />

atas Pendidikan <strong>Agama</strong> yang Layak<br />

Kerukunan umat bergama yang<br />

telah terbentuk di Indonesia perlu<br />

dipelihara dan di rawat dengan baik.<br />

Karena itu, setiap benih atau peluang<br />

terjadinya konflik antar pemeluk<br />

agama di Indonesia mesti ditelusuri dan<br />

dicarikan pemecahannya. Demikian<br />

salah satu poin penting yang disepakati<br />

dalam kegiatan focus group discussion<br />

tentang penelitian partisipatif<br />

dalam rangka menjaga kerukunan di<br />

Indonesia yang berlangsung April <strong>2010</strong><br />

di Aula <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh.<br />

Follow up dari acara tersebut adalah<br />

penelitian lapangan yang dilaksanakan<br />

oleh para alumni yang tergabung<br />

dalam Forum Kreatifitas Pemuda<br />

Lintas <strong>Agama</strong> (KaPAL) <strong>2010</strong>. Salah satu<br />

bentuk penelitian partisipatif tersebut<br />

adalah menfasilitasi pemenuhan hak<br />

pendidikan agama bagi siswa yang<br />

beragama minoritas di sekolah-sekolah<br />

dalam Kota Banda Aceh.<br />

Dalam dialog yang berlangsung pada<br />

tanggal 26 Agustus <strong>2010</strong>, bertempat<br />

di Aula Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />

<strong>Prov</strong>insi Aceh, KaPAL mempertemukan<br />

pihak-pihak yang berkaitan dengan<br />

isu pendidikan agama tersebut,<br />

khususnya pimpinan sekolah yang<br />

memiliki murid dengan agama yang<br />

bervariasi seperti SMA 2 Banda Aceh,<br />

Fatih Bilingual School, Perguruan<br />

Methodist dan Budhi Dharma. Turut<br />

diundang pula para tokoh agama dan<br />

praktisi pendidikan agama dari Vihara<br />

Budha Sakyamuni, Cetiya Vimalakirti,<br />

Pasraman Hindu, Gereja Katolik Banda<br />

Aceh, Gereja HKBP Banda Aceh, dan<br />

GBPI Banda Aceh.<br />

Dari unsur pemerintah, turut<br />

diundang para pembuat kebijakan di<br />

bidang agama dan pendidikan, yaitu<br />

Kabid Pendidikan Madarasah dan<br />

Pendidikan <strong>Agama</strong> pada Sekolah Umum<br />

Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh, Kepala Kantor <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> Kota Banda Aceh, Kepala Dinas<br />

Pendidikan Kota Banda Aceh, dan<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

perwakilan DPRK Kota Banda Aceh.<br />

Pendidikan agama ternyata<br />

merupakan hak bagi setiap individu,<br />

khususnya anak-anak telah mendapat<br />

perhatian pemerintah, dan secara<br />

khusus telah diatur melalui UU<br />

Sisdiknas No. 19/2003 dan PP.55/2007.<br />

Karenanya, dibutuhkan kerjasama<br />

dari semua pihak penyelenggara<br />

pendidikan guna pelaksanaan amanah<br />

undang-undang ini.<br />

Dari dialog ini dihasilkan<br />

beberapa rekomendasi yang intinya<br />

mengharapkan pemerintah dapat<br />

memfasilitasi penyediaan tenaga<br />

guru pendidikan agama bagi sekolahsekolah<br />

yang kesulitan menyediakan<br />

guru pendidikan agama bagi siswa-siswi<br />

yang beragama minoritas. Disamping<br />

itu, pihak sekolah dan juga orang tua<br />

siswa juga diharapkan secara aktif<br />

mendukung dan berkontribusi dalam<br />

pemenuhan hak pendidikan agama ini<br />

dengan cara mendata, melaporkan,<br />

dan memberikan masukan-masukan<br />

positif bagi terwujudnya tujuan ini.<br />

Ketua Panitia Dialog, Muhammad<br />

Yakub Yahya, M.Ag menjelaskan,<br />

bahwa rekomendasi ini nantinya<br />

akan disampaikan kepada pihakpihak<br />

terkait, khususnya stakeholder<br />

di lingkungan kota Banda Aceh<br />

dan Pemerintah <strong>Prov</strong>insi Aceh. “Ini<br />

merupakan langkah awal, kita berharap<br />

apa yang bisa dicapai di lingkungan<br />

kota Banda Aceh ini nantinya bisa<br />

ditiru oleh daerah-daerah lain di<br />

provinsi Aceh, khususnya di daerah<br />

dengan variasi pemeluk agama yang<br />

beragam, sehingga ketertiban dan<br />

kerukunan yang selama ini sudah<br />

terbina dalam konteks syariat Islam<br />

dapat terus terpelihara, tanpa melukai<br />

hak dan kewajiban pemeluk agama<br />

lain,” demikian ungkap Muhammad<br />

Yakub. n<br />

21


Kemenag<br />

Aceh Selatan<br />

Bina Penyuluh Honorer<br />

<strong>Santunan</strong> – Tapaktuan. <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> Kabupaten Aceh<br />

Selatan, setiap tahun mengadakan<br />

pembinaan kepada Penyuluh <strong>Agama</strong><br />

Islam Honorer sekaligus dengan<br />

Penyaluran Honorarium kepada 667<br />

orang. Tahap I dilaksanakan pada<br />

Januari sampai Juni dan tahap II<br />

pada Juli sampai Desember <strong>2010</strong>.<br />

Pelaksanaannya dipusatkan di empat<br />

wilayah, yang dibina langsung oleh<br />

Pgs. Ka. Kankemenag dan Kepala<br />

Seksi Penamas.<br />

Pembinaan dilaksanakan sejak<br />

tanggal 19 sampai 22 Juli <strong>2010</strong>. di<br />

Kabupaten Aceh Selatan dibagi pada<br />

empat wilayah. Satu wilayah terdiri<br />

dari empat kecamatan, dan setiap<br />

tahunnya selalu bergilir disetiap<br />

kecamatan-kecamatan yang berada<br />

pada wilayah tersebut. Tujuan kegiatan<br />

ini, diharapkan agar para penyuluh<br />

honorer dapat meningkatkan silaturrahmi<br />

serta berbagi pengalaman di<br />

tempat tugasnya masing-masing.<br />

Pgs. Ka. Kankemenag Kabupaten<br />

Aceh Selatan Drs. H. Arijal dalam<br />

arahannya menyampaikan tentang<br />

pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah,<br />

menghargai setiap perbedaan<br />

serta diusahakan dalam menyelesai<br />

kan persoalan-persoalan yang terjadi<br />

di masyarakat dengan mengedepankan<br />

akal sehat atau cara -cara yang baik<br />

bukan dengan cara-cara emosional,<br />

radikal atau kekerasan, yang akhirnya<br />

akan merugikan bagi masyarakat<br />

itu sendiri. Contohnya dalam kasus<br />

penentuan arah kiblat di masjidmasjid.<br />

Dalam kesempatan yang sama,<br />

Kasi Penamas Drs. Bukhari Harun<br />

mengingatkan, para penyuluh<br />

honorer agar dapat mewaspadai<br />

pengaruh-pengaruh agama non-<br />

Islam. Baik itu, secara langsung<br />

maupun tidak langsung yang ingin<br />

menghancurkan akidah dan memecah<br />

belah persatuan umat Islam, bisa<br />

saja meraka mengatasnamakan<br />

LSM-LSM yang bergerak dalam<br />

bidang kemanusiaan, membantu<br />

memulihkan pembangunan masya-<br />

rakat Aceh pasca gempa bumi dan<br />

tsunami, dibalik itu mereka punya<br />

misi lain.<br />

Selanjutnya, para penyuluh<br />

harus mampu menjelaskan pada<br />

masyarakat dalam menyelesaikan<br />

persoalan-persolanan kehidupan<br />

sehari-hari harus mengutamakan<br />

hukum Islam dari pada hukum adat,<br />

bukan sebaliknya. Contoh: Orang<br />

yang telah melangsungkan akad<br />

nikah secara sah menurut ajaran<br />

Islam, namun menurut adat istiadat<br />

di daerah Serambi Mekkah ini tidak<br />

boleh tinggal bersama, baik di rumah<br />

mertua mempelai perempuan atau<br />

di rumah mertua mernpelai laki-laki.<br />

Intinya membatasi hubungan layaknya<br />

suami istri, sebelum mereka terlebih<br />

dahulu melaksanakan resepsi/pesta<br />

pernikahan.n(aba)<br />

Sosialiasi BOS<br />

se-Kabupaten Bireuen<br />

<strong>Santunan</strong>-Bireuen. Pada tanggal<br />

7 dan 9 Agustus <strong>2010</strong> lalu, Seksi<br />

Mapenda Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />

Kabupaten Bireuen, mengadakan<br />

Sosialisasi Penyaluran Dana Bantuan<br />

Operasional Sekolah (BOS) dan<br />

Pembayaran Tunjangan Profesi<br />

Guru se-Kabupaten Bireuen di Op.<br />

Room Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />

Kabupaten Bireuen dengan tema<br />

“Melalui Sosialisasi Penyaluran Dana<br />

BOS dan Tunjangan Profesi Mari Kita<br />

Tingkatkan Akuntabilitas, Transparansi<br />

serta Profesionalisme dalam Meningkatkan<br />

Mutu Pendidikan”.<br />

Kegiatan yang berlangsung dua<br />

hari penuh ini, berjalan lancar dengan<br />

melibatkan seluruh kepala madrasah<br />

baik negeri maupun swasta yang<br />

berada di wilayah Kabupaten Bireuen.<br />

Kegiatan ini diikuti 170 orang peserta<br />

dengan pemateri Tatang Laksamana,<br />

ST. Dan Azhary Tambunan, ST dai<br />

Kanwil Kemenag <strong>Prov</strong>insi Aceh,<br />

Drs. Fauzi, MM dari BPKP Propinsi<br />

Aceh, dan Drs. Efendi dari KPPN<br />

Lhokseumawe.<br />

Kepala Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />

Kabupaten Bireuen, Drs. H. Zulhelmi<br />

A. Rahman, M.Ag., menyampaikan<br />

apresiasi yang tinggi terhadap acara<br />

sosialisasi ini. Karena selain acara<br />

22 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

tersebut dihadiri oleh seluruh kepala<br />

madrasah juga dikarenakan format<br />

acara dilakukan dengan metode<br />

tanya jawab. Ini bisa memberikan<br />

kesempatan kepada semua peser-ta<br />

untuk dapat menanyakan permasalahan<br />

yang di hadapi di lapangan.<br />

Ka. Kankemenag juga mengharapkan<br />

kepada seluruh peserta, selaku<br />

kepala Madrasah hendaknya dapat<br />

memberikan ilmu yang diperoleh ini<br />

nantinya kepada bawahan di madrasah<br />

khususnya bendahara supaya semua<br />

proses pengelolaan keuangan negara<br />

dapat di pertanggungjawabkan sesuai<br />

dengan prosedur. Untuk itu diharapkan<br />

dapat mengikuti kegiatan<br />

ini dengan cermat.n(Aba)<br />

Pembinaan Agrobisnis<br />

Pondok Pesantren<br />

di Singkil<br />

<strong>Santunan</strong> – Singkil. Kantor <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> Kabupaten Aceh<br />

Singkil, melalui Seksi Penamas dan<br />

Pekapontren, Kamis s/d Sabtu (22 s/d<br />

24 Juli <strong>2010</strong>), mengadakan pelatihan<br />

dalam rangka pembinaan agrobisnis<br />

pondok pesantren se-Kabupaten<br />

Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.<br />

Kegiatan ini berlangsung di Hotel<br />

Island Singkil, dengan peserta 36 orang<br />

yang terdiri dari Unsur Pimpinan dan<br />

Guru pada Pondok Pesantren.<br />

Ketua Panitia, Suhardiman, S.Ag<br />

menyatakan bahwa, kegiatan ini<br />

merupakan salah satu program kerja<br />

Seksi Penamas dan Pekapontren<br />

Tahun <strong>2010</strong>. Kegiatan ini bertujuan<br />

untuk memberikan bimbingan dan<br />

pembinaan agrobisnis yang nantinya<br />

dapat dikembangkan pada pondok<br />

pesantren.<br />

Mengingat bahwa lokasi pondok<br />

pesantren yang ada di wilayah<br />

Kabupaten Aceh Singkil dan Kota


Subulussalam, semuanya berada di<br />

daerah potensial yang tentunya sangat<br />

menunjang bagi pengembangan<br />

usaha-usaha yang bersifat ekonomis<br />

terutama di bidang pertanian sebagai<br />

usaha unggulan sesuai dengan kebutuhan<br />

pasar, potensi alam, sosial<br />

dan budaya dilingkungan Pondok<br />

Pesantren.<br />

Diharapkan ke depan sebaiknya<br />

kita upayakan lahan pondok pesantren<br />

yang dimiliki dapat dioptimalisasikan<br />

dengan kegiatan agrobisnis, melalui<br />

pendekatan formula area multi<br />

fungsi, sehingga tidak ada lahan di<br />

dalam Pondok Pesantren yang tidak<br />

termanfaatkan.<br />

Bupati Aceh Singkil yang diwakili<br />

oleh Asisten II, Drs. Azmi, dalam<br />

arahannya menyampaikan bahwa<br />

pondok pesantren, di samping dikenal<br />

sebagai lembaga yang berperan dalam<br />

upaya meningkatkan pengetahuan<br />

agama Islam dan dakwah, juga<br />

diharapkan bisa beperan sebagai<br />

lembaga pemberdayaan masyarakat<br />

sekitar dalam rangka meningkatkan<br />

dan menambah sumber-sumber<br />

pendapatan bagi pondok pesantren<br />

dan masyarakat. (Aba)<br />

Buka Puasa Bersama<br />

Kemenag<br />

Kota Langsa<br />

<strong>Santunan</strong>-Langsa. Keluarga Besar<br />

Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Kota<br />

Langsa, Rabu (25/9), mengadakan<br />

acara buka puasa bersama.<br />

Kegiatan buka puasa yang diawali<br />

dengan penyampaian tausyiah<br />

yang disampaikan oleh al-Ustad H.<br />

Awwaluzikri, MA, yang merupakan<br />

alumni Universitas al-Azhar Mesir,<br />

diakhiri dengan pelaksanaan shalat<br />

tarawih berjamaah. Acara ini dihadiri<br />

Walikota Langsa, Ketua DPRK Langsa,<br />

Kepala Dinas Syari’at Islam Kota<br />

Langsa, Ketua MPU Kota Langsa, Ketua<br />

STAIN ZCK Langsa, dan sejumlah tamu<br />

undangan lainnya.<br />

Buka puasa ini berlangsung atas<br />

kerjasama Kantor <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> Kota Langsa dengan seluruh<br />

madrasah yang ada di lingkungan<br />

Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Kota<br />

Langsa. Acara ini juga melibatkan ibuibu<br />

Dharmawanita Persatuan Kantor<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Kota Langsa.n<br />

(Aba)<br />

Kompetisi Kihajar Harian<br />

Siswa MTsN Sawang<br />

Wakili Aceh<br />

ke Tingkat Regional<br />

<strong>Santunan</strong> – Banda Aceh. Tiga<br />

orang siswa MTsN Negeri Sawang,<br />

Aceh Selatan, lolos seleksi kompetisi<br />

Kihajar Harian pada “Festival<br />

e-Pendidikan <strong>2010</strong>” tingkat <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh dan berhak maju mewakili Aceh<br />

pada tingkat regional se Sumatera.<br />

Festival e-Pendidikan <strong>2010</strong> tingkat<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

regional ini akan berlangsung dari<br />

tanggal 27–28 September <strong>2010</strong> di<br />

Dinas Pendidikan Aceh. Kepala MTsN<br />

Sawang, Muhibbudin, S.Ag kepada<br />

<strong>Santunan</strong> (26/9), menjelaskan bahwa<br />

peserta didiknya telah lolos setelah<br />

mengikuti “Festival e-Pendidikan<br />

<strong>2010</strong>” melalui TV Edukasi tingkat<br />

<strong>Prov</strong>insi yang difasilitasi Pusat<br />

Teknologi Informasi dan Komunikasi<br />

Pendidikan (PUSTEKKOM) <strong>Kementerian</strong><br />

Pendidikan Nasional yang<br />

dilaksanakan sejak 28 Juni sampai<br />

dengan 6 Agustus lalu. Selanjutnya,<br />

berhak mewakili Aceh pada festival<br />

“Festival e-Pendidikan <strong>2010</strong>” tingkat<br />

regional. Mereka adalah Muhammad<br />

Muhajir, Mutia Ultari dan Salman Al<br />

Farisi.<br />

Muhibbudin yakin, di antara tiga<br />

siswanya bakal menjadi juara dan<br />

dapat mewakili Aceh pada Kompetisi<br />

Kihajar Harian “Festival e-Pendidikan<br />

<strong>2010</strong>” tingkat nasional yang diadakan<br />

bulan <strong>Oktober</strong> nanti, di Jakarta.<br />

Ketiga siswa-siswa dan Kepala<br />

MTsN Sawang tersebut, diterima<br />

Kabid Mapenda, Kanwil <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh Senin (26/9),<br />

di ruang kerjanya. Kabid Mapenda<br />

mengharapkan kepada ketiga siswa<br />

ini terus belajar dan mengasah diri<br />

untuk tampil dan menjadi juara pada<br />

even yang lebih tinggi lagi.n(juniazi)<br />

Salman Al Farisi, Mutia Ultari, dan Muhammad Muhajir, berfoto bersama Kepala Bidang Mapenda, dan Kepala<br />

MTsN Sawang, Muhibbudin, S.Ag., di ruang kerja Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh.<br />

23


MAS Kuala Batee<br />

Adakan Daurah Syar’iyyah<br />

<strong>Santunan</strong>-Kuala Batee. Dalam<br />

rangka mengisi bulan Ramadhan<br />

1431 H, Madrasah Aliyah Swasta<br />

(MAS) Kuala Batee, Aceh Barat Daya<br />

mengadakan Pesantren Ramadhan<br />

“Daurah Syar’iyyah.” Yang diikuti 60<br />

orang siswa MAS Kuala Batee dan<br />

siswa dari sekolah lain yang diundang.<br />

Kegiatan ini terlaksana atas<br />

kerjasama Yayasan Syeikh Eid bin<br />

Mohammad al-Tsani Qatar dengan MAS<br />

Kuala Batee. Kegiatan ini berlangsung<br />

selama lima hari, mulai tanggal 16-21<br />

Agustus <strong>2010</strong>. Kerjasama ini merupa-<br />

kan bentuk kepedulian Yayasan<br />

Syeikh Eid bin Mohammad al-Thani<br />

dalam memberikan bimbingan dan<br />

menyampaikan dakwah Islam kepada<br />

generasi muda Islam, khususnya di<br />

kalangan para pelajar, sebut Ustad<br />

M. Isa Daud selaku Perwakilan Panitia<br />

Pelaksana dari Yayasan.<br />

Kegiatan ini bertujuan untuk<br />

memberi pembekalan kepada siswa<br />

dalam meningkatkan ketakwaan<br />

Kepada Allah Swt., dan menambah<br />

pengetahuan keagamaan siswa agar<br />

dapat di praktekkan dalam kehidupan<br />

sehari-hari berdasarkan Alquran dan<br />

Hadis yang sahih. Kegiatan Pesantren<br />

Ramadhan kali ini menitikberatkan<br />

pada aspek hukum, akidah, akhlak,<br />

dan pengamalan ibadah sehari-hari<br />

bagi peserta didik. Para siswa terlihat<br />

sangat antusias, dan penuh khidmat<br />

dalam mengikuti kegiatan Pesantren<br />

Ramadhan tahun ini. Kegiatan dilaksanakan<br />

mulai pukul 08.30 hingga<br />

pukul 13.00 WIB bertempat di Masjid<br />

Fatimah MAS Kuala Batee, Aceh Barat<br />

Daya.n(lan)<br />

Sekolah Katolik di Blackburn<br />

akan Diubah Menjadi Sekolah Islam<br />

<strong>Santunan</strong>–Blackburn. Sebuah<br />

sekolah dasar Katolik di Blackburn,<br />

Inggris, yaitu Sacred Heart Primary,<br />

tampaknya bakal menjadi sekolah Katolik<br />

pertama di Inggris yang akan dikonversi<br />

menjadi sekolah agama Islam. Perubahan<br />

itu dikarenakan jumlah populasi pelajar<br />

Katolik yang menurun drastis di sekolah<br />

tersebut.<br />

Sepuluh tahun lalu, pelajar katolik<br />

di sekolah itu masih menjadi mayoritas.<br />

Namun tahun ini merosot hanya tinggal<br />

tiga persen. Keuskupan setempat<br />

mengakui bahwa sekolah itu tak bisa<br />

lagi melayani kebutuhan masyarakat.<br />

Sekolah itu mesti menyediakan kepala<br />

sekolah Katolik, dan 10 persen kurikulum<br />

pendidikan berbasis Katolik.<br />

Berdasarkan undang-undang saat<br />

ini, dewan kota setempat harus efektif<br />

menjalankan kompetisi untuk mencari<br />

organisasi baru untuk menjalankan<br />

sekolah tersebut. Nah, Masjid Tauheedul<br />

Islam di Blackburn yang sudah memiliki<br />

sekolah menengah khusus pelajar putri,<br />

sudah menyatakan ketertarikannya<br />

untuk mengambil alih sekolah Katolik<br />

tersebut.<br />

Kepala Sekolah Menengah<br />

Putri Tauheedul Islam, Hamid Patel<br />

mengatakan, ‘’Mengingat sebagian<br />

besar murid sekolah (Katolik) itu adalah<br />

Muslim maka masuk akal bila kita terlibat<br />

dengan sekolah itu.’’<br />

‘’Kami membutuhkan informasi<br />

lebih lanjut dari otoritas setempat,<br />

tapi jika masyarakat dan sekolah itu<br />

menginginkan kita terlibat, maka kami<br />

tertarik,’’ tambahnya.<br />

Saat ini di Inggris sedang terjadi<br />

24 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

peningkatan permintaan untuk sekolahsekolah<br />

negeri Islam. Populasi Muslim di<br />

Inggris meningkat pesat menjadi sekitar<br />

2,5 juta jiwa antara 2004-2008, tapi<br />

hanya ada 11 sekolah Islam yang telah<br />

dibuka dengan dana negara kerajaan<br />

itu.<br />

Dalam kasus itu, Keuskupan Salford<br />

mengatakan, dewan kota setempat tak<br />

lagi percaya kepada pengelola sekarang<br />

untuk melanjutkan sekolah tersebut.<br />

Pasalnya, saat ini jumlah murid Katolik<br />

yang ada hanya tersisa lima atau enam<br />

orang.<br />

Direktur Pendidikan Keuskupan setempat,<br />

Geraldine Bradbury, mengakui<br />

pihaknya tidak pernah mengalami<br />

perubahan drastis seperti ini. Karena itu,<br />

dia tampaknya rela untuk melepaskan<br />

pengelolaan terhadap sekolah itu. ‘’Akan<br />

sangat salah bagi kita untuk bersikeras<br />

mempertahankan sekolah komunitas<br />

seperti itu.’’n(republikaonline)<br />

MAN Manyak Payed<br />

Adakan Safari<br />

Ramadhan<br />

<strong>Santunan</strong>–ManyakPayed. Ramadhan<br />

bulan yang dinantikan seluruh umat<br />

Islam di dunia. Disamping berpuasa di<br />

bulan ini banyak terkandung hikmah dan<br />

amalan ibadah yang dilakukan dalam<br />

bulan ini, nilainya berlipat ganda.<br />

Mengisi Ramadhan 1431 Hijriah<br />

baru lalu, siswa MAN Manyak Payed<br />

mengadakan safari Ramadhan di dua<br />

Kecamatan sekaligus, yaitu Kecamatan<br />

Manyak Payed dan Kecamatan<br />

Bendahara. Kegiatan ini berlangsung<br />

mulai 17 Agustus dan berakhir 25<br />

Agustus <strong>2010</strong> lalu. Seperti disampaikan<br />

Kepala MAN Manyak Payed, H Umar<br />

Nafi SPd M Pd, para siswa dibagi dalam<br />

tiga kelompok yang diturunkan pada<br />

dua kecamatan tersebut. Menurutnya,<br />

kegiatan safari Ramadhan tahun ini, diisi<br />

dengan shalat Insya sekaligus terawih<br />

berjamaah dana ceramah agama. Para<br />

siswa ini di dampingi Taufik Nasution<br />

,SPd dan Sahril Razab, sebagai pengarah<br />

sekaligus koordinator kegiatan di<br />

lapangan.<br />

Lebih lanjut, Umar Nafi menjelaskan,<br />

ini merupakan kegiatan ektra kurikuler


madrasah dalam rangka melatih siswa<br />

berdakwah dan juga sebagai bentuk<br />

pengabdian siswa terhadap lingkungan<br />

dan masyarakat setempat.<br />

“Alhamdulillah, masyarakat pada dua<br />

kecamatan tersebut menyambut poisitif<br />

kegiatan ini. Dan masyarakat berharap<br />

kegiatan seperti ini terus dilakukan setiap<br />

tahun terutama di bulan suci Ramadhan.<br />

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa<br />

MAN Manyak Payed ini, perlu ditiru oleh<br />

madrasah dan sekolah-sekolah yang<br />

lain. Begitu respon masyarakat,” ujar<br />

Umar kepada <strong>Santunan</strong> melalui surat<br />

elektronik.n(jun)<br />

Menkes<br />

Resmikan Vaksin<br />

Meningitis Halal<br />

untuk Jamaah Haji<br />

<strong>Santunan</strong>–Jakarta. Menteri Kesehatan<br />

(Menkes) Endang Rahayu<br />

Sedyaningsih, meresmikan pemberian<br />

vaksin meningitis halal secara<br />

nasional, kepada jemaah calon haji<br />

Indonesia tahun 1431 H/<strong>2010</strong> M, di<br />

Puskesmas Lubuk Buaya, Padang, Sumatra<br />

Barat, Rabu (15/9).<br />

Dalam sambutannya Menkes<br />

mengatakan, pertimbangan yang digunakan<br />

pemerintah dalam proses<br />

pengadaan vaksin meningitis yaitu<br />

faktor efektivitas vaksin (berkhasiat),<br />

mutunya terjamin yang ditunjukkan<br />

adanya izin edar dari Badan POM<br />

(registrasi), dan sesuai fatwa dari Majelis<br />

Ulama Indonesia (MUI).<br />

“Kriteria-kriteria tersebut yang<br />

menjadi dasar sehingga vaksin yang<br />

dinyatakan halal oleh MUI menjadi<br />

pilihan untuk diberikan kepada calon<br />

jamaah haji Indonesia,” kata Menkes<br />

dalam keterangan Puskom Publik Kemenkes,<br />

di Jakarta, Rabu (15/9).<br />

Menurut Menkes, pemberian vaksinasi<br />

meningitis kepada calon jamaah<br />

haji merupakan upaya perlindungan<br />

terhadap bahaya penyakit meningitis<br />

meningokokus yang menular dan<br />

membahayakan jamaah haji Indonesia<br />

dan keluarganya.<br />

Hal ini sesuai dengan Undang-<br />

Undang No 13/2008 tentang Penyelenggaraan<br />

Ibadah Haji yang mengamanatkan<br />

kepada pemerintah untuk<br />

senantiasa melakukan pembinaan,<br />

pelayanan dan perlindungan terhadap<br />

jamaah haji Indonesia.<br />

Selain itu, pemberian vaksin meningitis<br />

merupakan syarat mutlak bagi<br />

jamaah haji yang akan memasuki<br />

wilayah Kerajaan Arab Saudi. “Bagi<br />

mereka yang belum atau tidak diimunisasi<br />

meningitis meningokokus,<br />

maka Kerajaan Arab Saudi tidak akan<br />

memberikan visa/izin untuk memasuki<br />

negaranya,” kata Menkes.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Menkes<br />

