Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MASJID TEUNGKU FAKINAH<br />
Masjid ini terletak di Desa Blang Miro, Kec. Simpang Tiga, Kab. Aceh<br />
Besar. Didirikan pada tahun 1915 oleh Teungku Fakinah. Sekarang telah<br />
dijadikan cagar budaya oleh pemerintah daerah setempat.<br />
Pada bulan Agustus 1896, benteng Inong Balee di Lam Krak dapat<br />
diduduki Belanda. Masjid Teungku Fakinah dibakar, jadi masjid<br />
dalam foto di atas adalah masjid baru yang dibangun Tgk. Fakinah<br />
setelah pulang dari gerilya tahun 1914. Sejak kejatuhan benteng<br />
Inong Balee, Teungku Fakinah hidup berpindah-pindah dari satu<br />
benteng ke benteng lainnya. Dalam pergerakan ini beliau tetap<br />
mengajar secara darurat, bahkan sampai ketika beliau bermarkas di<br />
Tangse dan Gayo Lues. Pergerakan gerilya ini berakhir setelah ada<br />
kesepakatan ulama untuk secara teratur mengurangi gerakan gerilya<br />
menyusul ditawannya Sultan ‘Alaiddin Muhammad Daud Syah.<br />
Bangunan sisa tempat belajar dayah Lam Diran, peninggalan Tgk. Fakinah<br />
Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang<br />
Penamas Kantor Wilayah <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong> Aceh, 2009.<br />
Teungku Fakinah seorang ulama perempuan mujahidah.<br />
Suaminya syahid dalam perang mempertahankan Masjid Raya<br />
Baiturrahman, 6 April 1873 M. Sejak suaminya wafat, Teungku<br />
Fakinah turun ke medan jihad dengan pasukan Inong Bale yang<br />
bermarkas di Dayahnya, di Lamdiran. Pada tanggal 9 Juni 1896,<br />
Belanda mengirim pasukan yang dipimpin oleh J. W. Stempoort<br />
untuk menyerang Kuta Inong Balee di Lam Krak. Penyerangan ini<br />
memakan waktu selama dua bulan, ini membuktikan kekuatan,<br />
dan gigihnya pertahanan Teungku Fakinah.<br />
<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />
Pada tahun 1911, Teungku Fakinah turun gunung. Beliau<br />
kembali ke kampung halamannya di daerah Lam Krak, dan<br />
membangun kembali Dayah Lam Diran yang telah porak<br />
poranda selama perang.<br />
57