Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2. Hapus dosa, dan mendapat surga<br />
Dari Abu Hurairah, dia berkata,<br />
aku mendengar Nabi bersabda:<br />
“Barangsiapa menunaikan ibadah<br />
haji karena Allah, lalu ia tidak berkata<br />
kotor dan tidak melakukan perbuatan<br />
maksiat, niscaya ia kembali (ke<br />
negerinya) seperti pada hari ketika<br />
ia dilahirkan ibunya.” (HR. Al-Bukhari<br />
dan Muslim).<br />
Dalam hadis lain Rasul bersabda:<br />
“Iringilah antara ibadah haji dan<br />
umrah karena keduanya dapat<br />
menghilangkan dosa dan kefakiran,<br />
sebagaimana alat peniup api<br />
menghilangkan kotoran (karat)<br />
besi, emas dan perak, dan tidak ada<br />
balasan bagi haji mabrur melainkan<br />
Surga.” (HR. Tirmizi, Nasa’i).<br />
Dalam sahih Bukhari dan Muslim<br />
juga terdapat hadis:<br />
“Umrah ke umrah selanjutnya<br />
adalah sebagai penebus dosa<br />
antara keduanya, dan haji mabrur<br />
tidak mempunyai balasan kecuali ke<br />
Surga.”<br />
3. Doa orang yang berhaji akan<br />
diterima Allah Swt.<br />
Dari Ibnu Umar dari Nabi, beliau<br />
bersabda:<br />
“Orang yang berperang di jalan<br />
Allah, orang yang menunaikan haji<br />
dan umrah, adalah tamu Allah. Ketika<br />
Allah menyeru mereka, maka mereka<br />
memenuhi panggilan-Nya, dan jika<br />
mereka meminta kepada-Nya, maka<br />
Allah mengabulkan (permintaan<br />
mereka).” (HR. Ibnu Majah).<br />
Apa yang dipaparkan di atas adalah<br />
beberapa keutamaan yang akan<br />
didapati oleh orang yang menunaikan<br />
ibadah haji di tanah suci Mekah. Di<br />
samping itu, terdapat banyak riwayat<br />
yang menjelaskan bahwa salat di<br />
masjid Haram dan masjid Nabawi<br />
memiliki kelebihan-kelebihan yang<br />
tidak dijumpai pada tempat lain.<br />
“Tidak perlu seseorang berke inginan<br />
-untuk mendapat pahala yang lebihpergi<br />
ke masjid tertentu, kecuali ke<br />
masjid Haram, masjid Nabawi dan<br />
masjid Aqsa.” (HR. Bukhari).<br />
Hadis ini dapat dijadikan petunjuk<br />
bagi sebagian masyarakat kita yang<br />
berkeinginan untuk melaksanakan<br />
suatu salat pada masjid tertentu<br />
dengan harapan mendapat banyak<br />
pahala, tidak jarang di kalangan<br />
masyarakat kita bernazar untuk<br />
melakasanakan salat di masjid-masjid<br />
yang dianggap memiliki nilai lebih<br />
dari mesjid lain, misalnya masjid yang<br />
dibangun oleh ulama tertentu yang<br />
dianggap keramat. Padahal Rasul<br />
sendiri telah menjelaskan bahwa<br />
tidak ada beda antara satu masjid<br />
dengan masjid lainnya kecuali hanya<br />
tiga mesjid yang telah disebutkan di<br />
atas.<br />
Dalam riwayat Bukhari dijelaskan<br />
bahwa salat di masjid Nabawi lebih<br />
baik dari seribu salat di tempat lain,<br />
sebagaimana sabda Rasul:<br />
“Salat di masjidku lebih baik dari<br />
seribu salat di masjid lain kecuali<br />
masjid Haram.” ( HR. Bukhari).<br />
Tentunya kesempatan untuk<br />
melaksanakan salat di masjid Haram<br />
dan Nabawi dapat dimiliki oleh<br />
seseorang dengan menunaikan<br />
ibadah haji, kecuali bagi orang-orang<br />
tertentu yang punya kemampuan<br />
lebih dapat melakukan perjalanan<br />
di luar musim haji untuk dapat<br />