juga menjelaskan, bahwa efektivitas<br />

vaksin mulai terbentuk 10-14 hari<br />

setelah pemberian, karena itu seluruh<br />

jemaah haji Indonesia, disarankan<br />

harus sudah divaksinasi meningitis<br />

paling lambat 30 September.n(rep/<br />

ts-Pinmas-Aba)<br />

Menag: Masjid<br />

Tambah 64 %,<br />

Gereja 152 %<br />

<strong>Santunan</strong> – Jakarta. Menteri<br />

<strong>Agama</strong> Suryadharma Ali membantah<br />

Peraturan Bersama Dua Menteri<br />

mengenai rumah ibadah diskriminatif.<br />

Suryadharma melansir data<br />

pertambahan masjid yang lebih rendah<br />

persentasenya dibanding gereja.<br />

“Data pembangunan rumah ibadah<br />

dari tahun 1977 sampai dengan<br />

2004, pembangunan yang paling rendah<br />

itu masjid,” kata Suryadharma.<br />

“Dari 392.044 menjadi 643.834 buah.<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Kenaikannya hanya 64,22 persen,” katanya<br />

di gedung parlemen, Senayan,<br />

Jakarta, Selasa 21 September <strong>2010</strong>.<br />

Sementara pertambahan Gereja<br />

Kristen, kata Suryadharma, dari<br />

18.977 buah menjadi 43.909 buah<br />

atau naik 131,38 persen. Gereja Katolik<br />

dari 4.934 menjadi 12.473, naik<br />

152,8 persen. Pura Hindu dari 4.247<br />

menjadi 24.431 atau naik 475,25<br />

persen. Wihara Buddha dari 1.523<br />

menjadi 7.129, naik 368,09 persen.<br />

“Dilihat dari data ini, peraturan<br />

bersama menteri itu bukanlah peraturan<br />

yang diskriminatif. Jadi tolong<br />

jangan sampai ada pandangan yang<br />

seperti itu,” kata Ketua Umum Partai<br />

Persatuan Pembangunan itu. “Data<br />

ini menunjukkan masjid yang paling<br />

rendah.”<br />

Bahkan, Suryadharma menyatakan<br />

Peraturan Bersama Menteri <strong>Agama</strong><br />

dan Menteri Dalam Negeri sebaiknya<br />

diangkat menjadi undang-undang<br />

oleh DPR. Dengan begitu, kata Suryadharma,<br />

bisa menjadi landasan yang<br />

lebih kokoh.<br />

“Yang pasti Komisi VIII tadi memandang<br />

penting peraturan bersama<br />

menteri itu dan supaya ada kekuatan<br />

hukum yang lebih kuat maka<br />

sebaiknya itu ditingkatkan menjadi<br />

undang-undang,” kata Suryadharma<br />

yang baru saja rapat dari Komisi DPR<br />

yang membidangi agama itu. “Ini<br />

nanti kami bahas bersama-sama.”<br />

Namun, ketika diangkat jadi undang-undang,<br />

Suryadharma berharap<br />

substansinya tak banyak berubah.<br />

SKB, kata Suryadharma, bukan peraturan<br />

sepihak dari pemerintah semata.<br />

SKB adalah peraturan yang dibuat<br />

berdasarkan musyawarah, dialog,<br />

dan keputusan antara majelis-majelis<br />

agama.<br />

Dengan demikian, Suryadharma<br />

menegaskan kembali bahwa insiden<br />

penusukan Jemaat HKBP di Ciketing,<br />

Bekasi, bukanlah persoalan konflik<br />

antar agama, tetapi persoalan kepatuhan<br />

terhadap peraturan yang<br />

mengatur tentang rumah ibadah.<br />

“Harus ada aturan, harus ada koridor.<br />

Jadi jangan berpikiran bahwa<br />

kebebasan beragama itu artinya kebebasan<br />

yang semutlak-mutlaknya.<br />

Kalau semutlak-mutlaknya, itu artinya<br />

memang tidak diperlukan lagi aturan,”<br />

kata Suryadharma.n(viva news)<br />

25


Kakanwil Kemenag Aceh<br />

Ke depan, Kakankemenag<br />

tidak Mesti Putra Daerah<br />

<strong>Santunan</strong> – Banda Aceh.<br />

Kepala Kantor Wilayah<br />

Kemen-terian <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh, Drs H A Rahman TB Lt,<br />

mengatakan ke depan kepala<br />

kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />

Kabupaten dan Kota, tidak mesti<br />

putra daerah setempat. Hal itu<br />

disampaikannya saat melantik<br />

empat pejabat eselon III pada<br />

Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh, Jumat<br />

(17/09).<br />

Menurut Kakanwil, wacana<br />

ini digulirkan dalam rangka<br />

meningkatkan kinerja aparatur<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh, agar lebih profesional<br />

dan punya dedikasi dan loyalitas dalam bekerja. Selain itu,<br />

imbuhnya, untuk menepis anggapan selama ini, sesuatu<br />

yang ’tabu’ jika pada suatu daerah Kakankemenagnya<br />

bukan putra daerah.<br />

Pada bagian lain, Kakanwil juga menjelaskan bahwa mutasi<br />

pejabat eselon III yang dilakukan itu dalam rangka mengisi<br />

jabatan yang lowong serta upaya meningkatkan kinerja kerja<br />

dan profesionalitas para pejabat di jajaran Kanwil. ”Setiap<br />

pejabat di Kanwil harus bersinergi dalam bekerja. Kita adalah<br />

team work, kerja secara bersama-sama. Jangan bekerja<br />

sendiri-sendiri. Begitu pula dengan kebijakan. Kebijakan<br />

yang diarahkan oleh pimpinan atau yang diputuskan secara<br />

bersama-sama, tolong dilaksanakan dengan baik. Dan jangan<br />

ada dua pimpinan di kantor,” ujarnya.<br />

Kakanwil juga mengharapkan setiap pejabat di<br />

lingkungan <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh untuk tidak<br />

takut berbuat, kreatif dan punya inisiatif dalam bekerja.<br />

Termasuk dukungan isteri atau suami dalam bekerja,<br />

menurut Kakanwil juga penting artinya dalam rangka<br />

meningkatkan kinerja seluruh aparatur di lingkungan<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh.<br />

Dalam kesempatan itu, Kakanwil juga menyitir tentang<br />

upaya-upaya pembusukan yang dilakukan orang-orang atau<br />

pihak tertentu untuk mendiskreditkan Kakanwil <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh. Untuk itu, Kakanwil berpesan kepada<br />

pejabat dan seluruh aparatur <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi<br />

Aceh untuk tetap mengedepankan akhlakul karimah dan<br />

menjaga integritas dalam melaksanakan tugas-tugasnya.<br />

Pejabat eselon III/a yang dilantik dan diambil sumpahnya<br />

adalah, H Azka Yunan S Ag, sebelumnya Kapala Bidang<br />

Mapenda menjadi Kepala Bidang Penamas, Drs Saifuddin<br />

AR, sebelumnya Kepala Bidang Pekapontren dimutasi<br />

sebagai Kabid Mapenda, H Abrar Zym S Ag, sebelumnya<br />

Kabid Penamas dimutasi menjadi Kabid Pekapontren.<br />

Dan satu orang pejabat eselon III/b yaitu Wiswadas, S.Ag,<br />

sebagai Pembimas <strong>Agama</strong> Budha pada Kanwil <strong>Kementerian</strong><br />

26 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh.<br />

Halal bi Halal dan Peusijuek JCH<br />

Selain acara pelantikan dan pengambilan sumpah<br />

pejabat, pada saat yang sama keluarga besar Kantor<br />

Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh juga<br />

mengadakan acara halal bi halal dan peusijuek jamaah<br />

calon haji di lingkungan Kanwil. Tahun ini ada 10 orang JCH<br />

yang akan berangkat ke tanah suci di lingkungan Kanwil,<br />

tiga di antaranya yaitu Kabid Hazawa, Drs H Asy’ari, Drs<br />

H Abdullah AR, Drs H Bukhari berangkat sebagai petugas<br />

haji Kloter dan Nina, staf Bidang Hazawa, menjadi petugas<br />

non Kloter. Sedangkan Kabid Mapenda Drs Saifuddin dan<br />

isteri, Dra Suri Arniansyah, Kasi pada Bidang Penamas<br />

bersama suami dan Nuraida, SE, staf Sub Bag Caninfoka<br />

dan suami berangkat atas biaya sendiri.<br />

Acara halal bi halal dan peusijuek JCH, berlangsung<br />

penuh kekeluargaan, dihadiri seluruh pejabat dan<br />

karyawan karyawati beserta keluarga. Sedangkan ceramah<br />

dan tausiah disampaikan Drs H Mufakhir Muhammad<br />

MA, dosen IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. n(juniazi)<br />

RUU Kerukunan Umat<br />

Beragama Dibahas 2011<br />

<strong>Santunan</strong> – Jakarta. Kepala Puslitbang <strong>Agama</strong><br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Abdurrachman Mas`ud mengatakan,<br />

Rancangan Undang-undang (RUU) Kerukunan Umat<br />

Beragama akan dibahas pada tahun 2011. “RUU<br />

Kerukunan Umat Beragama belum akan dibahas pada<br />

tahun <strong>2010</strong> dan kemungkinan besar baru akan dibahas<br />

pada 2011,” katanya dalam acara “Deputy Meets The<br />

Press” yang diselenggarakan <strong>Kementerian</strong> Koordinator<br />

bidang Kesejahteraan Rakyat di Jakarta, Kamis.<br />

Dia mengatakan, pada saat ini RUU masih dalam proses<br />

penggondokan dan pembahasan naskah akademis.<br />

Sementara itu, Pelaksana Tugas Deputi Menko<br />

Kesra bidang Pendidikan, <strong>Agama</strong> dan Aparatur Negara,<br />

Syihabuddin, dalam acara yang sama mengatakan,<br />

rancangan Undang-Undang Kerukunan Umat Beragama<br />

memerlukan telaah akademis dan penelitian studi kasus.<br />

“Hal itu dibutuhkan agar dapat menjawab persoalan<br />

substantif,” katanya.<br />

Karena itu, menurut, Syihabuddin, RUU Kerukunan<br />

Umat Beragama tidak bisa dilakukan dengan terburuburu.<br />

“Penyusunan RUU tersebut harus bisa memberikan<br />

perbaikan dan kemaslahatan serta mengakomodir semua<br />

yang dibutuhkan umat beragama,” katanya.<br />

Dalam acara yang mengusung tema “Memelihara<br />

Kerukunan Berbasis Landasan Teologis, Pendidikan<br />

Multikultural dan Etika” itu Syihabuddin mengatakan<br />

bahwa kondisi toleran yang ideal adalah menikmati<br />

keberagaman yang disumbangkan setiap agama.<br />

“Sedangkan landasan etis pemeliharaan kerukunan<br />

di antaranya bentuk interaksi, kesatuan asal manusia,<br />

kehormatan manusia, berbuat baik dan adil kepada<br />

sesama manusia,” katanya.n(Pinmas)


Pidato di Sidang PBB,<br />

Ahmadinejad Pegang Alquran dan Injil<br />

<strong>Santunan</strong> – New York. Pidato<br />

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad<br />

dalam sidang tahunan Majelis Umum<br />

PBB menimbulkan aksi walkout para<br />

delegasi AS, Inggris dan negara-negara<br />

Eropa lainnya. Para diplomat Barat<br />

tersebut meninggalkan ruang sidang<br />

setelah Ahmadinejad mencetuskan<br />

spekulasi bahwa pemerintah AS<br />

mendalangi serangan teroris 11<br />

September 2001.<br />

Saat berpidato di markas besar<br />

PBB, Ahmadinejad memegang kitab<br />

suci Alquran dan Injil. Pemimpin<br />

republik Islam itu menyinggung<br />

tentang rencana pembakaran Alquran<br />

oleh sebuah gereja di Florida, AS<br />

guna memperingati serangan 11<br />

September. Gereja tersebut pada<br />

akhirnya membatalkan rencana<br />

pembakaran Alquran.<br />

Menurut Ahmadinejad, ancaman<br />

pembakaran Alquran tersebut<br />

merupakan perbuatan “setan”.<br />

Dengan memegang kedua kitab<br />

suci itu, Ahmadinejad mengatakan,<br />

“kebenaran tidak bisa dibakar”.<br />

Ahmadinejad seperti diberitakan<br />

News.com.au, Jumat (24/9/<strong>2010</strong>),<br />

juga menuturkan bahwa rakyat Iran<br />

menghormati kedua kitab suci dan<br />

agama tersebut.<br />

Dalam pidatonya, Ahmadinejad<br />

juga mencetuskan ada sejumlah<br />

teori mengenai apa yang terjadi<br />

pada 11 September 2001. Salah satu<br />

teori, menurut Ahmadinejad, adalah<br />

sebuah kelompok teroris melakukan<br />

serangan itu dan pemerintah AS memanfaatkannya<br />

untuk melancarkan<br />

perang di Timur Tengah.<br />

Teori lainnya, pemerintah AS<br />

mendalangi serangan itu untuk menyelamatkan<br />

rezim Zionis.<br />

“Kedua, bahwa beberapa segmen<br />

dalam pemerintahan AS mengatur<br />

serangan itu untuk membalikkan perekonomian<br />

Amerika yang menurun<br />

dan cengkeramannya pada Timur<br />

Tengah guna menyelamatkan rezim<br />

Zionis,” ujar Ahmadinejad. “Mayoritas<br />

rakyat Amerika serta sebagian besar<br />

negara dan politikus di seluruh dunia<br />

setuju dengan pandangan ini,” cetus<br />

Ahmadinejad. Mendengar statemen<br />

itu, sontak saja delegasi AS bangkit<br />

dari kursi mereka dan langsung pergi<br />

meninggalkan ruang sidang.<br />

Aksi walk out ini juga diikuti<br />

para delegasi negara-negara Eropa.<br />

Para pemimpin dan diplomat dari<br />

192 negara saat ini berkumpul di<br />

markas besar PBB di New York untuk<br />

mengikuti sidang tahunan Majelis<br />

Umum PBB.n(detiknews)<br />

Komunitas Muslim<br />

Australia Temui<br />

Kesulitan Bangun<br />

Masjid<br />

<strong>Santunan</strong> – Brisbane. Keinginan<br />

komunitas Muslim di negeri kanguru<br />

Australia untuk mendirikan masjid<br />

atau pusat peribadatan menemui<br />

kesulitan yang meningkat sejak<br />

peristiwa 11 September 2001 di New<br />

York, kata satu sumber.<br />

Namun alasan yang melandasi<br />

penolakan proyek pembuatan<br />

masjid lebih disebabkan oleh<br />

ketidakpahaman tentang Islam, kata<br />

Ketua Program Pembangunan Masjid<br />

Algester Brisbane, Abdul Rahman<br />

Deen, kepada ANTARA di Brisbane,<br />

Selasa.”Saat ini memang lebih sulit<br />

(untuk mendirikan masjid-red)<br />

dibandingkan sebelum kejadian 11<br />

September 2001,” katanya.<br />

Menurut dia, masyarakat lebih<br />

waspada terhadap pembangunan<br />

masjid tapi keberatan mereka itu<br />

lebih disebabkan oleh kurangnya<br />

pengetahuan mereka tentang Islam<br />

dan bagaimana Muslim beribadah.<br />

Lebih lanjut Deen mengatakan bahwa<br />

saat ini di Brisbane terdapat 10 masjid<br />

yang sudah terbangun dan sedang<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

dalam proses pembangunan.<br />

Ketika proposal pembangunan<br />

Masjid Algester disampaikan kepada<br />

Balai Kota, masyarakat setempat<br />

diberikan kesempatan untuk menyampaikan<br />

keberatan mereka dalam kurun<br />

waktu 21 hari. Pada saat itu, ujar<br />

Deen, ada dua pernyataan penolakan<br />

dari warga setempat sehingga Balai<br />

Kota meminta agar proyek Masjid<br />

Algester menyelesaikan masalah ini<br />

terlebih dahulu.<br />

“Yang mereka khawatirkan biasanya<br />

soal parkir. Ada juga yang<br />

menduga masjid akan menimbulkan<br />

kebisingan karena setiap azan akan<br />

menghasilkan suara layaknya gereja<br />

membunyikan bel. Mereka takut nanti<br />

masjid membunyikan bel atau azan 5<br />

kali sehari secara nyaring, dan kami<br />

bilang kami tidak akan seperti itu,”<br />

ujar Deen. Kurangnya pengetahuan<br />

masyarakat lokal tentang Islam juga<br />

membuat panitia pembuatan masjid<br />

harus mengupayakan agar nilainilai<br />

dan ajaran Islam tersampaikan<br />

kepada masyarakat.<br />

Deen juga mengatakan bahwa<br />

agar proposal pembangunan masjid<br />

tidak terlalu sulit, bunyi proposal<br />

haruslah disebut sebagai proyek<br />

pembangunan rumah ibadah, bukan<br />

pembangunan masjid. ”Tempat ibadah<br />

bisa untuk gereja, kuil, masjid.<br />

Apa saja yang penting rumah<br />

ibadah,” katanya. Beberapa masjid<br />

di Brisbane saat ini, dulunya adalah<br />

gereja, namun oleh orang Islam dibeli<br />

dan dialihkan menjadi masjid,<br />

suatu proses yang relatif lebih mudah<br />

daripada pembuatan masjid baru.<br />

Terkait dengan persepsi masyarakat<br />

Australia secara umum, Deen<br />

menyebutkan bahwa banyak orang<br />

Australia tidak terlalu takut dengan<br />

arus Islamisasi atau terorisme yang<br />

kerap dilekatkan dengan komunitas<br />

muslim.<br />

“Sekitar sembilan dari 10 orang<br />

Australia tidak mempraktikkan agama<br />

yang mereka anut. Tapi mereka<br />

akan berkata kepada kita sebagai<br />

Muslim `Saya tidak mempraktikkan<br />

agama, kamu mempraktikkan ajaran<br />

agama kamu, dan saya menghormati<br />

kamu atas itu`,” demikian Deen<br />

memaparkan.n(republikaonline)<br />

27


4 Embarkasi<br />

Berangkatkan Calhaj<br />

Mulai 11 <strong>Oktober</strong><br />

<strong>Santunan</strong>–Jakarta. Empat embarkasi akan memberangkatkan<br />

jamaah calon haji ke Tanah Suci satu hari<br />

lebih awal dibanding embarkasi yang lain. Kelompok<br />

terbang (kloter) awal jamaah calon haji dari embarkasi<br />

Aceh, Medan, Makassar, dan Banjarmasin akan berangkat<br />

pada 11 <strong>Oktober</strong> mendatang dari bandara masing-masing.<br />

Hal itu disampaikan Direktur Pelayanan Haji <strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong>, Zainal Abidin Supi kepada wartawan di Jakarta,<br />

Senin (20/9). Sementara jamaah calon haji selain embarkasi<br />

tersebut, mulai bertolak dari Tanah Air pada 12 <strong>Oktober</strong>,<br />

sehari sebelumnya para Tamu Allah itu harus masuk asrama<br />

haji.<br />

“Semula dijadwalkan seluruh embarkasi berangkat<br />

serempak tanggal 12 <strong>Oktober</strong>, tapi karena ada tambahan<br />

kuota 3.500, pemberangkatan jemaah di empat embarkasi<br />

dimajukan satu hari,” jelas Supi.<br />

Tahun <strong>2010</strong> ini 224 ribu calhaj termasuk petugas haji<br />

dari Indonesia berangkat menunaikan rukun Islam kelima.<br />

Berangkat dari 11 embarkasi yaitu, Aceh, Medan, Padang,<br />

Batam, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, Banjarmasin,<br />

Balikpapan dan Makassar.<br />

Supi mengatakan, perubahan jadwal tersebut tidak<br />

mempengaruhi proses pemberangkatan termasuk juga<br />

perizinan di Arab Saudi. “Masalah ini sudah diatur dengan<br />

pemerintah Arab Saudi,” imbuhnya.<br />

Dikatakan, pemberangkatan jamaah ke Tanah Suci<br />

dibagi dalam dua gelombang, gelombang pertama mulai 11<br />

<strong>Oktober</strong> sampai 4 Nopember <strong>2010</strong>, jamaah akan mendarat<br />

di bandara King Abdul Aziz Jeddah atau bandara Amir<br />

Muhammad Madinah. Dari Jeddah jamaah tidak langsung<br />

ke Mekkah melainkan ke Madinah untuk menunaikan<br />

ibadah salat arbain (empat puluh waktu).<br />

Sementara calhaj yang masuk pada gelombang kedua<br />

mulai berangkat pada 27 <strong>Oktober</strong> sampai 10 Nopember,<br />

mereka begitu tiba di bandara King Abdul Jeddah langsung<br />

menuju Makkah, untuk bersiap menunaikan prosesi ibadah<br />

haji, diperkirakan wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah 1431H akan<br />

jatuh pada hari Senin, 15 Nopember <strong>2010</strong>.n(ks-Pinmas-<br />

Aba).<br />

Menag:<br />

tidak Ada Revisi PBM<br />

<strong>Santunan</strong> – Jakarta. Menteri <strong>Agama</strong> Suryadharma Ali<br />

menegaskan, tidak ada rencana untuk merevisi Peraturan<br />

Bersama Menteri (PBM) tentang Pendirian Rumah Ibadah.<br />

Aturan itu justru berfungsi untuk menjaga kerukunan. Tanpa<br />

aturan itu, masyarakat akan bebas melakukan apapun.<br />

28 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

“Itu adalah pengaturan yang intinya untuk menjaga<br />

kerukunan, kalau itu tidak (ada) maka masyarakat akan<br />

menjadi bebas-bebas saja, dan siapa pun bisa melakukan<br />

apapun nantinya. Tapi kalau ada koridor itu kan tidak<br />

sembarangan orang melakukan apa saja begitu,” kata Surya<br />

di Istana Negara, Senin (20/19).<br />

Poin jumlah dukungan warga setempat yang ada dalam<br />

PBM dinilai memberatkan minoritas. Menanggapi hal<br />

itu, Surya justru berpendapat aturan yang ada sekarang<br />

lebih moderat. “Jadi dulu itu ada permintaan ukurannya<br />

dukungan kepala keluarga (KK),” kata Surya menegaskan.<br />

Ada pandangan berbeda jika menggunakan KK. “Jadi<br />

pandangannya macam-macam. Jadi kalau 400 KK katakanlah<br />

satu rumah tiga orang, berarti 1.200 orang. Kalau 300<br />

KK ya 900 orang, inikan (aturan saat ini) cuma 60 atau 90<br />

orang,” kata Surya menegaskan.<br />

Surya juga mengelak jika aturan itu menyulitkan<br />

bagi kelompok agama tertentu di lokasi yang tidak ada<br />

penduduknya. “Kapan-kapan kita ke Riau, Anda lihat rumah<br />

ibadah yang penduduknya tidak ada sama sekali,” kata<br />

Surya sambil tersenyum.n(rep/ts-Pinmas-Aba)<br />

Menag Himbau Semangat Takbir<br />

Ditransfer dalam Kehidupan<br />

Bernegara<br />

<strong>Santunan</strong> – Jakarta. Menteri <strong>Agama</strong> Suryadharma Ali<br />

mengimbau agar kumandang takbir pada malam hari raya<br />

dijadikan momentum untuk mentransfer semangat itu<br />

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Transferlah<br />

semangat takbir dalam kehidupan berbangsa dan<br />

bernegara,” ujarnya di hadapan ribuan hadirin Takbir Akbar<br />

Nasional di Masjid Istiqlal, Kamis (9/9).<br />

Proses mentransfer takbir tersebut, lanjut Suryadharma,<br />

adalah bentuk kekuatan dan energi baru agar bangsa<br />

Indonesia senantiasa bersemangat menjalani tugas menuju<br />

hari esok yang lebih baik. “Bangsa kita sedang dan akan<br />

menghadapi berbagai macam persoalan. Untuk itu, kita<br />

harus kobarkan semangat baru seperti semangat dan gema<br />

takbir malam ini,” ungkapnya penuh semangat.<br />

Lebih lanjut, Suryadharma memaparkan bahwa malam ini<br />

adalah puncak ketakwaan umat Muslim yang telah berhasil<br />

menjalani ibadah puasa dan segala amaliah Ramadhan.<br />

Takwa, menurutnya, akan melahirkan masyarakat yang<br />

tangguh dan tidak mudah terkecoh hawa nafsu buruk. Lebih<br />

jauh, ia juga berharap agar sesama bangsa Indonesia agar<br />

menjaga hubungan baik dan merekatkan tali silaturahmi.<br />

“Sebab dalam Islam tidak hanya diatur hubungan<br />

manusia dengan Allah Swt., namun juga sesama manusia,”<br />

katanya. Tepat malam takbir ini pula, lanjutnya, Muslim<br />

sejati harus benar-benar mengikrarkan diri di hadapan<br />

Allah, membesarkan dan mengagungkan asma-NYA.n(ant/<br />

ts-Pinmas-Aba)


