27.08.2015 Views

PTK - Sertifikasi FKIP UNS - Universitas Sebelas Maret

PTK - Sertifikasi FKIP UNS - Universitas Sebelas Maret

PTK - Sertifikasi FKIP UNS - Universitas Sebelas Maret

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

MODUL<br />

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU<br />

(PLPG)<br />

Workshop Penelitian Tindakan Kelas (<strong>PTK</strong>)<br />

FISIKA<br />

Oleh :<br />

Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si<br />

Drs. Supurwoko, M.Si<br />

PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113<br />

UNIVERSITAS SEBELAS MARET<br />

SURAKARTA<br />

2011


KATA PENGANTAR<br />

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan karunia yang<br />

telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penyusunan modul ini dapat terlaksana dengan<br />

baik. Penulisan modul ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerja keras penulis dan<br />

partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih<br />

kepada:<br />

1. Rektor <strong>Universitas</strong> <strong>Sebelas</strong> <strong>Maret</strong> Surakarta yang sekaligus selaku Ketua Rayon<br />

Panitia <strong>Sertifikasi</strong> Guru Rayon 113 yang telah mempercayakan penulisan materi ini.<br />

2. Dekan <strong>FKIP</strong> <strong>Universitas</strong> <strong>Sebelas</strong> <strong>Maret</strong> Surakarta yang sekaligus selaku Wakil Ketua<br />

Panitia <strong>Sertifikasi</strong> Guru Rayon 113 yang telah mempercayakan penulisan materi ini.<br />

3. Rekan-rekan Panitia <strong>Sertifikasi</strong> Guru atas kebersamaannya sehingga dalam waktu<br />

singkat mampu menyiapkan berbagai hal berkenaan dengan penyiapan PLPG,<br />

khususnya penulisan modul.<br />

4. Semua pihak yang telah memberikan berbagai jenis bantuan<br />

Semoga segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan menjadi amal baik dan<br />

dilimpahi rahmat oleh Allah SWT. Akhirnya, semoga modul ini dapat memberikan manfaat<br />

pada kita, khususnya bagi peserta pendidikan dan Latihan Profesi Guru dalam meningkatkan<br />

kompetensinya.<br />

ii


DAFTAR ISI<br />

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i<br />

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii<br />

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii<br />

BAB I VALIDITAS PENELITIAN TINDAKAN KELAS .................................... 1<br />

BAB II SISTEMATIKA PROPOSAL <strong>PTK</strong> .......................................................... 11<br />

BAB III CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS .................................... 24<br />

BAB IV BERLATIH MENYUSUN PROPOSAL <strong>PTK</strong> ....................................... 43<br />

BAB V RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN LAPORAN <strong>PTK</strong> ........................... 46<br />

LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................................. 50<br />

iii


BAB I<br />

VALIDITAS PENELITIAN TINDAKAN KELAS<br />

A. Pendahuluan<br />

Saudara adalah guru yang punya banyak pengalaman, baik manis maupun pahit dalam<br />

mengajar. Saudara pasti menginginkan siswayang selalu berhasil meraih prestasi terbaik. Namun,<br />

mungkin keinginan Saudara yang mulia tersebut lebih sering tidak tercapai karena berbagai alasan.<br />

Misalnya, mungkin Saudara sering menemukan siswa-siswa tidak bersemangat, kurang termotivasi,<br />

kurang percaya diri, kurang disiplin, Saudara sudah melakukan upaya untuk mengatasinya, tetapi<br />

mungkin hasilnya masih jauh dari yang Saudara inginkan.<br />

Mengapa tidak mencoba mengatasinya lewat suatu kegiatan penelitian tindakan? mungkin<br />

Saudara ingat pengalaman pahit ketika dulu meneliti untuk skripsi, karena harus mengembangkan<br />

instrumen yang berkali-kali direvisi atas saran dosen pembimbing, harus minta ijin ke sana ke sini,<br />

harus terjun ke lapangan menemui responden, kecewa karena angket tidak semua dikembalikan, harus<br />

menganalisis data dan tersandung masalah statistik, Singkatnya, kegiatan penelitian tidak mudah<br />

karena pertanggung jawaban teoretisnya cukup berat.<br />

Mengapa penelitian tindakan tidak sulit ? Karena jenis penelitian tindakan memang berbeda<br />

dengan jenis penelitian lain. Kalau jenis penelitian lain layaknya dilakukan oleh para ilmuwan di<br />

kampus atau lembaga penelitian, penelitian tindakan layaknya dilakukan oleh para praktisi, termasuk<br />

saudara sebagai guru. Kalau jenis penelitian lainnya untuk mengembangkan teori, penelitian tindakan<br />

ditujukan untuk meningkatkan praktik lapangan. Jadi penelitian tindakan adalah jenis penelitian yang<br />

cocok untuk para praktisi, termasuk guru.<br />

Persyaratan penelitian tindaan kelas (<strong>PTK</strong>) merupakan kegiatan tindakan perbaikan digarap<br />

secara sistemik untuk meningkatkan yang sudah ada bukan teoritik tetapi berpijak pada kondisi yang<br />

ada. <strong>PTK</strong> yang dilakukanan guru saat PLPG, harus memperlihatkan sebagai upaya untuk peningkatan<br />

mutu professional guru, sehingga bermakna sebagai bentuk untuk meningkatkan mutu pelayanan<br />

kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siswa, jadi subjeknya harus siswa. Serta harus dilakukan<br />

sendiri oleh guru, bukan minta bantuan orang atau pihak lain.<br />

Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas (<strong>PTK</strong>) :<br />

a) Merupakan kegiatan yang dirancang guru untuk meningkatkan mutu Kegiatan Belajar Mengajar.<br />

b) Terjadi minimum dua siklus sebagai eksperimen berkesinambungan.<br />

c) Siswa diberi pedoman yang jelas agar dapat mengikuti tahapan tiap siklus sehingga ada unjuk kerja<br />

siswa sesuai pedoman tertulis yang diberikan oleh guru.<br />

d) Ada penelusuran terhadap proses, dengan pedoman pengamatan.<br />

e) Ada evaluasi terhadap hasil dengan instrumen yang relevan.<br />

f) Keberhasilan tindakan dilakukan dalam bentuk refleksi, melibatkan siswa yang dikenai tindakan<br />

1


g) Hasil refleksi harus terlihat dalam perencanaan siklus berikutnya<br />

h) Bukan tindakan untuk materi tetapi mencobakan cara, pendekatan atau metode<br />

i) Jika menyebut topik, harus yang sifatnya luas, berulang<br />

Prinsip perencanaan harus SMART, sebagai akronim dari : Specific-Managable-Acceptable-<br />

Realistic-Time-bound, khusus, dapat di-laksanakan, dapat diterima, terdukung sumber daya, ada<br />

batasan waktu.<br />

B. Definisi <strong>PTK</strong><br />

Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk<br />

meningkatkan situasi praktis. Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk<br />

meningkatkan situasi pem-belajaran yang menjadi tanggung jawabnya, maka disebut penelitian<br />

tindakan kelas atau <strong>PTK</strong>.<br />

Apakah kegiatan penelitian tindakan kelas (<strong>PTK</strong>) tidak akan mengganggu proses<br />

pembelajaran? Ttidak, karena justru <strong>PTK</strong> dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas<br />

sesuai dengan jadwal.<br />

Apakah penelitian tindakan kelas (<strong>PTK</strong>) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil,<br />

terlokalisasi, dan secara langsung gayut atau relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja? Benar.<br />

Apakah subyek dalam <strong>PTK</strong> termasuk murid-murid Saudara? Benar.<br />

Apakah boleh bekerja sama dengan guru lain untuk menjaga kualitas <strong>PTK</strong> ? Benar. Saudara<br />

dapat melibatkan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi sebagai<br />

kolaborator Saudara.<br />

Karena situasi kelas sangat dinamis maka peneliti dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar<br />

kegiatan <strong>PTK</strong> selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada<br />

tercapainya perbaikan. Sehingga dituntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerdijasama dari semua<br />

orang yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara berkesinambungan sehingga<br />

betapapun kecilnya perbaikan demi perbaikan dapat diraih. Tindakan dilaksanakan secara terencana,<br />

hasilnya direkam dan dianalisis dari waktu ke waktu sebagai dasar kebijakan dalam melakukan<br />

modifikasi.<br />

C. Syarat Keberhasilan <strong>PTK</strong><br />

Agar hasil penelitian tindakan kelas berhasil maka , tim peneliti ialah saudara dan kolaborator<br />

serta murid-murid harus<br />

1. Komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen yang terwujud dalam<br />

keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan <strong>PTK</strong> secara proporsional. Keterlibatan akan mungkin<br />

terwujud jika ada peran dan maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tindakan.<br />

2. Bertanggung jawab pada peningkatan yang akan dicapai.<br />

2


3. Bertindak berdasarkan pada pengetahun, baik pengetahu an secara konseptual dari tinjauan<br />

pustaka teoretis, maupun pengetahuan secara teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis<br />

dan di-padukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan,<br />

berdasarkan nilai yang diyakini kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika<br />

didukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui<br />

kelemahan dan atau kekurangan diri.<br />

4. Tindakan perbaikan dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat<br />

diubah ke arah perbaikan.<br />

5. Penelitian tindakan melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui<br />

tindakan yang disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya.<br />

6. Secara sistematik agar mengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan, yang semuanya<br />

berkenaan dengan pemahaman yang lebih baik terkadap praktik dan pemahaman tentang kriteria<br />

sebagai ukuran perbaikan..<br />

7. Perlu dibuat deskripsi otentik objektif bukan penjelasan tentang tindakan yang dilaksanakan dalam<br />

riwayat faktual, perekaman video and audio, riwayat subjektif yang diambil dari buku harian dan<br />

refleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional.<br />

8. Perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan deskripsi autentik yang mencakup<br />

a) Identifikasi makna yang mungkin diperoleh melalui wawasan teoretik yang relevan, pengaitan<br />

dengan penelitian lain misal didukung atau ditolak lewat tinjauan pustaka.<br />

b) Masalah deskripsi terkait yang secara kritis mempertanyakan motif tindakan dan evaluasi<br />

terhadap hasilnya<br />

c) Dukungan teorisasi yang memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan dengan cara<br />

tertentu.<br />

9. Perlu menyajikan laporan hasil <strong>PTK</strong> dalam berbagai bentuk termasuk:<br />

a) Tulisan tentang hasil refleksi diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog, yaitu percakapan<br />

dengan dirinya sendiri;<br />

b) Percakapan tertulis yang dialogis, dengan gambaran jelas tentang proses percakapan tersebut<br />

berupa narasi dan atau bentuk visual seperti diagram, gambar, dan grafik.<br />

10. Perlu melakukan validasi atas pernyataan tentang keberhasilan tindakan yang dilakukan<br />

lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti yang berasal dari<br />

data mentah, baik diperoleh sendiri maupun bersama teman sebagai bentuk dari validasi<br />

diri, meminta teman sejawat meneliti dengan masukan yang digunakan sebagai perbaikan<br />

dari validasi sejawat, dan terakhir menyajikan hasil seminar dalam suatu seminar sebagai<br />

bentuk validasi public. Perlu dipastikan bahwa temuan validasi selaras satu sama lain<br />

karena semuanya berdasarkan pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada<br />

perbedaan, pasti ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.<br />

3


D. Tujuan <strong>PTK</strong><br />

Tujuan utama <strong>PTK</strong> adalah untuk mengubah perilaku pengajaran murid di kelas, dan atau<br />

mengubah kerangka kerja dalam melaksanakan pembelajaran kelas Saudara. Jadi, <strong>PTK</strong> lazimnya<br />

dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk<br />

memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas.<br />

<strong>PTK</strong> berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran kelas. Di<br />

ruangan kelas, <strong>PTK</strong> dapat berfungsi sebagai Alat untuk (Cohen & Manion, 1980: 211):<br />

1. Mengatasi masalah situasi pembelajaran di kelas;<br />

2. Dalam-jabatan, membekali keterampilan guru dan metode baru dan mendorong timbulnya<br />

kesadaran guru, khususnya melalui pengajaran sejawat.<br />

3. Memasukkan sistem yang ada dengan pendekatan tambahan.<br />

4. Meningkatkan mutu komunikasi antara guru dan peneliti.<br />

5. Menyediakan pilihan pendekatan yang subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas,<br />

diperlukan tiga butir penting :<br />

a) Hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh peneliti dan orang yang menginginkannya.<br />

b) Penelitian terjadi dalam situasi nyata untuk mecahkan masalah segera diperlukan, dan hasilnya<br />

langsung diterapkan dan atau dipraktikkan dalam situasi terkait.<br />

c) Peneliti tindakan melakukan sendiri pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan.<br />

E. Kriteria Penelitian Tindakan<br />

<strong>PTK</strong> harus memenuhi kriteria validitas. Akan tetapi, makna dasar validitas untuk penelitian<br />

tindakan condong ke makna dasar validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu makna langsung dan lokal<br />

dari tindakan sebatas sudut pandang peserta penelitiannya (Erickson, 1986, disitir oleh Burns, 1999).<br />

Jadi kredibilitas penafsiran peneliti dipandang lebih penting daripada validitas internal (Davis, 1995,<br />

disitir oleh Burns, 1999). Karena <strong>PTK</strong> bersifat transformatif, maka kriteria yang cocok adalah validitas<br />

demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis, yang harus<br />

dipenuhi dari awal sampai akhir penelitian, yaitu dari refleksi awal saat kesadaran akan kekurangan<br />

muncul sampai pelaporan hasil penelitiannya (Burns, 1999: 161-162, menyitir Anderson dkk,1994).<br />

1. Validitas Demokratik berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian dan pencakupan<br />

berbagai pendapat. Dalam PTk, idealnya Peneliti, guru lain dan atau pakar sebagai kolaborator,<br />

serta murid masing-masing mendapat kesempatan untuk berpendapat apa yang dipikirkan,<br />

dirasakan serta dialami selama penelitian berlangsung. Pertanyaan kunci mencakup :<br />

a) Apakah semua pemangku kepentingan (stakeholders) <strong>PTK</strong> dapat menawarkan pandangannya?<br />

b) Apakah solusi masalah di kelas memberi manfaat kepada mereka?<br />

c) Apakah solusinya memiliki relevansi atau keterterapan pada konteks kelas Saudara?<br />

