08.08.2013 Views

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

Majalah Santunan edisi Oktober 2010 - Kementerian Agama Prov ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hijrah, kaum muslimin telah berhasil<br />

meruntuhkan berhala yang menjadi<br />

simbol keangkuhan paganisme.<br />

Tugas selanjutnya membersihkan<br />

kota Mekah dari sisa-sisa pengaruh<br />

keberhalaan, dan tugas ini menjadi<br />

mulus setelah hapusnya ancaman dari<br />

negara adidaya Romawi. Maka musim<br />

haji tahun 9 Hijrah merupakan waktu<br />

yang tepat untuk melanjutkan misi.<br />

Rasulullah sendiri tidak ikut berhaji.<br />

Hal ini dapat dimaklumi, sebab ibadah<br />

haji kali ini masih terganggu oleh<br />

musyrikin yang juga berhaji. Mereka<br />

kerap mengganggu dengan ucapan<br />

talbiyah syirik mereka. Mereka tawaf<br />

tanpa seutas benang ditubuh, katanya<br />

agar hadir sebagaimana kondisi saat<br />

dilahirkan ibunya. Rasulullah tidak<br />

bisa melarang mereka, sebab masih<br />

terikat perjanjian damai, dan Allah<br />

mengingatkan:<br />

(Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan<br />

daripada Allah dan Rasul-<br />

Nya (yang dihadapkan) kepada<br />

orang-orang musyrikin yang kamu<br />

(kaum muslimin) telah mengadakan<br />

perjanjian (dengan mereka). Maka<br />

berjalanlah kamu (kaum musyrikin)<br />

di bumi selama empat bulan dan<br />

ketahuilah bahwa sesungguhnya<br />

kamu tidak akan dapat melemahkan<br />

Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan<br />

orang-orang kafir. (Q.S. al-<br />

Taubah [9]: 1-2).<br />

Menurut Haekal, pada hari<br />

berkumpulnya jamaah haji di Mina,<br />

Ali membacakan ayat 1-36 surat al-<br />

Taubah, lalu mengumumkan empat<br />

perkara; 1) orang yang kufur tidak<br />

akan masuk syurga, 2) sesudah tahun<br />

ini, orang musyrik tidak boleh lagi<br />

naik haji, 3) tidak dibolehkan lagi<br />

bertawaf secara telanjang, 4) ikatan<br />

perjanjian dengan Rasulullah hanya<br />

berlaku sampai habis temponya.<br />

Dari pembahasan ini tampak bahwa<br />

awal surat al-Taubah diturunkan sebagai<br />

bentuk proklamasi bagi kedaulatan<br />

penuh Islam atas tanah haram. Waktu<br />

proklamasinya dicatat Alquran dengan<br />

identifikasi; hari haji akbar. Lalu bagaimana<br />

haji akbar itu dipahami?<br />

Beberapa pendapat<br />

Tafsir al-Qurthubi mengangkat<br />

pendapat beberapa ulama tentang<br />

maksud haji akbar. Satu pendapat<br />

diriwayatkan bersumber dari Mujahid<br />

(w. 104 H) menyatakan, bahwa haji<br />

besar (al-hajj al-akbar) adalah haji<br />

qiran. Istilah al-hajj al-akbar ini<br />

diperhadapkan dengan istilah al-hajj<br />

al-ashghar (haji kecil) yang menurut<br />

Mujahid adalah haji ifrad. Al-Qurthubi<br />

tidak setuju dengan pendapat ini,<br />

sebab tidak berdasar nas.<br />

Mujahid juga punya pendapat lain<br />

yang sama dengan pendapat ‘Athâ’<br />

(w. 114 H), bahwa haji kecil (al-hajj<br />

al-ashghar) adalah umrah. Jadi haji<br />

akbar adalah ibadah haji itu sendiri<br />

yang dilaksanakan lengkap dengan<br />

wukuf di Arafah. Al-Thabari dalam<br />

tafsirnya menambahkan tokoh tabiin<br />

lainnya yang berpendirian sama, yaitu<br />

al-Sya‘bi. Sementara Ibn Hajar dalam<br />