Ensiklopedi Bahasa di Aceh<br />

Bahasa di Aceh <strong>Oktober</strong> <strong>2010</strong> “LINGKUNGAN”<br />

NO.<br />

BAHASA<br />

INDONESIA<br />

BAHASA ACEH BAHASA GAYO<br />

BAHASA<br />

ANEUK JAMEE<br />

1 Tetangga Jiran Jiran Tetangga<br />

BAHASA ALAS<br />

Tetangge /<br />

Sabu<br />

BAHASA<br />

SIGULAI/<br />

LAMAMEK<br />

Tetanggo /<br />

Bekede<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

BAHASA<br />

DEVAYAN<br />

BAHASA<br />

SINGKIL<br />

BAHASA<br />

PAK-PAK<br />

BOANG<br />

BAHASA<br />

TAMIANG<br />

HULU<br />

BAHASA KLUAT<br />

Mantilik-tilik Gembakh Sapo Tetanggo Famili Seringke<br />

2 Musuh Musoh / Lawan Seteru / Lewen Musuah Musuh Lawan Mansakoek Musuh Musoh Lawan<br />

3 Air Ie Weih Aie Lawe Idane Uik Lae Ayogh Lame<br />

4 Sungai Krueng Weih Batang Aie Lawe Geloa Luan Batang Lae Sunge Lawe Melang<br />

5 Laut Laot Lut Lauik Laut Nahi Asen Laut Laot Laut<br />

6 Hujan Ujeuen Uren Ujen Udan Deu Olol Udan Ujan Udan<br />

7 Panas Seu-um Porak / Lowis Paneh Hangat Auhu Manaik Milas Angek Hangat<br />

8 Sawah Umong / Blang Ume Sawah Jume Nosi Tinafa Juma Belang Umo<br />

9 Ladang Lampoh Rebe / Empus Kebun Empus Kebun Kebun Ladang Kotan Umo Darat<br />

10 Kemarau Khueng<br />

Kemaro /<br />

Musintak Lo<br />

Musim Paneh Lego Lekhe Lekau Kemakho Kemagho Pelego<br />

11 Banjir Ie Raya Lemo Banjir Belin Lawe Afan Safal Mbelen Lae / Ampuh Bah Lawe Melun<br />

12 Tanah Tanoh Tanoh Tanah Tanoh Dane Lepul / Lanca Tanoh Tanah Tanoh<br />

13 Angin Angen Kuyu Angin Angin Nangi Angen Angin Angin Angin<br />

14 Hidup Udep Murip Hiduik Geluh Auli Urep Nggeluh Idup Ngeluh<br />

15 Mati Mate Benasa / Mate Mati Mate Atolok / Mate Matai Mate Mampuh Mate<br />

16 Api Apui Rara Api Api Naite Ahui Api Api Api<br />

17 Bersih Gleh Lemus / Gelis Bersih Bersih Berseh<br />

Glegk /<br />

Berseh<br />

Mbeksikh Boghseh Gelis<br />

18 Kotor Kuto Kotek / Mice Kuto Cemak Kumuh Kotor Cemek Kotogh Kumuh<br />

19 Binatang Binatang Benatang Binang Binatang Binatang Vinatang Binatang Binateng Binatang<br />

Terima kasih kepada seluruh kontributor yang memungkinkan ensiklopedi ini terbit pada <strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong> Edisi<br />

kali ini. Untuk ikut berpartisipasi dalam rubrik ini, pembaca dapat mengirim SMS via hape ke 085277759339,<br />

dengan menyebutkan nama bahasa, dan padanan katanya.<br />

Tema untuk <strong>edisi</strong> November <strong>2010</strong> adalah “Kata Kerja” dengan kata-kata sebagai berikut: Berjalan; Berlari;<br />

Berbicara; Memukul; Membunuh; Merusak; Memperbaiki; Menjauh; Mendekat; Memasak; Memakan; Menjual;<br />

Membeli; Menanam; Memetik/Memanen; Melihat; Mendengar; Membantu; Mencari; Menyimpan.<br />

29


Para matematikawan dunia telah berada di ambang<br />

solusi dua dari tujuh pekerjaan rumah terbesar<br />

milenium ini dalam dunia matematika. Satu<br />

persoalan menjanjikan pemahaman tentang hubungan<br />

antara bentuk dan waktu. Sementara itu, yang lain<br />

bisa jadi berpotensi membawa ancaman bagi dunia<br />

keuangan karena mampu memecahkan rahasia-rahasia<br />

penyandian.<br />

Dua pekerjaan rumah itu adalah tentang Poincare<br />

Conjecture -sebuah teorema yang coba menerangkan<br />

perilaku bentuk-bentuk multidimensional- dan Hipotesis<br />

Riemann, yang mencoba menerangkan<br />

pola acak dari bilanganbilangan<br />

prima. Keduanya<br />

bersama lima permasalahan<br />

lainnya disebut-sebut sebagai<br />

“Persoalan Milenium” dan<br />

telah ada selama seabad lebih.<br />

Pada Tahun 2000, yayasan<br />

swasta nirlaba Clay Mathematics<br />

Institute di Cambridge,<br />

Massachusetts, Amerika, telah<br />

menawarkan uang senilai US$<br />

1 juta kepada siapa pun yang<br />

dapat memecahkan salah<br />

satu dari tujuh permasalahan<br />

matematika itu.<br />

Ternyata, ada saja yang berhasil, setidaknya berupa<br />

klaim, yakni Grigori Perelman, ilmuwan asal Steklov<br />

Institute of Mathematics, Rusia, dan Louis de Branges dari<br />

Purdue University, Amerika Serikat. Sepertinya mereka<br />

bakal muncul sebagai kandidat pertama pemenang<br />

sayembara tersebut. Perelman mengklaim berhasil<br />

mengungkap masalah Poincare Conjecture, sedangkan de<br />

Branges untuk Hipotesis Riemann.<br />

Namun, para matematikawan di dunia sepertinya<br />

lebih antusias menguji pembuktian yang disodorkan<br />

Perelman. Ilmuwan eksentrik Rusia itu mengemukakan<br />

pandangannya pada tahun 2002 dan baru diyakini<br />

kebenarannya pada tahun <strong>2010</strong> setelah dibuktikan oleh<br />

rekan-rekan sejawatnya di seluruh dunia.<br />

SAINS<br />

Membongkar<br />

Misteri Matematika<br />

30 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Keith Devlin, ilmuwan matematika dari Stanford<br />

University, Senin lalu, mengemukakan, penundaan<br />

dalam menegaskan atau menolak solusi Perelman<br />

mengindikasikan betapa kompleksnya permasalahan<br />

Poincare Conjecture.<br />

Namun, Grigory Perelman sendiri menolak hadiah<br />

tersebut, menurutnya ia hanya melanjutkan usahausaha<br />

yang telah dilakukan oleh para ahli terdahulu,<br />

jadi dia merasa tidak berhak untuk memperoleh hadiah<br />

itu. “Komunitas matematik seharusnya memberikan<br />

hadiahnya kepada matematikawan Amerika Richard<br />

Hamilton, karena perannya<br />

tidak kurang dari saya,” kata<br />

Perelman.<br />

Perelman bukan orang<br />

kaya. Pekerjaannya guru SMA.<br />

Tetangganya pernah mengunjungi<br />

apartemennya dan<br />

mendapati flatnya jauh dari<br />

layak. Lalu kenapa dia menolak<br />

semua itu? Pemerintah<br />

Rusia, sampai kehabisan akal,<br />

bagaimana cara membantunya.<br />

”Kami coba membantunya<br />

paling tidak dalam beberapa<br />

cara tetapi ia tidak akan mengambil<br />

bahkan uang kita”, kata<br />

Vladimir Putin dalam pidato di depan akademisi Rusia.<br />

Beliau malah menyarankan semua mencontoh tauladan<br />

Perelman yang rendah hati.<br />

Poincare Conjecture<br />

Permaslahan Poincare Conjecture dimunculkan oleh<br />

Henry Poincare, ahli matematika dan fisika asal Perancis<br />

yang sangat dikenal di bidang optik, termodinamika,<br />

dan mekanika fluida. Dia juga mengerjakan teori-teori<br />

relativitas sebelum Einstein. Pada 1904, dia mengeluarkan<br />

pertanyaan yang sangat mendasar; apa bentuk dari ruang<br />

yang kita tempati ini?<br />

“Begitu Anda masuk ke dalam empat dimensi,<br />

Anda berbicara tentang ruang yang tidak dapat Anda


visualisasikan. Cara termudah untuk memvisualisasikannya<br />

adalah dengan mempelajari apa yang terjadi dengan satu<br />

dimensi di dalam permukaan-permukaan dua dimensi”,<br />

ujar Devlin, yang juga Direktur Eksekutif Pusat Studi<br />

Bahasa dan Informasi di Stanford.<br />

Teorema yang diciptakan Poincare memang mampu<br />

terbukti dalam dunia-dunia imajinasi sehingga obyekobyek<br />

memiliki empat, lima, atau lebih dimensi. Tetapi,<br />

tidak dengan tiga dimensi.<br />

Hipotesis Riemann<br />

Sementara itu, hipotesis Riemann menerangkan pola<br />

bilangan prima yang acak. Bilangan prima itu dianalogikan<br />

sebagai atom-atom dari aritmetika, merupakan kunci dari<br />

kode penyandian (kriptografi) internet. Bilangan prima<br />

menjaga bank tetap aman dan kartu kredit terlindungi.<br />

Seluruh e-commerce bergantung kepadanya.<br />

Menurut Profesor Marcus<br />

Du Sautoy dari University<br />

of Oxford, apa yang belum<br />

ditemukan para ahli<br />

matematika adalah semacam<br />

spektrometer bilangan<br />

prima matematis. “Ahli kimia<br />

memiliki spektrometer, sebuah<br />

mesin yang apabila Anda<br />

memasukkan sebuah molekul<br />

ke dalamnya, mesin akan<br />

menginformasikan atom-atom<br />

penyusunnya. Ahli matematika<br />

belum memiliki mesin seperti<br />

itu. Itulah yang kami cari,” Du<br />

Sautoy menjelaskan.<br />

Hipotesis Riemann, apabila<br />

terbukti benar, memang tidak<br />

akan menghasilkan semacam<br />

spektrometer kimia. Tetapi, bukti yang diberikannya sudah<br />

seharusnya memberi pemahaman yang lebih baik tentang<br />

bagaimana bilangan prima bekerja. Berbekal pemahaman<br />

itu barulah mungkin dapat diterjemahkan menjadi sesuatu<br />

yang mungkin untuk memproduksi spectrometer bilangan<br />

prima.<br />

Tujuh Problem Matematika<br />

Pada 8 Agustus 1900, di depan peserta Kongres<br />

Matematika Internasional ke-2 di Paris, Perancis, ahli<br />

matematika David Hilbert menggelar kuliah umum yang<br />

sangat terkenal. Kuliahnya tentang problem-problem<br />

matematika terbuka. Seabad kemudian, terilhami dari<br />

kuliah itu, yayasan nirlaba The Clay Mathematics Institute<br />

(CMI) yang bermarkas di Cambridge, Massachusetts,<br />

SAINS<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Amerika, mencetuskan Sayembara Problem Milenium.<br />

Problem-problem matematika yang tak terpecahkan<br />

dipilih oleh sebuah Dewan Pertimbangan Ilmiah CMI.<br />

Ada tujuh problem matematika pada milenium ini yang<br />

menjadi tantangan bagi semua ahli matematika di dunia<br />

untuk membuat formulasinya. Barang siapa yang dapat<br />

mengungkap rahasia itu, tersedia hadiah US$ 1 juta.<br />

Ketujuh problem matematika itu:<br />

1. Dugaan Birch dan Swinnerton-Dyer: Geometri<br />

Euclid untuk abad ke-21, melibatkan apa yang disebut titik<br />

Abelian dan fungsi zeta serta jawaban-jawaban terbatas<br />

dan tidak terbatas untuk persamaan-persamaan aljabar.<br />

2. Poincare Conjecture: Permukaan sebuah apel<br />

saling tersambung secara sederhana. Tetapi, permukaan<br />

sebuah donat tidak. Bagaimana anda memulai dari ide<br />

konektivitas sederhana , lalu mengkarakterisasikan ruang<br />

dalam tiga dimensi ?<br />

3. Persamaan Navier-<br />

Stokes: Jawaban bagi turbulensi<br />

gelombang dan angin terletak di<br />

suatu tempat dalam pemecahan<br />

persamaan ini.<br />

4. P versus NP: Beberapa<br />

persoalan terlalu besar:<br />

Anda dapat dengan cepat<br />

membuktikan kebenaran sebuah<br />

jawaban yang memang benar,<br />

tetapi mungkin akan butuh<br />

seumur jagat raya apabila harus<br />

memecahkannya dari awal.<br />

Dapatkah Anda membuktikan<br />

pertanyaan mana yang paling<br />

berat dan mana yang tidak ?<br />

5. Hipotesis Riemann:<br />

Melibatkan fungsi-fungsi zeta,<br />

dan sebuah penekanan bahwa<br />

seluruh solusi “menarik” dari sebuah persamaan terdapat<br />

pada sebuah (persamaan) garis lurus.<br />

6. Dugaan Hodge: Di tepian batas antara aljabar dan<br />

geometri, melibatkan persoalan teknis dari bentuk-bentuk<br />

bangunan dengan merekatkan blok-blok geometric secara<br />

bersamaan.<br />

7. Yang-Mills dan Selisih Massa: Sebuah persoalan<br />

yang melibatkan mekanika kuantum dan partikelpartikel<br />

dasar. Para ahli fisika menyadari, komputer dapat<br />

mensimulasikannya, tetapi belum seorang pun yang telah<br />

menemukan teori untuk menerangkannya.<br />

Apakah anda akan menjadi salah satu yang menemukan<br />

jawabannya….?<br />

Khairuddin, dari berbagai sumber<br />

31


Allah berfirman dalam surat al-<br />

Taubah berikut:<br />

Dan (inilah) suatu pemakluman<br />

daripada Allah dan Rasul-Nya kepada<br />

umat manusia pada hari haji akbar,<br />

bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-<br />

Nya berlepas diri dari orang-orang<br />

musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum<br />

musyrikin) bertaubat, maka bertaubat<br />

itu lebih baik bagimu, dan jika kamu<br />

berpaling, maka ketahuilah bahwa<br />

sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan<br />

Allah. Dan beritakanlah<br />

kepada orang-orang kafir (bahwa<br />

mereka akan mendapat) siksa yang<br />

pedih. (Q.S. al-Taubah [9]: 3).<br />

Banyak orang berasumsi bahwa<br />

haji akbar terjadi jika wukuf di Arafah<br />

jatuh pada hari Jumat. Benar tidaknya<br />

asumsi ini tentu harus diukur dari<br />

kesahihan terminologi yang digunakan,<br />

sehingga dapat dinyatakan sesuai<br />

dengan maksud ayat di atas. Jadi harus<br />

ditelusuri lebih dahulu maksud kata<br />

haji akbar dalam ayat.<br />

Kata haji akbar hanya disebutkan<br />

sekali dalam Alquran. Tentunya<br />

hal ini menyulitkan identifikasi jika<br />

mengandalkan metode tafsîr bi alma’tsûr<br />

saja. Namun demikian, dapat<br />

ditelusuri secara kontekstual dengan<br />

panduan konteks ayat, hadis, dan<br />

sirah nabawi. Maka pertanyaan yang<br />

mendasar apakah ayat ini sedang<br />

berbicara tentang haji yang berbeda<br />

dari haji yang lain? Beruntung karena<br />

untuk menjawabnya, kita mewarisi<br />

banyak peninggalan (turats) dari para<br />

mufasir terdahulu.<br />

Usaha penafsiran cukup maksimal<br />

dilakukan berdasar metode, dan<br />

analisa yang dimungkinkan secara<br />

metodologis. Namun juga tidak da-<br />

Haji Akbar<br />

(Penafsiran Ayat 3 Surat al-Taubah)<br />

Oleh Jabbar Sabil, MA<br />

pat dihindari munculnya beragam<br />

pandangan akibat keterbatasan informasi<br />

sehingga terkesan intuitif, dan<br />

kadang dipengaruhi kecenderungan<br />

tertentu sehingga terkesan subjektif.<br />

Oleh karena itu, pembahasan ini harus<br />

dimulai dari penelusuran asbabunnuzul<br />

ayat, dan konteks sosialnya.<br />

Asbabunnuzul ayat<br />

Menurut Ibn Sa‘ad, ayat di atas<br />

bersama beberapa ayat lain awal surat<br />

al-Taubah, diturunkan setelah Abu<br />

Bakar memulai perjalanan haji yang<br />

dipimpinnya dalam bulan Zulkaidah<br />

tahun 9 Hijrah. Agak berbeda, Ibn Katsir<br />

dalam tafsirnya menyebut penurunan<br />

ayat ini setelah kepulangan Nabi saw.<br />

dari perang Tabuk. Versi Ibn Katsir<br />

didukung oleh penyataan Abu Hurairah<br />

yang diriwayatkan al-Bukhari dalam<br />

kitab Sahih-nya, karena ia diperintah<br />

Abu Bakar untuk mendampingi Ali<br />

membuat pengumuman ayat bara’ah.<br />

Berdasar Sahih al-Bukhari, kuat<br />

dugaan awal surat al-Taubah turun<br />

sebelum Abu Bakar berangkat haji.<br />

Jadi selain memimpin jamaah haji,<br />

Abu Bakar juga mengemban tugas<br />

membuat pengumuman bara’ah.<br />

Setengah perjalanan, Rasulullah<br />

mengutus Ali menyusul rombongan,<br />

mereka bertemu di suatu tempat<br />

bernama Dhanjanân. Peristiwa ini<br />

memunculkan khilaf di tengah umat<br />

Islam, bahkan sebagian golongan<br />

secara subjektif menggiring ke arah<br />

pengutamaan Ali dari Abu Bakar.<br />

Ibn Hajar al-‘Asqalani, dalam<br />

kitabnya Fath al-Bari, menengahi<br />

khilaf ini secara moderat. Sebagaimana<br />

hadis sahih Bukhari, Abu Bakar<br />

memang mengemban tugas membuat<br />

pengumuman; 1) musyrikin tidak<br />

boleh berhaji pada tahun berikutnya,<br />

2) tidak boleh tawaf secara telanjang.<br />

Lalu Rasulullah mengutus Ali untuk<br />

tugas tambahan yang lebih spesifik,<br />

yaitu terkait dengan pemutusan<br />

perjanjian damai dengan musyrikin.<br />

Hal ini dilakukan Rasulullah karena<br />

32 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

hukum adat Quraysy menggariskan,<br />

bahwa perjanjian hanya boleh diakhiri<br />

oleh orang yang mengikatnya, atau<br />

setidaknya oleh keluarga terdekatnya<br />

(ahl al-bayt). Maka semua setuju,<br />

bahwa orang yang paling tepat melakukannya<br />

adalah Ali, lalu butir<br />

pengumuman pun bertambah menjadi<br />

empat poin. Dari itu dapat disimpulkan,<br />

bahwa perjalanan haji<br />

Abu Bakar ini sejak semula memang<br />

didisain sebagai misi lanjutan setelah<br />

eksp<strong>edisi</strong> Tabuk yang sukses itu.<br />

Perlu dicatat, bahwa Nabi saw.<br />

memulai eksp<strong>edisi</strong> Tabuk pada awal<br />

bulan Rajab, menetap berjaga selama<br />

29 hari, dan tiba kembali di Madinah<br />

menjelang puasa Ramadhan. Sedangkan<br />

Rombongan haji pimpinan Abu<br />

Bakar berangkat di bulan Zulkaidah,<br />

jadi benar ayat itu turun setelah<br />

eksp<strong>edisi</strong> Tabuk. Dengan demikian,<br />

Ibn Katsir telah menunjukkan kondisi<br />

sosial yang melatari turunnya awal<br />

surat al-Taubah.<br />

Sebagaimana diketahui, dalam<br />

perang Tabuk Rasulullah berhasil<br />

membuat gentar negara Adidaya,<br />

Romawi, sehingga mereka menarik<br />

diri, bertahan dalam benteng,<br />

dan mengikat perjanjian. Meski<br />

peperangan tidak sempat pecah,<br />

tapi sudah lebih dari cukup untuk<br />

membuktikan kekuatan Madinah,<br />

sehingga membuat kecut para<br />

musyrikin. Di samping itu, eksp<strong>edisi</strong><br />

Tabuk melewati rintangan terberat,<br />

30.000 pasukan menempuh perjalanan<br />

jauh dalam cuaca bulan Rajab yang<br />

sangat panas dengan perbekalan yang<br />

terbatas. Sulit dipercaya, kekuatan<br />

macam apa yang mampu membuat<br />

mereka bertahan di medan seberat itu.<br />

Dengan melewati ujian ini, kredibilitas<br />

umat Islam semakin disegani, dan<br />

Negara Islam Madinah sudah cukup<br />

siap untuk melanjutkan misi yang<br />

secara revolusioner telah dimulai saat<br />

Pembebasan Mekah.<br />

Saat pembebasan Mekah yang<br />

terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8


Hijrah, kaum muslimin telah berhasil<br />

meruntuhkan berhala yang menjadi<br />

simbol keangkuhan paganisme.<br />

Tugas selanjutnya membersihkan<br />

kota Mekah dari sisa-sisa pengaruh<br />

keberhalaan, dan tugas ini menjadi<br />

mulus setelah hapusnya ancaman dari<br />

negara adidaya Romawi. Maka musim<br />

haji tahun 9 Hijrah merupakan waktu<br />

yang tepat untuk melanjutkan misi.<br />

Rasulullah sendiri tidak ikut berhaji.<br />

Hal ini dapat dimaklumi, sebab ibadah<br />

haji kali ini masih terganggu oleh<br />

musyrikin yang juga berhaji. Mereka<br />

kerap mengganggu dengan ucapan<br />

talbiyah syirik mereka. Mereka tawaf<br />

tanpa seutas benang ditubuh, katanya<br />

agar hadir sebagaimana kondisi saat<br />

dilahirkan ibunya. Rasulullah tidak<br />

bisa melarang mereka, sebab masih<br />

terikat perjanjian damai, dan Allah<br />

mengingatkan:<br />

(Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan<br />

daripada Allah dan Rasul-<br />

Nya (yang dihadapkan) kepada<br />

orang-orang musyrikin yang kamu<br />

(kaum muslimin) telah mengadakan<br />

perjanjian (dengan mereka). Maka<br />

berjalanlah kamu (kaum musyrikin)<br />

di bumi selama empat bulan dan<br />

ketahuilah bahwa sesungguhnya<br />

kamu tidak akan dapat melemahkan<br />

Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan<br />

orang-orang kafir. (Q.S. al-<br />

Taubah [9]: 1-2).<br />

Menurut Haekal, pada hari<br />

berkumpulnya jamaah haji di Mina,<br />

Ali membacakan ayat 1-36 surat al-<br />

Taubah, lalu mengumumkan empat<br />

perkara; 1) orang yang kufur tidak<br />

akan masuk syurga, 2) sesudah tahun<br />

ini, orang musyrik tidak boleh lagi<br />

naik haji, 3) tidak dibolehkan lagi<br />

bertawaf secara telanjang, 4) ikatan<br />

perjanjian dengan Rasulullah hanya<br />

berlaku sampai habis temponya.<br />

Dari pembahasan ini tampak bahwa<br />

awal surat al-Taubah diturunkan sebagai<br />

bentuk proklamasi bagi kedaulatan<br />

penuh Islam atas tanah haram. Waktu<br />

proklamasinya dicatat Alquran dengan<br />

identifikasi; hari haji akbar. Lalu bagaimana<br />

haji akbar itu dipahami?<br />

Beberapa pendapat<br />

Tafsir al-Qurthubi mengangkat<br />

pendapat beberapa ulama tentang<br />

maksud haji akbar. Satu pendapat<br />

diriwayatkan bersumber dari Mujahid<br />

(w. 104 H) menyatakan, bahwa haji<br />

besar (al-hajj al-akbar) adalah haji<br />

qiran. Istilah al-hajj al-akbar ini<br />

diperhadapkan dengan istilah al-hajj<br />

al-ashghar (haji kecil) yang menurut<br />

Mujahid adalah haji ifrad. Al-Qurthubi<br />

tidak setuju dengan pendapat ini,<br />

sebab tidak berdasar nas.<br />

Mujahid juga punya pendapat lain<br />

yang sama dengan pendapat ‘Athâ’<br />

(w. 114 H), bahwa haji kecil (al-hajj<br />

al-ashghar) adalah umrah. Jadi haji<br />

akbar adalah ibadah haji itu sendiri<br />

yang dilaksanakan lengkap dengan<br />

wukuf di Arafah. Al-Thabari dalam<br />

tafsirnya menambahkan tokoh tabiin<br />

lainnya yang berpendirian sama, yaitu<br />

al-Sya‘bi. Sementara Ibn Hajar dalam<br />

Fath al-Bari menyatakan adanya riwayat<br />

serupa yang disampaikan ‘Abd al-<br />

Razzaq dari Abdullah ibn Syadad.<br />

Pendapat lain dari al-Hasan (w. 97<br />

H), dan ‘Abd Allah ibn al-Harits ibn<br />

Nawfal (w. 79 H), bahwa penamaan<br />

haji akbar itu karena pada masa<br />

itu nonmuslim juga ikut berhaji.<br />

Namun pendapat ini dibantah oleh<br />

Ibn ‘Athiyah, sebab tidak mungkin<br />

alasan seperti ini menjadi dasar<br />

penamaan oleh Alquran. Al-Hasan<br />

juga berpendapat, bahwa penamaan<br />

haji akbar karena pada haji tahun<br />

9 Hijrah itu, Abu Bakar membawa<br />

misi pengumuman bara’ah, dan<br />

pemutusan perjanjian damai dengan<br />

musyrikin Quraysy.<br />

Sementara Ibn Sîrîn (w. 110 H)<br />

menyatakan bahwa haji akbar adalah<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