4


Semua pemangku kepentingan <strong>PTK</strong> diberi kesempatan dan atau didorong lewat berbagai<br />

cara yang cocok dalam situasi budaya setempat untuk mengungkapkan pendapatnya, gagasan dan<br />

sikapnya terhadap persoalan pembelajaran kelas peneliti. Misal kasus <strong>PTK</strong> untuk meningkatkan<br />

kualitas proses pembelajaran fisika pada tahap refleksi awal guru-guru yang berkolaborasi untuk<br />

melakukan penelitian tindakan kelas, siswa, Kepala Sekolah, dan juga orang tua siswa, diberi<br />

kesempatan dan atau didorong untuk mengungkapkan pendapatnya tentang situasi dan kondisi<br />

pembelajaran fisika di sekolah terkait. Akhirnya diperoleh kesepatakan bahwa memang ada<br />

kekurangan yang perlu diperbaiki atau disebut kesepakatan tentang latar belakang penelitian.<br />

Selanjutnya, diciptakan proses yang sama untuk mencapai kesepakatan tentang masalah,<br />

identifikasi masalah, dan pembatasan masalah penelitian. Kemudian, proses yang sama berlanjut<br />

untuk merumuskan pertanyaan penelitian atau merumuskan hipotesis tindakan yang akan menjadi<br />

dasar bagi perencanaan tindakan, yang juga dilaksanakan melalui proses yang melibatkan semua<br />

peserta penelitian untuk mengungkapkan psaudarangan dan pendapat serta gagasan-gagasannya.<br />

Proses yang mendorong setiap peserta <strong>PTK</strong> untuk mengungkapkan pendapat, gagasan diciptakan<br />

sepanjang penelitian berlangsung.<br />

11. Validitas hasil mengandung konsep bahwa tindakan kelas membawa hasil yang sukses di dalam<br />

konteks <strong>PTK</strong>. Hasil yang paling efektif tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi juga<br />

meletakkan kembali masalah ke dalam suatu kerangka sedemikian rupa sehingga melahirkan<br />

pertanyaan baru.<br />

Apa yang mesti dilakukan, bila setelah dilakukan tindakan ditemukan masalahbaru bahwa hanya<br />

sebagian kecil siswa menjadi aktif dan sebagian besar siswa merasa takut salah, cemas, dan malu<br />

berbicara.<br />

Pertanyaan baru timbul pada akhir suatu tindakan yang dirancang untuk menjawab suatu<br />

pertanyaan, begitu seterusnya sehingga upaya perbaikan berjalan secara bertahap,<br />

berkesinambungan tidak pernah berhenti, mengikuti kedinamisan situasi dan kondisi. Validitas<br />

hasil juga tergantung pada validitas proses pelaksanaan penelitian, yang merupakan kriteria<br />

berikutnya.<br />

12. Validitas Proses berkenaan dengan keterpercayaan dan kompetensi, yang dapat dipenuhi dengan<br />

menjawab sederet pertanyaan berikut:<br />

a) Mungkinkah menentukan seberapa memadai proses pelaksana an <strong>PTK</strong> Saudara? Misalnya,<br />

apakah Saudara dan kolaborator mampu terus belajar dari proses tindakan tersebut? Artinya,<br />

Saudara dan kolaborator secara terus menerus dapat mengkritisi diri sendiri dalam situasi yang<br />

ada sehingga dapat melihat kekurangannya dan segera berupaya memperbaikinya.<br />

b) Apakah peristiwa atau perilaku dapat dipandang dari perspektif yang berbeda dan melalui<br />

sumber data yang berbeda agar terjaga dari ancaman penafsiran yang ‘simplistik’ atau<br />

‘rancu’?<br />

5


Dalam kasus penelitian tindakan kelas fisika peneliti dapat menentukan indikator kelas, siapa yang<br />

aktif, dengan menghitung siswa yang aktif terlibat belajar menggunakan alat praktikum untuk<br />

memperoleh data lewat tugas praktikum. Jika keaktifan siswa terlalu rendah, guru secara kritis<br />

merefleksi bersama kolaborator untuk mencari penyebabnya dan menentukan cara mengatasinya.<br />

Kalau diperlukan, siswa yang tidak aktif didorong untuk menyuara-kan apa yang dirasakan<br />

sehingga mereka tidak mau aktif dan siswa yang aktif diminta mengungkapkan mengapa mereka<br />

aktif. Perlu juga ditemukan apakah ada perubahan pada diri siswa sesuai dengan indikator bahwa<br />

para siswa berubah lewat tindakan pertama berupa pemberian tugas ‘information gap’ dan<br />

tindakan kedua berupa pembelakuan kriteria penilaian, dan perubahan pada diri guru dari peran<br />

pemberi pengetahuan ke peran fasilitator dan penolong. Begitu seterusnya sehingga pemantauan<br />

terhadap perubahan hendaknya dilakukan secara cermat dan disimpulkan lewat dialog reflektif<br />

yang demokratik.<br />

Perlu dicatat bahwa kompetensi peneliti dalam bidang terkait sangat menentukan kualitas proses<br />

yang diinginkan dan tingkat kemampu -an untuk melakukan pengamatan dan membuat catatan<br />

lapangan. Misal, kualitas proses belajar mengjar (PBM) fisika akan sangat ditentukan oleh<br />

wawasan, pengetahuan dan pemahaman sejati peneliti tentang (1) materi fisika (2) ubahan dan alat<br />

percobaan (3) karakteristik siswanya (intelegensi, gaya belajar, variasi kognitif, kepribadian,<br />

motivasi, tingkat perkembangan siswa terhadap pem-belajaran fisika. Jika wawasan, pengetahuan<br />

dan pemahaman tersebut kuat, maka peneliti akan dapat dengan lebih mudah menentukan perilaku<br />

yang menunjang tercapainya perubahan yang diinginkan dengan indikator yang tepat.<br />

Peneliti didukung dengan kemampuan untuk mengumpulkan data, misalnya melakukan<br />

pengamatan dan membuat catatan lapangan dan harian. Dalam mengamati, tim peneliti dituntut<br />

untuk dapat bertindak objektif, selama mengamati perhatiannya terfokus pada gejala yang dapat<br />

ditangkap lewat pancainderanya saja;<br />

Pengamatan peneliti harus dijaga agar jangan sampai peneliti melakukan penilaian terhadap apa<br />

yang terjadi, dijaga agar tidak terjadi penyampuradukan antara deskripsi dan penafsiran.<br />

Akan lebih baik jika para peneliti merekam pada kaset audio atau audio-visual sehingga catatan<br />

lapangan dapat lengkap. Singkatnya, kompetensi peneliti dalam bidang yang diteliti dan dalam<br />

pengumpulan data lewat pengamatan partisipan sangat menentukan kualitas proses tindakan dan<br />

pengumpulan data tentang proses <strong>PTK</strong>.<br />

13. Validitas Katalitik terkait dengan kadar pemahaman yang Saudara capai realitas kehidupan kelas<br />

Saudara dan cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman Saudara<br />

dan murid-murid terhadap peran masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari<br />

perubahan ini.<br />

Validitas katalitik dapat dilihat dari segi peningkatan pemahaman guru terhadap faktor<br />

penghambat dan pendukung pembelajaran. Misalnya faktor-faktor kepribadian (lihat Brown,<br />

6


2000) seperti rasa takut salah dan malu melahirkan inhibition dan kecemasan. Upaya guru untuk<br />

menghormati siswa dengan mempertimbangkan pikiran dan perasaan serta mengapresiasi usaha<br />

belajar siswa merupakan faktor positif yang medukung proses pembelajaran.<br />

Validitas katalitik dapat juga ditunjukkan dalam peningkatan pemahaman terhadap peran baru<br />

yang mesti dijalani guru dalam proses pembelajaran komunikatif sebagai fasilitator dan penolong<br />

serta pemantau kinerja.<br />

Validitas katalitik juga tercermin pada peningkatan pemahaman tentang perlunya menjaga agar<br />

hasil tindakan yang dilaksanakan tetap memberi motivasi semua yang terlibat untuk meningkatkan<br />

diri secara stabil alami dan berkelanjutan. Upaya memenuhi tuntutan validitas katalitik dilakukan<br />

melalui siklus perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.<br />

14. Validitas Dialogik sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai dalam penelitian<br />

akademik. Secara khas, nilai atau kebaikan penelitian dipantau melalui tinjauan sejawat untuk<br />

publikasi dalam jurnal akademik. Sama halnya, review sejawat dalam <strong>PTK</strong> berarti dialog dengan<br />

guru-guru lain, bisa lewat sarasehan atau dialog reflektif dengan ‘teman yang kritis’ atau pelaku<br />

<strong>PTK</strong> lainnya, yang semuanya dapat bertindak sebagai ‘jaksa tanpa kompromi’.<br />

Kriteria validitas dialogis dipenuhi saat penelitian masih ber-langsung, yaitu secara beriringan<br />

dengan pemenuhan kriteria demokratik. Yaitu, setelah seorang peserta mengungkapkan<br />

pandangan, pendapat, dan atau gagasannya, dia akan meminta peserta lain untuk menanggapinya<br />

secara kritis sehingga terjadi dialog kritis atau reflektif. Dengan demikian, kecenderungan untuk<br />

terlalu subjektif dan simplistik akan dapat dikurangi sampai sekecil mungkin. Untuk memperkuat<br />

validitas dialogik, proses yang sama dilakukan dengan sejawat peneliti tindakan lainnya, yang jika<br />

memerlukan, diijinkan untuk memeriksa semua data mentah yang terkait dengan yang sedang<br />

dikritisi.<br />

F. Trianggulasi Mengurangi Subjektivitas<br />

Trianggulasi adalah proses validasi yang melibatkan pendapat peneliti, stakeholders dan<br />

pakar. Untuk meningkatkan validitas <strong>PTK</strong> dengan meminimalkan subjektivitas melalui trianggulasi.<br />

Saudara sebagai pelaku <strong>PTK</strong> dapat menggunakan metode saudara dan perspektif kolaborator untuk<br />

memperoleh gambaran yang lebih objektif.<br />

Bentuk lain dari trianggulasi adalah: trianggulasi waktu, trianggulasi ruang, trianggulasi<br />

peneliti, dan trianggulasi teoretis (Burns, 1999: 164).<br />

1. Trianggulasi waktu dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda,<br />

meliputi rentangan waktu tindakan dilaksanakan dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin<br />

bahwa efek perilaku tertentu bukan hanya suatu kebetulan. Misalnya, data tentang proses<br />

pembelajaran dengan seperangkat teknik tertentu dapat dikumpulkan pada jam awal, tengah dan<br />

siang pada hari yang berbeda dan jumlah pengamatan yang memadai, katakanlah 4-5 kali.<br />

7


2. Trianggulasi peneliti dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang sama oleh beberapa<br />

peneliti sampai diperoleh data yang relatif konstan. Misalnya, dua atau tiga peserta penelitian<br />

dapat mengamati proses pembelajaran yang sama dalam waktu yang sama pula.<br />

3. Trianggulasi ruang dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang sama di tempat yang<br />

berbeda. Dalam contoh proses pembelajaran fisika, ada dua atau tiga kelas yang dijadikan ajang<br />

penelitian yang sama dan data yang sama dikumpulkan dari kelas-kelas tersebut.<br />

4. Trianggulasi teoretis dapat dilakukan dengan memaknai gejala perilaku tertentu dengan dituntun<br />

oleh beberapa teori yang berbeda tetapi terkait. Misalnya, perilaku tertentu yang menyiratkan<br />

motivasi dapat ditinjau dari teori motivasi aliran yang berbeda: aliran behavioristik, kognitif, dan<br />

konstruktivis.<br />

G. Reliabilitas<br />

Reliabilitas data <strong>PTK</strong> Saudara secara hakiki memang rendah. Mengapa? Karena situasi PTk<br />

terus berubah dan proses <strong>PTK</strong> bersifat transformatif tanpa kendali apapun secara alami sehingga sulit<br />

untuk mencapai tingkat reliabilitas yang tinggi, padahal tingkat reliabilitias tinggi hanya dapat dicapai<br />

dengan mengendalikan hampir seluruh aspek situasi yang dapat berubah (variabel) dan hal ini tidak<br />

mungkin atau tidak baik dilakukan dalam <strong>PTK</strong>. Mengapa tidak mungkin? Karena akan bertentangan<br />

dengan ciri khas penelitian tindakan itu sendiri, yang salah satunya adalah kontekstual/situasional dan<br />

terlokalisasi, dengan perubahan yang menjadi tujuannya. Penilaian peneliti menjadi salah satu<br />

tumpuan reliabilitas <strong>PTK</strong>. Cara-cara meyakinkan orang atas reliabilitas <strong>PTK</strong> termasuk: menyajikan<br />

(dalam lampiran) data asli seperti transkrip wawancara dan catatan lapangan (bila hasil penelitian<br />

dipublikasikan), menggunakan lebih dari satu sumber data untuk mendapatkan data yang sama dan<br />

kolaborasi dengan sejawat atau orang lain yang relevan.<br />

H. Kelebihan dan Kekurangan <strong>PTK</strong><br />

<strong>PTK</strong> memiliki kelebihan untuk menumbuhkan :<br />

1. Rasa memiliki melalui kerja sama dalam <strong>PTK</strong>;<br />

2. Kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif evaluatif dalam<br />

<strong>PTK</strong>;<br />

3. Kerja sama ada saling merangsang untuk berubah;<br />

4. Kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam <strong>PTK</strong>.<br />

<strong>PTK</strong> Saudara juga memiliki kelemahan:<br />

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu banyak<br />

berurusan dengan hal-hal praktis,<br />

2. Rendahnya efisiensi waktu karena peneliti harus terlibat dalam proses sementara dan harus<br />

melakukan tugas rutin.<br />

8


3. Menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan<br />

keinginan anggota.<br />

I. Persyaratan Keberhasilan <strong>PTK</strong><br />

Agar <strong>PTK</strong> berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi<br />

1. Kesediaan untuk mengakui kekurangan diri;<br />

2. Kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru;<br />

3. Dorongan untuk mengemukakan gagasan baru;<br />

4. Waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan;<br />

5. Kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat;<br />

6. Pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian.<br />

J. Penelitian Tindakan Kolaboratif<br />

Kolaborasi atau kerja sama perlu dan penting dilakukan dalam <strong>PTK</strong> karena <strong>PTK</strong> yang<br />

dilakukan secara perorangan bertentangan dengan hakikat <strong>PTK</strong> itu sendiri :<br />

