08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

madrasah dalam rangka melatih siswa<br />

berdakwah dan juga sebagai bentuk<br />

pengabdian siswa terhadap lingkungan<br />

dan masyarakat setempat.<br />

“Alhamdulillah, masyarakat pada dua<br />

kecamatan tersebut menyambut poisitif<br />

kegiatan ini. Dan masyarakat berharap<br />

kegiatan seperti ini terus dilakukan setiap<br />

tahun terutama di bulan suci Ramadhan.<br />

Kegiatan yang dilakukan oleh siswa<br />

MAN Manyak Payed ini, perlu ditiru oleh<br />

madrasah dan sekolah-sekolah yang<br />

lain. Begitu respon masyarakat,” ujar<br />

Umar kepada <strong>Santunan</strong> melalui surat<br />

elektronik.n(jun)<br />

Menkes<br />

Resmikan Vaksin<br />

Meningitis Halal<br />

untuk Jamaah Haji<br />

<strong>Santunan</strong>–Jakarta. Menteri Kesehatan<br />

(Menkes) Endang Rahayu<br />

Sedyaningsih, meresmikan pemberian<br />

vaksin meningitis halal secara<br />

nasional, kepada jemaah calon haji<br />

Indonesia tahun 1431 H/<strong>2010</strong> M, di<br />

Puskesmas Lubuk Buaya, Padang, Sumatra<br />

Barat, Rabu (15/9).<br />

Dalam sambutannya Menkes<br />

mengatakan, pertimbangan yang digunakan<br />

pemerintah dalam proses<br />

pengadaan vaksin meningitis yaitu<br />

faktor efektivitas vaksin (berkhasiat),<br />

mutunya terjamin yang ditunjukkan<br />

adanya izin edar dari Badan POM<br />

(registrasi), dan sesuai fatwa dari Majelis<br />

Ulama Indonesia (MUI).<br />

“Kriteria-kriteria tersebut yang<br />

menjadi dasar sehingga vaksin yang<br />

dinyatakan halal oleh MUI menjadi<br />

pilihan untuk diberikan kepada calon<br />

jamaah haji Indonesia,” kata Menkes<br />

dalam keterangan Puskom Publik Kemenkes,<br />

di Jakarta, Rabu (15/9).<br />

Menurut Menkes, pemberian vaksinasi<br />

meningitis kepada calon jamaah<br />

haji merupakan upaya perlindungan<br />

terhadap bahaya penyakit meningitis<br />

meningokokus yang menular dan<br />

membahayakan jamaah haji Indonesia<br />

dan keluarganya.<br />

Hal ini sesuai dengan Undang-<br />

Undang No 13/2008 tentang Penyelenggaraan<br />

Ibadah Haji yang mengamanatkan<br />

kepada pemerintah untuk<br />

senantiasa melakukan pembinaan,<br />

pelayanan dan perlindungan terhadap<br />

jamaah haji Indonesia.<br />

Selain itu, pemberian vaksin meningitis<br />

merupakan syarat mutlak bagi<br />

jamaah haji yang akan memasuki<br />

wilayah Kerajaan Arab Saudi. “Bagi<br />

mereka yang belum atau tidak diimunisasi<br />

meningitis meningokokus,<br />

maka Kerajaan Arab Saudi tidak akan<br />

memberikan visa/izin untuk memasuki<br />

negaranya,” kata Menkes.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Menkes<br />

juga menjelaskan, bahwa efektivitas<br />

vaksin mulai terbentuk 10-14 hari<br />

setelah pemberian, karena itu seluruh<br />

jemaah haji Indonesia, disarankan<br />

harus sudah divaksinasi meningitis<br />

paling lambat 30 September.n(rep/<br />

ts-Pinmas-Aba)<br />

Menag: Masjid<br />

Tambah 64 %,<br />

Gereja 152 %<br />

<strong>Santunan</strong> – Jakarta. Menteri<br />

<strong>Agama</strong> Suryadharma Ali membantah<br />

Peraturan Bersama Dua Menteri<br />

mengenai rumah ibadah diskriminatif.<br />

Suryadharma melansir data<br />

pertambahan masjid yang lebih rendah<br />

persentasenya dibanding gereja.<br />

“Data pembangunan rumah ibadah<br />

dari tahun 1977 sampai dengan<br />

2004, pembangunan yang paling rendah<br />

itu masjid,” kata Suryadharma.<br />

“Dari 392.044 menjadi 643.834 buah.<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

Kenaikannya hanya 64,22 persen,” katanya<br />

di gedung parlemen, Senayan,<br />

Jakarta, Selasa 21 September <strong>2010</strong>.<br />

Sementara pertambahan Gereja<br />

Kristen, kata Suryadharma, dari<br />

18.977 buah menjadi 43.909 buah<br />

atau naik 131,38 persen. Gereja Katolik<br />

dari 4.934 menjadi 12.473, naik<br />

152,8 persen. Pura Hindu dari 4.247<br />

menjadi 24.431 atau naik 475,25<br />

persen. Wihara Buddha dari 1.523<br />

menjadi 7.129, naik 368,09 persen.<br />

“Dilihat dari data ini, peraturan<br />

bersama menteri itu bukanlah peraturan<br />

yang diskriminatif. Jadi tolong<br />

jangan sampai ada pandangan yang<br />

seperti itu,” kata Ketua Umum Partai<br />

Persatuan Pembangunan itu. “Data<br />

ini menunjukkan masjid yang paling<br />

rendah.”<br />

Bahkan, Suryadharma menyatakan<br />

Peraturan Bersama Menteri <strong>Agama</strong><br />

dan Menteri Dalam Negeri sebaiknya<br />

diangkat menjadi undang-undang<br />

oleh DPR. Dengan begitu, kata Suryadharma,<br />

bisa menjadi landasan yang<br />

lebih kokoh.<br />

“Yang pasti Komisi VIII tadi memandang<br />

penting peraturan bersama<br />

menteri itu dan supaya ada kekuatan<br />

hukum yang lebih kuat maka<br />

sebaiknya itu ditingkatkan menjadi<br />

undang-undang,” kata Suryadharma<br />

yang baru saja rapat dari Komisi DPR<br />

yang membidangi agama itu. “Ini<br />

nanti kami bahas bersama-sama.”<br />

Namun, ketika diangkat jadi undang-undang,<br />

Suryadharma berharap<br />

substansinya tak banyak berubah.<br />

SKB, kata Suryadharma, bukan peraturan<br />

sepihak dari pemerintah semata.<br />

SKB adalah peraturan yang dibuat<br />

berdasarkan musyawarah, dialog,<br />

dan keputusan antara majelis-majelis<br />

agama.<br />

Dengan demikian, Suryadharma<br />

menegaskan kembali bahwa insiden<br />

penusukan Jemaat HKBP di Ciketing,<br />

Bekasi, bukanlah persoalan konflik<br />

antar agama, tetapi persoalan kepatuhan<br />

terhadap peraturan yang<br />

mengatur tentang rumah ibadah.<br />

“Harus ada aturan, harus ada koridor.<br />

Jadi jangan berpikiran bahwa<br />

kebebasan beragama itu artinya kebebasan<br />

yang semutlak-mutlaknya.<br />

Kalau semutlak-mutlaknya, itu artinya<br />

memang tidak diperlukan lagi aturan,”<br />

kata Suryadharma.n(viva news)<br />

25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!