haji wada‘, penamaan itu karena Nabi<br />

saw. sendiri ikut serta di dalamnya<br />

bersama umat. Selain itu juga ada<br />

pendapat bahwa hari haji akbar<br />

adalah seluruh hari peribadatan<br />

haji. Menurut Ibn Hajar, pendapat<br />

ini bersumber dari al-Tsauri, dan<br />

dikuatkan oleh al-Suhaili, karena Ali<br />

diperintah menyampaikan pengumuman<br />

dalam hari-hari haji tanpa ditentukan<br />

satu hari yang khusus.<br />

Semua pendapat di atas menunjukkan<br />

pola yang sama, bahwa pemilik<br />

pendapat berasumsi adanya<br />

afdhaliyah pada satu rangkaian<br />

ibadah haji sehingga disebut haji<br />

akbar. Namun mereka berbeda dalam<br />

hal bandingannya yang disebut alhajj<br />

al-asghar. Sayangnya pendapat<br />

dalam pemetaan pertama ini tidak<br />

dikuatkan petunjuk nas, baik Alquran<br />

maupun Hadis.<br />

Adapun pemetaan yang kedua,<br />

polanya lebih kepada pencarian satu<br />

hari yang disebut sebagai hari haji<br />

akbar di antara hari-hari pelaksanaan<br />

ibadah haji. Maka al-hajj al-asghar<br />

adalah seluruh hari-hari haji setelah<br />

dikecualikan satu hari yang akbar. Di<br />

sini terpecah menjadi dua pendapat,<br />

sesuai dengan hadis yang menjadi<br />

dasar pegangan.<br />

Pendapat pertama, menyatakan<br />

hari haji akbar jatuh pada hari Arafah,<br />

yaitu tanggal 9 Zulhijjah. Artinya, hari<br />

Arafah merupakan hari terbesar di<br />

antara hari-hari pelaksanaan ibadah<br />

haji. Dasarnya hadis yang diriwayatkan<br />

dari Umar, Usman, Ibn Abbas, Thaus,<br />

dan Mujahid. Mereka juga berpegang<br />

pada Hadis riwayat Ismail al-Qadhi,<br />

bahwa Rasulullah menyatakan hari haji<br />

akbar adalah hari Arafah. Menurut al-<br />

Qurthubi, pendapat ini juga dipegang<br />

oleh Abu Hanifah dan Imam Syafi’i.<br />

Sayangnya hadis yang dipegang bernilai<br />

dha‘if, sebab dalam sanadnya<br />

terdapat Sufyan ibn Waki‘ yang dicatat<br />

Ibn Hajar dalam kitab Tahzib al-Kamal<br />

sebagai orang yang diduga dusta.<br />

Pendapat kedua, menyatakan hari<br />

haji akbar jatuh pada hari Nahar, yaitu<br />

dimulai dari terbitnya fajar tanggal 10<br />

Zulhijjah. Artinya, hari terbesar dari harihari<br />

pelaksanaan ibadah haji adalah<br />

hari Nahar. Pendapat ini didasarkan<br />

pada dua hadis, pertama, hadis yang<br />

dipandang sahih oleh Abu Daud, di<br />

mana Rasulullah bertanya; “Hari apa<br />

33


ini?”, sahabat menjawab; “Hari Nahar”,<br />

lalu Rasulullah meralat; “ini adalah hari<br />

haji akbar”. Kedua, hadis yang di-takhrij<br />

al-Bukhari dari Abu Hurairah, bahwa<br />

dirinya mendampingi Ali membuat pengumuman<br />

bara’ah pada hari Nahar.<br />

Menurut al-Qurthubi, pendapat ini juga<br />

dipegang oleh Imam Malik.<br />

Kedua hadis yang menjadi dasar<br />

pendapat kedua ini bernilai sahih. Hadis<br />

Abu Daud di atas telah diteliti oleh al-<br />

Albani, dan dinyatakan sahih. Adapun<br />

hadis kedua sudah tidak diragukan<br />

lagi karena ketatnya syarat sahih al-<br />

Bukhari. Bisa saja kedua hadis ini<br />

dianggap saling melengkapi, sehingga<br />

kuatlah pendapat; hari haji akbar<br />

adalah hari Nahar. Tapi sebenarnya<br />

kedua hadis ini berbicara tentang dua<br />

peristiwa berbeda. Hadis pertama<br />

tentang hari haji akbar di masa haji<br />

wada’ (tahun 10 H), sementara hadis<br />

kedua tentang hari haji akbar pada<br />

haji Abu Bakar (tahun 9 H).<br />

Sampai di sini, inti masalah belum<br />

terjawab. Apakah hari haji akbar yang<br />

disebut Rasulullah waktu haji wada’<br />

itu semakna dengan hari haji akbar<br />

yang di sebut dalam ayat?<br />

Haji akbar dalam terminologi Alquran<br />

Jika hari Nahar tahun 10 Hijrah<br />

sangat jelas disebut Rasul sebagai<br />

hari haji akbar, maka itu sangat<br />

berbeda dengan hari Nahar tahun 9<br />

Hijrah. Perhatikan teks hadis sahih al-<br />

Bukhari berikut:<br />

Dari Abdullah ibn Yusuf, dari al-Layts,<br />

dari ‘Uqayl; Ibn Syihab berkata;<br />

“Humayd ibn Abdurrahman mengabari<br />

saya, bahwa Abu Hurairah berkata:<br />

‘Pada musim haji itu Abu Bakar ra.<br />

mengutus saya bersama utusan lain<br />

untuk membuat pengumuman di<br />

Mina, bahwa orang-orang musyrikin<br />

dilarang berhaji lagi setelah tahun<br />

ini, dan dilarang bertawaf secara<br />

telanjang”. Humayd berkata: “Kemudian<br />

Rasulullah membuat penambahan<br />

dengan mengutus Ali ibn<br />

Abu Thalib, maka ia membuat pengumuman<br />

bara’ah”. Abu Hurairah<br />

berkata: ”Maka Ali menyampaikan<br />

pengumuman bara’ah bersama kami di<br />

hadapan jamaah yang hadir di Mina,<br />

sekaligus pengumuman dilarangnya<br />

musyrikin berhaji tahun depan, dan<br />

tidak boleh bertawaf telanjang”.<br />

Peristiwa yang diuraikan Abu<br />

Hurairah di atas merupakan pelaksanaan<br />

atas pengumuman bara’ah dalam<br />

ayat 3 surat al-Taubah, dan Alquran<br />

menyebut waktu pelaksanaannya pada<br />

hari haji akbar. Masalahnya, apakah<br />

Alquran memaksudkan hari haji akbar<br />

itu sebagai hari Nahar?<br />

Penjelasan untuk itu tidak ditemukan<br />

dalam hadis sahih bukhari di atas,<br />

walaupun hadis itu jelas-jelas sedang<br />

mengurai peristiwa pengumuman<br />

bara’ah (haji tahun 9 Hijrah). Redaksi<br />

ucapan Abu Hurairah di atas hanya<br />

memberitahu bahwa pengumuman<br />

bara’ah dilaksanakan pada hari<br />

Nahar, dan bertempat di Mina. Jadi<br />

tidak secara tegas menjelaskan hari<br />

Nahar sebagai hari haji akbar. Bisa<br />

saja yang dimaksud dengan hari haji<br />

akbar merupakan keseluruhan harihari<br />

haji tahun 9 Hijrah, sehingga Abu<br />

Bakar bebas memilih salah satu hari<br />

dalam musim haji itu sebagai waktu<br />

membuat pengumuman. Lalu Humayd<br />

ibn Abdurrahman menyimpulkan<br />

sendiri bahwa yang dimaksud hari<br />

haji akbar itu adalah hari Nahar.<br />

Pendapat Humayd ini bisa saja<br />

ditinggalkan, dan bisa pula diterima.<br />

Namun tentu harus dipikirkan konsekuensinya<br />

sebelum memutuskan<br />

penerimaan atau penolakan ini.<br />

Jika ditolak, maka hari haji akbar<br />

dalam hadis haji wada’ menjadi berbeda<br />

dari hari haji akbar dalam ayat. Artinya,<br />

penjelasan hadis bisa dipahami secara<br />

mandiri tanpa harus terkait dengan<br />

konteks ayat. Sebab dalam hadis Abu<br />

Daud, jelas ditentukan hari Nahar<br />

sebagai hari haji akbar, sementara<br />

dalam ayat tidak ditentukan harinya.<br />

Lalu, apakah dengan memahami hadis<br />

secara mandiri ini mengantarkan pada<br />

petunjuk afdhaliyah haji akbar yang<br />

34 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

jatuh pada hari Jumat?<br />

Apa yang dipahami masyarakat<br />

umum tidak terjawab lewat hadis<br />

ini. Sebab hari Nahar yang disebut<br />

dalam hadis sahih Abu Daud itu jatuh<br />

pada hari Sabtu, 10 Zulhijjah tahun<br />

10 Hijrah/7 Maret 632 M. Sedangkan<br />

hari Jumat, 9 Zulhijjah tahun 10 Hijrah<br />

yang merupakan hari Arafah, tidak<br />

bisa dinyatakan sebagai hari haji<br />

akbar, sebab hadis yang mendasarinya<br />

bernilai dha’if. Sebagaimana disebutkan<br />

di atas, dalam sanadnya terdapat<br />

Sufyan ibn Waki‘ yang dicatat Ibn Hajar<br />

dalam kitab Tahzib al-Kamal sebagai<br />

orang yang diduga dusta.<br />

Sebaliknya, jika didasarkan kepada<br />

analisa Humayd ibn Abdurrahman<br />

berdasar informasi Abu Hurairah,<br />

maka hari Nahar tahun 9 Hijrah<br />

jatuh pada hari Selasa, 19 Maret 631<br />

M. Jadi hari Arafah dan hari Nahar<br />

tahun 9 Hijrah tidak jatuh pada hari<br />

Jumat, maka hadis dan ayat tidak<br />

menginformasikan haji akbar dalam<br />

konteks jatuh pada hari Jumat. Hal ini<br />

menjadi semakin kabur karena tidak<br />

sahihnya hadis yang dikutip sebagian<br />

ulama. Misalnya hadis yang dikutip<br />

dalam kitab I‘anat al-Thalibin tentang<br />

afdhal-nya haji yang hari Arafahnya<br />

jatuh pada hari Jumat.<br />

Sampai di sini, pendekatan secara<br />

parsial terhadap ayat atau hadis,<br />

ternyata tidak memberi pemahaman<br />

yang komprehensif. Lalu mungkinkah<br />

ayat dan hadis ini dipahami secara<br />

terintegrasi?<br />

Kiranya kesepakatan para usuliyun,<br />

tentang berposisinya hadis sebagai<br />

penjelas ayat, patut dijadikan pendekatan<br />

dalam memahami hari haji akbar<br />

ini. Maka berdasar asbabun nuzul, ayat<br />

3 surat al-Taubah berbicara tentang<br />

pengumuman bara’ah. Adapun hari<br />

haji akbar, disebutkan sebagai informasi<br />

tambahan yang tidak perlu diperdetil,<br />

sebab ia bukan pokok pembicaraan. Jika<br />

kemudian Rasul memberikan informasi<br />

yang lebih kurang sama dengan terminologi<br />

ayat, maka dapat diyakini<br />

sebagai tambahan penjelasan, kecuali<br />

ada petunjuk sebaliknya. Dengan<br />

demikian, interpretasi Humayd ibn<br />

Abdurrahman dapat diterima, sebab<br />

ia mempertautkan hadis dengan ayat.<br />

Wallahu a‘lam. n<br />

Penulis adalah kandidat Doktor IAIN<br />

Ar-Raniry Banda Aceh.


Keutamaan Ibadah Haji<br />

“Sesungguhnya rumah yang pertama<br />

dibangun untuk (tempat beribadah)<br />

manusia, adalah Baitullah di Bakkah<br />

(Mekah) yang diberkahi dan menjadi<br />

petunjuk bagi semua manusia.<br />

Padanya terdapat tanda-tanda<br />

yang nyata, (di antaranya) maqam<br />

Ibrahim, barang siapa memasukinya<br />

(Baitullah itu) menjadi amanlah dia,<br />

mengerjakan haji adalah kewajiban<br />

manusia terhadap Allah bagi<br />

orang yang sanggup mengadakan<br />

perjalanan ke Baitullah. Barang siapa<br />

mengingkari (kewajiban haji), maka<br />

sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak<br />

memerlukan sesuatu) dari semesta<br />

alam.” (QS. Ali Imran 96-97).<br />

Ibadah haji merupakan kewajiban<br />

bagi setiap muslim, dalam<br />

pengwajiban ibadah ini, Allah<br />

menekankan hanya mewajibkannya<br />

bagi muslim yang mampu, karena<br />

memang untuk menunaikan ibadah<br />

ini diperlukan perbekalan yang<br />

lebih besar, selain terpenuhi segala<br />

syarat yang berkaitan dengan pribadi<br />

muslim seperti Islam, baligh, berakal<br />

dan merdeka, kesanggupan ekonomi<br />

juga menjadi persyaratan utama,<br />

mengingat perjalanannya yang<br />

jauh memakan banyak biaya yang<br />

diperlukan, kesehatan fisik seseorang<br />

juga harus diperhatikan, dan hal-hal<br />

lain yang dapat mendukung seseorang<br />

untuk dapat menunaikan ibadah haji<br />

dengan nyaman dan khusyuk.<br />

Mengingat ibadah ini hanya<br />

dikerjakan di tanah suci Mekah,<br />

bagi umat muslim dari negara lain<br />

yang terasa jauh dalam perjalanan<br />

sehingga sebagian negarapun ikut<br />

campur dalam proses pengurusannya,<br />

Indonesia misalnya sebagai salah<br />

Oleh Salman Abdul Muthalib<br />

satu negara Muslim terbesar yang<br />

mendapat kuota haji, negara melalui<br />

kementerian agama menyediakan<br />

bagian khusus untuk mengurus para<br />

jamah untuk dapat menunaikan<br />

ibadah ini.<br />

Dalam beberapa rujukan, ibadah<br />

haji didefinisikan sebagai perjalanan<br />

menuju Mekah untuk melaksanakan<br />

tawaf, sa’i dan wukuf di Arafah sebagai<br />

pelaksanaan terhadap perintah Allah<br />

untuk mendapatkan keridhaan-<br />

Nya. Ia merupakan salah satu rukun<br />

Islam yang disebutkan Nabi dalam<br />

hadisnya, siapa yang mengingkari<br />

kewajibannyanya dianggap telah<br />

keluar (murtad) dari Islam, pengwajibannya<br />

pada tahun ke enam hijriyyah.<br />

Definisi ini memang tidak mencakup<br />

(jamik) semua kegiatan dalam ibadah<br />

haji, tetapi paling tidak, ia telah<br />

memberikan gambaran secara umum<br />

bentuk-bentuk kegiatan yang akan<br />

dilakukan di sana.<br />

Ibadah ini memiliki banyak<br />

keutamaan bagi muslim yang telah<br />

mampu menunaikannya, Rasul telah<br />

menjelaskan beberapa keutamaan<br />

ibadah ini, di antaranya adalah:<br />

1. Haji, ibadah yang utama<br />

Penegasan bahwa ibadah haji<br />

merupakan salah satu ibadah yang<br />

paling utama, berdasarkan hadis<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Rasulullah saw.:<br />

“Dari Abu Hurairah ia berkata,<br />

Rasulullah pernah ditanya, amal<br />

ibadah apakah yang paling utama?<br />

Beliau bersabda: Beriman kepada<br />

Allah dan Rasulnya. Ditanya lagi<br />

kemudian apa? Beliau menjawab:<br />

Jihad di jalan Allah. Kemudian ditanya<br />

lagi, kemudian apa? Beliau bersabda:<br />

Haji yang mabrur.” (HR. Al-Bukhari<br />

dan Muslim).<br />

Hadis di atas menempatkan<br />

ibadah haji sama posisinya seperti<br />

jihad di jalan Allah, bahkan dalam<br />

hadis lain, secara terang dan jelas<br />

Nabi menyebutkan bahwa haji adalah<br />

jihad bagi orang yang sudah tua,<br />

lemah dan wanita.<br />

Dari Abu Hurairah, Rasul bersabda:<br />

”Jihad orang yang sudah tua, lemah<br />

dan wanita adalah haji.” (HR. Nasa’i).<br />

Ketika Aisyah berkata kepada Rasul<br />

wahai Rasul, engkau berpendapat<br />

bahwa jihad adalah perbuatan yang<br />

paling utama, bolehkah kami ikut<br />

berjihad?, Rasul menjawab sebaikbaik<br />

jihad (bagi kalian yang wanita)<br />

adalah haji yang mabrur.” (HR. Al-<br />

Bukhari dan Muslim).<br />

Dari beberapa hadis di atas, dapat<br />

diahami bahwa Islam tidak memberi<br />

kesempatan melakukan suatu perbuatan<br />

yang utama hanya untuk<br />

kelompok-kelompok tertentu, tetapi<br />

ada perbuatan lain sebagai alternatif<br />

yang tampaknya lebih kecil pahalanya<br />

tetapi pada dasarnya ia merupakan<br />

amal yang utama dan dapat dikerjakan<br />

oleh orang-orang yang tidak sanggup<br />

melakukan amalan yang bebannya<br />

lebih besar. Ketika orang yang tua<br />

dan para wanita yang secara fisik<br />

mereka lemah, mereka berkeinginan<br />

untuk berjihad di jalan Allah tetapi<br />

tidak sanggup, Islam masih memberi<br />

mereka peluang untuk mendapat<br />

pahala jihad di jalan Allah dalam<br />

bentuk lain yang mungkin mereka<br />

lakukan.<br />

35


2. Hapus dosa, dan mendapat surga<br />

Dari Abu Hurairah, dia berkata,<br />

aku mendengar Nabi bersabda:<br />

“Barangsiapa menunaikan ibadah<br />

haji karena Allah, lalu ia tidak berkata<br />

kotor dan tidak melakukan perbuatan<br />

maksiat, niscaya ia kembali (ke<br />

negerinya) seperti pada hari ketika<br />

ia dilahirkan ibunya.” (HR. Al-Bukhari<br />

dan Muslim).<br />

Dalam hadis lain Rasul bersabda:<br />

“Iringilah antara ibadah haji dan<br />

umrah karena keduanya dapat<br />

menghilangkan dosa dan kefakiran,<br />

sebagaimana alat peniup api<br />

menghilangkan kotoran (karat)<br />

besi, emas dan perak, dan tidak ada<br />

balasan bagi haji mabrur melainkan<br />

Surga.” (HR. Tirmizi, Nasa’i).<br />

Dalam sahih Bukhari dan Muslim<br />

juga terdapat hadis:<br />

“Umrah ke umrah selanjutnya<br />

adalah sebagai penebus dosa<br />

antara keduanya, dan haji mabrur<br />

tidak mempunyai balasan kecuali ke<br />

Surga.”<br />

3. Doa orang yang berhaji akan<br />

diterima Allah Swt.<br />

Dari Ibnu Umar dari Nabi, beliau<br />

bersabda:<br />

“Orang yang berperang di jalan<br />

Allah, orang yang menunaikan haji<br />

dan umrah, adalah tamu Allah. Ketika<br />

Allah menyeru mereka, maka mereka<br />

memenuhi panggilan-Nya, dan jika<br />

mereka meminta kepada-Nya, maka<br />

Allah mengabulkan (permintaan<br />

mereka).” (HR. Ibnu Majah).<br />

Apa yang dipaparkan di atas adalah<br />

beberapa keutamaan yang akan<br />

didapati oleh orang yang menunaikan<br />

ibadah haji di tanah suci Mekah. Di<br />

samping itu, terdapat banyak riwayat<br />

yang menjelaskan bahwa salat di<br />

masjid Haram dan masjid Nabawi<br />

memiliki kelebihan-kelebihan yang<br />

tidak dijumpai pada tempat lain.<br />

“Tidak perlu seseorang berke inginan<br />

-untuk mendapat pahala yang lebihpergi<br />

ke masjid tertentu, kecuali ke<br />

masjid Haram, masjid Nabawi dan<br />

masjid Aqsa.” (HR. Bukhari).<br />

Hadis ini dapat dijadikan petunjuk<br />

bagi sebagian masyarakat kita yang<br />

berkeinginan untuk melaksanakan<br />

suatu salat pada masjid tertentu<br />

dengan harapan mendapat banyak<br />

pahala, tidak jarang di kalangan<br />

masyarakat kita bernazar untuk<br />

melakasanakan salat di masjid-masjid<br />

yang dianggap memiliki nilai lebih<br />

dari mesjid lain, misalnya masjid yang<br />

dibangun oleh ulama tertentu yang<br />

dianggap keramat. Padahal Rasul<br />

sendiri telah menjelaskan bahwa<br />

tidak ada beda antara satu masjid<br />

dengan masjid lainnya kecuali hanya<br />

tiga mesjid yang telah disebutkan di<br />

atas.<br />

Dalam riwayat Bukhari dijelaskan<br />

bahwa salat di masjid Nabawi lebih<br />

baik dari seribu salat di tempat lain,<br />

sebagaimana sabda Rasul:<br />

“Salat di masjidku lebih baik dari<br />

seribu salat di masjid lain kecuali<br />

masjid Haram.” ( HR. Bukhari).<br />

Tentunya kesempatan untuk<br />

melaksanakan salat di masjid Haram<br />

dan Nabawi dapat dimiliki oleh<br />

seseorang dengan menunaikan<br />

ibadah haji, kecuali bagi orang-orang<br />

tertentu yang punya kemampuan<br />

lebih dapat melakukan perjalanan<br />

di luar musim haji untuk dapat<br />

menunaikan salat di tiga tempat yang<br />

telah dijelaskan di atas.<br />

Itulah beberapa keutamaan<br />

ibadah haji yang dirangkum dari<br />

beberapa hadis Nabi. Masih banyak<br />

keutamaan ibadah haji lainnya yang<br />

belum terangkum dalam tulisan ini.<br />

Jika kita telah mengetahuinya, maka<br />

sepatutnya bagi orang yang mampu<br />

dan punya kesempatan berangkat ke<br />

haji, agar lebih giat dan bersungguhsungguh<br />

dalam melaksanakan<br />

ibadah di sana, serta menggunakan<br />

kesempatan dengan sebaik-baiknya.<br />

Segeralah melaksanakan ibadah<br />

haji jika anda sudah cukup<br />

mempunyai bekal pulang pergi tanpa<br />

perlu memikirkan pembiayaan selain<br />

haji seperti membeli hadiah bagi<br />

orang yang ditinggalkan. Segeralah<br />

pergi haji sebelum jatuh sakit, miskin<br />

atau tua, karena haji merupakan<br />

salah satu rukun Islam dan untuk<br />

menunaikannya diperlukan kesehatan<br />

fisik yang baik. Wallahu A’lam bis<br />

Shawab.n<br />

Penulis adalah Dosen IAIN Ar-Raniry<br />

Banda Aceh<br />

36 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Kata adil berasal dari bahasa<br />

Arab, yaitu ‘adl yang berarti<br />

sama, seimbang dan tidak berat<br />

sebelah. Secara istilah, adil berarti<br />

memberi kepada setiap orang sesuai<br />

haknya. Jadi pengertian ‘sama’ di sini<br />

bukan berarti sama persis, sama banyak<br />

atau sama berat, tetapi pengertian<br />

‘sama’ di sini adalah sama-sama<br />

senang, sama-sama ikhlas dan samasama<br />

tidak dirugikan. Setiap orang<br />

menerima sesuai dengan takaran hak<br />

yang harus mereka peroleh.<br />

Kata ‘keadilan’ menurut Alquran<br />

mempunyai lawan kata (antonim)<br />

yaitu ‘dhalim’. Orang yang berlaku<br />

zalim adalah orang yang tidak berlaku<br />

adil dan begitu pula sebaliknya.<br />

Perilaku zalim adalah perilku yang<br />

senang merampas hak orang lain,<br />

menganiaya, menyakiti bahkan memperkosa<br />

hak-hak orang lain.<br />

Balasan kepada orang-orang yang<br />

berlaku zalim adalah sangat buruk,<br />

yaitu kemurkaan Allah Swt. Dalam<br />

Alquran dijelaskan betapa Allah<br />

sangat benci kepada orang zalim,<br />

seperti dalam surat al-Syura ayat<br />

40, “Sesungguhnya Dia (Allah) tidak<br />

menyukai orang-orang yang zalim.”<br />

Tidak hanya itu, Allah juga tidak<br />

akan memberikan hidayah berupa<br />

petunjuk kepada mereka (Q.S. al-<br />

An‘am: 144, dan al-Shaf: 7), bahkan<br />

mereka akan diazab dan dikutuk oleh<br />

Allah Swt. (QS. Hud: 18).<br />

Sebaliknya, perintah berbuat adil<br />

senantiasa dilekatkan dengan pertanda<br />

hadirnya keimanan di dalam dada<br />

orang yang melakukannya. Melakukan<br />

keadilan wajib hukumnya dalam Islam,<br />

mendatangkan kemuliaan dan rahmat<br />

Allah bagi pelakunya. Allah Swt. berfirman<br />

dalam surat al-Maidah ayat 8<br />

yang artinya, “Hai orang-orang yang<br />

beriman hendaklah kamu menjadi<br />

orang-orang yang selalu menegakkan<br />

(kebenaran), karena Allah, menjadi<br />

saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali<br />

kebencianmu terhadap sesuatu kaum,<br />

mendorong kamu berlaku tidak adil.<br />

Berlaku adillah! Karena adil itu lebih


Menegakkan Keadilan<br />

Oleh Muliadi Imami, M.Si.<br />

dekat kepada takwa. Bertakwalah<br />

kepada Allah, Sesungguhnya Allah<br />

Mahamengetahui apa yang kamu<br />

kerjakan”.<br />

Ayat di atas memberi tolok ukur<br />

yang sangat arif tentang keadilan.<br />

Dalam ayat ini Allah menyatakan<br />

bahwa perilaku adil sangat dekat<br />

dengan ketakwaan. Artinya, orang<br />

yang berlaku adil adalah orang<br />

yang takut kepada Allah sehingga ia<br />

senantiasa melaksanakan apa yang<br />

diperintahkan Allah dan meninggalkan<br />

apa yang dilarang-Nya. Sebaliknya,<br />

orang yang zalim adalah orang yang<br />

tidak bertakwa, tidak menunjukkan<br />

rasa takutnya kepada Allah, bahkan<br />

menentang Allah. Mereka inilah<br />

yang sesuai dengan uraian di atas<br />

yaitu orang yang tidak disukai Allah,<br />

tidak diberikan hidayah dan akan<br />

mendapat kutukan dan azab dari<br />

Allah Swt.<br />

Realita saat ini menggambarkan<br />

bagaimana ketidakadilan sering<br />

muncul karena persaingan politik.<br />

Satu golongan terkadang rela<br />

menzalimi golongan lain karena<br />

kepentingan politik. Ketika pesta<br />

demokrasi telah usai, yang menang<br />

pun kadang enggan untuk<br />

memberikan keadilan kepada lawan<br />

politik yang sudah dikalahkannya.<br />

Sebaliknya, kelompok yang merasa<br />

tidak senang kepada kelompok<br />

pemenang juga enggan berlaku<br />

adil dengan menolak ikut serta<br />

dalam pembangunan, tidak patuh<br />

dan selalu mencari-cari kesalahan,<br />

dan mengambil posisi berlawanan.<br />

Alquran mengingatkan umat Islam,<br />

jangan sampai perbedaan kendaraan<br />

politik, bendera partai, warna baju dan<br />

nomor golongan membuat mereka<br />

lupa untuk berlaku adil.<br />

Nabi Muhammad dalam karir<br />

politik beliau senantiasa menunjukkan<br />

perilaku adil. Orang Yahudi dan Nasrani<br />

yang tunduk di bawah kekuasaan<br />

Beliau selalu dapat menjalankan<br />

aktifitas bermasyarakat secara merdeka<br />

dan mendapatkan hak-hak me-<br />

reka sewajarnya. Bahkan sejarah telah<br />

membuktikan, sebelum beliau diangkat<br />

menjadi rasul, beliau pernah<br />

menyelesaikan sengketa kaum Quraisy<br />

dengan adil.<br />

Kisah ini terjadi ketika Ka’bah<br />

dipugar dan terjadi sengketa siapa<br />

yang lebih patut meletakkan hajar<br />

aswad kembali ke tempatnya. Hal ini<br />

sesuai dengan firman Allah dalam<br />

Alquran, surat al-Nisa’ ayat 58 yang<br />

artinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh<br />

kamu menyampaikan amanat<br />

kepada yang berhak menerimanya,<br />

dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan<br />

hukum di antara manusia<br />

supaya kamu menetapkan dengan<br />

adil. Sesungguhnya Allah memberi<br />

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.<br />

Sesungguhnya Allah ada-<br />

lah Maha mendengar lagi Maha<br />

Melihat.”<br />

Secara teori berlaku adil sangat<br />

mudah, namun perakteknya sangatlah<br />

sulit. Karena manusia dianugerahkan<br />

Allah nafsu untuk meraih kesenangan<br />

dunia yang melalaikannya dari<br />

ketaatan kepada Allah. “Sesungguhnya<br />

nafsu senantiasa membuat manusia<br />

cenderung untuk melakukan keburukan,”<br />

(Q.S. Yusuf: 53). Kecintaan<br />

manusia terhadap dunia seperti harta<br />

dan kekuasaan harus dikendalikan<br />

sehingga dapat mewujudkan keadilan<br />

pada semua orang.<br />

Rasulullah saw. bersabda; “Semua<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu<br />