1. <strong>PTK</strong> sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilaku kan oleh sekelompok peneliti<br />

melalui kerja sama dan kerja bersama,<br />

2. <strong>PTK</strong> kolaorasi dilaksanakan melalui tindakan anggota kelompok perorangan yang diperiksa secara<br />

kritis melalui refleksi demokratik dan dialogis<br />

3. Optimalisasi fungsi <strong>PTK</strong> kolaboratif dengan mencakup gagasan-gagasan dan harapan-harapan<br />

semua orang yang terlibat dalam situasi terkait<br />

4. Pengaruh langsung hasil <strong>PTK</strong> pada Saudara sebagai guru dan murid-murid Saudara serta sekaligus<br />

pada situasi dan kondisi yang ada.<br />

Kolaborasi atau kerja sama dalam melakukan penelitian tindakan dapat dilakukan dengan: mahasiswa;<br />

sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari lembaga/sekolah lain; sejawat<br />

dengan wilayah keahlian yang berbeda (misalnya antara guru dan pendidik guru, antara guru dan<br />

peneliti; antara guru dan manajer); sejawat dalam disiplin ilmu yang berbeda (misalnya antara guru<br />

bahasa asing dan guru bahasa ibu); dan sejawat di negara lain (Wallace, 1998).<br />

Tiga tahap <strong>PTK</strong> kolaboratif adalah: prakarsa, pelaksanaan, dan diseminasi (Burns, 1999: 207-<br />

208).<br />

1. Prakarsa yang perlu dipertimbangkan dalam <strong>PTK</strong> kolaborasi :<br />

a) <strong>PTK</strong> hendaknya ditarik dari kebutuhan, kepedulian dan persyaratan yang diungkapkan oleh<br />

semua pihak yang terlibat dalam konteks pembelajaran di kelas atau sekolah Saudara;<br />

b) <strong>PTK</strong> hendaknya benar-benar memanfaatkan keterampilan, minat dan keterlibatan guru dan<br />

sejawat;<br />

9


c) <strong>PTK</strong> hendaknya terpusat pada masalah pembelajaran kelas, yang ditemukan dalam kenyataan<br />

sehari-hari. Namun demikian hasil <strong>PTK</strong> dapat untuk memberikan masukan pengembangan<br />

teori pembelajar an bidang studi saudara;<br />

d) <strong>PTK</strong> hendaknya menggunakan metodologi yang ditentukan dengan mempertimbangkan<br />

persoalan pembelajaran kelas yang sedang diteliti, sumber daya yang ada dan siswa sebagai<br />

sasaran penelitian.<br />

2. Pelaksanaan yang perlu dipertimbangkan dalam <strong>PTK</strong> kolaborasi :<br />

a) <strong>PTK</strong> hendaknya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara kolaboratif. Tujuan,<br />

metode, pelaksanaan dan strategi evaluasi hendaknya Saudara negosiasikan dengan pemangku<br />

kepentingan (stakeholders) terutama peneliti, sejawat, siswa, dan kepala sekolah sebagai<br />

dukungan kebijakan.<br />

b) <strong>PTK</strong> hendaknya bersifat antardisipliner, yaitu sedapat mungkin didukung oleh wawasan dan<br />

pengalaman orang-orang dari bidang-bidang lain yang relevan, seperti ilmu jiwa, antropologi,<br />

dan sosiologi serta budaya. Jadi Saudara dapat mencari masukan dari teman-teman guru atau<br />

dosen L<strong>PTK</strong> yang relevan.<br />

3. Diseminasi yang perlu dipertimbangkan dalam <strong>PTK</strong> kolaborasi<br />

a) Bentuk pelaporan hasil penelitian tindakan ditentukan oleh audiens sasaran. Jika audiens<br />

sasaran adalah guru di SD, misalnya, berbeda dengan jika audiens sasarannya adalah pendidik<br />

guru di universitas.<br />

b) Gunakan jaringan kerja dan mekanisme yang tersedia di dalam lembaga pendidikan saudara<br />

untuk menyebarkan hasil penelitian terkait. Misalnya, penyebaran hasil penelitian dilakukan<br />

lewat simposium guru, sarasehan MGMP, atau seminar daerah.<br />

Kelebihan dan kelemahan <strong>PTK</strong> kolaborasi :<br />

Proses penelitian kolaboratif memperkuat kesempatan bagi hasil penelitian tentang praktik<br />

pendidikan sebagai umpan balik ke sistem pendidikan dengan cara yang lebih substansial dan kritis.<br />

Proses tersebut mendorong guru untuk berbagi masalah-masalah umum dan bekerja sama sebagai<br />

masyarakat penelitian untuk memeriksa asumsi, nilai dan keyakinan yang sedang mereka pegang<br />

dalam kultur sosio-politik lembaga tempat mereka bekerja. Proses kelompok dan tekanan kolektif<br />

kemungkinan besar akan mendorong keterbukaan terhadap perubahan kebijakan dan praktik.<br />

Penelitian tindakan kolaboratif secara potensial lebih memberdayakan daripada penelitian tindakan<br />

yang dilakukan secara individu karena menawarkan kerangka kerja yang mantab untuk perubahan<br />

keseluruhan. Kelemahan terbesar <strong>PTK</strong> kolaboratif terkait dengan sulitnya mencapai keharmonisan<br />

kerjasama antara orang-orang yang berlatar belakang yang berbeda.<br />

10


BAB II<br />

SISTEMATIKA PROPOSAL <strong>PTK</strong><br />

<strong>PTK</strong> dilakukan untuk mengubah perilaku peneliti, sejawat dan murid saudara, atau mengubah<br />

kerangka kerja, proses pembelajaran, Singkatnya, <strong>PTK</strong> dilakukan untuk meningkatkan praktik<br />

pembelajaran di kelas. Contoh-contoh bidang garapan <strong>PTK</strong>:<br />

a) Metode mengajar, mengganti metode tradisional dengan penemuan;<br />

b) Prosedur evaluasi, untuk meningkatkan metode dalam penilaian yang kontinyu.<br />

c) Penanaman sikap dan nilai menjadi lebih positif terhadap aspek kehidupan yang berlaku dalam<br />

masyarakat.<br />

d) Pengembangan profesional guru untuk meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan<br />

metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri<br />

bahwa mengajar memerlukan profesionalisme.<br />

e) Pengelolaan dan kontrol,bertahap pada teknik modifikasi perilaku.<br />

f) Administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah.<br />

A. Judul<br />

Judul penelitian tindakan kelas (<strong>PTK</strong>) hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat sebagai<br />

system perlakuan sebagai bentuk tindakan yang dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah.<br />

Formulasi judul hendaknya singkat, jelas dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan<br />

sosok <strong>PTK</strong>.<br />

Latihan : Tulislah judul <strong>PTK</strong> yang saudara usulkan<br />

……………………………………………………………………………………………...……………<br />

…………………………………………………………………………………………...………………<br />

……………<br />

Teliti apakah usulan judul <strong>PTK</strong> telah mencantumkan<br />

a) Tujuan atau tindakan yang akan dilakukan<br />

b) Cara menyelesaikan masalah (solusi)<br />

c) Tempat penelitian dilaksanankan (seting)<br />

d) Susunan kalimat jelas dan benar<br />

B. Bidang Ilmu<br />

Nyatakan bidang ilmu yang saudara ingin teliti, misalnya fisika jika penelitian berkaitan erat<br />

dengan pemahaman konsep, prinsip atau hukum dari materi fisika.<br />

11


C. Bidang Kajian<br />

Nyatakan bidang kajian yang berkaitan dengan tindakan yang akan saudara lakukan sebagai<br />

bentuk penyelesaian masalah diajukan. Misal pendidikan fisika, jika membahas tindakan yang<br />

berkaitan dengan proses belajar mengajar fisika.<br />

D. Latar Belakang Masalah<br />

Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian tindakan adalah<br />

mengidentifikasi masalah merupakan langkah yang menentukan. Masalah yang akan diteliti harus<br />

dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan<br />

seorang fasilitator supaya mereka betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat berupa<br />

kekurangan yang dirasakan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, etos kerja, kelancaran<br />

komunikasi, kreativitas, dsb. Pada dasarnya, masalahnya berupa kesenjangan antara kenyataan dan<br />

keadaan yang diinginkan.<br />

Masalah yang diangkat hendaknya bersifat tematik dan dapat diidentifikasi dengan<br />

pertolongan tabel dua arah, model Aristoteles. Misalnya dalam bidang pendidikan, ada empat sel lajur<br />

dan kolom, sehubungan dengan anggapan bahwa ada empat komponen pokok yang ada (Schab, 1969)<br />

yaitu: guru, siswa, bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut berinteraksi dalam proses<br />

belajar-mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha memahami komponen tertentu peneliti perlu<br />

memikirkan bubungan di antara komponen-komponen tersebut.<br />

Kriteria dalam penentuan masalah:<br />

1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat dari segi<br />

pengembangan lembaga atau program;<br />

2. Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai memilih masalah yang<br />

memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya dan waktunya terlalu lama.<br />

3. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab<br />

dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada<br />

berdasarkan fenomena dangkal.<br />

Tabel 3.1. Pola Pelatihan SEQIP<br />

Penataran SEQIP pada guru SD Jam 7 pagi, 15 Juni 2004,<br />

guru SD duduk di meja yang telah disiapkan. Dosen memberi salam,<br />

uru menjawab,<br />

Dosen mengisi air pada bak transparan dengan air, guru SD<br />

diminta mengamati tenggelam terapungnya berbagai jenis benda<br />

dalam air : batu, gabus, karet, besi, kayu, plastic dan plastisin.<br />

Dosen bertanya pada guru SD, simpulkan hasil pengamatan<br />

bapak/ibu. Jawaban guru dirangkum sebagai berikut : Tenggelam<br />

12


terapungnya benda dalam air tergantung pada<br />

1) Berat benda<br />

2) Masa jenis<br />

3) Berat jenis<br />

4) Batu, gabus, karet, besi, kayu, plastic dan plastisin<br />

Diskusi dipimpin dosen untuk konfirmasi jawaban 1 s/d 4 :<br />

1) Apakah yang dimaksud massa jenis ? jawab massa/volume<br />

2) Apakah yang dimaksud berat jenis ? jawab berat/volume<br />

3) Apakah kita menimbang benda ? jawab tidak<br />

4) Apakah kita membaca atau menyimpulkan ? jawab membaca<br />

Pikirkan kembali jawaban bapak/ibu, setelah beberapa waktu<br />

sekitar 15 menit bapak/ibu guru dapat menyimpulkan : “tenggelam<br />

terapungnya suatu benda dalam air tegantung pada jenis benda”.<br />

Dosen bertanya pada guru SD, ketika tadi saudara menjawab<br />

pertanyan memerlukan waktu 15 menit, kira-kira berapa lama murid<br />

saudara mejawab pertanyaan tadi ?.... guru terdiam ..ya lebih lama.<br />

Tetapi ada jawaban guru yang dramatis ….”tidak ada 1 menit”<br />

karena hanya diberi ceramah metode “dektesion”…. Ha.haha…..<br />

Akhirnya dosen berhasil menyadarkan guru SD “ diperlukan<br />

perbaikan dalam proses belajar mengajar IPA di SD”<br />

Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi, yang dalam model<br />

Kemmis dan Taggart disebut reconnaissance, terhadap data pengamatan awal. Masalah rendahnya<br />

kualitas pembelajaran IPA di SD ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan proses<br />

pembelajaran IPA, diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran<br />

IPA di kelas. Sebagai contoh, cuplikan proses pembelajaran bermasalah tersebut disajikan dalam<br />

Tabel 3.1 :<br />

Seperti dapat dilihat dalam Tabel 3.1, Dosen sebagai penatar telah melibatkan guru SD dalam<br />

kegiatan penataran PBM IPA di SD. Meng-gunakan keterampilan proses. suasana terbuka setiap<br />

peserta pe-nataran mendapatkan hak berbicara sehingga terjadi dialog profesional yang enak. Tentu<br />

saja masalah yang ditemukan tidak mungkin hanya satu; biasanya ada sederet masalah. Maka, peneliti<br />

bersama kolaborator-nya perlu membatasi masalah, atau menentukan fokus penelitian. Dalam kasus<br />

pengajaran IPA pola SEQIP melibatkan DINAS, Kepalasekolah, guru SD induk dan SD imbas sebagai<br />

kolaborator. Setelah ditentukan, masalah perlu dirumuskan.<br />

Latar belakang masalah hendaknya menguraikan urgensi atau perlunya penanganan rmasalah<br />

yang ditemukan dalam <strong>PTK</strong>. Tunjukkan fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan<br />

13


guru selama proses belajar mengajar (PBM) berlangsung maupun dari kajian pustaka dan atau hasil<br />

penelitian sebelumnya sebagai dukungan yang akan lebih menguatkan argumentasi mengenai penting<br />

serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui <strong>PTK</strong> yang diusulkan.<br />

Karakteristik khas <strong>PTK</strong> yang diusulkan jadikan sesuatu yang sangat penting dan perlu<br />

dilakukan, yakinkan bahwa proposal saudara berbeda dari penelitian yang telah dilakukan, hendaknya<br />

peneliti mampu menguraikan keistimewaan <strong>PTK</strong> pada latar belakang masalah.<br />

Beri uraian makna atau penjelasan kalimat yang digunakan dalam judul penelitian tindakan<br />

kelas, sebagai sarana untuk menyatakan identifikasi masalah yang secara spesifik akan diselesaikan.<br />

Latihan : Mencermati masalah<br />

a) Kemukakanlah masalah atau kendala yang Anda hadapi ketika melaksanakan KBM fisika<br />

berkaitan dengan penggunaan media, strategi, model, lingkungan belajar, sistem penilaian<br />