menunaikan salat di tiga tempat yang<br />
telah dijelaskan di atas.<br />
Itulah beberapa keutamaan<br />
ibadah haji yang dirangkum dari<br />
beberapa hadis Nabi. Masih banyak<br />
keutamaan ibadah haji lainnya yang<br />
belum terangkum dalam tulisan ini.<br />
Jika kita telah mengetahuinya, maka<br />
sepatutnya bagi orang yang mampu<br />
dan punya kesempatan berangkat ke<br />
haji, agar lebih giat dan bersungguhsungguh<br />
dalam melaksanakan<br />
ibadah di sana, serta menggunakan<br />
kesempatan dengan sebaik-baiknya.<br />
Segeralah melaksanakan ibadah<br />
haji jika anda sudah cukup<br />
mempunyai bekal pulang pergi tanpa<br />
perlu memikirkan pembiayaan selain<br />
haji seperti membeli hadiah bagi<br />
orang yang ditinggalkan. Segeralah<br />
pergi haji sebelum jatuh sakit, miskin<br />
atau tua, karena haji merupakan<br />
salah satu rukun Islam dan untuk<br />
menunaikannya diperlukan kesehatan<br />
fisik yang baik. Wallahu A’lam bis<br />
Shawab.n<br />
Penulis adalah Dosen IAIN Ar-Raniry<br />
Banda Aceh<br />
36 <strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />
Kata adil berasal dari bahasa<br />
Arab, yaitu ‘adl yang berarti<br />
sama, seimbang dan tidak berat<br />
sebelah. Secara istilah, adil berarti<br />
memberi kepada setiap orang sesuai<br />
haknya. Jadi pengertian ‘sama’ di sini<br />
bukan berarti sama persis, sama banyak<br />
atau sama berat, tetapi pengertian<br />
‘sama’ di sini adalah sama-sama<br />
senang, sama-sama ikhlas dan samasama<br />
tidak dirugikan. Setiap orang<br />
menerima sesuai dengan takaran hak<br />
yang harus mereka peroleh.<br />
Kata ‘keadilan’ menurut Alquran<br />
mempunyai lawan kata (antonim)<br />
yaitu ‘dhalim’. Orang yang berlaku<br />
zalim adalah orang yang tidak berlaku<br />
adil dan begitu pula sebaliknya.<br />
Perilaku zalim adalah perilku yang<br />
senang merampas hak orang lain,<br />
menganiaya, menyakiti bahkan memperkosa<br />
hak-hak orang lain.<br />
Balasan kepada orang-orang yang<br />
berlaku zalim adalah sangat buruk,<br />
yaitu kemurkaan Allah Swt. Dalam<br />
Alquran dijelaskan betapa Allah<br />
sangat benci kepada orang zalim,<br />
seperti dalam surat al-Syura ayat<br />
40, “Sesungguhnya Dia (Allah) tidak<br />
menyukai orang-orang yang zalim.”<br />
Tidak hanya itu, Allah juga tidak<br />
akan memberikan hidayah berupa<br />
petunjuk kepada mereka (Q.S. al-<br />
An‘am: 144, dan al-Shaf: 7), bahkan<br />
mereka akan diazab dan dikutuk oleh<br />
Allah Swt. (QS. Hud: 18).<br />
Sebaliknya, perintah berbuat adil<br />
senantiasa dilekatkan dengan pertanda<br />
hadirnya keimanan di dalam dada<br />
orang yang melakukannya. Melakukan<br />
keadilan wajib hukumnya dalam Islam,<br />
mendatangkan kemuliaan dan rahmat<br />
Allah bagi pelakunya. Allah Swt. berfirman<br />
dalam surat al-Maidah ayat 8<br />
yang artinya, “Hai orang-orang yang<br />
beriman hendaklah kamu menjadi<br />
orang-orang yang selalu menegakkan<br />
(kebenaran), karena Allah, menjadi<br />
saksi dengan adil. Janganlah sekali-kali<br />
kebencianmu terhadap sesuatu kaum,<br />
mendorong kamu berlaku tidak adil.<br />
Berlaku adillah! Karena adil itu lebih