harus mempertanggungjawabkan<br />

apa yang kamu pimpin.” Ini mengisyaratkan<br />

bahwa kepemimpinan<br />

setiap manusia akan dipertanyakan,<br />

apakah ia tergolong orang yang adil,<br />

atau termasuk orang yang zalim.<br />

Allah Swt. bukan saja memerintahkan<br />

manusia untuk berlaku adil,<br />

namun memberikan contoh dengan<br />

menciptakan dunia dan sesisinya<br />

pe-nuh dengan keseimbangan dan<br />

keadilan. Bahkan bukti keadilan<br />

Allah dapat ditemukan dalam tubuh<br />

manusia. Betapa bagusnya manusia<br />

dicipta dengan penuh keseimbangan.<br />

Tubuh sebelah kanan seimbang<br />

dengan tubuh di bagian kiri yang<br />

membuat manusia berdiri dan berjalan<br />

seimbang sehingga kelihatan gagah<br />

dan menawan. Belum lagi bila<br />

kita telaah ciptaan Allah yang lain<br />

yang penuh dengan keseimbangan<br />

sehingga kehidupan berjalan<br />

harmonis dan penuh dengan<br />

kesetabilan.<br />

Implikasi dari perilaku adil adalah<br />

akan munculnya kesejahteraan.<br />

Adilnya para pemimpin akan melahirkan<br />

kehidupan yang sejahtera<br />

di tengah masyarakat. Kerukunan,<br />

dan keharmonisan akan muncul<br />

sehingga negeri impian, baldatun<br />

thaibatun wa rabbun ghafur akan<br />

dapat diwujudkan.<br />

Berlaku adil merupakan kewajiban<br />

setiap insan. Belaku adil tidak<br />

hanya wajib ditegakkan oleh seorang<br />

pemimpin dalam memimpin roda<br />

perintahan, namun berlaku adil<br />

adalah kewajiban setiap muslim dalam<br />

keadaan dan kondisi bagaimana pun.<br />

Adil tidak hanya diperuntukkan bagi<br />

kaum kerabat sendiri, tetapi ia harus<br />

ditegakkan walau terhadap musuh<br />

sekalipun. Demikian juga adil tidak<br />

hanya diperuntukkan bagi orang lain<br />

tetapi setiap orang harus berlaku adil<br />

terhadap dirinya sendiri. Wallahu<br />

a‘lam bishshawab.n<br />

PenulisadalahPenyuluh<strong>Agama</strong>Islam<br />

Kakemenag Kab. Aceh Tenggara<br />

37


Menjaga “Fitrah” Manusia<br />

(Renungan untuk Pemimpin dan Pendidik)<br />

Kita telah meraih sebuah<br />

kemenangan yang sangat besar<br />

bagi orang-orang yang beriman,<br />

yaitu mereka yang telah menunaikan<br />

kewajiban berpuasa selama sebulan<br />

penuh. Berbagai halangan dan rintangan,<br />

baik secara fisik atau psikologis<br />

telah mereka hadapi dengan penuh<br />

kearifan. Hal ini dilakukan sematamata<br />

karena mencari ridha Allah Swt.<br />

dengan penuh ketaatan terhadap<br />

perintah-Nya. Rasulullah menjelaskan<br />

dalam haditsnya “Bagi orang yang<br />

berpuasa dengan dasar iman dan<br />

penuh pengharapan akan diampuni<br />

dosa-dosa yang telah lalu.”<br />

Pada “Hari Fitri” setiap muslim kembali<br />

pada hakikat kejadian yang suci<br />

dan diwarnai dengan sifat-sifat insan<br />

kamil dalam bingkai “takwa” sebagai<br />

tujuan akhir dari proses pelaksanaan<br />

ibadah secara menyeluruh. Ciri takwa<br />

sebagaimana digambarkan dalam<br />

Q.S. al-Baqarah: 3-4 adalah beriman<br />

kepada yang ghaib, mendirikan<br />

salat, menafkahkan rezeki yang telah<br />

dianugerahkan Allah Swt., beriman<br />

kepada kitab Alquran, dan kitab-kitab<br />

yang telah diturunkan kepada umat<br />

sebelumnya, serta meyakini akan<br />

kehidupan hari akhirat.<br />

Ketakwaan seseorang selalu berhubungan<br />

dengan dimensi aksiologis.<br />

Yaitu sistem nilai yang menjadi tuntunan<br />

muslim, menyangkut benar<br />

dan salah, baik dan buruk. Termasuk<br />

perbuatan, antara boleh dan tidak<br />

boleh, serta halal dan haram.<br />

Kesadaran aksiologis ini tidak<br />

hanya mengharuskan seorang muttaqin<br />

tentang apa yang harus ia lakukan,<br />

tetapi juga apa yang sebaiknya<br />

ia lakukan. Di sinilah letak perbedaan<br />

dengan ‘teknikalis-rasionalis’ yang<br />

hanya bisa bertanya; apa yang bisa<br />

saya lakukan? Implikasinya ada-lah<br />

pencapaian bersifat teknis jangka<br />

pendek. Sementara orang muttaqin<br />

akan bersikap hati-hati, berorientasi<br />

jangka panjang, berdasar nilai, dan<br />

Oleh Mukhsinuddin MS, S.Ag.<br />

memiliki kepedulian pada orang lain.<br />

Menurut Sayid Qutub dalam<br />

tafsirnya Fi Zhilal al-Qur’an, orangorang<br />

muttaqin memiliki tugas yang<br />

ditetapkan Allah (al-Wadhifat al-<br />

Ilahiyah). Ini tercermin pada haki-kat<br />

penciptaan manusia yang mengemban<br />

tugas-tugas pengabdian (ibadah).<br />

Semua aktifitas manusia harus difungsikan<br />

untuk kepentingan yang<br />

bernilai ibadah. Kalau manusia dapat<br />

melakukan tugas-tugas ini, maka berarti<br />

ia telah melakukan tugas-tugas<br />

Ilahiyyah (Faqad haqqaqa wujuda<br />

ghayatihi). Sebaliknya, orang-orang<br />

yang tidak dapat melakukan tugastugas<br />

tersebut, maka ia telah gagal<br />

dalam pencapaian tujuan hidupnya<br />

(Faqad abthala wujuda ghayatih).<br />

Semua aktifitas manusia ini berwujud<br />

pada amaliyah ibadah yang<br />

tujuannya tidak hanya menciptakan<br />

kesalehan ritual, tapi juga harus<br />

merangkum kesalehan sosial dalam<br />

diri manusia. Kedua tujuan ini dapat<br />

dilihat pada adanya kewajiban berzakat<br />

dan bersedekah bagi orang-orang<br />

yang telah diberikan kemamampuan<br />

material oleh Allah Swt. Dalam sejarah,<br />

kita mengenal “perang kemurtadan”<br />

38 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

bagi orang-orang yang enggan membayar<br />

zakat. Ini dilakukan oleh khalifah<br />

yang pertama Abu Bakar As-Shiddieq.<br />

Sikap Abu Bakar ini menunjukkan<br />

kepada kita beberapa hal penting.<br />

Pertama, negara harus turun tangan<br />

dalam menggiatkan masyarakatnya<br />

agar dapat menunaikan kewajiban<br />

berzakat dan kewajiban lain secara<br />

proporsional. Kedua, orang-orang<br />

yang miskin harus menjadi perhatian<br />

utama dari pemerintah dengan pengelolaan<br />

yang baik dan benar.<br />

Musuh utama dalam kehidupan<br />

umat manusia adalah kemiskinan<br />

dan kebodohan. Oleh karena itu,<br />

seluruh umat Islam dalam berbagai<br />

level, baik individu atau kelompok<br />

harus menyatukan persepsi untuk<br />

memberantas kemiskinan dan kebodohan.<br />

Inilah yang digambarkan<br />

dalam Alquran sebagai orang-orang<br />

atau kelompok yang senantiasa menginginkan<br />

kebaikan dan keampunan<br />

dari Allah Swt. (Q.S. Ali ‘Imran: 133-<br />

136).<br />

Oleh karenanya, dalam mewujudkan<br />

“Hari Fitri” sebagai hari kembali<br />

kepada kesucian dan kefitrahan kita<br />

sebagai orang-orang yang sukses dan<br />

menang dalam menjalankan ibadah<br />

kepada Allah Swt., mampu menjaga<br />

dan beramal serta beraktifitas dalam<br />

bingkai ketakwaan yang menghiasi<br />

kehidupan kita sebagai hamba Allah<br />

Swt.<br />

Kepada para pemimpin dan<br />

pendidik, mari menjaga kesucian<br />

“fitrah” yang telah diraih itu dengan<br />

melaksanakan amanah secara jujur<br />

dan proporsional, jangan sampai melakukan<br />

kecurangan dan kebathilan<br />

terhadap karyawan dan sesama<br />

rekan kerja, apalagi sebagai abdi pada<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> yang notabenya<br />

adalah para abdi-abdi yang intelektual<br />

di bidang agama, semoga.n<br />

Penulis adalah Guru Madrasah dan<br />

Pemerhati Pendidikan di Aceh Barat


Mempererat Silaturrahmi<br />

”Wahai manusia! Sungguh, Kami<br />

telah menciptakan kamu dari seorang<br />

laki-laki dan seorang perempuan.<br />

Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa<br />

dan bersuku-suku agar kamu saling<br />

mengenal. Sungguh, yang paling<br />

mulia di antara kamu di sisi Allah<br />

ialah orang yang paling bertaqwa.<br />

Sungguh, Allah Maha Mengetahui lagi<br />

Maha Teliti” (QS. al-Hujurat: 13).<br />

Kita pasti sangat memahami bahwa<br />

sesama muslim kita ber-saudara.<br />

Persaudaraan yang menembus<br />

batas teritorial kampung, kecamatan,<br />

kabupaten, provinsi, dan bahkan negara.<br />

Persaudaraan yang menembus batas<br />

partai, dan mazhab. Persaudaraan<br />

yang menembus batas etnis, bahkan<br />

persaudaraan yang menembus batas<br />

agama (Q.S. al-Kafirun: 6). Dalam tataran<br />

konseptual ini tampak bahwa sebenarnya<br />

dengan konsep persaudaraan ini tidak ada<br />

lagi yang penting dibicarakan mengenai<br />

silaturrahmi karena, seharusnya, sudah<br />

demikian kokoh semangat silaturrahmi<br />

itu dalam bingkai persaudaraan seperti<br />

yang dicita-citakan Islam.<br />

Dalam tataran praktikal, ada fakta<br />

lain. Kita melihat adanya invasi terhadap<br />

Irak, pembantaian terhadap Palestina<br />

dalam upaya mencapai kemerdekaan,<br />

serangan 11 September 2001 terhadap<br />

WTC di Amerika dan lain-lain. Dalam<br />

konteks nasional ada Gerakan Papua<br />

Merdeka, dan Gerakan Aceh Merdeka.<br />

Dalam konteks lokal ke-Aceh-an, ada<br />

wacana Aceh Louser Antara, dan Aceh<br />

Barat Selatan, dan berbagai persoalan<br />

yang berskala lokal lainnya. Hal ini<br />

menjadi faktor layaknya kita membaca<br />

kembali tentang silaturrahmi, terutama<br />

mengenai bagaimana kiat mempererat<br />

silaturrahmi, apalagi kita masih berada<br />

pada bulan Syawal saat ini.<br />

Ayat Alquran di atas menggambarkan,<br />

bahwa mengeratkan silaturrahmi<br />

dapat dilakukan dengan satu kunci,<br />

yaitu ta‘aruf. Di dunia kita ini banyak<br />

negara, banyak bangsa, banyak etnis,<br />

banyak laki-laki, banyak perempuan,<br />

banyak partai, banyak agama, banyak<br />

Oleh Ridwan Qari<br />

mazhab, banyak budaya, banyak<br />

profesi, dan masih banyak lagi. Banyak<br />

ini pada mulanya bersumber dari satu,<br />

Allah Swt. kemudian menjadikannya<br />

menjadi banyak (Q.S. al-Nisa’: 1, Q.S.<br />

al-Rum: 22, dan lain-lain) agar tercapai<br />

silaturrahmi (kemajuan bersama)<br />

mela-lui ta’aruf; saling-mengerti kepentingan<br />

orang lain.<br />

Dalam suatu masyarakat demokratis,<br />

kata Kuntowijoyo, semua orang<br />

harus mengerti kepentingan --baik<br />

horisontal maupun vertikal-- orang<br />

lain, sehingga hak-hak orang lain tidak<br />

dilanggar. Tidak melanggar kepentingan<br />

orang lain dapat saja berarti<br />

berbuat baik kepada orang lain.<br />

”Sembahlah Allah dan jangan kamu<br />

menjadi musyrik, berbuat baiklah<br />

kepada ayah dan ibumu, kerabatmu,<br />

para yatim, para miskin, tetangga<br />

dekat, tetangga jauh, teman-dekat<br />

(sejawat), ibnu sabil, dan budak. Allah<br />

tidak suka kepada orang yang sombong<br />

dan membangga-banggakan diri” (Q.S.<br />

al-Nisa’: 36). Ayat ini menggambarkan<br />

banyak sekali segmen etnis, budaya,<br />

dan kelas masyarakat yang tidak boleh<br />

dilanggar kepentingan mereka sebagai<br />

wujud ta‘aruf.<br />

Ta‘aruf sebagai kunci silaturrahmi<br />

tidak akan berjalan dalam kehidupan<br />

umat manusia baik dalam konteks<br />

dunia, negara, provinsi, kabupaten,<br />

kecamatan, gampong, keluarga, dan<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

konteks komunitas sosial lainnya.<br />

Kecuali jika terpenuhi beberapa syarat<br />

kumulatif berikut ini.<br />

Pertama, adanya persamaan. Tidak<br />

ada warga dunia, warga Indonesia,<br />

warga Aceh dan warga masyarakat yang<br />

dinomorduakan; tidak ada mayoritas,<br />

dan minoritas. Semua memiliki hak,<br />

dan kewajiban yang seimbang untuk<br />

membangun dunia, Indonesia, Aceh,<br />

dan masyarakat. Semua berhak atas<br />

kelangsungan hidup secara wajar<br />

dan terhormat. Semua berkewajiban<br />

membela setiap kepentingan dunia,<br />

Indonesia, Aceh, dan masyarakat. Seseorang<br />

dapat menjadi nomor satu<br />

karena kualitasnya. Bukan karena<br />

”orang”-nya! ”Untuk tiap-tiap umat di<br />

antara kamu, Kami berikan aturan dan<br />

jalan. Seandainya Allah menghendaki,<br />

niscaya Dia menciptakan kamu satu<br />

umat (saja), tetapi Allah hendak<br />

menguji kamu mengenai pemberian-<br />

Nya kepadamu, maka berlombalombalah<br />

berbuat kebajikan” (QS. al-<br />

Maidah: 48).<br />

Kedua, adanya kemerdekaan untuk<br />

mengembangkan diri. Dalam masyarakat<br />

yang di satu pihak memiliki<br />

otiritas dan dipihak lain hanya wajib<br />

punya loyalitas, silaturrahmi tidak akan<br />

terjadi. Nabi pun, satu ketika, pernah<br />

dikritik soal kebijakan keuangan negara.<br />

”Berlaku adillah engkau wahai<br />

Muhammad. Sesungguhnya kas negara<br />

itu bukan uangmu dan bukan pula uang<br />

bapakmu!” Muhammad saw. memberi<br />

kepastian ”siapa (lagi) yang akan berlaku<br />

adil kalau aku tidak berlaku adil.”<br />

Tidak ada diskriminasi, gangguan terhadap<br />

pribadi, kelompok/golongan dalam<br />

seluruh aktifitas kehidupan adalah<br />

wujud kualitas silaturrahmi.<br />

”Wahai orang-orang yang beriman!<br />

Janganlah suatu kaum mengolok-olok<br />

kaum yang lain, (karena) boleh jadi<br />

mereka (yang diperolok-olokkan) lebih<br />

baik dari mereka (yang mengolokolok),<br />

dan jangan pula perempuanperempuan<br />

(mengolok-olokkan) perempuan<br />

lain, (karena) boleh jadi<br />

perempuan (yang diperolok-olokkan)<br />

39


lebih baik dari perempuan (yang<br />

mengolok-olok). Janganlah kamu<br />

saling mencela satu sama lain dan<br />

janganlah saling memangggil dengan<br />

gelar yang buruk. Seburuk-buruk<br />

panggilan adalah (panggilan) yang<br />

buruk (fasik) setelah beriman...” Allah<br />

melanjutkan, ”Wahai orang-orang<br />

yang beriman! Jauhilah banyak dari<br />

prasangka, sesungguhnya sebagian<br />

prasangka itu dosa, dan janganlah<br />

kamu mencari-cari kesalahan orang<br />

lain, dan janganlah ada di antara kamu<br />

yang menggunjing sebagian yang lain.<br />

Apakah ada di antara kamu yang suka<br />

memakan daging saudaranya yang<br />

sudah mati?” (Q.S. al-Hujurat: 11-12).<br />

Mengolok-olok, mencela, mem-buat<br />

julukan, menduga-duga, memata-matai,<br />

mencemooh adalah simbol diskriminasi<br />

yang menghambat pengembangan diri.<br />

Ketiga, berlaku adil. Tidak ada<br />

dominasi satu kelompok atas kelompok<br />

lain. Semua hal diselenggarakan berdasarkan<br />

kepentingan menyeluruh,<br />

bukan atas kepentingan kelompok<br />

mayoritas yang dominan. Simbolsimbol<br />

sosial seperti kehormatan,<br />

kekuasaan dan kekayaan dibagi bersama<br />

tanpa monopoli. ”Dan apabila<br />

kamu berkata (membuat keputusan)<br />

maka hendaklah kamu berlaku adil<br />

meskipun terhadap kerabatmu”<br />

(Q.S. al-An’am: 152). ”Berlaku adillah<br />

karena adil itu lebih dekat kepada<br />

takwa” (Q.S. al-Maidah: 8). ”Apabila<br />

kamu memutuskan perkara di antara<br />

manusia, maka hendaklah kamu memutuskannya<br />

dengan adil.” (Q.S. al-<br />

Nisa’: 58).<br />

Keempat, adanya supremasi hukum.<br />

Hukum adalah panglima yang<br />

akan mencegah pandangan tentang<br />

relativitas nilai-nilai. Kita jangan sampai<br />

dikacaukan oleh keputusan-keputusan<br />

hukum yang menyebabkan masyarakat<br />

berkesimpulan bahwa hukum itu<br />

hanya ditegakkan kepada orang-orang<br />

bodoh, lemah dan miskin. Hukum<br />

jangan sampai terkebiri; tiba di mata<br />

dipicingkan, tiba di perut dikempiskan.<br />

Hukum harus berlaku untuk semua<br />

tanpa pandang bulu. ”Wahai Nabi!<br />

Berjihadlah (melawan) orang-orang<br />

kafir dan orang-orang munafik, dan<br />

bersikap keraslah terhadap mereka.<br />

REDAKSI MAJALAH SANTUNAN<br />

KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH<br />

40 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Tempat mereka adalah neraka<br />

jahannam. Dan itulah seburuk-buruk<br />

tempat kembali” (QS. al-Tawbah: 73).<br />

Rasulullah saw. bersabda, ”Demi Allah,<br />

nyawaku ada di tangannya, sekiranya<br />

Fatimah binti Muhammad mencuri<br />

sungguh aku potong tangannya.”<br />

Reward and punishment harus<br />

memenuhi momentumnya.<br />

Kita wajib mewujudkan empat<br />

syarat kumulatif silaturrahmi ini dalam<br />

kehidupan kita agar dapat hidup<br />

tenteram, bahagia, baik dalam bingkai<br />

dunia, Indonesia, Aceh, dan keluarga<br />

tercinta untuk selama-lamanya. Sepanjang<br />

empat syarat kumulatif ini<br />

tidak dapat dipenuhi sepanjang itu<br />

pula silaturrahmi yang kokoh tidak<br />

menunjukkan bentuknya. Yang muncul<br />

hanya silaturrahmi yang rapuh, yakni<br />

silaturrahmi karena kepentingan sesaat<br />

alias silaturrahmi kebohongan, dan<br />

kesesatan yang akan membawa kita<br />

kepada kehancuran, wa’iyadzubillah!<br />

n<br />

(Penulis adalah Kasi Kepenghuluan<br />

padaBidangUraisKanwil<strong>Kementerian</strong><br />

<strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh)<br />

Mengucapkan<br />

Selamat atas Pelantikan<br />

Aska Yunan, S.Ag, sebagai Kepala Bidang Pendidikan <strong>Agama</strong> Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Mesjid<br />

(Penamas) Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

Drs. Saifuddin sebagai Kepala Bidang Madrasah dan Pendidikan pada Sekolah Umum (Mapenda) Kanwil<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

Drs. Abrar Zym sebagai Kepala Bidang Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (Pekapontren) Kanwil<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

Wiswadas, S.Ag M.Si sebagai Pembimbing Masyarakat Budha Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

Pada Tanggal 17 September <strong>2010</strong>,<br />

oleh Kepala Kantor <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh, Sesuai SK Menteri <strong>Agama</strong> RI<br />

Nomor B.II/1-A/ Kp.07.6/ 8390/<strong>2010</strong>, Tanggal 18 Mei <strong>2010</strong><br />

Pimpinan Redaksi,<br />

Juniazi


Sejak beberapa tahun lalu, tiap<br />

jamaah haji asal Aceh yang<br />

menunaikan ibadah haji ke<br />

tanah suci telah mendapatkan<br />

dana kompensasi penggantian<br />

biaya pemondokan selama berada<br />

di tanah suci Mekah, dengan besar<br />

biaya kompensansi itu pada tahun<br />

2006-2007 Rp 3.000.000,-/jamaah.<br />

Kemudian mulai 2008 hingga<br />

sekarang biaya kompensasi itu telah<br />

disesuaikan, sehingga tiap jamaah<br />

haji asal Aceh yang menunaikan<br />

ibadah haji sekarang mendapatkan<br />

biaya kompensasi penggantian<br />

pemondokan selama di tanah suci<br />

sebesar Rp 5.000.000,-/jamaah.<br />

Kalau dikalikan rata-rata jamaah haji<br />

Aceh setiap tahunnya berjumlah<br />

4.000 orang, maka dana kompensasi<br />

penggantian pemondokan untuk<br />

jamaah haji Aceh menjacai Rp. 20<br />

Milyar/tahun.<br />

Lalu dari mana sumber dana<br />

kompensasi yang diberikan kepada<br />

setiap jamaah haji asal Aceh?<br />

Sumber dana tersebut berasal dari<br />

penghasilan harta wakaf Baitul Asyi<br />

yang diwakafkan oleh Habib Bugak<br />

(seorang ulama Aceh keturunan Arab)<br />

yang pada tahun 1800 M (1224 H)<br />

telah mewakafkan sebuah rumah dan<br />

sebidang tanahnya untuk mesyarakat<br />

Aceh sebagai tempat pemondokan<br />

bagi siapa saja masyarakat Aceh yang<br />

menunaikan ibadah haji ke Tanah<br />

Suci. Rumah wakaf tersebut juga<br />

bagi siapa saja masyarakat Aceh yang<br />

belajar ke Mekah, diperkenankan<br />

untuk tinggal di rumah wakaf itu. Jika<br />

dihitung sejak harta itu diwakafkan<br />

Mengenal Habib Bugak<br />

Pewakaf Baitul Asyi di Mekah<br />

Oleh Nab Bahany As<br />

Di antara rumah wakaf Aceh yang paling terkenal adalah rumah wakaf Habib Bugak<br />

yang kini telah dibangun menjadi dua hotel 25 lantai dan 28 lantai<br />

yang letaknya tak jauh dari Masjidil Haram<br />

Habib Bugak tahun 1800 M, berarti<br />

dalam usia harta wakaf tersebut<br />

yang telah mencapai 200 tahun<br />

sekarang ini, total aset harta wakaf<br />

Baitul Asyi di Mekah yang dikelola<br />

oleh Nazir Wakaf Aceh (pengelola<br />

harta wakaf Aceh) di Mekah sekarang<br />

sudah mencapai 200 juta Rial, atau<br />

sekitar Rp 5,5 Triliun Rupiah. Ini data<br />

yang diperoleh sebelum tahun 2000.<br />

Sekarang menurut sebuah informasi,<br />

total aset Baitul Asyi (rumah wakaf<br />

Aceh di Mekah) naik menjadi 300<br />

juta Rial Arab Saudi, atau sekitar Rp<br />

7,5 Triliun Rupiah. Begitulah besar<br />

kekayaan yang telah dihimpun oleh<br />

Nazir pengelola harta wakaf Aceh di<br />

Arab Saudi.<br />

Ikrar wakaf yang tertuang dalam<br />

Sertifikat Wakaf Haji Habib Bugak<br />

yang dikeluarkan oleh Maulana Hakim<br />

Makkah al-Mukarramah pada tahun<br />

1800 M, yang telah diterjemahkan<br />

antara lain menyebutkan: “Telah<br />

datang menghadap yang kita muliakan<br />

Haji Habib Bugak Aceh ke hadapan<br />

Maulana Hakim Syara’ di majelis<br />

beliau dan dia telah mewakafkan, dan<br />

menahan hartanya menjadi sedekah<br />

jariah, serta membelanjakan hartanya<br />

di jalan Allah, dan itu adalah sebentang<br />

tanah, dan padanya terdapat rumah<br />

di kawasan Qusyasyiah di Makkah al-<br />

Mukarramah”.<br />

Itulah dasar dari harta wakaf Aceh<br />

di Mekah, Arab Saudi, yang kemudian<br />

dikembangkan oleh Nazir pengelolaan<br />

harta wakaf Aceh di Mekah yang<br />

asetnya sekarang telah mencapai<br />

Triliunan Rupiah. Khusunya dari harta<br />

wakaf Habib Bugak, kini rumah wakaf<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

tersebut telah berhasil dikembangkan<br />

menjadi dua hotel berbintang lima,<br />

yaitu hotel Ajyad (Funduk Ajyad)<br />

setingi 25 lantai, terletak sekitar<br />

500 meter dari Masjidil Haram, dan<br />

Menara Ajyad (Burj Ajyad) 28 lantai<br />

yang letaknya sekitar 600 meter dari<br />

Masjidil Haram. Kedua hotel milik<br />

harta wakaf Aceh di Mekah ini mampu<br />

menampung lebih dari sekitar 7000<br />

jamaah.<br />

Menurut H. Harun Keuchik<br />

Leumiek dalam bukunya “Menelusuri<br />

Jejak Sejarah Islam Melalui Ritual<br />

Ibadah Haji dan Umrah” (<strong>2010</strong>),<br />

sebenarnya jumlah Baitul Asyi (rumah<br />

wakaf Aceh) di Arab Saudi ada 17 unit,<br />

yang masing-masing rumah wakaf<br />

tersebut ada yang terletak di Mekah<br />

dan luar kota Mekah. Karena sejak<br />

abad ke 18 sudah banyak orang Aceh<br />

yang menetap di Mekah. Mereka ada<br />

yang berasal di Aceh Besar, Pidie,<br />

Aceh Utara, dan dari beberapa daerah<br />

lain di Aceh. Mereka (orang Aceh)<br />

yang menetap di Mekah, dulu adalah<br />

orang-orang kaya dari Aceh. Rumahrumah<br />

yang mereka bangun di sana<br />

dulu banyak yang diwakafkan kepada<br />

orang Aceh untuk menjadi tempat<br />

tinggal selama di Arab bila orang<br />

Aceh melaksanakan ibadah haji.<br />

Sehingga sampai sekarang rumahrumah<br />

tersebut masih ada di Mekah<br />

dan di beberapa daerah lain di Saudi<br />

Arabia.<br />

Namun di antara rumah wakaf<br />

Aceh yang paling terkenal adalah<br />

rumah wakaf Habib Bugak yang kini<br />

telah dibangun menjadi dua hotel 25<br />

lantai dan 28 lantai yang letaknya tak<br />

41


jauh dari Masjidil Haram. Sedangkan<br />

rumah-rumah wakaf Aceh lainnya di<br />

luar kota Mekah sebagiannya ada yang<br />

telah direnovasi untuk disesuaikan<br />

dengan kemajuan perkembangan<br />

bangunan di Saudi Arabia, sebagian<br />

rumah wakaf Aceh lainnya ada yang<br />

telah dibongkar tanpa ganti rugi oleh<br />

kerajaan Arab Saudi, seperti di Mina,<br />

karena tanah tempat bagunan rumah<br />

wakaf Aceh itu adalah milik kerajaan.<br />

Sementara rumah wakaf Aceh<br />

Habib Bugak yang letaknya sangat<br />

berdekatan dengan Masjidil Haram,<br />

maka rumah wakaf tersebut pernah<br />

mendapatkan ganti rugi dari kerajaan<br />

Arab Saudi waktu perluasan Masjidil<br />

Haram. Dari hasil ganti rugi yang<br />

sangat besar itulah harta wakaf Habib<br />

Bugak terus dikembangkan asetnya<br />

oleh Nazir Pengelola Harta Wakaf Aceh<br />

hingga sekarang telah menghasilkan<br />

dua hotel besar milik harta wakaf<br />

Aceh di tengah-tengah kota Mekah.<br />

Gedung Bait al-Asyi (rumah wakaf Aceh di Mekah) yang sedang dibangun menjadi hotel dan apartemen<br />

bertingkat 25 oleh pengusaha di Ajiad Bir Balilah yang terletak sekitar 400 meter dari Masjidil Haram.<br />