.…………………………………………………………………………………………………...…<br />

………………………………………………………………………………………………………<br />

……….<br />

b) Pilihlah salah satu masalah yang menuntut Anda mendesak<br />

…………………………………………………………………………………………………...…<br />

………………………………………………………………………………………………………<br />

…………..<br />

c) Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera di carikan<br />

pemecahannya!………………………………………………………………………………………<br />

…………...…………………………………………………………………………………………<br />

………<br />

d) Analisislah penyebab munculnya masalah yang Anda rumuskan tersebut<br />

…………………………………………………………………………………………………...…<br />

………………………………………………………………………………………………………<br />

…………..<br />

e) Pilihlah salah satu pemecahan masalah yang paling urgent, bertolak dari hasil analisis dan<br />

didasarkan pada TEORI tertentu.<br />

…………………………………………………………………………………………………...…<br />

………………………………………………………………………………………………………<br />

…………..<br />

E. Perumusan Masalah<br />

Masalah penelitian tindakan yang merupakan kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan<br />

yang diinginkan hendaknya dideskripsikan untuk dapat dirumuskan. Pada intinya, rumusan masalah<br />

harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan.<br />

14


Latar belakang masalah biasanya mempunyai cakupan yang sangat luas, sehinga harus<br />

diidentifikasi dan dibatasi agar mampu di angkat atau memperjelas masalah yang diusulkan untuk<br />

ditangani me-lalui <strong>PTK</strong>, kemudian dijabarkan secara lebih rinci dalam kalimat tanya pada rumusan<br />

masalah.<br />

Masalah hendaknya benar–benar di angkat dari uraian latar belakang masalah yang<br />

ditemukan dari keseharian masalah di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui<br />

<strong>PTK</strong>. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis<br />

metodologik di luar jangkauan <strong>PTK</strong>.<br />

Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang<br />

dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran<br />

permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah nyata.<br />

Tabel 3.2. Masalah dan Rumusan Masalah<br />

No. Masalah Rumusan Masalah<br />

1 Rendahnya kemampu<br />

an mahasiswa mengajukan<br />

pertanyaan<br />

kritis<br />

2 Rendahnya keterlibat<br />

an siswa dlm proses<br />

pembelajaran Fisika<br />

3 Rendahnya kualitas<br />

pengelolaan interaksi<br />

guru-siswa-siswa<br />

4 Rendahnya kemandiri<br />

an siswa belajar<br />

fisika di suatu SMA ?<br />

Bagaimana melakukan tindakan pada<br />

mahasiswa semester V agar mampu<br />

bertanya secara kritis, bukan sekedar<br />

bersifat klarifikasi<br />

Apakah pola pembelajaran fisika berstruktur<br />

ilmiah mampu mengubah keterlibatan<br />

siswa yg pasif menjadi aktif<br />

Apakah metode diskusi berstruktur<br />

ilmiah mampu mengaktifkan interaksi<br />

guru-siswa-siswa<br />

Apakah pendekatan proses pada pembelajaran<br />

fisika mampu meningkatkan<br />

kemandirian belajar fisika ?<br />

Daftar pertanyaan dapat membantu peneliti dalam memahami situasi yang ada bersama gejalagejala<br />

yang perlu diteliti. Kemampuan untuk melihat kekurangan diri merupakan salah satu<br />

persyaratan bagi keberhasilan penelitian tindakan kelas. Beri komentar tntang pernyataan dari Isaac<br />

Newton seperti dikutip di bawah ini :<br />

I don’t know what I may appear to the world, but to myself I seem to have been only a<br />

boy playing on the sea-shore, and diverting myself in now and again finding a smother pebble or<br />

the prettier shell than ordinary, whilst the great ocean of truth lay all undiscovered before me. (<br />

dalam Kemmis dan McTagart, 1988: 99)<br />

(Saya tidak tahu bagaimana saya ini tampak di dunia, tetapi saya sendiri merasa hanyalah<br />

seorang bocah laki-laki yang bermain di pantai, dan lari mondar-mandir ke segala arah dari<br />

waktu ke waktu untuk menemukan batu kecil yang lebih halus atau kerang yang lebih cantik dari<br />

biasanya, sementara samudera kebenaran terbentang di depanku penuh rahasia).<br />

15


Rumusan masalah harus dikunci secara jelas, hingga akan dapat memudahkan cara dan ukuran<br />

keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam penelitian.<br />

Latihan merumuskan masalah :<br />

a) Deskripsi rumusan masalah yang Anda hadapi<br />

…………………………………………………………………………………………………...…<br />

………………………………………………………………………………………………………<br />

…………..<br />

b) Apakah deskripsi masalah saudara telah :<br />

o Disesuaikan dengan kondisi nyata tentang kendala yang di-hadapai sewaktu melaksanakan<br />

KBM ?<br />

o Memuat identifikasi satu masalah yang mendesak untuk segera dilaksanakan?<br />

o Memuat hasil analisis masalah?<br />

o Memuat tentang refleksi awal?<br />

o Mengikuti aturan kalimat Tanya?<br />

o Mencerminkan judul penelitian yang saudara ajukan<br />

F. Cara Pemecahan Masalah<br />

Cara Pemecahan Masalah (hipotesis tindakan) menjelaskan cara yang diajukan untuk<br />

memecahkan masalah yang dihadapi, pilihan pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai<br />

landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Harus menjelas-kan<br />

tentang kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan atau<br />

peningkatan implementasi program pem-belajaran dan atau berbagai program sekolah lainnya. Juga<br />

harus di-cermati artikulasi kemanfaatan <strong>PTK</strong> yang lebih menekankan tindakan perbaikan<br />

pembelajaran dalam kelas.<br />

Hipotesis penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan, Rumusan hipotesis<br />

tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Maka<br />

untuk sampai pada pemilihan tindakan yang dianggap tepat, peneliti dapat mulai dengan menimbang<br />

prosedur yang mungkin dapat dilaksanakan agar perbaikan yang diinginkan dapat dicapai sampai<br />

menemukan prosedur tindakan yang dianggap paling tepat.<br />

Tabel 3.3: Masalah, Rumusan Masalah dan Hipotesis Tindakan<br />

N Masalah Rumusan Hipotesis Tindakan<br />

1 Rendahnya<br />

kemampuan<br />

mhs mengajukan<br />

pertanyaan<br />

Bagaimana melakukan<br />

tindakan pada mhs agar<br />

mampu bertanya secara<br />

kritis, bukan sekedar<br />

Bertanya secara kritis akan<br />

muncul dari mhs jika diberi<br />

tenggat waktu yg cukup<br />

untuk mengajukan<br />

kritis bersifat klarifikasi<br />

2 Rendahnya Apakah pola pembelajar Proses pembelajaran fisika<br />

16


keterlibatan<br />

siswa dlm<br />

proses pembe<br />

lajaran fisika<br />

3 Rendahnya<br />

kualitas<br />

pengelolaan<br />

interaksi guru<br />

-siswa-siswa<br />

4 Rendahnya<br />

kemandiri an<br />

siswa belajar<br />

fisika di<br />

suatu SMA ?<br />

an fisika berstruktur<br />

ilmiah mampu mengubah<br />

keterlibatan siswa<br />

yg pasif menjadi aktif<br />

Apakah metode diskusi<br />

berstruktur ilmiah<br />

mampu mengaktifkan<br />

interaksi guru-siswasiswa<br />

Apakah pendekatan<br />

proses pada pembelajaran<br />

fisika mampu<br />

meningkatkan kemandiri<br />

an belajar fisika ?<br />

berstruktur ilmiah mampu<br />

mengubah keterlibatan<br />

siswa yg pasif menjadi aktif<br />

Metode diskusi berstruktur<br />

ilmiah mampu mengaktifkan<br />

interaksi guru-siswasiswa<br />

Pendekatan proses pada<br />

pembelajaran fisika mampu<br />

meningkatkan kemandirian<br />

belajar fisika ?<br />

Dalam menimbang berbagai prosedur sebaiknya peneliti mencari masukan dari sejawat atau<br />

orang yang peduli lainnya dan mencari ilham dari teori atau hasil penelitian yang telah ditinjau<br />

sebelumnya sehingga rumusan hipotesis akan lebih tepat. Lihat tabel 3.3<br />

Contoh lain dari hipotesis tindakan :<br />

Situasi kelas yang mempunyai siswa sangat lamban dalam memahami bacaan. Berdasarkan<br />

analisis masalah peneliti menyimpulkan bahwa siswa memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam<br />

memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks<br />

perlu ditingkatkan.<br />

Maka hipotesis tindakannya sebagai berikut : “Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan<br />

lewat teknik perbaikan yang tepat dan ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks bacaan<br />

ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat pula kecepatan membacanya.<br />

Apabila setelah dilaksanakan tindakan yang direncanakan dan telah diamati, hipotesis<br />

tindakan ini ternyata meleset dalam arti pengaruh tindakan belum seperti yang diinginkan, peneliti<br />

harus merumuskan hipotesis tindakan yang baru untuk putaran penelitian tindakan berikutnya.<br />

Dengan demikian, dalam suatu putaran spiral penelitian tindakan, peneliti merumuskan<br />

hipotesis, dan pada putaran berikutnya merumuskan hipotesis yang lain, dan putaran berikutnya lagi<br />

merumuskan hipotesis yang lain lagi ... begitu seterusnya, sehingga pelaksanaan tugas terus meningkat<br />

kualitasnya.<br />

Latihan Cara Memecahkan Masalah :<br />

a) Deskripsikan tentang cara pemecahan masalah yang Anda ajukan<br />

…………………………………………………………………………………………………...…<br />

………………………………………………………………………………………………………..<br />

.…………<br />

b) Apakah pemecahan masalah yang diajukan memenuhi rambu :<br />

o Apakah ada pilihan pemecahan masalah?<br />

17


o<br />

o<br />

Apakah pilihan pemecahan masalah berdasarkan teori tertentu?<br />

Apakah pilihan pemecahan masalah bertolak dari hasil analisis?<br />

G. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian<br />

Tujuan <strong>PTK</strong> hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan<br />

perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam<br />

bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan <strong>PTK</strong> berbeda dari tujuan formal.<br />

Sebagai contoh dapat dikemukakan <strong>PTK</strong> di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa<br />

dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan<br />

sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM<br />

baru bukan merupakan rumusan tujuan <strong>PTK</strong>. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat<br />

diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.<br />

Disamping tujuan <strong>PTK</strong>, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam<br />

hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya<br />

bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil <strong>PTK</strong>, di samping bagi guru pelaksana<br />

<strong>PTK</strong>, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen L<strong>PTK</strong> sebagai pendidik guru. Berbeda dari<br />

konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak<br />

merupakan prioritas dalam konteks <strong>PTK</strong>, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.<br />

H. Kerangka Teoretik Dan Hipotesis Tindakan<br />

Karena penelitian tindakan merupakan kegiatan akademik dan profesional, seorang peneliti<br />

perlu mencari wawasan teoretis dari pustaka yang relevan untuk dapat menentukan cara-cara yang<br />

akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitiannya. Pustaka yang ditinjau hendaknya<br />

mencakup teori-teori dan hasil penelitian yang relevan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori<br />

dalam penelitian tindakan bukan untuk diuji, melainkan untuk menuntun peneliti dalam membuat<br />

keputusan-keputusan selama proses penelitian berlangsung. Wawasan teoretis sangat mendukung<br />

proses analisis masalah. Pada akhir tinjauan pustaka, peneliti tindakan dapat mengajukan hipotesis<br />

tindakan atau pertanyaan penelitian.<br />

Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang<br />

dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan<br />

itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju <strong>PTK</strong> sendiri nyang relevan<br />

maupun pelaku – pelaku <strong>PTK</strong> lain disamping terhadap teori – teori yang lazim termuat dalam berbagai<br />

kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras<br />

kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan.<br />

Latihan Menyebutkan kajian Pustaka :<br />

a) Nyatakan kajian pustaka yang digunakan :<br />

18


………………………………………………………………………………………………………<br />

………………………………………………………………………………………………………<br />

………<br />

b) Apakah kajian pustaka :<br />

o Disusun menurut urutan abjad pengarang,<br />

o Relevan dan dipergunakan dalam penelitian.<br />

o Hasil unduhan dari dunia maya<br />

I. Rencana Penelitian<br />

1. Setting Penelitian<br />

Sebutkan tempat penelitian, kelas berapa, karakteristik dari kelas seperti komposisi siswa pria dan<br />

wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,tingkat kemampuan<br />

dan lain sebagainya. Aspek substantive permasalahan seperti fisika kelas X SMA atau<br />

IPA kelas IX SMP juga dikemukakan pada bagian ini.<br />

2. Variabel yang diselidiki<br />

Tentukan variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk men-jawab permasalahan yang<br />

dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa<br />

a) Variabel input terkait dengan siswa, guru, bahan ajar, sumber belajar, prosedur evaluasi,<br />

lingkungan belajar, dan lain sebagainya;<br />

b) Variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar mengajar, keterampilan bertanya,<br />

guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di<br />

kelas, dan sebagainya,<br />

c) Varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan<br />

pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang<br />

telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.<br />

3. Rencana Tindakan<br />

Gambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran :<br />

a) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan <strong>PTK</strong> yang diprakarsai<br />

seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah.<br />

Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat dalam rangka implementasi <strong>PTK</strong>, dan lain<br />

lain yang terkait dengan pelaksana-an tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya.<br />

Uraikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, diuraikan alternative solusi yang akan<br />

dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen<br />

L<strong>PTK</strong> juga dikemukakan pada bagian ini.<br />

b) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan<br />

perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.<br />

19


c) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data<br />

mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.<br />

d) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan<br />

refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel<br />

yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya.<br />

4. Data dan cara pengumpalannya<br />

Tunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses<br />

maupun dampak tindakan per-baikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk<br />

menilai keberhasilan atau kekurang berhasilan tindakan perbaik -an pembelajaran yang<br />

dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.<br />

Teknik pengumpulan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui<br />

pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas termasuk<br />

berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan, penggambaran<br />

interaksi dalam kelas atau analisis sosiometrik, pengukuran hasil belajar dengan berbagai<br />

prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data <strong>PTK</strong> ini<br />

tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku <strong>PTK</strong>, Para guru juga harus aktif sebagai<br />

pengumoul data, bukan semata – mata sebagai sumber data.<br />

Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian<br />

kelaikan yang cermat dalam konteks <strong>PTK</strong> yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja<br />

memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman<br />

data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis<br />

dan interpretasi data.<br />

5. Indikator Kinerja<br />

Keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan<br />

verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui <strong>PTK</strong> yang bertujuan mengurangi salah konsep<br />

siswa.<br />

Misal perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pe-ngurangan jumlah jenis dan atau<br />

tingkat kegawatan dari mis-konsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak<br />

dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.<br />

Latihan Membuat Rencana Penelitian :<br />

a) Seting penelitian<br />

……………………………………………………………………………………………<br />

……………………………………………………………………………………………<br />

……………<br />

b) Apakah seting penelitian telah berisi tentang<br />

o Lokasi sekolah,<br />

o Kelas berapa,<br />

20


o Jumlah siswa,<br />

o Komposisi siswa,<br />

o Situasi lingkungan siswa,<br />

o Lama penelitian dilakukan (sebutkan antara waktu)<br />

c) Indikator keberhasilan;<br />

…………………………………………………………………………………………<br />

…………………………………………………………………………………………<br />

…<br />

d) Apakah indikator keberhasilan<br />

o yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap tindakan,<br />

o berupa gradasi seperti : 80-100 : A, 60-79 : B, 40-59 : C, 20- 39 : D, 0-19 : E<br />

o Kalau kemampuan kognitif yang diukur angka Kriteria Ketuntasan Minimal bisa<br />

dijadikan sebagai acuan,<br />

e) Gambaran umum penelitian (siklus tindakan);<br />

…………………………………………………………………………………………<br />

…………………………………………………………………………………………<br />

…<br />

f) Apakah tindakan tiap siklusnya berupa kegiatan :<br />

o Perencanaan,<br />

o Pelaksanaan,<br />

o Pengamatan<br />

o Refleksi, refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perencanaan<br />

tindakan pada siklus kedua dan seterusnya.<br />

g) Instrumen yang digunakan,<br />

…………………………………………………………………………………………<br />

…………………………………………………………………………………………<br />

…<br />

h) Apakah instrument yang digunakan menunjukkan adanya<br />

o Pedoman observasi,<br />

o Format observasi,<br />

o Alat perekam,<br />

o Pelaksana observasi<br />

J. Jadwal Penelitian<br />

Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari<br />

awal sampai akhir.<br />

K. Tim Peneliti Dan Tugasnya<br />

Cantumkan nama ketua dan anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim<br />

peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.<br />

L. Rencana Anggaran<br />

1. Komponen Pembiayaan<br />

Rencana anggaran meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan<br />

penelitian, dan pelaporan.<br />

21


Secara lebih rinci, pembiayaan yang termasuk dalam setiap bidang adalah sebagai berikut :<br />

a) Persiapan<br />

Kegiatan persiapan antara lain meliputi pertemuan anggota tim peneliti untuk menetapkan<br />

jadwal penelitian dan pembagian kerja, menyusun instrument penelitian, menetapkan format<br />

pengumpulan data, menetapkan teknik analisis data, dan sebagainya.<br />

b) Kegiatan operasional di lapangan<br />

Dalam kegiatan operasional dapat tercakup antara lain pelancaran tes diagnostic dan analisis<br />

hasilnya, gladi resik implementasi tindakan, perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan,<br />

observasi dan interpretasi pelaksanaan tindakan perbaikan, pertemuan refleksi, perencanaan<br />

tindakan ulang, dan sebagainya.<br />

c) Penyusunan Laporan Hasil <strong>PTK</strong><br />

Pembiayaan yang termasuk dalam bagian ini adalah penyusunan konsep laporan, review<br />

konsep laporan, penyusunan konsep laporan akhir. Seminar local hasil penelitian, seminar<br />

nasional hasil penelitian, dan sebagainya. Juga termasuk dalam pembiayaan adalah<br />

penggandaan dan pengiriman laporan hasil <strong>PTK</strong>, serta pembuatan artikel hasil <strong>PTK</strong> dalm<br />

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris<br />

d) Cara Merinci Kegiatan dan Pembiayaan<br />

Biaya penelitian harus dirinci berdasarkan kegiatan operasional yang dijabarkan dari<br />

metodologi yang dikemukakan. Agar dapat dihitung biayanya, kegiatan operasional itu harus<br />

jelas namanya, tempatnya, lamanya, jumlah pesertanya. Sarana yang diperlukan dan output<br />

yang diharapkan. Patokan pembiayaan satuan kegiatan <strong>PTK</strong><br />

o Honorarium<br />

1) Ketua Peneliti<br />

2) Anggota tim peneliti<br />

3) Tenaga Administrasi<br />

4) Besarnya honorarium tergantung sumber pandanaan<br />

o Bahan dan Peralatan penelitian<br />

1) Bahan habis pakai<br />

2) Alat habis<br />

3) Sewa alat<br />

o Perjalanan<br />

1) Biaya perjalanan sesuai dengan ketentuan<br />

2) Transportasi local sesuai harga setempat<br />

3) Lumpsum termasuk konsumsi sesuai dengan ketentuan<br />

4) Monitoring dari PGSM minimal untuk satu orang, satu kali, selama dua hari<br />

5) Konsultasi ketua tim peneliti ke PGSM selama dua hari<br />

22


o Laporan Penelitian<br />

1) Penggandaan<br />

2) Penyusuinan artikel berbahasa Indonesia dan inggris<br />

3) Pengiriman<br />

o Seminar<br />

1) Seminar lokal, konsumsi sesuai harga setempat, biaya penyelenggaraan sesuai dengan<br />

harga setempat<br />

2) Seminar nasionala minimal untuk dua orang (satu dosen L<strong>PTK</strong> dan satu guru pelaku<br />

<strong>PTK</strong>)<br />

M. Daftar Pustaka<br />

Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad pengarang . hendaknya pustaka benar – benar<br />

relevan dan sungguh – sungguh dipergunakan dalam penelitian.<br />

N. Lampiran<br />

Bagian lampiran dapat berisi curriculum vitae ketua dan para anggota tim inti yang memuat<br />

identitas ketua anggota tim peneliti, riwayat pendidikan, pelatihan di bidang penelitian yang telah<br />

pernah diikuti, baik sebagai penatar/pelatih maupun sebagai peserta, dan pengalaman dalam penelitian<br />

termasuk di <strong>PTK</strong>.<br />

Lampirkan pula sesuatu yang dapat memperjelas karakteristik pelaksanaan <strong>PTK</strong> yang<br />

diusulkan, missal dapat berupa struktur atau format pembelajaran, cara pengamatan, model penilaian<br />

dan sebagainya.<br />

23


BAB III<br />

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS<br />

A. Judul Penelitian :<br />

Peningkatan Kualitas Kuliah Micro Teaching Di Program Fisika Yang Memenuhi Struktur<br />

Pembelajaran Ilmiah<br />

B. Bidang Ilmu :<br />

Pendidikan Fisika<br />

C. Bidang Kajian<br />

Masalah pembelajaran “Micro Teaching”, yang berkaitan dengan pendekatan dan metode<br />

mengajar Fisika yang memenuhi kaidah pembelajaran ilmiah.<br />

D. Latar Belakang Penelitian<br />

Sejalan dengan visi, misi dan tujuan <strong>Universitas</strong>, maka visi, misi dan tujuan, serta strategi dan<br />

priorinitas yang dipilih oleh Program P.Fisika mengembangkan visi dan misi fakultas (<strong>FKIP</strong>) sebagai<br />

berikut:<br />

Visi P.Fisika ialah : Menyiapkan tenaga kependidikan khususnya adalah guru P. Fisika plus<br />

(tidak hanya mampu menjadi guru) yang mampu bersaing baik di tingkat regional maupun nasional<br />

serta senantiasa berusaha meningkatkan kualitas lulusannya sehingga mampu mengantisipasi<br />

perkembangan tuntutan masyarakat dalam era globalisasi ini. Sedang salah satu misinya ialah :<br />

Menghasilkan tenaga kependidikan (guru) P.Fisika yang profesional, sebagai tenaga kependidikan<br />

(guru) Sekolah Menengah yang profesional khusus nya dalam bidang P.Fisika sehingga mampu<br />

mengantisipasi perkembangan IPTEK di era global.<br />

Kekuatan yang dimiliki jurusan PMIPA saat ini ialah dengan berhasil meraih program Hibah<br />

A1 yang diikuti oleh Prodi Fisika, Matematika dan Kimia sehingga dapat digunakan untuk<br />

memperbaiki ruang “micro teaching” dan perlengkapannya.<br />

Meskipun rerata nilai PPL tinggi ialah 3,0 belum mencerminkan kemampuan yang<br />

sesungguhnya, masih terbatas pada retorika batas kelulusan. Pencerminan kemampuan tersebut dapat<br />

dilihat secara jelas saat mahasiswa praktek mengajar di kelas ditunggu oleh dosen pembimbing, Tidak<br />

nampak struktur dan proses pembelajaran secara ilmiah; Prof Walter Klinger Phd (Erzeihungswiss<br />

Fakultat der Universitat Erlangen Nurnberg 1997) Pengajaran harus distrukturkan sedemikian rupa<br />

hingga para siswa mampu memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang diajarkan. Untuk<br />

memenuhi persyaratan tersebut jam pelajaran harus diberi struktur dengan 8 struktur utama ialah<br />

motivasi (1), penjabaran masalah (2) ,penyusunan opini (3),perencanaan dan konstruksi (4), percobaan<br />

(5), kesimpulan (6) abstraksi (7), konsolidasi (8)<br />

24


Karena program P.Fisika akan mendidik colon guru fisika di Sekolah Lanjutan yang menuntut<br />

model pembelajaran secara ilmiah maka perlu mengkaji ulang Standar Operasi Pelaksanaan (SOP)<br />

“micro teaching” yang sesuai kaidah pembelajaran ilmiah.<br />

Sikap jujur, obyektif, tak kenal lelah dan proses urutan kerja secara sistematis, rasional dapat<br />

dipertanggung jawabkan, diuji ulang kebenarannya dengan hasil yang tetap valid dan reliabel<br />

merupakan ciri Fisika sebagai produk pengetahuan yang benar dan dapat diandalkan karena<br />

merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah. Tetapi dalam kegiatan belajar<br />

mengajar fisika proses ilmiah belum dilaksanakan secara benar, salah satu kelemahan karena dosen<br />

bukan merupakan model pelaksana metode pembelajaran yang baik.<br />

Jamzuri (2006), pembuatan Standar Operasi Pelaksanaan (SOP) “Micro Teaching”<br />

menemukan beberapa contoh kesulitan mahasiswa dalam memenuhi sturuktur pembelajaran ilmiah<br />

dan kesulitan dosen sebagai model pembelajaran pada kuliah “micro teaching” .<br />

Contoh 1, Tarik kesimpulan data pada tabel 1 :<br />

Tabel 1. Data Pengamatan Tenggelam Terapungnya suatu Benda<br />

Jenis Keadaan benda Di Air<br />

Kesalahan Dalam<br />

No Benda Tenggelam Terapung<br />

Menarik Kesimpulan<br />

(1) (2) (3) (4) (5)<br />

1 Besi V Tenggelam terapungnya suatu benda dlm air<br />

2 Kaca V<br />

tergantung pada<br />

3 Kayu V o Beratbenda..........20 %<br />

4 Gabus V o Berat jenis benda...0 %<br />

5 Batu V<br />

o Volume benda.....10 %<br />

Kesalahan mahasiswa dalam menarik kesimpulan tabel 1, dapat dibenar -kan dalam waktu sekitar 10<br />

menit setelah mahahasiswa ditanya tentang :<br />

Apakah saudara menimbang berat dan mengukur volume benda ? Sehingga mahasiswa sadar bahwa ia<br />

tidak menyimpulkan berdasarkan data yang ada. Akhirnya disimpulkan secara benar bahwa<br />

Tenggelam terapungnya suatu benda dalam air tergantung pada jenis benda.<br />

Contoh 2, ketika dosen menjelaskan metode “bermain peran” dosen tidak melaksanakan<br />

secara benar, tetapi umumnya dosen bercerita tentang metode bermain peran, bukan melaksanakan<br />

metode “bermain peran” saat kuliahnya. Dalam melaksanakan metode demonstrasi dosen lebih<br />

berperan dalam ceramahnya.<br />

Berdasarkan contoh menarik kesimpulan dan penerapan metode mengajar tersebut dapat<br />

dinyatakan bahwa diperlukan Peningkatan Kualitas Kuliah Micro Teaching Di Program Fisika Yang<br />

Memenuhi Kaidah Nilai Pembelajaran Ilmiah menjadi bagian yang perlu dilakukan.<br />

Tindakan yang diperlukan meliputi Penjelasan 8 Struktur pem-belajaran dan aplikasi<br />

Pembelajaran Ilmiah dalam “Micro Teaching” Salah satu indikator yang terkait kuat dengan<br />

keberhasilan mencetak guru fisika yang profesional adalah kegiatan“micro teaching“ sebagai kesiapan<br />

mengajar di sekolah lanjutan dalam bentuk kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Sehingga<br />

25


Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP) yang berjudul Peningkatan Kualitas<br />

Kuliah Micro Teaching Di Program Fisika Yang Memenuhi Struktur Pembelajaran Ilmiah menjadi<br />

bagian yang sangat perlu dilakukan.<br />

E. Rumusan Masalah<br />

1. Apakah tindakan yang dilakukan agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat memenuhi<br />

struktur pembelajaran ilmiah ?<br />

2. Bagaimana model pembimbingan agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat memenuhi<br />

struktur pembelajaran ilmiah ?<br />

3. Bagaimana bentuk evaluasi agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat memenuhi Struktur<br />

pembelajaran ilmiah ?<br />

F. Cara Memecahkan Masalah<br />

1. Apakah tindakan yang dilakukan agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat<br />

memenuhi struktur pembelajaran ilmiah ?<br />

Untuk menjawab masalah pertama dilakukan tindakan :<br />

a) Diadakan pelatihan dosen model sebagai pembimbing praktek oleh konsultan.<br />

b) Dibentuk kelompok yang terdiri dari 3 s/d 12 mahasiswa dipimpin oleh 1 pembimbing<br />