Fath al-Bari menyatakan adanya riwayat<br />

serupa yang disampaikan ‘Abd al-<br />

Razzaq dari Abdullah ibn Syadad.<br />

Pendapat lain dari al-Hasan (w. 97<br />

H), dan ‘Abd Allah ibn al-Harits ibn<br />

Nawfal (w. 79 H), bahwa penamaan<br />

haji akbar itu karena pada masa<br />

itu nonmuslim juga ikut berhaji.<br />

Namun pendapat ini dibantah oleh<br />

Ibn ‘Athiyah, sebab tidak mungkin<br />

alasan seperti ini menjadi dasar<br />

penamaan oleh Alquran. Al-Hasan<br />

juga berpendapat, bahwa penamaan<br />

haji akbar karena pada haji tahun<br />

9 Hijrah itu, Abu Bakar membawa<br />

misi pengumuman bara’ah, dan<br />

pemutusan perjanjian damai dengan<br />

musyrikin Quraysy.<br />

Sementara Ibn Sîrîn (w. 110 H)<br />

menyatakan bahwa haji akbar adalah<br />

<strong>Santunan</strong> OKTOBER <strong>2010</strong><br />

haji wada‘, penamaan itu karena Nabi<br />

saw. sendiri ikut serta di dalamnya<br />

bersama umat. Selain itu juga ada<br />

pendapat bahwa hari haji akbar<br />

adalah seluruh hari peribadatan<br />

haji. Menurut Ibn Hajar, pendapat<br />

ini bersumber dari al-Tsauri, dan<br />

dikuatkan oleh al-Suhaili, karena Ali<br />

diperintah menyampaikan pengumuman<br />

dalam hari-hari haji tanpa ditentukan<br />

satu hari yang khusus.<br />

Semua pendapat di atas menunjukkan<br />

pola yang sama, bahwa pemilik<br />

pendapat berasumsi adanya<br />

afdhaliyah pada satu rangkaian<br />

ibadah haji sehingga disebut haji<br />

akbar. Namun mereka berbeda dalam<br />

hal bandingannya yang disebut alhajj<br />

al-asghar. Sayangnya pendapat<br />

dalam pemetaan pertama ini tidak<br />

dikuatkan petunjuk nas, baik Alquran<br />

maupun Hadis.<br />

Adapun pemetaan yang kedua,<br />

polanya lebih kepada pencarian satu<br />

hari yang disebut sebagai hari haji<br />

akbar di antara hari-hari pelaksanaan<br />

ibadah haji. Maka al-hajj al-asghar<br />

adalah seluruh hari-hari haji setelah<br />

dikecualikan satu hari yang akbar. Di<br />

sini terpecah menjadi dua pendapat,<br />

sesuai dengan hadis yang menjadi<br />

dasar pegangan.<br />

Pendapat pertama, menyatakan<br />

hari haji akbar jatuh pada hari Arafah,<br />

yaitu tanggal 9 Zulhijjah. Artinya, hari<br />

Arafah merupakan hari terbesar di<br />

antara hari-hari pelaksanaan ibadah<br />

haji. Dasarnya hadis yang diriwayatkan<br />

dari Umar, Usman, Ibn Abbas, Thaus,<br />

dan Mujahid. Mereka juga berpegang<br />

pada Hadis riwayat Ismail al-Qadhi,<br />

bahwa Rasulullah menyatakan hari haji<br />

akbar adalah hari Arafah. Menurut al-<br />

Qurthubi, pendapat ini juga dipegang<br />

oleh Abu Hanifah dan Imam Syafi’i.<br />

Sayangnya hadis yang dipegang bernilai<br />

dha‘if, sebab dalam sanadnya<br />

terdapat Sufyan ibn Waki‘ yang dicatat<br />

Ibn Hajar dalam kitab Tahzib al-Kamal<br />

sebagai orang yang diduga dusta.<br />

Pendapat kedua, menyatakan hari<br />

haji akbar jatuh pada hari Nahar, yaitu<br />

dimulai dari terbitnya fajar tanggal 10<br />

Zulhijjah. Artinya, hari terbesar dari harihari<br />

pelaksanaan ibadah haji adalah<br />

hari Nahar. Pendapat ini didasarkan<br />

pada dua hadis, pertama, hadis yang<br />

dipandang sahih oleh Abu Daud, di<br />

mana Rasulullah bertanya; “Hari apa<br />

33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!