42 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Namun sayangnya, dua hotel milik<br />

harta wakaf Aceh itu, yakni hotel<br />

Ajyad (Funduk Ajyad) yang terdiri dari<br />

25 lantai dan hotel Menara Ajyad (Burj<br />

Ajyad) yang berlantai 28 itu dibangun<br />

oleh pengusaha Malaysia, bekerja<br />

sama dengan pengusaha Arab Saudi,<br />

dengan perjanjian hotel tersebut<br />

akan dikembalikan kepada Nazir<br />

Wakaf Aceh setelah mereka menarik<br />

kembali modal yang diinvestasikan<br />

sekaligus keuntungannya dari dua<br />

hotel tersebut dalam jangka waktu<br />

selama 20 tahun. Bisa jadi, sekarang<br />

dua hotel milik harta wakaf Aceh di<br />

Mekah itu adalah dalam status bagi<br />

hasil antara investor Malaysia dan<br />

Arab Saudi dengan Nazir Wakaf Aceh<br />

sebagai pengelola harta wakaf Aceh<br />

di Mekah.<br />

Siapa Habib Bugak<br />

Sampai saat ini belum banyak<br />

yang mengetahui siapa sebenarnya<br />

Habib Bugak yang telah mewakafkan<br />

sebagian hartanya kepada masyarakat<br />

Aceh di Mekah sejak abad ke 18 dulu.<br />

Menurut sumber yang didapat, Habib<br />

Bugak diperkirakan lahir pada sekitar<br />

tahun 1910 di Mekah. Pada usia sekitar<br />

40 tahun beliau di utus ke Aceh oleh<br />

Syarif Mekah untuk menyelesaikan<br />

perkara yang terjadi di Kesultanan<br />

Aceh akibat keputusan Syarif Mekah<br />

yang memfatwakan Saultanah wanita<br />

memimpin kerajaan Islam di Aceh<br />

bertentangan dengan Syariat.<br />

Akibat fatwa itu Sultanah Keumalat<br />

Syah diturunkan dari kesultanan Aceh<br />

dan digantikan dengan suaminya<br />

Sultan Badrul Alam pada tahun 1699<br />

M. Mengingat imbas dari putusan<br />

Syarif Mekah yang memfatwa haramkan<br />

kepemimpinan wanita di kerajaan<br />

Islam Aceh telah terjadi gejolak yang<br />

sangat hebat. Maka Syarif Mekah<br />

pun mengutuskan beberapa habib<br />

dan ulama ke Aceh dengan berbagai<br />

latarbelakang pengetahuannya, baik<br />

dalam bidang agama, administrasi<br />

pemerintahan, sampai pada ulama<br />

yang ahli strategi perang. Salah satu<br />

dari utusan Ulama tersebut adalah<br />

Habib Abdurrahman bin Alwi al-<br />

Habsyi, yang kemudian dikenal Habib<br />

Bugak.<br />

Sejak kedatangannya ke Aceh,<br />

Habib Abdurrahman bin Alwi al-<br />

Habsyi tidak lagi kembali ke Mekah,


eliau terus menetap di Aceh dan<br />

menjadi penasehat Sultan. Karena<br />

keahliannya dalam ilmu agama dan<br />

ilmu pemerintahan, maka Habib<br />

Abdurrahman bin Alwi al-Habsyi<br />

kemudian diminta oleh Sultan untuk<br />

pindah ke wilayah Aceh Utara dengan<br />

diberikan kehormatan oleh Sultan<br />

diangkat sebagai Teungku Chik untuk<br />

menggantikan peran uleebalang<br />

sebelumnya, yang memiliki<br />

wilayah kekuasaan meliputi daerah<br />

Peusangan, Bugak, Pente Sidom, Mon<br />

Keulayu, Teluk Iboh, Maney, Lapang,<br />

Paya Kambi, Nisam, sampai ke Cunda,<br />

dan sekitarnya. Keputusan wilayah<br />

kekuasaan yang diberikan Sultan<br />

Aceh kepada Habib Abdurrahman ini<br />

tercantum dalam dokumen bertahun<br />

1224 H (1800 M), 1270 H (1855 M),<br />

dan 1289 H (1872 M) di atas stempel<br />

Cap Sikureung yang merupakan surat<br />

resmi Kesultanan Aceh Darussalam<br />

yang ditandatangani oleh Sultan<br />

Mahmud Syah, dan Sultan Mansur<br />

Syah.<br />

Menurut dokumen tersebut<br />

kewenangan yang diberikan Sultan<br />

Aceh kepada Habib Abdurrahman bin<br />

Alwi al-Habsyi di wilayah Aceh Utara<br />

tidak hanya mengurusi administrasi<br />

pemerintahan semata, melainkan<br />

sekaligus berperan sebagai hakim<br />

(qadhi) yang dapat memutuskan perselisihan<br />

menurut hukum agama,<br />

imam masjid, khatib Jumat, ulama,<br />

wali hakim dalam pernikahan. Di<br />

samping tugas kenegaraan lainnya<br />

mewakili Sultan, seperti mengumpulkan<br />

pajak nanggroe untuk<br />

sultan dan tugas-tugas sosial lainnya.<br />

Atas keberhasilan kedudukannya ini<br />

kemudian Habib Abdurrahman bin<br />

Alwi al-Habsyi dan keturunannya<br />

dianugerahi tanah yang sangat luas<br />

oleh Sultan yang terbentang di antara<br />

Jeumpa (Bireuen sekarang) sampai<br />

Mon Keulayu Gandapura.<br />

Dan atas keberhasilannya pula pada<br />

tahun 1800 M, Habib Abdurrhaman<br />

diangkat oleh Sultan Aceh yang<br />

ditandatangani oleh Sultan Mahmud<br />

Syah menjadi Bintara Laksamana,<br />

karena beliau memiliki kecakapan<br />

dalam bidang kemiliteran dan<br />

kelautan, yang bertugas menghalau<br />

kapal-kapal perang penjajahan<br />

Belanda yang ingin menguasai Aceh.<br />

Maka sejak itu Habib Abdurrahman<br />

membangun markas besarnya di<br />

delta Sungai Krueng Tingkeum Mon<br />

Keulayu yang sangat strategis. Dan<br />

sejak itu Habib Abdurrahman Alwi al-<br />

Habsyi tinggal di Mon Keulayu sebagai<br />

tokoh pemerintahan dan ulama yang<br />

dipercayakan oleh Sultan Aceh hingga<br />

seterusnya dilanjutkan oleh anak<br />

keturunannya.<br />

Mewakafkan harta di Mekkah<br />

Habib Abdurrahman bin Alwi<br />

al-Habsyi ini memiliki banyak gelar<br />

yang diberikan oleh orang Aceh. Ada<br />

yang memanggilnya Habib Bugak<br />

Aceh, kerana beliau pernah tinggal<br />

dan dimakamkan di Pante Sidom,<br />

Bugak, di Bireuen. Ada juga yang<br />

menyebutnya Teungku Chik Mon<br />

Keulayu, dan Bentara Laksamana<br />

di Mon Keulayu, karena beliau juga<br />

pernah tinggal di Mon Keulayu, Aceh<br />

Utara. Dari semua gelar nama itu<br />

yang lebih terkenal ialah Habib Bugak,<br />

seperti yang dinisbatkan pada harta<br />

yang diwakafkan kepada orang Aceh<br />

di Mekah, ialah harta wakaf Habib<br />

Bugak Aceh.<br />

Gelar Habib bagi orang Aceh<br />

diyakini, bahwa yang bersangkutan<br />

adalah seorang keturunan dari<br />

Rasulullah (Ahlul Bait) dari keluarga<br />

Rasulullah saw. Silsilah lengkapnya<br />

beliau adalah Habib Abdurrahman<br />

bin Alwi bin Syekh bin Hasyim bin<br />

Abu Bakar bin Muhammad bin Alwi<br />

bin Abu Bakar al-Habsyi bin Ali bin<br />

Ahmad bin Muhammad Hasadillah<br />

bin Hasan Attrabi bin Ali bin Fakeh<br />

Muqaddam bin Ali bin Muhammad<br />

bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin<br />

Baalwi al-Habsyi bin Abdullah bin<br />

Muhammad al-Muhadjir bin Isa<br />

al-Rumi bin Muhammad al-Naqb<br />

bin Ali al-Uraidi bin Jafar Siddiq bin<br />

Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal<br />

Abidin bin Saidina Husin bin Saidah<br />

Fatimah (isteri dari Ali bin Abi Thalib)<br />

binti Saidina Muhammad Rasulullah<br />

Sallallahu ’alaihi wa sallam.<br />

Sebagai keturunan Ahlul Bait<br />

Rasulullah dan orang berpengaruh<br />

di Mekah, sudah tentu sebelum<br />

Habib Abdurrahman diutus oleh<br />

Syarif Mekah ke Aceh, beliau banyak<br />

meninggalkan hartanya di Mekah.<br />

Maka setelah sekian lama beliau<br />

tinggal di Aceh, dan bahkan sudah<br />

menganggap dirinya sebagai orang<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Aceh yang sudah sangat mencintai<br />

Aceh, maka sebagian hartanya yang<br />

ada di Mekah saat itu mewakafkan<br />

kepada orang Aceh baik orang Aceh<br />

yang ada di Mekah maupun orang<br />

Aceh yang datang ke Mekah untuk<br />

menunaikan ibadah haji pada setiap<br />

tahunnya. Harta yang diwakafkan itu<br />

adalah dua unit rumah yang saat itu<br />

(sekitar tahun 1800 M) bangunan<br />

rumah tersebut sangat berdekatan<br />

dengan Masjidil Haram. Tujuannya<br />

agar setiap orang Aceh yang menunaikan<br />

ibadah haji dapat tinggal di<br />

rumah itu selama melaksanakan<br />

ibadah haji di Mekah.<br />

Terhadap pengwakafan harta<br />

tersebut ada dua pendapat. Pendapat<br />

yang satu mengatakan bahwa Habib<br />

Abdurrahman Alwi al-Habsyi (Habib<br />

Bugak) pernah sengaja pulang ke<br />

Mekah untuk mewakafkan harta<br />

tersebut kepada orang Aceh. Pendapat<br />

yang lainnya mengatakan, bahwa<br />

harta tersebut diwakafkan oleh anak<br />

tertuanya bernama Habib Husin bin<br />

Abdurrahman al-Habsyi berdasarkan<br />

wasiat ayahnya Habib Abdurrahman<br />

Alwi al-Habsyi, yang mewasiatkan<br />

untuk mewakafkan sebuah rumah di<br />

dekat Mesjidil Haram Mekah untuk<br />

kepentingan masyarakat Aceh di<br />

Mekah, baik jamaah haji ataupun<br />

bagi mereka yang tinggal dan belajar<br />

di Mekah.<br />

Mengenai siapa yang mewakafkan,<br />

apakah Habib Abdurrahman<br />

sendiri, atau anaknya Habib Husin<br />

bukan suatu hal yang harus dipermasalahkan.<br />

Karena dalam ikrar<br />

wakaf rumah tersebut sengaja tidak<br />

disebutkan nama asli pewakafnya,<br />

yang tercantum dalam ikrar wakaf itu<br />

adalah atas nama Habib Bugak Aceh.<br />

Hal ini selain untuk menghormati<br />

Habib Abdurrahman Alwi al-Habsyi<br />

yang sudah tinggal di Bugak, Aceh,<br />

juga sudah menjadi tradisi bagi orangorang<br />

zahid, dan saleh untuk tidak<br />

mengungkapkan jati dirinya dalam<br />

beramal saleh dan bersedekah. Habib<br />

Abdurrahman bin Alwi al-Habsyi<br />

ini diperkirakan wafat dalam tahun<br />

1865 M dalam usia 150 tahun, dan<br />

dimakamkan di Pante Sidom, Bugak,<br />

Kabupaten Bireuen sekarang.n<br />

Penulis adalah Budayawan, tinggal<br />

di Banda Aceh<br />

43


Konsultasi BP4<br />

Diasuh oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH., M.Ag. (Ketua BP4 <strong>Prov</strong>insi Aceh)<br />

Seni Keluarga Bahagia<br />

Assalamu’alaikum Wr.Wb.<br />

Pengasuh Rubrik Konsultasi BP4<br />

yang terhormat, kami baru menikah<br />

beberapa bulan yang lalu. Sekarang<br />

menetap di Sigli, tempat sehari-hari<br />

kami berusaha dan mencari nafkah.<br />

Sejak awal menikah kami berdua<br />

sepakat membina rumah tangga<br />

untuk selamalamanya, seperti dicontohkan<br />

kedua orang tua kami,<br />

dan juga keluarga-keluarga lain,<br />

yang bertahan sampai masa usia<br />

perkawinan dewasa akhir, yaitu<br />

(masa lanjut usia).<br />

Namun yang menjadi kekhawatiran<br />

kami berdua adalah, apa<br />

yang harus kami lakukan dan<br />

bagaimana caranya agar rumah<br />

tangga kami bahagia? Terus terang<br />

kami berdua di samping minimnya<br />

ilmu dan pengalaman, juga latar<br />

belakangpendidikanyangmasihjauh<br />

dari memadai. Penuh pengharapan<br />

kiranya pengasuh dapat memberikan<br />

nasehat, baik ilmu dan pengalaman<br />

serta kiat-kiat yang harus kami<br />

lakukan, agar bahtera rumah tangga<br />

kami bisa sampai ke tujuan, yaitu<br />

sakinah, mawaddah dan rahmah.<br />

Wassalam, Yusuf di Sigli.<br />

Wa ‘alaikumussalam Wr. Wb<br />

Saudara Yusuf di Sigli….<br />

Masalah yang Saudara tanyakan,<br />

juga sudah sering pengasuh terima<br />

melalui SMS dari Pasutri (Pasangan<br />

suami-isteri) lain. Pertanyaan-pertanyaan<br />

seperti ini menurut pengasuh<br />

patut diberikan apresiasi tinggi.<br />

Karena, biasanya pertanyaan diajukan<br />

ke redaksi adalah dilatarbelakangi<br />

oleh konflik dalam keluarga, tetapi<br />

yang diajukan Saudara Yusuf justru<br />

suasana yang sudah baik, bagaimana<br />

cara untuk lebih menguatkan harmonisasi<br />

antara suami isteri dalam<br />

hidup berumah tangga.<br />

Saudara Yusuf, sebenamya menurut<br />

yang pengasuh amati dari pertanyaan<br />

Saudara, anda tidak memiliki masalah,<br />

namun di balik yang tersirat, orang<br />

lain menilai bahwa Anda memiliki<br />

problema, sehingga Anda meminta<br />

solusinya. Menurut pengasuh, apa<br />

yang selama ini sudah anda ketahui,<br />

sudah anda lakukan dan itu ternyata<br />

menurut anda baik, serta membawa<br />

dampak kemaslahatan keluarga<br />

menurut Saudara, lanjutkan saja, dan<br />

hal itu menjadi sebuah pengalaman<br />

berharga. Karena menurut yang<br />

pengasuh ketahui, belum ada sekolah<br />

khusus yang mendidik calon suamiisteri,<br />

seperti sekolah-sekolah formal<br />

yang ada sekarang ini untuk mendidik<br />

guru, perawat/tenaga medis dan lainlain.<br />

Pengasuh teringat, ucapan<br />

orang-orang bijak: “Banyak jalan<br />

menuju kepada Allah”. Ada pula yang<br />

mengatakan: “Banyak jalan menuju<br />

ke Roma”. Demikian pula menurut<br />

pengasuh banyak cara membangun<br />

sebuah mahligai Rumah Tangga.<br />

Ada juga ungkapan: Lain lubuk lain<br />

ikannya, lain padang lain belalangnya.<br />

Inilah yang disebut dengan sebuah<br />

“seni” dan “cara”, yang juga disebut<br />

dengan “manajemen keluarga”.<br />

Artinya cara memenej, atau mengatur,<br />

dan menjalankan sebuah keluarga”.<br />

Cara-cara tersebut tentu tidak<br />

sama dimiliki setiap orang. Masingmasing<br />

keluarga memiliki gaya dan<br />

cara tersendiri. Anda kan tahu banyak<br />

orang-orang tua yang hidup di desa/<br />

gampong, umumnya mereka tidak<br />

menuntut ilmu secara berjenjang.<br />

malahan ada di antara mereka tidak<br />

pernah mengecap pendidikan di<br />

sekolah. Tetapi, mereka umumnya<br />

berhasil dalam menata keluarganya.<br />

Anak-anaknya berhasil dalam studi,<br />

dan menjadi anak yang salih.<br />

Namun demikian, berangkat<br />

dari hal tersebut, ada beberapa hal<br />

yang perlu anda ingat kembali untuk<br />

direnungkan oleh Anda berdua.<br />

44 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Pertama, istiqamah sesuai niat ikhlas.<br />

Keikhlasan anda berdua (lahir batin)<br />

sejak melangsungkan “ijab-qabul”<br />

merupakan modal utama menjadikan<br />

rumah tangga anda harmonis. Dalam<br />

menjalankan misi keluarga hendaklah<br />

“seayun selangkah”, kalau ada sama<br />

dimakan, kalau tidak ada sama dicari.”<br />

Sering-seringlah berkomunikasi.<br />

Karena melalui musyawarah secara<br />

terbuka menjadikan hati selalu puas<br />

dan damai.<br />

Kedua, menahan marah dan<br />

saling memaafkan. Sifat ini patut<br />

dilestarikan secara terus menerus<br />

dalam keluarga. Dalam istilah Alquran<br />

disebutkan dengan walkaziminal<br />

ghaidha wal afina aninnas... Karena<br />

banyak kasus keluarga bermuara dari<br />

sifat marah dan sulit memaafkan,<br />

baik suami maupun isteri.<br />

Ketiga, saling mengerti apa yang<br />

boleh dan tidak boleh dikerjakan. Bila<br />

isteri tidak senang suaminya merokok,<br />

maka suami sebaiknya tidak merokok.<br />

Atau sifat-sifat tercela lainnya seperti,<br />

meninggalkan shalat dan amal shalih<br />

lainnya. Atau bersikap boros, main<br />

judi, perselingkuhan dan lain-lain.<br />

Demikian pula sebaliknya, isteri<br />

harus pula meninggalkan kebiasaankebiasaan<br />

yang tidak disenangi<br />

suami.<br />

Keempat, saling menghargai<br />

mertua. Suami menghargai orang tua<br />

isteri, demikian pula isteri bersikap<br />

hormat dan santun terhadap orang<br />

tua suami, baik masih hidup atau<br />

sudah meninggal dunia. Karena sikap<br />

diskriminasi saling membedakan juga<br />

merupakan sumber konflik dalam<br />

setiap keluarga.<br />

Tentu masih banyak lagi yang<br />

harus Saudara lakukan seperti<br />

pengeluaran biaya rumah tangga<br />

disesuaikan dengan penghasilan,<br />

menjaga kebersihan rumah tangga,<br />

hubungan dengan jiran/tetangga dan<br />

lain-lain.n


Konsultasi Hukum Islam<br />

Diasuh oleh Drs. H. Ridwan Qari, M.Ag.<br />

Assalamu‘alaikum Wr. Wb.<br />

Bapak pengasuh yth. Melihat<br />

banyak sekali masyarakat di lingkungan<br />

tempat tinggal saya yang<br />

menitipkan pelaksanaan haji orang<br />

tua mereka kepada jamaah calon<br />

haji atau orang tertentu yang<br />

secara khusus, sepertinya,<br />

mengurusi masalah ini<br />

setiap tahunnya terbetik<br />

dalam hati saya keinginan<br />

untuk mengikuti apa yang<br />

dilakukan oleh mereka<br />

karena secara materi<br />

kemungkinan besar,<br />

Insya Allah, saya sanggup<br />

memenuhinya. Untuk itu<br />

saya mohon penjelasan<br />

bapak pengasuh tentang<br />

hal-hal berikut ini:<br />

1. Apakah harus<br />

dihajikanorangtuakitayang<br />

sudah meninggal dunia jika<br />

kita mampu sebagai wujud<br />

birrulwalidain?<br />

2. Bagaimana sebenarnya<br />

hukum mengenai haji (badal) ini?<br />

Sebelumnya saya ucapkan terima<br />

kasih atas jawaban bapak pengasuh.<br />

Wa‘alaikumussalam Wr. Wb.<br />

Terima kasih kembali atas<br />

pertanyaan Saudara dan akan kami<br />

jawab sekaligus saja berikut ini.<br />

Pertama, pada dasarnya semua<br />

ibadah, khususnya ibadah fisik, harus<br />

dilakukan oleh diri pribadi muslim<br />

masing-masing. Tidak dilakukan oleh<br />

orang lain.<br />

Kedua, kalau tidak dapat dilakukan<br />

oleh diri pribadi muslim karena uzur<br />

syar’i atau karena sudah meninggal<br />

dunia maka yang paling afdhal<br />

untuk menunaikannya adalah anakanaknya.<br />

Mengapa? Anak adalah<br />

eksistensi orang tuanya. Anak adalah<br />

penyambung usia (hidup) orang<br />

tuanya. Anak adalah perlambang<br />

”masih ada” orang tuanya, dan anak<br />

Badal Haji<br />

pulalah yang telah menikmati suka<br />

dan duka hidup bersama orang<br />

tuanya, merasakan cinta, dan sayang<br />

orang tuanya sejak dari kandungan<br />

sampai dewasa.<br />

Karenanya pula, yang paling dapat<br />

menyampaikan rasa cinta yang tulus<br />

dan sanjungan yang ikhlas untuk para<br />

orang tua tentulah anak-anaknya.<br />

Pastilah berbeda antara apa yang kita<br />

lakukan untuk orang tua kita sendiri<br />

dengan apa yang dilakukan orang lain<br />

untuk orang tua kita. Begitu pulalah<br />

sebaliknya.<br />

Inilah kiranya yang dimaksudkan<br />

oleh Nabi saw. ”Sungguh, anakanakmu<br />

bagian dari usahamu.” Anak<br />

seseorang adalah bagian dari dirinya,<br />

bagian dari amalnya dan merupakan<br />

modal setelah kematiannya. Rasulullah<br />

saw. bersabda ”Apabila seseorang<br />

mati, putuslah penghasilannya<br />

kecuali (melalui) tiga<br />

(sumber): sedekah jariyah, ilmu yang<br />

dimanfaatkan (orang lain), anak-salih<br />

yang mendoakannya.”<br />

Ketiga, dan ini grade yang paling<br />

rendah, adalah mewakilkan kepada<br />

orang lain untuk melakukannya<br />

apabila anak-anaknya tidak dapat<br />

melaksanakan badal haji untuk orang<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