2. Bagaimana model pembimbingan agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat memenuhi<br />

struktur pembelajaran ilmiah ?<br />

Untuk menjawab masalah kedua dilakukan tindakan berupa :<br />

a) Dosen model memberi contoh model pembelajaran dengan struktur pembelajaran ilmiah.<br />

b) Dilakukan model refleksi 1 mahasiswa praktek mengajar, 3 mahasiswa sebagai pengamat<br />

c) Pembimbing mengevaluasi refleksi mahasiswa.<br />

3. Bagaimana bentuk evaluasi agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat memenuhi<br />

Struktur pembelajaran ilmiah ?<br />

Untuk menjawab masalah ketiga dilakukan tindakan berupa :<br />

a) Menyusun Format pengamatan pembelajaran ilmiah<br />

b) Menyusun petunjuk pengisian format pembelajaran ilmiah<br />

Langkah penyelesaian masalah dirinci pada metodologi penelitian<br />

G. Tujuan Penelitian<br />

Berdasarkan rumusan masalah Apakah tindakan yang dilakukan, bagaimana model<br />

pembimbingan dan bagaimana bentuk evaluasi agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika dapat<br />

memenuhi Struktur pembelajaran ilmiah; Maka tujuan penelitian adalah :<br />

26


1. Melakukan tindakan kuliah “micro teaching” di P.Fisika untuk memenuhi struktur pembelajaran<br />

ilmiah ?<br />

2. Membuat model pembimbingan agar kuliah “micro teaching” di P.Fisika yang memenuhi struktur<br />

pembelajaran ilmiah ?<br />

3. Membuat bentuk evaluasi kuliah “micro teaching” di P.Fisika yang memenuhi Struktur<br />

pembelajaran ilmiah ?<br />

H. Manfaat Penelitian<br />

1. Menumbuhkembangkan sikap ilmiah dan menerapkan prosedur ilmiah dalam pembelajaran fisika.<br />

2. Meningkatkan mutu pembelajaran “micro teaching”.<br />

3. Meningkatkan kerjasama antar dosen dan dosen dengan mahasiswa dalam memecahkan masalah<br />

pembelajaran “micro teaching”<br />

4. Mempersiapkan mahasiswa mengikuti PPL di Sekolah Lanjutan.<br />

I. Kerangka Teoretik Dan Hipotesis Tindakan<br />

1. Reflective Teaching<br />

Prof Dr Joko Nurkamto ( <strong>FKIP</strong> <strong>UNS</strong> ) dalam pengukuhan guru besar mengemukakan<br />

pendapatnya, Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Reflective Teaching Guru merupakan<br />

ujung tombak pelaksanaan pendidikan karena gurulah yang secara langsung memimpin kegiatan<br />

belajar-mengajar di dalam kelas, yang menjadi inti kegiatan pendidikan. Guru menjadi orang pertama<br />

yang bertanggung jawab atas kualitas pendidikan di sekolah.<br />

Karena perannya yang sangat penting, guru dituntut memiliki profesionalisme yang tinggi<br />

dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang mampu: (1) merencanakan<br />

program belajar-mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin kegiatan belajar-mengajar, (3) menilai<br />

kemajuan kegiatan belajar-mengajar, dan (4) menafsirkan serta memanfaatkan hasil penilaian<br />

kemajuan belajar-mengajar dan informasi lainnya untuk melakukan kegiatan tindak lanjut (Soedijarto,<br />

1993). Keempat gugus kemampuan tersebut dianggap sebagai kemampuan profesional karena<br />

memerlukan cara kerja yang tidak mekanistik dan memerlukan penguasaan dasar-dasar pengetahuan<br />

yang kuat terhadap pelaksanaan pekerjaan dan cara kerja dengan dukungan cara berpikir yang<br />

kreatifdan imajinatif.<br />

Karakteristik profesionalisme guru dituntut guru untuk secara terus menerus memikirkan<br />

secara reflektif apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakannya di dalam kelas (Raka Joni, 1992).<br />

Inilah yang kemudian lazim dikenal sebagai pengajaran reflektif Makna pengajaran reflektif dapat<br />

disimpulkan dari pendapat John Dewey (dalam Henke, 2001: 1) yang mendefinisikan refleksi sebagai<br />

"that which involves active, persistent, and careful consideration of any belief or practice in light of<br />

the reasons that support it and the further consequences to which it leads". Apabila diterapkan dalam<br />

pengajaran, maka diperoleh pengertian bahwa pengajaran reflektif adalah penggunaan kesempatan<br />

oleh guru dalam melaksanakan tugas secara sistematis mengeksplorasi, mempertanyakan, dan<br />

27


membingkai kembali praktek pengajarannya secara holistik untuk dapat membuat interpretasi secara<br />

benar berdasarkan keadaan di lapangan dan kemudian dapat menentukan pilihan yang tepat untuk<br />

memperbaiki kinerjanya.<br />

Untuk dapat melakukan pengajaran reflektif tersebut guru perlu memiliki kesadaran akan<br />

praktek pengajarannya dan kesediaannya untuk berubah ke arah yang lebih baik. Sehingga melahirkan<br />

keterbukaan (open-mindedness), keterlibatan secara penuh (hole-heartedness), dan tanggung jawab<br />

(responsibility) (Dewey, 1996).<br />

Pengajaran reflektif memiliki empat langkah yang terkait satu sama lain, yaitu deskripsi,<br />

analisis, eksplanasi, dan refleksi. Deskripsi berarti menggambarkan peristiwa kegiatan belajarmengajar<br />

di dalam kelas sebagaimana adanya; dapat dilakukan melalui teknik rekaman videotapes,<br />

rekaman audiotapes, dan deskripsi tertulis. Analisis adalah suatu pemecahan masalah yang melibatkan<br />

guru melakukan pengujian terhadap apa yang efektif dan tidak efektif di dalam kelas. Eksplanasi<br />

menuntut guru mengkomunikasikan hasil analisis, yaitu tentang derajat keefektifan kegiatan belajarmengajar<br />

di dalam kelas. Dan, refleksi menuntut guru mengidentifikasi makna pribadi dari apa yang<br />

telah dikerjakannya di dalam kelas (Reiman, 1999: 1).<br />

Pengajaran reflektif bukanlah metode mengajar tetapi beyond the methods dan memiliki<br />

perspektif yang lebih holistik. Diharapkan dengan melaksanakan pengajaran reflektif ini, guru mampu<br />

meningkatkan profesionalismenya.<br />

2. Struktur Pembelajaran Ilmiah<br />

Prof Walter Klinger Phd ( Erzeihungswiss Fakultat der Universitat Erlangen Nurnberg<br />

1997) yang pendapatnya menjadi dasar model pembelajaran IPA SEQIP (Science Education Quality<br />

Improvement Project) Pengajaran harus distrukturkan sedemikian rupa hingga para siswa mampu<br />

memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang diajarkan. Untuk memenuhi persyaratan<br />

tersebut jam pelajaran harus diberi struktur dengan 8 struktur utama<br />

a. Motivasi<br />

e. Percobaan<br />

b. Penjabaran masalah<br />

f. Kesimpulan<br />

c. Penyusunan Opini<br />

g. Abstraksi<br />

d. Perencanaan dan konstruksi h. Konsolidasi<br />

Makna masing-masing langkah dapat sangat bervariasi. Bobot tergantung pada materi yang<br />

akan diajarkan maupun kepada situasi dan didaktik suatu kelas, dalam praktek pengajaran ada transisi<br />

terus menerus dari satu langkah ke langkah berikutnya, sehingga sulit menarik garis tegas masingmasing<br />

langkah. Kadang ada langkah yang diabaikan atau dua langkah terjadi secara bersamaan atau<br />

saling susul menyusul dengan begitu cepat sehingga sulit menarik garis pembatas yang tegas antara<br />

masing-masing langkah. Misalnya antara konstruksi dan percobaan, abstraksi percobaan dan<br />

kesimpulan, antara kesimpulan dan abstraksi. Terutama di kelas rendah, langkah-langkah “konstruksi”<br />

“kesimpulan” dan “Abstraksi” kadang dapat diabaikan sama sekali.<br />

28


Tergantung pada struktur dan pengaturan materi yang diberikan, ada langkah-langkah yang<br />

berulang secara teratur, kadang dalam jangka waktu yang sangat singkat dalam satu unit pelajaran.<br />

Misalnya langkah-langkah dua sampai lima<br />

Tetapi sebelum mampu menangani langkah-langkah di atas maupun variasinya secara<br />

mantap, sangat perlu untuk praktek menggunakan bentuk yang sederhana dulu, yang mempunyai<br />

langkah-langkah yang terpisah secara jelas, berdasarkan suatu protokol pelaksanaan pendidikan yang<br />

ditulis sebelumnya. Adapun penjelasan tiap langkah sebagai berikut :<br />

a) Langkah Motivasi<br />

Tujuan motivasi adalah menuntun siswa ke arah materi pendidikan, untuk membangkitkan rasa<br />

ingin tahu siswa, antusiasme dan kesediaan belajar siswa. Maka motivasi harus sesuai dengan<br />

tujuan unit belajar, motivasi jangan sampai mendahulukan hasil; Dalam keadaan ideal, perlu<br />

berfungsi sebagai penyatu seluruh proses pendidikan yang mungkin saja melebisi satu unit<br />

pendidikan.<br />

Motivasi siswa melalui dorongan yang berulang dan terencana dengan baik, dipengaruhi oleh<br />

kepribadian guru dan latar belakang kelas. dapat dipilih dari lima katagori :<br />

1) Motivasi Berlandaskan Lingkungan Sekeliling Siswa<br />

o Laporan pengalaman pribasi siswa,<br />

o Instruksi untuk melakukan pencarian data yang berkaitan dengan ekskursi atau pekerjaan<br />

rumah.<br />

o Berita surat kabar, radio , TV<br />

o Masalah yang berasal dari lingkup perhatian siswa.<br />

2) Motivasi Berlandaskan pada Kegiatan Guru<br />

3) Konflik kognitif, yang berkaitan dengan materi, untuk men-jelaskan masalah yang saling<br />

bertentangan.<br />

4) Motivasi melalui ekskursi kelas, gambar, film pendidikan, buku, tabel dan diagram, cerita,<br />

deskripsi atau kunjungan ke musium<br />

5) Motivasi Berlandaskan Pesentasi Peristiwa Sejarah<br />

Misal penemuan tentang kemagnetan dari “Orsted” atau berita ilmiah tentang penemuan sinar<br />

X pada zaman dulu<br />

6) Motivasi Berlandaskan Peralatan Teknik Yang berfungsi<br />

Misal bel listrik, lembaran bimetal, termometer, dinamo sepeda<br />

7) Motivasi Berlandaskan Ingatan Kembali Peristiwa Sebelumnya<br />

Motivasi yang paling efektif kalau mengandung komponen ”emosional” yang kuat, ialah kalau<br />

mengandung aspek mengejutkan, misterius, estetika atau persaingan atau berasal dari<br />

lingkungan sekeliling siswa. Tetapi yang paling penting motivasi yang diberikan harus sesuai<br />

dengan usia siswa.<br />

29


) Langkah Penjabaran Masalah<br />

Tujuan dalam merumuskan masalah secara jelas untuk menjalani langkah berikutnya, peluang<br />

menciptakan masalah atau menyadar -kan masalah secara seragam terhadap suatu masalah adalah :<br />

1) Kenyataan yang dialami, semua siswa suatu kelas mengalami suatu situasi nyata bersama.<br />

Misal hasil kunjungan suatu kelas untuk mengamati sesuatu kejadian pembuatan kontruksi<br />

bangunan, kehidupan ikan, keadaan alam<br />

2) Kenyataan yang direproduksi atau disediakan, yang dapat dilakukan dengan cara demonstrasi<br />

fenomena alam. Misal dengan bantuan KIT percobaan, presentasi peralatan listrik pemainan,<br />

mineral atau produk kimia.<br />

3) Menyadarkan adanya masalah, sebagai salah satu tuntutan utama pengajaran ilmu<br />

pengetahuan agar obyek-obyek yang akan di bahas dapat diprensentasikan secara nyata.<br />

“kenyataan” harus selalu menjadi tuntutan sebagai proses pengetahuan ilmiah yang<br />

berlangsung secara akurat bukan sekedar melihat-lihat saja. Untuk mencetuskan kegiatan yang<br />

secara metodologis diperlukan deduksi hipotesis pada langkah berikutnya; Sehingga perlu<br />

dipisahkan antara obyek dan subyek, semacam proses pematangan yang akan menghasilkan<br />

kesadaran “disini” ada sesuatu yang masih dipertanyakan, “disini” ada sesuatu yang dapat<br />

diamati. Maka siswa telah sadar adanya masalah yang perlu diamati. Guru harus<br />

“merencanakan masalah” pada perencanaan unit pelajaran. Meskipun pada saat pelajaran<br />

berlangsung guru “membiarkan perumusan masalah terjadi”<br />

4) Kesulitan siswa kelas rendah merumuskan masalah antara lain :<br />

o Jarang mampu membahas fenomena alam secara rasional dan obyektif<br />

o Sering mengabaikan efek-efek yang penting dan lebih mem-perhatikan fakta-fakta dan ciri<br />

yang tidak penting<br />

o Secara tidak sengaja, para siswa memproyeksikan pengalam-an lain dalam deskripsi<br />

penghamatan meraka sesungguhnya dan kadang sulit meyakinkan bahwa pengalaman<br />

tersebut tidak sah<br />

o Kemampuan siswa untuk menilai besaran sangat terbatas<br />

o Kesulitan menyebutkan istilah teknis, kosa kata terbatas, bahkan tidak mempunyai konsep<br />

behasa seharihari, apalagi istilah teknis yang diperlukan. Maka pengajaran bahasa menjadi<br />

penting dalam penjabaran masalah agar dapat diverbalkan observasi, opini dan hasil<br />

secara tepat.<br />

o Bahaya penilaian terburu-buru, ialah melompat hingga mencapai kesimpulan sebelum<br />

masalah dikenali secara tepat. Kelas tiba-tiba merumuskan hipotesis tanpa sebelumnya<br />

merumuskan masalah. Guru harus secara konsekuen berkali kali kembali pada masalahnya<br />

dan melanjutkan kelangkah berikutnya kalau pertanyaan ilmiahnya sudah tertera di papan<br />

tulis.<br />

30


c) Penyusunan Opini-Opini<br />

1) Pertanyaan ilmiah dirumuskan secara jelas mirip teka-teki, karena menuntut jawaban teka-teki<br />

siswa berusaha mencari keterangan dan intepretasi yang mungkin. Akhirnya mereka<br />

berhipotesa yang bagi mereka mewakili solusi masalah yang diterima. Siswa berpikir secara<br />

deduktif, sehingga metode deduktif diberlakukan dalam menyusun opini.<br />

2) Pada saat merumuskan masalah perlu bantuan guru, Sebaliknya pada saat menyusun opini<br />

kemampuan siswa berkembang cepat dalam upaya untuk mengekpresikan opini, para siswa<br />

berkesempatan membebaskan daya khayal, keatifitas, daya pikir dan intuisi.<br />

3) Menciptakan ruang bebas berpikir, siswa dapat berkembang dan merumuskan pola pikiranya.<br />

Sebaiknya dilakukan pada diskusi kelompok kecil, bukan dalam kegiatan mandiri, karena<br />

perumus an hipotesis berkaitan dengan menerima atau menolak gagasan yang akan lebih<br />

mudah dalam bentuk interaksi dua siswa atau lebih.<br />

4) Perumusan hipotesis dalam kelompok kecil biasanya lebih bermakna karena menghasilkan<br />

hipotesa yang berbeda-beda. Maka menjadi sangat penting agar hipotesis dari semua<br />

kelompok dideskusikan bersama, dicermati secara kritis, kesulitan yang muncul adanya sikap<br />

kaku menferbalkan fakta maupun istilah teknis.<br />

5) Bila ada siswa dapat menjawab secara tepat, guru tidak perlu takut, karena menurut ilmu<br />

pengetahuan masih perlu diuji oleh suatu percobaan<br />

d) Perencanaan Dan Konstruksi<br />

1) Bertujuan untuk mengkontruksikan perangkat percobaan yang memungkinkan verifikasi atau<br />

mengolah hipotesis dan penentuan saling kait antar parameter yang relevan.<br />

2) Siswa diajak mengenal ubahan, maka tidak boleh mengatakan “ percobaan berikut akan<br />

menjawab pertanyaan tersebut” Juga tidak boleh “mari kita lakukan demostrasi “ Sadarkan<br />

siswa akan cara-cara menemukan jawaban masalah bukan hanya sekedar menjalankan<br />

peralatan laboratorium.<br />

3) Jalan dari hipotesis kepada rangkaian peralatan percobaan cukup rumit. Diperlukan<br />

kemampuan mencipta, sabar dan merangkai alat dan bahan menjadi berfungsi. Maka harus<br />

dikembangkan strategi percobaan, metode yang membawa kepada tujuan menyusuri suatu<br />

percobaan berkelanjutan yang menyebabkan jawaban ilmiah.<br />

4) Keterbatasan anak untuk berpikir secara logis fungsional, kombinasi teknis, kekuatan<br />

imajinasi teknis obyektif maupun mengimplementasikan peralatan dua menjadi tiga demensi<br />

sangat diperlukan pada saat sistem pengukuran ditentukan, Tetapi sejak awal kemampuan<br />

anak harus dikembangkan.<br />

5) Mulailah dengan peralatan praktis atau bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk merakit<br />

percobaan.<br />

31


6) Gunakan istilah teknis yang tepat, istilah yang sulit ditulis dekat komponen yang<br />

bersangkutan; Fungsi dan tujuan masing-masing komponen, alat ukur harus dibahas secara<br />

mendalam, konstruksi percobaan jangan dilakukan secara abstrak, tetapi dilakukan melalui<br />

“trial and error” menggunakan komponen itu sendiri, tetapi belakangan harus makin terpisah.<br />

7) Tuliskan deskrepsi singkat percobaan dan gambarkan sketsa percobaan pada papan tulis atau<br />

lembar kerja yang menjadi bagian dari langkah perencanaan, Pada awalnya peralatan<br />

digambar secara perspektif dan berangsur angsur menjadi potongan gambar lalu digambar<br />

sketsa abstrak yang mengguna kan simbul simbul standar. Misal batu baterei digambar secara<br />

nyata kemudian menjadi simbul abtraknya.<br />

8) Lakukan kerja kelompok yang kemudian diangkat menjadi diskusi kelas untuk mendorong<br />

pemikiran kreatif dan konstruktik.<br />

e) Percobaan<br />

1) Langkah percobaan merupakan titik perhatian utama pengajaran fisika dan kimia. Jawaban<br />

pertanyaan ilmiah ditentukan oleh langkah percobaaan<br />

2) Perocaan siswa dan percobaan demonstrasi guru, Pengalaman percobaan hanya diperoleh jika<br />

melakukan sendiri, sebaiknya menggunakan percobaan siswa untuk mengamati,<br />

mengoperasikan menjalankan peralatan, membaca meter, mencatat data hasil pengamatan.<br />

3) Kasus pertama : siswa melakukan percobaan yang sama dengan masalah yang sama. Kasus<br />

kedua : kelompok siswa melakukan percobaan yang berlainan dengan masalah dan hipoteisis<br />

yang berlainan pula. Tetapi baik kasus pertama maupun kedua semua kelompok harus<br />

mempresentasikan kepada seluruh kelas.<br />

4) Langkah langkah percobaan yang perlu diperhatikan :<br />

o Merakit peralatan percobaan sesuai dengan sketsa perencanaan dari dua dimensi ( simbul)<br />

menjadi tiga demensi (benda riel)<br />

o Penyetelan rangkaian percobaan<br />

o Menentukan ubahan independen, dependen dan kontrol<br />

o Menentukan pencatatan data pengamatan, dalam tabel, papan tulis atau buku<br />

o Pelaksanaan urutan percobaan<br />

o Mengembalikan peralatan pada tempatnya<br />

o Langkah percobaan dan perulangan percobaan diperlukan sebagai pemantapan untuk<br />

menentukan akurasi hasil percobaan, terutama kalau terjadi sesuatu diluar sudut pandang<br />

hipotesis. Hasil perulangan jangan sampai me-ngaburkan hipotesis.<br />

f) Kesimpulan<br />

1) Langkah percobaan, kesimpulan dan abstraksi berkaitan sangat erat seringkali langkah<br />

tersebut tidak jelas, sehingga “kepustakaan” menganggap langkah ini sebagai kesatuan,<br />

32


merupakan langkah pemrosesan hasil; Tetapi agar mampu membedakan dalam pengajaran<br />

langkah tersebut dibahas secara terpisah.<br />

2) Hasil percobaan biasanya masih belum merupakan temuan ilmiah sesuai dengan makna<br />

ilmiah. Hanya dari suatu generalisasi abtraksi dari hasil percobaan akan membawa hasil<br />

pengetahuan ilmiah<br />

3) Kesimpulan yang benar dari hasil-hasil percobaan tergantung pada masalah, hipotesis yang<br />

diajukan dan metode percobaan yang dipergunakan. Perlu disadari bahwa kebanyakan nilai<br />

terukur diindikasikan oleh pergerakan suatu alat ukur. Misal Observasi : jarum ampermeter<br />

menyimpang, Kesimpulan : arus mengalir<br />

4) Hirarki penarikan kesimpulan di pandang dari sudut generalisasi<br />

o Pernyataan rangkuman sederhana :<br />

Kawat besi menghantarkan, kesimpulan besi menghantar arus listrik<br />

o Kesimpulan perbandingan :<br />

“Air panas dalam panci naik dari bawah ke atas” kesimpulan air panas lebih ringan dari<br />

air dingin<br />

o Kesimpulan penyebab dengan rumus :”Kalau .....maka “<br />

Kalau batang logam dipanaskan maka panjang batang akan bertambah panjang<br />

o Kesimpulan verbal kuantitatip :<br />

Kalau jarak diperpanjang n kali maka gaya tariknya akan bertambah n kali<br />

o Kesimpulan rumus verbal matematika : V = S/t<br />

g) Abstraksi :<br />

1) Tujuan abstraksi, pelepasan dari kasus mandiri ke kasus umum.<br />

2) Abstraksi adalah perumusan pengetahuan terperinci tertentu yang diperoleh melalui kasus<br />

khusus dalam rangka melakukan penelitian untuk mencapai syarat-syarat yang berlaku umum.<br />

3) Dalam fisika hubungan antar konsep dijalin dalam bentuk matematik, yang akhirnya<br />

membawa pada versi matematika sebagai hukum dan teori alam yang dapat digunakan untuk<br />

melakukan deduksi pertanyaan-pertanyaan kuantitatif untuk suatu kasus khusus.<br />

h) Konsolidasi Pengetahuan Melalui Aplikasi Dan Praktek<br />

1) Tujuan agar siswa semakin menguasai pengetahuan yang baru diperoleh untuk memungkinkan<br />

integrasi dan internalisasi pengetahuan itu ke stusktur pengetahuan siswa yang sudah ada.<br />

2) Tidak cukup hanya memahami fakta, harus dipraktekkan, dihapalkan dan ditransfer ke kasus<br />

lain.<br />

3. Keterampilan “Micro Teaching”<br />

Tujuan “micro teaching” adalah untuk memberi keterampilan mengajar dan mempersiapkan<br />

mahasiswa mengajar di lapangan pada kuliah PPL. Drs R. Widodo (2002) merangkum panduan materi<br />

33


Pengajaran Mikro (“Micro Teaching”) yang diterbitkan oleh <strong>Universitas</strong> <strong>Sebelas</strong> <strong>Maret</strong> Surakarta,<br />

mensarikan 8 keterampilan pengajaran mikro sebagai berikut :<br />

a) Keterampilan Bertanya<br />

Pertanyaan diajukan oleh guru agar siswa belajar dan meningkatkan kemampu an berpikir. Dalam<br />

proses belajar mengajar setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntuk<br />

siswa meningkatkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar<br />

berinisiatip sendiri digolongkan dalam keterampilan bertanya.<br />

b) Keterampilan Memberi Penguatan<br />

Dalam proses belajar mengajar setiap kemampuan memberi peng-hargaan, persetujuan atas<br />

jawaban siswa atau sebaliknya dapat di-golongkan dalam keterampilan memberi penguatan.<br />

Tujuan memberi penguatan untuk meningkatkan perhatian siswa, menjaga dan membangkitkan<br />

motivasi, memudahkan belajar serta mengontrol tingkah laku siswa agar menjadi positip.<br />

c) Keterampilan Menjelaskan<br />

Dalam proses belajar mengajar setiap kemampuan menyajikan informasi lisan atau tertulis secara<br />

sistematis yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan sebabakibat dapat digolongkan dalam<br />

keterampilan menjelaskan.<br />

Tujuan memberi penjelasan untuk memberi pemahaman, menolong dan mendapatkan logika siswa<br />

yang benar dari masalah yang dihadapi oleh siswa.<br />

d) Keterampilan Mengadakan Variasi<br />

Dalam proses belajar mengajar setiap kemampuan memberi perubah an dalam pembelajaran dapat<br />

digolongkan dalam keterampilan meng adakan Variasi.<br />

Variasi memuat aspek keterampilan lain, bertujuan untuk meningkat kan minat belajar, memberi<br />

kesempatan berkembangkanya bakat siswa, memperoleh cara lain agar siswa lebih memahami<br />

masalah serta lebih meningkatkan kadar cara belajar siswa aktif.<br />

e) Keterampilan Membuka Pelajaran<br />

Yang dimaksud keterampilan membuka pelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk<br />

menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada kegiatan<br />

belajarnya.<br />

f) Keterampilan Menutup Pelajaran<br />

Yang dimaksud keterampilan menutup pelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk<br />

mengakhiri kegiatan inti pelajaran, digunakan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang<br />

apa yang telah dipelajarinya.Keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus mempe<br />

timbangkan prinsip-prinsip :<br />

o Bermakna, guru hendaknya memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran.<br />

o Berurutan dan bersinambungan, aktivitas guru dalam menjelas-kan, merangkum kembali<br />

pokok-pokok pelajaran hendaknya sebagai kesatuan yang utuh dengan susunan yang tepat,<br />

34


er-hubungan dengan minat siswa dan berkaitan secara erat dengan pengetahuan yang telah<br />

dimiliki siswa.<br />

o Menegaskan jawaban yang berkaitan dengan masalah yang telah diajukan.<br />

g) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil<br />

Percakapan dalam kelompok hanya dapat dikatakan diskusi bila memenuhi syarat :<br />

1) Melibatkan kelompok<br />

2) Berlangsung dalam bentuk tatapmuka sehingga tiap kelompok dapat melihat, mendengar serta<br />

berkomunikasi secara bebas dan langsung.<br />

3) Bekerjasama untuk saling mengisi dalam mencapai tujuan.<br />

4) Berlangsung menurut cara yang sistematis, menuju satu ke-simpulan.<br />

5) Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur melibatkan sekelompok orang dalam<br />

interaksi tatap muka sehingga dapat berkomunikasi secara bebas secara sistematis untuk<br />

memecahkan masalah dan menarik satu kesimpulan.<br />

h) Keterampilan Mengajar Mengelola Kelas<br />

Keterampilan mengelola kelas dimaksukan sebagai keterampilan guru untuk menciptakan dan<br />

memelihara kondisi belajar yang optimal, mengantisipasi gangguan dalam proses belajar agar<br />

tidak menjadi gangguan yang berkelanjutan<br />

Prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas adalah :<br />

o Kehangatan dan keantusiasan.<br />

o Tantangan dalam arti sebagai usaha yang dapat meningkatkan gairah siswa belajar dan selalu<br />

memperhatikan kegiatan guru.<br />

o Bervariasi agar siswa tidak jenuh menerima pelajaran.<br />

o Keluwesan tingkah laku guru akan mecegah gangguan pem-belajaran.<br />

4. Keterkaitan Reflektive Teaching, Struktur Pembelajaran Ilmiah Dan Keterampilan “Micro<br />

Teaching”<br />

Struktur<br />

Pembelajaran Ilmiah<br />

Keterampilan<br />

“Micro Teaching”<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

Memberi Motivasi<br />

Merumuskan Masalah<br />

Menyusun Opini<br />

Perencanaan - Konstruksi<br />

Melakukan Percobaan<br />

Menarik Kesimpulan<br />

Abstraksi<br />

Konsolidasi - Aplikasi<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

Bertanya<br />

Memberi Penguatan<br />

Menjelaskan<br />

Mengadakan Variasi<br />

Membuka Pelajaran<br />

Menutup Pelajaran<br />

Mengajar Kelompok Kecil<br />

Mengajar Mengelola Kelas<br />

Dalam Kegiatan Pengajaran Mikro Terjadi Proses<br />

Pembelajaran Ilmiah Secara Parsial Atau Integral<br />

35


Mahasiswa Praktek sebagai<br />

“guru” Dalam Kuliah<br />

Micro Teaching<br />

Terjadi Refleksi Peangalaman<br />

antar mahasiswa saling<br />

menerima dan memberi<br />

pengalaman mengajar<br />

Gambar 1. Keterkaian Struktur Pembelajaran Ilmiah dan Micro Teaching<br />

Mahasiswa berperan<br />

sebagai “pengamat”<br />

Mahasiswa berperan<br />

sebagai “pengamat”<br />

Mahasiswa berperan<br />

sebagai “pengamat”<br />

Mahasiswa berperan<br />

sebagai “pengamat”<br />

Dosen sebagai pembimbing memberi komentar / evaluasi<br />

“micro teaching”<br />

Gambar 2. Peran Refleksi Mahasiswa Saat Praktek Mengajar “Micro Teaching“<br />

Jamzuri (2006) penelitian pembuatan SOP kuliah “micro Teaching”, menunjukkan<br />

keterkaian Struktur Pembelajaran Ilmiah dan “Micro Teaching“ yang dapat terkait secara parsial atau<br />

integral, sedang keterkaitan tersebut selalu dapat dikaitkan dengan“reflective teaching“ dalam arti<br />

setiap langkah harus direfleksikan agar selalu terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran (gambar 1).<br />