tua mereka. Disebut grade yang paling<br />

rendah karena: 1). Kemungkinan tidak<br />

setara dengan apa yang seandainya<br />

dilakukan oleh anak-anak seseorang<br />

yang akan dibadalkan hajinya, 2). Kebanyakan<br />

tidak mewakilkan langsung<br />

kepada orang yang akan melaksanakan<br />

badal haji tersebut, dan 3). Kebanyakan<br />

tidak berangkat melalui<br />

rute perjalanan jamaah<br />

calon haji Indonesia.<br />

Oleh karena itu sedapat<br />

mungkin badal haji untuk<br />

orang tua Saudara dilakukan<br />

sendiri supaya lebih khidmat<br />

dalam rangka berkhidmat<br />

untuk orang tua sendiri pula.<br />

Buatlah rencana dengan sebaik-baiknya,<br />

jangan tergesagesa.<br />

Apalagi, menurut hemat<br />

kami, ini bukan haji yang<br />

bersifat wajib untuk orang tua<br />

saudara; hanya setara hadiah<br />

pahala saja (masih banyak<br />

cara lain untuk hal seperti ini<br />

sebagaimana bimbingan Nabi saw.<br />

sebelumnya). Kalaupun saudara melaksanakan<br />

badal ini, tentu setelah<br />

saudara menunaikan haji untuk diri<br />

sendiri terlebih dahulu sebagaimana<br />

telah dimaklumi berdasarkan sabda<br />

Rasulullah saw.<br />

Lebih-lebih lagi menunaikan badalhaji<br />

ini afdhal dilakukan dari daerah<br />

(negara/embarkasi) orang yang akan<br />

dihajikan tersebut. Misalnya, seseorang<br />

dari Kabupaten Aceh Singkil,<br />

maka dari embarkasi Banda Aceh atau<br />

embarkasi lain di Indonesia. Bukan<br />

berangkat dari negara lain, kecuali<br />

karena alasan darurat yaitu haji yang<br />

akan dibadalkan itu adalah haji wajib<br />

(nazar) dan tidak cukup harta orang<br />

yang bernazar itu untuk membiayai<br />

perjalanan ibadah haji kalau dilakukan<br />

dari negara/embarkasinya sendiri.<br />

Untuk hal seperti ini dapat dilakukan<br />

dari embarkasi/negara mana saja yang<br />

memungkinkan. Wallahu A‘lam. n<br />

45


Musim Haji sudah di depan mata, para jamaah<br />

calon haji telah melakukan persiapan-persiapan<br />

awal dalam rangka mempersiapkan diri berangkat<br />

ke Tanah Suci, mulai dari mengikuti manasik haji mencari<br />

ilmu guna menyempurnakan pelaksanaan ibadah di Tanah<br />

Suci, memeriksakan kesehatan, menyiapkan bahan sandang<br />

pangan, dan lain sebagainya. Berikut tips-tips yang mungkin<br />

dapat membantu anda para, jamaah calon haji dalam<br />

mempersiapkan bekal sebelum berangkat ke Tanah Suci .<br />

Persiapan Kesehatan<br />

Meskipun anda telah memenuhi persyaratan dalam<br />

pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat dan ternyata<br />

dalam keadaan sehat, tetap saja anda butuh persiapan<br />

untuk berangkat ke Tanah Suci karena adanya perbedaan<br />

iklim antara Arab Saudi dengan Indonesia. Karenanya anda<br />

mungkin perlu membawa :<br />

1. Suplemen, dan multi vitamin serta obat-obatan, bagi<br />

anda yang mengidap penyakit tertentu berkonsultasilah<br />

dengan dokter tentang obat apa yang harus anda bawa<br />

selama berada ditanah suci. Begitu pula vitamin yang<br />

ingin dibawa, tanyalah kepada dokter, vitamin yang<br />

lengkap jenisnya, tidak hanya satu jenis saja.<br />

2. Cream pelindung, karena perbedaan udara di Arab<br />

Saudi dengan tanah air, gunakanlah selalu cream<br />

pelindung dan pelembab kulit (body lotion), pelembab<br />

wajah, bibir, dan tumit untuk mengantisipasi agar kulit<br />

tidak kering dan pecah-pecah. Ketika mandi gunakanlah<br />

sabun mandi yang tidak mengandung soda.<br />

3. Masker, perlu diingat bagi perempuan, jangan menggunakan<br />

masker ketika sedang berihram.<br />

4. Membawa pakaian yang tebal, dan berwarna gelap<br />

untuk mengurangi rasa dingin.<br />

5. Obat penunda haid. Bagi perempuan usia subur yang<br />

ingin memutuskan untuk menunda datangnya haid,<br />

sebaiknya konsultasi dengan dokter tentang cara, dan<br />

pola yang harus diterapkan.<br />

LIFE STYLE<br />

PERNAK PERNIK<br />

BAWAAN JAMAAH HAJI<br />

Persiapan Perlengkapan<br />

Setelah persiapan kesehatan selama di Tanah Suci, tak<br />

lupa pula perhatikan bekal lain yang mungkin harus dibawa<br />

ke Tanah Suci untuk kebutuhan sehari-hari kita. Berikut tips<br />

yang mungkin akan bermanfaat:<br />

Dalam Tas Dada<br />

Isilah tas dada dengan pasport, buku kesehatan, tanda<br />

bukti setoran BPIH, SPMA, pasphoto, buku doa. Bagi<br />

yang menggunakan kacamata, mungkin membutuhkan tali<br />

kacamata, serta barang berharga lainnya.<br />

46 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Dalam Tas Jinjing<br />

Dalam tas jinjing, dapat isi dengan pakaian ihram, sikat<br />

gigi dan odol, sabun mandi, handuk, buku-buku manasik,<br />

sajadah kecil, obat-obatan, dan makanan (jika perlu),<br />

sepasang sandal jepit, kacamata hitam, pakaian cadangan<br />

selama di embarkasi (1 celana panjang, kemeja, mukena,<br />

kain sarung, pakaian dalam, dan handuk kecil).<br />

Dalam Koper Besar<br />

Isilah barang-barang dalam koper besar terutama barang<br />

yang tidak diperkenankan dibawa dalam kabin pesawat,<br />

seperti benda tajam, gas, dan lain sebagainya. Di antara nya;<br />

1) dua set pakaian ihram bagi jamaah laki-laki, 2) dua pasang<br />

sandal jepang atau lebih, 3) pakaian dalam secukupnya, 4)<br />

kaos kaki, dan manset bagi jamaah perempuan, 5) dua kaos<br />

putih, 6) satu potong kain batik panjang, 7) dua potong<br />

handuk kecil, 8) tiga stel pakaian ke masjid plus, dua stel<br />

pakaian untuk di rumah. 8) tiga mukena plus gamis, daster,<br />

pakaian ihram bagi perempuan. 9) Tali plastik, spidol<br />

marker, gunting kecil, peniti, benang, jarum jahit, gunting<br />

kuku, penjepit jemuran, hanger, masker, 10) kantung tempat<br />

batu, karet gelang, dan payung (jika perlu).<br />

Persiapan Tas Tentengan Ketika akan Berangkat ke<br />

Arafah<br />

Saat berangkat ke Arafah, tidak perlu membawa semua<br />

barang bawaan, cukup diisi ke dalam tas tentengan sekadar<br />

keperluan selama di Arafah seperti: tikar (dapat dibeli di<br />

Mekah atau Madinah), Alquran dan buku-buku manasik,<br />

senter, kantung batu, sandal jepit, sikat gigi dan odol<br />

serta sabun mandi, handuk mandi, pakaian ganti, handuk<br />

kecil, cream pelindung kulit, obat-obatan dan makanan<br />

bekal makanan sekadarnya, gunting kecil persiapan untuk<br />

tahallul.<br />

Bingkisan dan Oleh-oleh<br />

Di Mekah atau Madinah anda dapat membeli oleh-oleh<br />

untuk dibawa pulang ke tanah air sebagai cendera mata bagi<br />

keluarga, kerabat, dan handai taulan. Namun berhati-hatilah<br />

pada saat membeli dan melihat merek, jangan jauh-jauh<br />

membeli di Arab Saudi ternyata made in Indonesia. Atau<br />

mungkin anda bisa membeli dan mempersiapkan oleh-oleh<br />

tersebut di tanah air untuk mengurangi beban barang yang<br />

dibawa pulang nantinya tidak sampai over, atau berlebih.<br />

Apalagi sekarang banyak toko di tanah air yang menjual<br />

oleh-oleh dari Arab Saudi, meski dengan harga yang sedikit<br />

lebih mahal dibanding beli langsung di Arab Saudi.<br />

Semoga tips ini akan membantu dan bermanfaat bagi<br />

para jamaah calon haji dalam mempersiapkan diri berangkat<br />

ke Tanah Suci. Semoga kembali ke tanah air dengan menjadi<br />

haji yang mabrur, Amin.n(suri)


Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag<br />

Penjuru-penjuru =<br />

Yang makmur (negeri) =<br />

Saling berjumpa =<br />

Menghormati =<br />

Bertahlil =<br />

Menggiring =<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Berlalu dari kita =<br />

Terbuka =<br />

Kembali (taubat) =<br />

Bergejolak =<br />

Melaksanakan =<br />

Mengalir/datang =<br />

47


By Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model Banda Aceh<br />

What does ‘Eid Mubarak’ mean?<br />

Vocabularies and Expressions<br />

Festival : hari raya<br />

Mark : menandakan<br />

Fast : puasa<br />

Highlight : hal utama<br />

Celebration : perayaan<br />

Reading<br />

Coming with the new moon, the festival marks<br />

the end of ’Ramadan’ -a month when Muslims fast<br />

throughout the day and eat only at night. Prayers,<br />

feasts and family get- together are the major highlights<br />

of the celebrations. It was during this month that<br />

the holy Qor’an was revealed. Eid means recurring<br />

happiness or festivity. Eid is celebrated in India with<br />

much enthusiasm and fervor and Muslims from all<br />

strata of life can be seen adorned in beautiful new<br />

clothes, visiting the mosques to attend Salatul Eid (Eid<br />

prayers). Greetings of ”Eid-Mubarak” or ”a blessed<br />

Eid” are exchanged.<br />

Glancing at PASSIVE VOICE<br />

Passive voice is used when the focus is on the action. It is not important or not known; however, who or what<br />

is performing the action.<br />

Example: Zainab looks so sad because her new bike is stolen.<br />

In the example above, the focus is on the fact that her bike was stolen. I do not know, however, who did it.<br />

Sometimes a statement in passive is more polite than active voice, as the following example shows:<br />

Example: A cruelty was performed.<br />

In this case, the focus is on the fact that a cruelty was performed, but the speaker does not blame anyone<br />

(e.g. you have performed the cruelty.).<br />

Form of Passive<br />

Subject + to be + Past Participle<br />

Example:<br />

- Eid is celebrated in India with much enthusiasm<br />

- Muslims from all strata of life can be seen adorned in beautiful new clothes<br />

- This phrase can be applied to both Eid al-Fitr and Eid al-Adha<br />

When rewriting active sentences in passive voice, note the following:<br />

a. The object of the active sentence becomes the subject of the passive sentence<br />

b. The finite form of the verb is changed (to be + past participle)<br />

c. The subject of the active sentence becomes the object of the passive sentence (or is dropped)<br />

Task for students<br />

Please create your own sentences containing the passive voices!<br />

48 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Holy Qur’an : Alquran Suci<br />

Reveal(ed) : diturunkan<br />

Adorn(ed) : dihiasi<br />

Bless : berkah<br />

Paraphrase : membahasakan kembali<br />

On these days, Muslims wish each other ”Eid<br />

mubarak,”....... ”Eid mubarak” translates literally as<br />

”blessed festival,” and can be paraphrased as ”May<br />

your religious holiday be blessed.” This phrase can be<br />

applied to both Eid al-Fitr and Eid al-Adha.<br />

In light with the above meanings, Eid Mubarak also<br />

means ”Blessed Festival”. It’s a way of saying ”Happy<br />

Eid” at the time of the Islamic Eid holidays. Moreover,<br />

it is also a phrase of greetings said among Muslims to<br />

congratulate each other on holidays. It literally means,<br />

”Blessed Festival!” The appropriate answer is, ”Allah<br />

yubarak feek!” (May Allah bless it for you also!)


Mengedepankan Keselamatan,<br />

Kesehatan, dan Kenyamanan Jamaah Haji<br />

Musim haji <strong>2010</strong> telah tiba. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebagai maskapai kebanggaan bangsa Indonesia<br />

kembali dipercaya menerbangkan ribuan jamaah haji Indonesia ke tanah suci Makkah. Tidak terkecuali embarkasi<br />

Banda Aceh, tahun ini kembali memberangkatkan jamaah haji dengan pesawat Garuda. Bagaimana persiapan pihak<br />

Garuda Banda Aceh untuk pemberangkatan jamaah haji tahun ini, simak wawancara Juniazi dan fotografer Amwar<br />

Citra dari <strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong> dengan H. Banjari Suhardi, SE, General Manager Garuda Indonesia, Banda Aceh di ruang<br />

kerjanya di bilangan Lueng Bata, Banda Aceh, Rabu (15/09). Berikut petikannya:<br />

Bisa dijelaskan, sudah sampai di<br />

mana persiapan maskapai Garuda<br />

Indonesia untuk penerbangan Haji<br />

<strong>2010</strong>?<br />

Menghadapi musim haji <strong>2010</strong><br />

ini, manajemen Garuda Indonesia<br />

telah melakukan persiapan jauh-<br />

jauh hari. Yang paling awal kami<br />

persiapkan adalah penyediaan<br />

pe-sawat dan rekrutmen awak<br />

kabin --pramugara dan pramugari<br />

haji. Awal persiapannya dilakukan<br />

sembilan bulan sebelumnya, di mana<br />

persiapan pesawat dilakukan oleh tim<br />

haji di pusat dan untuk awak kabin<br />

dipersiapkan bersama oleh tim pusat<br />

dan tim Garuda Banda Aceh. Kenapa<br />

harus lebih awal persiapannya? Ini<br />

dimaksudkan untuk mendapatkan<br />

sewa pesawat yang bagus dan relatif<br />

murah. Untuk awak kabin, agar<br />

calon mempunyai kemampuan yang<br />

baik dari sistem seleksi yang cukup<br />

ketat. Calon awak kabin yang lulus<br />

seleksi diberikan pendidikan khusus<br />

awak kabin sesuai dengan peraturan<br />

penerbangan internasional. Untuk<br />

tahun ini, seluruh awak kabin haji<br />

<strong>2010</strong> embarkasi haji Banda Aceh<br />

adalah putra dan putra terbaik Aceh.<br />

Hanya ada satu atau dua pemimpin<br />

awak kabin dari penerbangan regular<br />

yang sudah berpengalaman, akan<br />

mendampingi dan memberikan<br />

arahan perihal<br />

pelayanan di pesawat.<br />

Proses rekrutmennya seperti apa?<br />

Proses perekrutan diawali dengan<br />

penyerahan berkas pendaftaran secara<br />

langsung dan diikuti dengan timbang,<br />

dan ukur badan. Selanjutnya,<br />

hari berikutnya dilakukan tes tertulis<br />

pengetahuan umum, tes psikologi,<br />

dan bahasa Inggris. Setelah dinyatakan<br />

lulus semua tes di atas akan dilakukan<br />

tes kesehatan. Untuk tahun ini, jumlah<br />

pendaftar awal ada sekitar 200<br />

orang, terakhir yang<br />

d i t e r i m a<br />

tujuh orang.<br />

Kebutuhan<br />

tahun ini 30<br />

awak kabin,<br />

selebihnya<br />

diambil dari<br />

awak kabin<br />

sebelumnya<br />

yang<br />

j u g a<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

dilakukan pengetesan kembali. Dari<br />

30 orang itu sebanyak 24 orang akan<br />

membantu penerbangan haji di embarkasi<br />

Banda Aceh. Sisanya enam<br />

orang akan diperbantukan di Medan.<br />

Punya pertimbangan khusus kenapa<br />

Garuda merekrut anak anak daerah?<br />

Secara umum Garuda pada setiap<br />

embarkasi itu me-rekrut putra daerah<br />

setempat. Khusus untuk Aceh, semua<br />

awak kabin putra daerah. Satu sisi ini<br />

memang kebutuhan, di sisi lain ini<br />

juga memberi peluang kesempatan<br />

memberikan pengalaman dan berkarya<br />

kepada putra daerah.<br />

Mungkin, ada pertimbangan lain?<br />

Ya, merekrut putra daerah tentu,<br />

salah satunya untuk membantu<br />

komunikasi. Ini penting sekali,<br />

mengingat tidak<br />

semua jamaah<br />

haji kita men<br />

g u a s a i<br />

b a h a s a<br />

i n d o n e s i a .<br />

Komunikasi<br />

ini penting<br />

d a l a m<br />

r a n g k a<br />

m e m -<br />

b e r i k a n<br />

pelayanan<br />

t e r b a i k<br />

49


kepada setiap jamaah. Contoh<br />

sederhana, jamaah butuh ke toilet,<br />

karena tidak bisa berbahasa Indonesia,<br />

dan tidak ada pramugari yang bisa<br />

bahasa daerah, ini bisa jadi kendala.<br />

Bisa mengakibatkan keterlambatan<br />

atau mungkin bisa mempengaruhi<br />

kesehatan jamaah. Dalam pelayanan<br />

haji, Garuda mengedepankan<br />

keselamatan, kesehatan dan<br />

kenyamanan setiap jamaah.<br />

Bisa dijelaskan, berapa kloter<br />

untuk Aceh tahun ini?<br />

Tahun ini embarkasi Banda Aceh<br />

ada 13 kloter.<br />

Seluruhnya penuh?<br />

Dua belas kloter akan terisi penuh<br />

dan satu kloter akan terisi.<br />

Apa ada kemungkinan seperti<br />

tahun lalu, ada kloter yang digabung?<br />

Ketentuan penggabungan ini<br />

harus disetujui dan dikoordinasikan<br />

dengan baik oleh Garuda pusat<br />

dengan <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> pusat,<br />

bersama <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> di<br />

Aceh. Setiap ada mutasi, movement,<br />

apa pun perubahan, harus saling<br />

diketahui dan dipersiapkan. Ini tidak<br />

hanya menyangkut masalah asrama,<br />

tapi movement, jumlah seat yang<br />

available atau yang kosong, baik<br />

untuk sektor internasional ke Jeddah<br />

maupun di lokal domestik.<br />

Kalau boleh tahu, apa jenis<br />

pesawat yang dipakai Garuda untuk<br />

embarkasi Banda Aceh tahun ini?<br />

Insya Allah , embarkasi Banda Aceh<br />

tahun ini akan menggunakan pesawat<br />

Thomson dari Inggris. Pesawat ini,<br />

rata-rata relatif bagus dan tahun<br />

keluarannya pun masih baru.<br />

Jenis dan kapasitas, seperti apa?<br />

Direncanakan, pesawat yang<br />

akan digunakan untuk haji tahun<br />

<strong>2010</strong> adalah Boing 767 seri 300 ER.<br />

Kapasitasnya 325 orang jamaah.<br />

SudahduatahunterakhirEmbarkasi<br />

Banda Aceh mendapatkan predikat<br />

terbaik dalam pemberangkatan dan<br />

pemulangan jamaah haji. Untuk tahun<br />

<strong>2010</strong> ini bagaimana?<br />

Seperti telah disepakati, predikat<br />

bukan prioritas bagi kita. Akan tetapi<br />

kita harus bersungguh-sungguh, bersama-sama<br />

untuk meningkatkan kualitas<br />

pelayanan. Insya Allah, harapan<br />

kita dari tahun ke tahun tentunya terus<br />

ada peningkatan.<br />

Jamaah Calon Haji mungkin perlu<br />

tahu, berapa berat barang yang<br />

boleh dibawa ke dalam pesawat?<br />

Sampai sekarang ketentuan untuk<br />

barang bawaan secara tertulisnya<br />

sesuai dengan ketentuan penerbangan,<br />

untuk keberangkatan 15 Kg, dan saat<br />

kepulangan 32 Kg. Namun, kami masih<br />

mengupayakan izin tertulisnya untuk<br />

mendapatkan persetujuan keberangkatan<br />

dari Banda Aceh ke Jeddah<br />

juga bisa ditingkatkan minimal 30 Kg.<br />

Mengenai barang-barang yang<br />

boleh dibawa dan yang tidak boleh<br />

dibawa seperti apa?<br />

Mengenai barang, ada barang bawaan<br />

yang diizinkan dibawa di kabin<br />

atau ke dalam pesawat waktu dia<br />

duduk di pesawat dan ada barang<br />

barang yang diperkenankan dibawa<br />

masuk dalam bagasi. (lihat tips membawa<br />

barang bagi jamaah haji)<br />

Solusi jika jamaah mau bawa<br />

barangdanoleh-olehdiluarketentuan<br />

penerbangan seperti apa?<br />

Ya, hal itu bisa saja, namun sebaiknya<br />

memakai jasa kargo. Pada umumnya<br />

jamaah haji banyak membawa barang<br />

pada waktu kepulangan ke Aceh.<br />

Kami sarankan, sebelum jadwal akhir<br />

dari rencana kepulangan ke tanah<br />

air bisa menghubungi begitu banyak<br />

perusahaan kargo di Arab Saudi.<br />

Untuk biaya kargo bagaimana?<br />

Relatif tidak mahal. Kalau digabung,<br />

misalnya satu kloter menghubungi<br />

satu perusahaan jasa kargo di sana,<br />

itu lebih ekonomis. Tapi, harus diingat<br />

yang penting tujuan kita ke sana<br />

adalah untuk beribadah.<br />

Bisa dijelaskan, kenapa barang<br />

barang seperti yang disebutkan tadi<br />

50 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

dilarang dalam penerbangan?<br />

Ini kembali sesuai kepada ketentuan<br />

Penerbangan Internasional (IATA),<br />

karena barang barang tersebut diyakini<br />

berpotensi digunakan untuk hal-hal<br />

yang tidak diinginkan.<br />

Selaku General Manajer Garuda<br />

Banda Aceh, mungkin ada himbauan<br />

untuk jamah haji Aceh?<br />

Himbauannya sederhana sekali,<br />

ada tiga hal; Pertama, persiapkan<br />

betul prioritas dari ibadah haji mulai<br />

dari syarat sampai rukunnya. Kedua,<br />

taati aturan yang ada, apabila ada<br />

satu orang jamaah dalam satu kloter<br />

tidak taat, ini akan menghambat satu<br />

kloter jamaah. Begitu pula seterusnya,<br />

dapat menghambat jamaah kloter<br />

lain dan bahkan bisa mempengaruhi<br />

jadwal penerbangan yang sudah<br />

ditentukan. Oleh karenanya, sosialisasi<br />

ini penting sekali, terutama di saat<br />

manasik haji. Sangat diharapkan<br />

kepada ketua kloter dan ketua regu<br />

bisa saling memberikan informasi.<br />

Ketiga, tidak membawa barang<br />

berlebihan. Harapan kami Garuda<br />

Indonesia, khususnya cabang Banda<br />

Aceh semoga seluruh jamaah calon<br />

haji Embarkasi Banda Aceh diberikan<br />

kesehatan, kekuatan, sehingga dapat<br />

melaksanakan seluruh ibadah di<br />

Tanah Suci baik di Mekah, Madinah<br />

maupun di Jeddah dengan baik dan<br />

khusuk, dan diharapkan mendapatkan<br />

predikat haji mabrur. Amiin.n<br />

TIPS Membawa Barang Bagi Jamaah Calon Haji<br />

Inilah beberapa tips bagi JCH dalam membawa barang supaya tidak merasa<br />

kesulitan dan juga mempercepat proses persiapan penerbangan haji, baik saat<br />

keberangkatan maupun kepulangan:<br />

1. Hindari membawa barang berlebihan dari tanah air. Karena praktis untuk<br />

keperluan sehari-hari maupun keperluan ibadah, seluruhnya tersedia di Arab<br />

Saudi dan relatif lebih murah.<br />

2. Jika harus membawa barang tajam yang kecil, seperti gunting untuk memotong<br />

kuku, itu boleh. Namun tolong ditempatkan di bagasi. Begitu pula untuk<br />

segala jenis cairan, seperti parfum, minyak rambut ukuran besar, pasta gigi<br />

ukuran besar, sebaiknya ditempatkan di koper besar bagasi. Ini sesuai dengan<br />

peraturan penerbangan internasional. Tidak dibenarkan membawa barangbarang<br />

cair ke dalam kabin atau ke tempat dimana jamaah duduk.<br />

3. Ada beberapa jenis barang yang sama sekali tidak boleh dibawa, yaitu barang<br />

yang mudah terbakar, narkoba, dan barang-barang cair yang berlebihan.<br />

Juga tidak diperkenankan membawa barang yang berupa gas. Senjata tajam<br />

termasuk tidak diperkenankan.<br />

4. Membawa makanan yang berlebihan. Ini juga sangat dihimbau untuk tidak<br />

dibawa, contoh membawa makanan khas Aceh. Boleh dibawa, tapi untuk<br />

sekadar keperluan beberapa hari kedepan. Kemudian jika membawa oleh-oleh<br />

yang berlebihan ini akan merepotkan jamaah sendiri. Karena makanan basah<br />

yang berlebihan akan ditolak oleh bea cukai di Arab Saudi.<br />

5. Jika harus membawa barang dan oleh-oleh dalam jumlah yang banyak,<br />

disarankan untuk memakai jasa kargo. Sebelum jadwal akhir dari rencana<br />

kepulangan ke tanah air, jamaah dapat menghubungi begitu banyak<br />

perusahaan kargo di Arab Saudi. Di sana banyak waktu luang yang bisa<br />

dipersiapkan untuk mengirim terlebih dahulu barangnya ke Indonesia. Tentu,<br />

biaya relatif lebih murah.


A. HARI LIBUR NASIONAL TAHUN 2011<br />

LAMPIRAN<br />

KEPUTUSAN BERSAMA<br />

MENTERI AGAMA, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI<br />

DAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA<br />

DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA<br />

NOMOR : NOMOR 2 TAHUN <strong>2010</strong><br />

NOMOR : KEP.110/MEN /VI/201 0<br />

NOMOR : SKB/07/M.PAN-RB/06/<strong>2010</strong><br />

TENTANG<br />

HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA TAHUN 2011<br />

No. Tanggal Hari Keterangan<br />

1 1 Januari Sabtu Tahun Baru Masehi<br />

2 3 Februari Kamis Tahun Baru Imlek 2562<br />

3 15 Februari Selasa Maulid Nabi Muhammad SAW<br />

4 5 Maret Sabtu Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1933<br />

5 22 April Jum’at Wafat Yesus Kristus<br />

6 17 Mei Selasa Hari Raya Waisak Tahun 2555<br />

7 2 Juni Kamis Kenaikan Yesus Kristus<br />

8 29 Juni Rabu lsra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW<br />

9 17 Agustus Rabu Hari Kemerdekaan RI<br />

10 30-31 Agustus Selasa - Rabu Idul Fitri 1 dan 2 Syawal 1432 Hijriyah<br />

11 6 November Minggu Idul Adha 1432 Hijriyah<br />

12 27 November Minggu Tahun Baru 1433 Hijriyah<br />

13 25 Desember Minggu Hari Raya Natal<br />

B. CUTI BERSAMA TAHUN 2011<br />

No. Tanggal Hari Keterangan<br />

1 29 Agustus Senin Cuti Bersama Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah<br />

2 1-2 September Kamis - Jum’at Cuti Bersama Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah<br />

3 26 Desember Senin Cuti Bersama Hari Raya Natal<br />

MENTERI AGAMA, MENTERI MENTERI NEGARA<br />

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI, PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA<br />

DAN REFORMASI BIROKRASI,<br />

DTO DTO DTO<br />

SURYADHARMA ALI MUHAIMIN ISKANDAR S.E. MANGINDAAN<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

51


Diasuh oleh Zulfathi, Staf Bidang Mapenda Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Aceh<br />

5 Langkah Membersihkan Komputer dari Virus<br />

Komputer saya rusak…! Tolong di install ulang, please…!<br />

Jangan-jangan komputer anda mempunyai koleksi<br />

segudang virus, trojan, adware, spyware, dan worm.<br />

Ataupun file dan aplikasi sampah yang bergentayangan<br />

di komputer, flashdisk bahkan jaringan intranet. Karena<br />

mungkin anda kurang begitu baik memproteksi dan menjaga<br />

komputer anda.<br />

Bila anda berpikir untuk membawa komputer anda ke<br />

ahli reparasi, sebaiknya anda juga mempersiapkan anggaran<br />

tidak hanya bagi re-install kali ini, tapi juga untuk masalah<br />

yang sama pada minggu atau bulan berikutnya. Tapi bila anda<br />

mau sedikit bersusahpayah, anda bisa mengatasi masalah ini<br />

sendiri, dan tentunya bisa menghemat anggaran, bukan...?<br />

Pada <strong>edisi</strong> santunan kali ini, akan kita bahas pemberian<br />

bantuan P3K (pertolongan pertama pada komputer). Bila<br />

komputer anda terlanjur terinfeksi dengan virus, trojan,<br />

adware, dan worm serta program penggangu lainnya hingga<br />

komputer anda bersih dari penggangu tersebut.<br />

Langkah Pertama<br />

Download aplikasi pembantu sebagai berikut:<br />

1. Software Autorun free edition Aplikasi ini, merupakan<br />

aplikasi wajib bagi komputer saya, karena mampu<br />

mematikan proses dari sebuah proses virus dan aplikasi<br />

penggangu secara manual. Download Autorun free<br />

edition di http://download.sysinternals.com/Files/<br />

Autoruns.zip;<br />

2. Antivirus dengan definisi update terbaru, saya sarankan<br />

anda memakai 2 buah aplikasi antivirus yaitu lokal dan<br />

internasional, dan saya berikan 2 buah aplikasi anti virus<br />

yaitu smadav dan panda cloud antivirus. Atau melakukan<br />

update (memerlukan koneksi internet) bila antivirus<br />

sudah tertanam di komputer anda dan masih berlaku izin<br />

updatenya (belum expire). Panda cloud anti virus dapat<br />

anda download di http://filehippo.com/download_<br />

cloud_antivirus/ dan Smadav Engine 8.2 dapat anda<br />

download di http://www.smadav.net/smadav82.exe<br />

3. Software Ccleaner dan defragler free edition. Ccleaner<br />

dapat anda download di http://download.piriform.<br />

com/ccsetup235.exe dan defragler di http://download.<br />

piriform.com/dfsetup121.exe/<br />

4. Software Auslogisc Registry Cleaner Download di http://<br />

www.auslogics.com/en/downloads/registry-cleaner/<br />

registry-cleaner-setup.exe<br />

Langkah Kedua:<br />

Menjalankan Autorun<br />

a. Ekstrak dan Jalankan autorun dengan klik pada icon<br />

autorun.exe dan masuklah ke tab logon, jendela logon<br />

52 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

adalah jendela yang menampilkan program yang sedang<br />

berlangsung (proses yang terjadi) dimulai pada saat<br />

komputer dihidupkan, dan biasanya virus akan aktif<br />

ketika komputer pertama sekali dihidupkan.<br />

b. Periksalah, apakah ada aplikasi yang mencurigakan<br />

ditandai dengan nama yang aneh ataupun anda tidak<br />

mengenal aplikasi tersebut karena anda berkayakinan<br />

aplikasi dimaksud tidak pernah anda install pada<br />

komputer anda sebelumnya dengan cara menghilangkan<br />

tanda centang pada aplikasi itu untuk mematikan<br />

aplikasi/proses tersebut dari komputer anda.<br />

c. Ada beberapa program penting Windows di daftar<br />

Autorun yang harus aktif, jangan sampai tanda centangnya<br />

dihilangkan atau bahkan dihapus. Biasanya letaknya ada<br />

di bagian paling atas (lihat gambar)<br />

d. Proses pemeriksaan terhadap file yang mencurigakan<br />

haruslah cermat, karena apabila ada proses dari suatu<br />

virus yang tidak tercentang maka selanjutnya proses<br />

pembersihan virus akan sulit, mengingat ada beberapa<br />

virus yang akan yang bereaksi dengan menghapus aplikasi<br />

antivirus yang coba di install pada komputer anda.<br />

e. Setelah proses menghilangkan tanda centang aplikasi<br />

yang dicurigai selesai, restartlah komputer anda.<br />

Langkah Ketiga:<br />

Memasang Antivirus<br />

a. Download dan instalkan antivirus yang telah saya<br />

sediakan untuk anda, dan kemudian lakukan scan secara<br />

menyeluruh sebagai berikut:<br />

- Untuk smadav, pada jendela scanner, system area<br />

(deep) dan klik scan, tunggu hingga proses berhasil<br />

dan bukalah pada jendela virus klik clean all, Jendela<br />

Registry klik repair all, dan pada jendela hidden klik<br />

unhide all.<br />

- Untuk panda cloud antivirus, pilihlah sebagai<br />

pengguna free edition dan ikuti langkah instalasi<br />

dengan klik yes hingga instalasi selesai dan kemudian<br />

hidupkanlah internet (apabila anda terhubung dengan<br />

internet/bisa juga tidak) dan pada menu utama pilih<br />

Other Scan, dan pilih Scan All My Computer<br />

b. Setelah selesai, restartlah komputer anda.<br />

(Bersambung…)


Pertanyaan TTS Edisi <strong>Oktober</strong> <strong>2010</strong><br />

Mendatar<br />

1. Waktu ihram haji, 3. keadaan genting (berbahaya,<br />

kritis), 9. bulan ke-10 tahun Hijriah, 11. Pahlawan<br />

pada peristiwa G 30 S PKI, 12. daftar atau rangkaian<br />

jenis makanan dan minuman yang tersedia dan dapat<br />

dihidangkan, 16. Jamak dari kata hilal (Arabic), 18. pas,<br />

19. Muhammad......: Nama kecil pahlawan KH. Ahmad<br />

Dahlan, 20. kunjung (English), 21. Ade Irma... : anak<br />

pahlawan A. H. Nasution<br />

Menurun<br />

2. Bunyi huruf yang memantul apabila ia mati atau<br />

dimatikan (Tajwid), 4. waktu tertentu yang bertalian<br />

dengan keadaan iklim, 5. Sumbangan, 6. Pelaksanaan<br />

haji berbarengan dengan umrah, 7. kegiatan membuat<br />

jembatan, menara pandang, rumah sementara<br />

hingga benteng yang menggunakan simpul dan ikatan<br />

(pramuka), 8. baik dan damai; tidak bertengkar, 10. Hari<br />

raya, 13. makanan, dibuat dari beras yang dimasukkan ke<br />

dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong<br />

segi empat dsb., kemudian direbus, dimakan sebagai<br />

pengganti nasi, 14. Abu Lu’luah, pembunuh khalifah<br />

Umar bin Khaththab, 15. Bahasa latinnya Cannabis sativa,<br />

17. minyak bumi yang mudah menguap dan mudah<br />

terbakar<br />

TTS<br />

TTS 008 <strong>2010</strong> <strong>Santunan</strong> Edisi <strong>Oktober</strong> <strong>2010</strong><br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Jawaban TTS Edisi 06 Juli <strong>2010</strong><br />

53


Paradigma Baru Disiplin Pegawai Negeri Sipil<br />

Salah satu aspek kekuatan sumber<br />

daya manusia dapat tercermin<br />

pada sikap perilaku disiplin, karena<br />

disiplin dapat mempunyai dampak<br />

kuat terhadap suatu organisasi untuk<br />

mencapai kinerja yang baik dalam<br />

mengejar tujuan yang direncanakan.<br />

Segala macam kebijakan tidak<br />

mempunyai arti kalau tidak didukung<br />

oleh disiplin para pelaksananya.<br />

Disiplin dimulai dari diri pribadi antara<br />

lain harus jujur pada dirinya sendiri,<br />

tidak boleh menunda tugas kewajiban,<br />

dan memberikan yang terbaik bagi<br />

organisasinya.<br />

Dalam institusi pemerintahan,<br />

disiplin adalah kesanggupan pegawai<br />

untuk menaati kewajiban dan menghindari<br />

larangan yang ditentukan dalam<br />

peraturan perundang-undangan, dan<br />

peraturan kedinasan yang apabila<br />

tidak ditaati, atau dilanggar dijatuhi<br />

hukuman disiplin.<br />

Hal ini disampaikan Kakanwil<br />

<strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh,<br />

Drs. H. A. Rahman TB, Lt. pada Apel<br />

Pagi, Senin, 20 September <strong>2010</strong>.<br />

Merujuk pada peraturan baru yaitu<br />

Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun<br />

<strong>2010</strong> pengganti Peraturan Pemerintah<br />

No. 30 Tahun 1980, tentang aturan<br />

masuk kerja dan mentaati ketentuan<br />

jam kerja, maka apabila seorang PNS<br />

tidak masuk kerja selama 5 hari kerja<br />

tanpa alasan yang sah, maka dapat<br />

diberikan teguran lisan, jika 6 sampai<br />

10 hari kerja tanpa alasan yang sah,<br />

maka dapat diberikan teguran tertulis<br />

dengan katagori hukuman ringan.<br />

Katagori hukuman sedang bila<br />

seorang pegawai tidak masuk kerja<br />

selama 16 (enam belas) sampai<br />

dengan 20 (dua puluh) hari kerja<br />

tanpa alasan yang sah maka dapat<br />

diberikan penundaan kenaikan gaji<br />

berkala selama 1 (satu) tahun, jika<br />

21 (dua puluh satu) sampai dengan<br />

25 (dua puluh lima) hari kerja tanpa<br />

alasan yang sah maka dapat diberikan<br />

penundaan kenaikan pangkat selama<br />

Redaksi <strong>Majalah</strong> <strong>Santunan</strong><br />

Mengucapkan<br />

Selamat dan Sukses atas wisuda:<br />

Drs. H. Aiyub Ahmad, MA (Kakankemenag Kota Banda Aceh)<br />

Drs. Amrun Saleh, MA (Kakankemenag Kabupaten Bener Meriah)<br />

H. Azhar, S.Ag, MA (Kasi Penyuluh Dan Dakwah Kanwil Kemenag <strong>Prov</strong>insi Aceh)<br />

Drs. Mahdi, MA (Kepala MIN Lambhuk Kota Banda Aceh)<br />

Pada Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis 16 September <strong>2010</strong><br />

Semoga dapat mengabdikan ilmunya untuk masyarakat.<br />

Pemred<br />

Juniazi, S.Ag<br />

54 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

1 (satu) tahun, jika 26 (dua puluh<br />

enam) sampai dengan 30 (tiga puluh)<br />

hari kerja tanpa alasan yang sah, maka<br />

dapat diberikan penurunan pangkat<br />

setingkat lebih rendah selama 1 (satu)<br />

tahun.<br />

Bahkan dalam Peraturan Pemerintah<br />

No. 53 Tahun <strong>2010</strong> bagi pegawai<br />

yang tidak masuk kerja tanpa alasan<br />

yang sah selama 46 (empat puluh<br />

enam) hari kerja atau lebih dapat<br />

diberikan sanksi pemberhentian<br />

dengan hormat tidak atas permintaan<br />

sendiri atau pemberhentian tidak<br />

dengan hormat sebagai PNS dengan<br />

katagori hukuman berat.<br />

Diharapkan dengan diberlakukannya<br />

Peraturan Pemerintah No. 53<br />

tahun <strong>2010</strong> pengganti Peraturan Pemerintah<br />

No. 30 tahun 1980 tentang<br />

Disiplin Pegawai Negeri Sipil dapat<br />

mengakomodasikan penyempurnaan<br />

undang-undang di bidang kepegawaian<br />

yang dianggap perlu untuk mendukung<br />

reformasi birokrasi yang dibangun<br />

pemerintah yang ingin menata ulang,<br />

merubah, menyempurnakan dan<br />

memperbaiki birokrasi agar menjadi<br />

lebih bersih, efisien, efektif dan<br />

produktif.n(Ardiansyah)


Di Hari Wisuda Almamaterku<br />

Hari itu hari Minggu, persisnya<br />

tanggal 30 Mei <strong>2010</strong> di saat<br />

almamaterku mewisudakan<br />

muridnya yang dinyatakan telah lulus<br />

dalam ujian nasional. Acara wisuda<br />

semacam itu sudah mentradisi<br />

untuk melepaskan murid yang telah<br />

menyelesaikan studi.<br />

Bukan lewat teman ataupun lewat<br />

selembar surat undangan resmi kabar<br />

tentang acara wisuda kali ini kuketahui,<br />

tapi lewat jejaring sosial yang bernama<br />

facebook. Almamaterku sepertinya<br />

tidak mau ketinggalan terhadap<br />

kemajuan zaman, juga perkembangan<br />

teknologi.<br />

“Alhamdulillah acara wisuda tahun<br />

ini akan dihadiri oleh Wakil Gubernur<br />

Aceh Muhammad Nazar, dan kepada<br />

alumni yang mau berhadir harap<br />

konfirmasi ke sekretariat panitia.”<br />

Begitu status di dinding akun facebook<br />

almamaterku yang dikelola oleh<br />

seseorang yang tidak kuketahui.<br />

Kini, untuk sekadar<br />

memberitahukan dan mengundang<br />

seseorang sepertinya bukan lagi<br />

persoalan yang menyulitkan.<br />

Handphone dan internet telah<br />

memudahkan segala perihal yang<br />

terkendala akibat jarak dan jauh.<br />

Tinggal tulis pesan lalu kirimkan, baik<br />

satu per satu atau ke banyak nomor.<br />

Atau hanya dengan mengirim sebuah<br />

electronic mail (email) saja.<br />

Lalu seiring kemajuan teknologi<br />

telah dibuat yang lebih simpel lagi,<br />

hanya dengan menuliskan sebuah<br />

status di akun facebook, informasi<br />

itu akan bisa diketahui banyak orang.<br />

Seperti yang telah ditulis di akun<br />

facebook almamaterku.<br />

“Memang dunia sekarang segala<br />

urusan sudah serba gampang, tidak<br />

mau repot-repot. Orang-orang sudah<br />

suka yang instan-instan, tidak mau<br />

berlama-lama.” Aku membatin selepas<br />

membaca status di akun almamater<br />

Oleh Husaini Nurdin<br />

tempat aku menimba ilmu selama<br />

enam tahun.<br />

“Iya juga, kan?” Aku teringat<br />

sebuah adagium yang sedang populer,<br />

“kalau memang ada cara yang mudah,<br />

kenapa malah dibikin susah.”<br />

“Itu saja kok repot,” mengenang<br />

ucapan yang sering keluar dari mulut<br />

almarhum Gusdur. Aku hanya sekadar<br />

bisa melihat dan membaca saja status<br />

di akun facebook almamaterku. Kami<br />

berdua belum ‘berteman.’ Sengaja<br />

tidak kutambahkan sebagai teman,<br />

karena aku tidak mau berteman<br />

dengan orang-orang yang kuanggap<br />

berwibawa. Aku malu kalau mereka<br />

sampai mengetahui sifat bejatku<br />

lewat status-status yang kutulis di<br />

akun pribadi.<br />

Bagiku, facebook hanya sekadar<br />

untuk enjoy dan having fun<br />

(mencari kesenangan) dengan saling<br />

mengomentari status dan chatting<br />

(obrolan) dengan cewek-cewek, bukan<br />

tempat aku berseriusan. Apalagi aku<br />

orangnya suka buat status yang kadang<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

lumayan berbau porno. Makanya<br />

aku tidak akan menambahkan akun<br />

almamaterku untuk menjadi teman.<br />

Dan kalaupun almamaterku itu<br />

meminta pertemanan dariku, aku<br />

tidak bakal mau konfirmasi, bahkan<br />

akan kuabaikan.<br />

“Tapi aku harus mengucapkan<br />

selamat kepada almamaterku<br />

yang telah banyak berjasa dalam<br />

mendidikku dan adik bungsuku,<br />

juga ribuan murid-murid lain.” Aku<br />

bertekad bulat.<br />

Tidak bisa kukomentari status akun<br />

almamaterku. Sementara sejumlah<br />

teman-teman dan kakak-kakak<br />

angkatan telah mengomentarinya.<br />

Mereka mengucapkan kata selamat,<br />

ada juga yang memberikan saransaran,<br />

dan bahkan ada sejumlah<br />

alumni yang mengkritik para pengelola<br />

almamater di dinding akun facebook<br />

almamaterku itu.<br />

“Haruskah aku menambahkan<br />

akun almamaterku sebagai teman?”<br />

batinku terus bergejolak.<br />

Sesekali kubuka situs lain. Aku<br />

suka membuka situs-situs foto. Aku<br />

suka melihat foto-foto hasil jepretan<br />

para fotografer profesional. Aku suka<br />

fotografi. Dan hingga kini aku masih<br />

bercita-cita untuk menjadi fotografer<br />

model. Aku ingin memotret para<br />

perempuan model yang cantikcantik<br />

dan seksi. Karena bagiku dunia<br />

perempuan ini sungguh indah dan<br />

mengasyikkan. Makanya aku sangat<br />

ingin menggeluti dunia itu.<br />

Kualihkan kursor mouse.<br />

Kubuka lagi layar facebook, ada<br />

sejumlah pemberitahuan baru di<br />

akunku. Pemberitahuan itu rupanya<br />

melaporkan tentang teman-temanku<br />

yang terus mengomentari status akun<br />

almamaterku.<br />

Mereka begitu leluasa mengomentari<br />

di dinding facebook almamater.<br />

Sedangkan aku tidak bisa<br />

55


mengomentarinya. Karena hingga<br />

kini, aku belum berteman dengan<br />

akun almamaterku.<br />

“Tidak. Aku tidak mau sifat<br />

bejatku diketahui oleh orangorang<br />

yang berwibawa dan kusaluti<br />

kepribadiannya. Aku tidak ingin guruguruku<br />

membaca status-status jahilku.<br />

Aku malu kalau mereka sampai tahu<br />

aku suka sesuatu yang sifatnya porno.”<br />

Pikiranku terus berputar seakan tak<br />

berhenti bak kipas angin di kantor<br />

dewan.<br />

Komentar demi komentar semakin<br />

bertambah terus jumlahnya mengikuti<br />

status akun facebook almamaterku.<br />

Aku seakan larut membaca semua<br />

komentar tersebut. Bercampur: ada<br />

yang serius, lucu, sinis dan kritis.<br />

Membaca komentar-komentar<br />

di facebook rasanya ada sebuah<br />

keasyikan tersendiri, begitu juga ketika<br />

komentar kita dibaca oleh orang lain.<br />

Karena semua komentar itu bisa dibaca<br />

oleh semua pengguna facebook, tidak<br />

seperti obrolan dan pesan.<br />

Meski sangat ingin komentari<br />

status di akun facebook almamaterku<br />

biar bisa dibaca oleh orang lain, tapi<br />

aku belum mengomentarinya. Aku<br />

tidak bisa menuliskan komentar di<br />

bawah status itu. Kami belum saling<br />

berteman di jejaring sosial itu.<br />

Kuurungkan saja niatku itu. Biarlah<br />

tidak dibaca oleh orang banyak,<br />

asalkan pengurus almamaterku itu<br />

tidak mengetahui sifatku yang bejat<br />

dan jahil ini. Aku alumninya yang suka<br />

hidup glamor dan keluyuran malam<br />

dengan cewek-cewek cantik di kota<br />

perantauan.<br />

Meski tidak bisa menuliskan<br />

sesuatu di dinding akun facebook<br />

almamater, tapi aku masih memiliki<br />

sebuah pilihan lain sebagai alternatif.<br />

Aku masih bisa mengucapkan selamat<br />

lewat tulis pesan di profilnya.<br />

Pikiran seakan terus berputar<br />

semakin cepat. Billing warnet pun<br />

sudah menunjukkan angka 58<br />

menit. Hanya tinggal dua menit lagi,<br />

komputer tempat aku berselancar<br />

akan off. Aku hanya carter 1 jam pada<br />

operator warnet (warung internet)<br />

ketika masuk tadi.<br />

Lewat pesan di profil facebook<br />

almamaterku kutuliskan sebait pesan:<br />

“di hari wisuda tahun ini aku sebagai<br />

alumnimu ingin mengucapkan<br />

selamat dan semoga sukses selalu<br />

di masa mendatang. Terima kasih<br />

banyak atas jasamu. Tapi aku<br />

berharap kepada para pengelola<br />

almamater untuk menjaga almamater<br />

dengan baik. Karena selama ini aku<br />

sering mendengar kabar yang tidak<br />

baik tentang para pemegang pucuk<br />

pimpinan almamater ini. Jalanilah<br />

tugas sesuai dengan amanah, harus<br />

bersatu jangan saling berkelompok,<br />

jangan saling menyalahkan dan<br />

menjatuhkan satu sama lain….<br />

Twiiittt. Komputer off ketika aku<br />

sedang mengetik pesan yang ingin<br />

kupersembahkan untuk almamaterku.<br />

Satu jam sudah lamanya aku<br />

berselancar di dunia maya. Tapi aku<br />

belum sempat mengirimkan pesan<br />

itu. Sementara uang di dompetku<br />

hanya sepuluh ribu setelah sengaja<br />

tidak sarapan pagi tadinya.<br />

Padahal aku sudah<br />

mempertimbangkan sebelumnya, aku<br />

hanya bisa internetan satu jam. Dan<br />

selebihnya, uang sisa sebesar tujuh<br />

ribu lagi hanya pas untuk membeli<br />

makan siang di warung.<br />

“Aku harus makan. Aku lapar. Kan<br />

tadi pagi aku tidak sarapan,” batinku.<br />

Aku di antara dua pilihan, melanjutkan<br />

atau pulang. Aku bimbang.<br />

“Biarlah aku tidak makan nasi. Yang<br />

terpenting aku harus mengirimkan<br />

pesan ini tepatnya di hari wisuda.”<br />

Tekadku sudah bulat untuk menambah<br />

durasi berselancar di dunia maya.<br />

Lalu kulapor kepada operator untuk<br />

menghidupkan billing komputer<br />

kamar nomor 7 yang sedang kupakai.<br />

Kubuka kembali facebook-ku.<br />

Kulanjutkan mengetik pesan di profil<br />

akun facebook almamaterku.<br />

… Juga tingkatkan mutu pendidikan.<br />

Jangan bangga karena sering masuk<br />

koran tapi kondisi aslinya tidak<br />

seperti diberitakan. Kembalikan roh<br />

almamater sebagai sebuah dayah<br />

yang mahir akan kitab-kitab kuning,<br />

fasih berbahasa Arab dan Inggris,<br />

juga handal di bidang seni khususnya<br />

kaligrafi, di samping ilmu-ilmu yang<br />

dipelajari di sekolah umum. Semoga<br />

almamater kita akan terus berjaya<br />

di bawah pemerintahan kabupaten<br />

56 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

baru. Terima Kasih.”<br />

Sukses. pesan untuk almamaterku<br />

itu telah berhasil terkirim.<br />

Darussalam, Mei-Agustus <strong>2010</strong><br />

Penulis adalah Mahasiswa IAIN<br />

Ar-Raniry, Alumni Dayah Terpadu di<br />

Pidie Jaya<br />

Cinta Di Jalan<br />

Rabbi<br />

wahai maha cinta...<br />

cinta ini seakan bertasbih dari<br />

ujung kaki sampai ke ubun<br />

cinta hanya pada dia, benarkah<br />

cinta ini datang dari Mu ya<br />

Rabbi..?<br />

cinta yang begitu dalam,<br />

kiriman Engkaukah itu wahai<br />

pemilik cinta..?<br />

mengusik tidurku, membuat aku<br />

menjerit, tapi aku tidak sempurna<br />

untuk memiliki cinta yang<br />

sempurna<br />

butiran air mengalir di pipi<br />

jatuh membasahi tanah pijakan<br />

mengukir sejuta makna, yang<br />

datang dari sebuah karunia Mu<br />

genggamlah jemari ku jangan<br />

biarkan lepas dari ridha Mu<br />

karna Mu hidupku...<br />

karna Mu cintaku...<br />

lindungi dia dicelah jalan Mu...<br />

bahagiakan dia dengan cintaMu...<br />

wahai maha cinta...<br />

begitu terasa dan terus menjerit<br />

cintaku padanya, beriku jawaban<br />

atas cinta ini dengan jalan Mu.<br />

Karya: Mutia, mahasiswi FKIP<br />

Bahasa Indonesia Jabal Ghafur<br />

Sigli


MASJID TEUNGKU FAKINAH<br />

Masjid ini terletak di Desa Blang Miro, Kec. Simpang Tiga, Kab. Aceh<br />

Besar. Didirikan pada tahun 1915 oleh Teungku Fakinah. Sekarang telah<br />

dijadikan cagar budaya oleh pemerintah daerah setempat.<br />

Pada bulan Agustus 1896, benteng Inong Balee di Lam Krak dapat<br />

diduduki Belanda. Masjid Teungku Fakinah dibakar, jadi masjid<br />

dalam foto di atas adalah masjid baru yang dibangun Tgk. Fakinah<br />

setelah pulang dari gerilya tahun 1914. Sejak kejatuhan benteng<br />

Inong Balee, Teungku Fakinah hidup berpindah-pindah dari satu<br />

benteng ke benteng lainnya. Dalam pergerakan ini beliau tetap<br />

mengajar secara darurat, bahkan sampai ketika beliau bermarkas di<br />

Tangse dan Gayo Lues. Pergerakan gerilya ini berakhir setelah ada<br />

kesepakatan ulama untuk secara teratur mengurangi gerakan gerilya<br />

menyusul ditawannya Sultan ‘Alaiddin Muhammad Daud Syah.<br />

Bangunan sisa tempat belajar dayah Lam Diran, peninggalan Tgk. Fakinah<br />

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang<br />

Penamas Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Aceh, 2009.<br />

Teungku Fakinah seorang ulama perempuan mujahidah.<br />

Suaminya syahid dalam perang mempertahankan Masjid Raya<br />

Baiturrahman, 6 April 1873 M. Sejak suaminya wafat, Teungku<br />

Fakinah turun ke medan jihad dengan pasukan Inong Bale yang<br />

bermarkas di Dayahnya, di Lamdiran. Pada tanggal 9 Juni 1896,<br />

Belanda mengirim pasukan yang dipimpin oleh J. W. Stempoort<br />

untuk menyerang Kuta Inong Balee di Lam Krak. Penyerangan ini<br />

memakan waktu selama dua bulan, ini membuktikan kekuatan,<br />

dan gigihnya pertahanan Teungku Fakinah.<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Pada tahun 1911, Teungku Fakinah turun gunung. Beliau<br />

kembali ke kampung halamannya di daerah Lam Krak, dan<br />

membangun kembali Dayah Lam Diran yang telah porak<br />

poranda selama perang.<br />

57


Penyerahan DIPA Revisi <strong>2010</strong> secara simbolis oleh Kepala Kanwil Kemenag Aceh,<br />

Drs H A Rahman TB Lt, kepada Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh,<br />

Drs H Taufiq Abdullah (6 September <strong>2010</strong>)<br />

Pelantikan Pantia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) <strong>Prov</strong>insi Aceh Tahun 1431 H/<br />

<strong>2010</strong> M oleh Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar (22 September <strong>2010</strong>).<br />

Kepala Kanwil Kemenag Aceh melantik Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah<br />

Haji (PPPIH) Embarkasi Banda Aceh Tahun 1431 H / <strong>2010</strong> M, di Asrama Haji Banda<br />

Aceh, (25 September <strong>2010</strong>).<br />

58 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Shalat Magrib berjamaah, setelah acara buka puasa bersama Keluarga Besar Kanwil<br />

Kemenag Aceh di Asrama Haji Banda Aceh (27 Agustus <strong>2010</strong>)<br />

Pelantikan Pejabat Eselon III Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Aceh, bersamaan dengan<br />

acara Halal bi Halal, dan peusijuek jamaah haji. (17 September <strong>2010</strong>).<br />

Ketua Dharmawanita Persatuan Kanwil Kemenag Aceh, Ibu Suryani MAR (tengah), saat meal<br />

test bagi Jamaah Calon Haji asal Aceh di Asrama Haji Banda Aceh (22 September <strong>2010</strong>).


Kepala Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> <strong>Prov</strong>insi Aceh<br />

dan Seluruh Jajarannya<br />

Mengucapkan:<br />

Selamat Menunaikan Ibadah Haji<br />

Tahun 1431 H/<strong>2010</strong> M<br />

Semoga Memperoleh Haji Mabrur<br />

Drs. H. A. Rahman TB, Lt.<br />

REDAKSI MAJALAH SANTUNAN<br />

KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH<br />

Mengucapkan<br />

Selamat Dan Sukses<br />

Atas Pelaksanaan Konfercab X Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh<br />

dan Terpilihnya Drs. Tarmilin Usman Sebagai Ketua PWI ACEH<br />

Periode <strong>2010</strong>-2015<br />

Pimpinan Redaksi<br />

Juniazi


MANAJEMEN GARUDA INDONESIA CABANG BANDA ACEH<br />

Mengucapkan<br />

Selamat Menunaikan Ibadah Haji<br />

Tahun 1431 H/<strong>2010</strong> M<br />

Semoga Menjadi Haji yang Mabrur<br />

Garuda Indonesia, Mengedepankan Keselamatan, Kesehatan, dan Kenyamanan Setiap Jamaah Haji.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!