Secara parsial, bermakna bahwa setiap pembelajaran dapat dilatihkan satu atau lebih bagian<br />

dari 8 struktur pembelajaran ilmiah, misal hanya mengambil struktur merumuskan masalah dari<br />

penggalan materi pelajaran secara utuh, dilaksanakan selama 20 menit.<br />

Tetapi bila dilaksanakan secara integral, maka pembelajaran dilatihkan secara utuh dari 8<br />

struktur pembelajaran ilmiah dilaksanakan dalam waktu 45 menit sampai 80 menit.<br />

Gambar 2. Pada saat salah satu mahasiswa praktek mengajar dalam kuliah “micro teaching“<br />

mahasiswa lainnya melaksanakan pengamatan, yang pada giliranya akan melaksanakan praktek<br />

mengajar pula. Kegiatan berulang 3 sampai 4 kali praktek, maka akan terjadi putar gilir peran<br />

mahasiswa sebagai “guru“ dan atau sebagai “pengamat“ refleksi mahasiswa secara keseluruhan akan<br />

saling menerima dan memberi pengalaman mengajar.<br />

J. Rencana Penelitian<br />

1. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian<br />

Tabel 2. Siklus Persiapan Kuliahan “Micro Teaching”<br />

Kegiatan<br />

1. Tahap Persiapan<br />

Tugas / Pengalaman Yang<br />

Diperoleh<br />

36


P<br />

r<br />

a<br />

k<br />

t<br />

i<br />

k<br />

a<br />

n<br />

d<br />

a<br />

n<br />

p<br />

e<br />

n<br />

i<br />

l<br />

a<br />

i<br />

m<br />

e<br />

m<br />

p<br />

e<br />

r<br />

o<br />

l<br />

e<br />

h<br />

p<br />

e<br />

n<br />

g<br />

a<br />

l<br />

Evaluasi<br />

Perencanaan<br />

Terjadi interaksi antara Pembimbing -<br />

mahasiswa dalam memahami struktur<br />

pembelajaran<br />

Terjadi interaksi secara aktif antara konsultan<br />

dan Pembimbing<br />

Memilih Konsultan<br />

Dosen berpengalaman<br />

telah mengikuti<br />

pelatihan dan menjadi<br />

konsultan SEQIP<br />

Memilih Pembimbing<br />

Dosen yang telah<br />

mengikuti pelatihan<br />

“micro teaching” dari<br />

konsultan<br />

2. Tahap Pembentukan kelompok<br />

Memilih Koordinator<br />

Dosen yang telah<br />

meng-ikuti pelatihan<br />

“micro teaching” dari<br />

konsultan<br />

Pembimbingan<br />

Proses pembimbingan<br />

3 s/d 4 mahasiswa<br />

pada pembimbing<br />

Kuliah 1 Koordinator<br />

berperan sbg guru<br />

model contoh PBM yg<br />

dilaksanakan dalam<br />

kelompok 12 - 15 mhs<br />

dgn 3 pembimbing<br />

3. Tahap Revisi Rencana Pembelajaran<br />

Evaluasi diri<br />

Perbaikan<br />

1. Melatih dosen sebagai<br />

pembimbing<br />

2. Sebagai guru model<br />

3. Menjelaskan 8 Struktur<br />

pembelajaran<br />

4. Menjelaskan cara menilai<br />

5. Menjadi koordinator “Micro<br />

teaching”<br />

1. Mengikuti pelatihan pembimbing<br />

Berdiskusi / menyamakan<br />

persepsi 8 struktur pembelajaran<br />

ilmiah.<br />

2. Latihan menggunakan format<br />

tabel 2<br />

3. Menjadi model yang tampil<br />

sebagai contoh guru di depan<br />

mahasiswa peserta kuliah<br />

6. Membimbing mahasiswa<br />

1. Memimpin kelompok “micro<br />

teaching”<br />

2. Mengumpulkan format penilaian<br />

3. Memberi saran perbaikan<br />

pembelajaran yang telah<br />

berlangsung<br />

4. Memimpin diskusi dalam<br />

kelompok<br />

1. Penentuan materi pelajaran pada<br />

latihan “micro teaching” dengan<br />

8 struktur pembelajaran ilmiah.<br />

2. Kontrak pelaksanaan perkuliahan<br />

1. Penjelasan koordinator sbg guru<br />

model di depan mhs.<br />

2. Penjelasan 8 Struktur pembelajar<br />

an dan cara menilai pada mhs.<br />

3. Penjelasan tugas kuliah “micro<br />

teaching” dan diskusi kelompok<br />

1. Evaluasi 8 struktur pembela<br />

jaran oleh mhs<br />

2. konsultasi dgn pembimbing<br />

1. Berdiskusi dgn teman sejawat<br />

2. Memperbaiki rencana PBM<br />

3. Menyerahkan perbaikan pada<br />

pembimbing.<br />

Tabel 3. Siklus Praktek Mengajar “Micro Teaching”<br />

Kegiatan<br />

1. Praktek Mengajar Pertama<br />

Praktikan<br />

Tugas / Pengalaman Yang<br />

Diperoleh<br />

1. Menyerahkan kontrak persiapan<br />

37


Belajar lebih banyak dan<br />

Bermakna<br />

Kesimpatan Evaluasi diri<br />

pd putaran ke 2<br />

Mahasiswa yang<br />

ditunjuk sesuai giliran<br />

praktek pada<br />

kelompoknya<br />

Penilai<br />

Terdiri dari 3 mhs,<br />

pembimbing dan koor<br />

dinator kelompok.<br />

Penilaian mengguna -<br />

kan Format Pengamat<br />

an Pembelajaran<br />

Fisika ( Lampiran 1)<br />

2. Pengalaman Mahasiswa Selama Kuliah<br />

Praktikan<br />

3 mahasiswa yang<br />

praktek mengajar tiap<br />

tatap muka<br />

Penilai Formal diarti<br />

kan penilaian tertulis<br />

dan diungkapkan<br />

secara lesan, Non<br />

formal hanya menilai<br />

secara tertulis saja.<br />

3. Praktek Mengajar Kedua<br />

Praktikan<br />

Mahasiswa yang<br />

ditunjuk sesuai giliran<br />

praktek pada<br />

kelompoknya<br />

Penilai<br />

Mempunyai bekal<br />

mengajar 1 x , menilai<br />

non formal 12 x dan<br />

menilai formal 11 x<br />

praktek mengajar dg 8 struktur<br />

pembelajaran.<br />

2. Praktek mengajar selama 20 menit.<br />

3. Siap menerima evaluasi dari diri<br />

sendiri maupun teman mhs.<br />

1. Mhs 1 : menilai dg format<br />

Pembelajaran no 1 s/d 5 (2 menit)<br />

2. Mhs 2 : menilai dg format<br />

Pembelajaran no 6 s/d 10 (2 menit)<br />

3. Mhs 3 : menilai dg format<br />

Pembelajaran 11 s/d 15 ..(2 menit)<br />

4. Pembimbing : menilai dg format<br />

Pembelajaran yg perlu…(5 menit)<br />

5. Koordinator bila perlu<br />

1. Direncanakan 12 x kuliah.tatap<br />

muka<br />

2. Setiap mahasiswa diberi<br />

kesempatan 3 x praktek.<br />

1. Mhs diberi kesempatan menilai<br />

secara formal dan Non formal dgn<br />

Format Pembelajaran (Lamp 1)<br />

2. Memperoleh masukan dari<br />

pembimbing.<br />

3. Merefleksi pengalaman teman.<br />

1. Seperti kegiatan praktek 1<br />

2. Mempunyai bekal mengajar 1 x ,<br />

menilai non formal 12 x dan<br />

menilai formal 11 x<br />

3. Sempat menata ulang strategi PBM<br />

1. Lebih jeli 36 x menggunakan<br />

format Pembelajaran (Lamp 1)<br />

2. Lebih sadar mengatur PBM<br />

3. Berkesempatan tata ulang PBM<br />

4. Merefleksi pengalaman teman.<br />

4. Praktek Berikutnya :<br />

o Mahasiswa mempunyai pengalaman yang lebih banyak dan lebih<br />

baik tentang pelaksanaan pembelajaran dengan 8 struktur<br />

pembelajaran ilmiah.<br />

o Hanya mahasiswa pada putaran ke 2 yang belum menuju<br />

perbaikan akan dibimbing secara khusus oleh konsultan.<br />

2. Variabel Penelitian<br />

a) Kemampuan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) berstruktur ilmiah<br />

b) Kemampuan melaksanakan RPP dalam pembelajaran berstruktur ilmiah<br />

c) Kemampuan merefleksikan Implementasi saat pelaksanaan RPP dalam kelas<br />

3. Analisis dan Refleksi<br />

38


a) Penilaian Rencana Program Pembelajaran (RPP) menggunakan format penilaian pada<br />

lampiran 4<br />

b) Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran sesuai RPP menggunakan format penilaian pada lampiran<br />

5<br />

c) Refleksi kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan oleh diri sendiri, teman sejawat<br />

dan dosen pembimbing dengan desain seperti pada table 2 dan table 3.<br />

4. Data dan cara pengum-palannya<br />

5. Indikator Kinerja<br />

K. Jadwal Penelitian<br />

Sesuai kurikulum yang berlaku di Program P.Fisika Jurusan P.MIPA <strong>FKIP</strong> <strong>UNS</strong>, kuliah<br />

“micro teaching” dilaksanakan pada semester VI (genap), maka tahap persiapan dan tahap pelaksanaan<br />

kuliah umum dilaksanakan pada bulan Januari minggu pertama sampai ke tiga. Sedang pelaksanaan<br />

praktek ”micro teaching” 3 kali putaran dimulai pada bulan Pebruasi sampai Juli 2007.<br />

Tabel 4. Jadual Penelitian Januari – Pebruari<br />

No<br />

Kegiatan<br />

Bulan Pelaksanaan<br />

Januari Pebruari<br />

Minggu ke Minggu ke<br />

1 2 3 4 1 2 3 4<br />

1. Tahap Persiapan<br />

a Pemilihan konsultan<br />

x<br />

b Sosialisasi kegiatan x x<br />

c Pelatihan dosen pembimbing x x<br />

d Penyamaan persepsi format x x<br />

e Pembentukan kelompok x x<br />

2. Tahap Pelaksanaan Kuliah Umum<br />

a Pembimbing sebagai model<br />

x<br />

b Sosialisasi kegiatan x x<br />

c Penyamaan persepsi format x x<br />

d Undian Praktek x x<br />

e Pembimbingan praktek x x<br />

3. Praktek ”micro Teaching Putaran 1 Kelompok<br />

a Pertama : 3 mahasiswa x<br />

b Kedua : 3 mahasiswa x<br />

c Ketiga : 3 mahasiswa x<br />

d Keempat : 3 mahasiswa x<br />

e Evaluasi setiap praktek x x x x<br />

Tabel 5. Jadual Penelitian <strong>Maret</strong> - April<br />

No<br />

Kegiatan<br />

Bulan Pelaksanaan<br />

<strong>Maret</strong> April<br />

Minggu ke Minggu ke<br />

1 2 3 4 1 2 3 4<br />

4. Praktek ”micro Teaching Putaran 2 Kelompok<br />

a Pertama : 3 mahasiswa x<br />

39


Kedua : 3 mahasiswa x<br />

c Ketiga : 3 mahasiswa x<br />

d Keempat : 3 mahasiswa x<br />

e Evaluasi setiap praktek x x x<br />

5. Praktek ”micro Teaching Putaran 3 Kelompok<br />

a Pertama : 3 mahasiswa x<br />

b Kedua : 3 mahasiswa x<br />

c Ketiga : 3 mahasiswa x<br />

d Keempat : 3 mahasiswa x<br />

e Evaluasi setiap praktek x x x x<br />

Tabel 6. Jadual Penelitian Mei - Juni<br />

No<br />

Kegiatan<br />

Bulan Pelaksanaan<br />

Mei Juni<br />

Minggu ke Minggu ke<br />

1 2 3 4 1 2 3 4<br />

6. Praktek ”micro Teaching Putaran 4 Kelompok<br />

a Pertama : 3 mahasiswa x<br />

b Kedua : 3 mahasiswa x<br />

c Ketiga : 3 mahasiswa x<br />

d Keempat : 3 mahasiswa x<br />

e Evaluasi setiap praktek x x x<br />

Bulan Pelaksanaan<br />

Mei Juni<br />

No<br />

Kegiatan<br />

Minggu ke Minggu ke<br />

1 2 3 4 1 2 3 4<br />

7. Praktek ”micro Teaching Putaran 5 Kelompok<br />

a Pertama : 3 mahasiswa x<br />

b Kedua : 3 mahasiswa x<br />

c Ketiga : 3 mahasiswa x<br />

d Keempat : 3 mahasiswa x<br />

e Evaluasi setiap praktek x x x x<br />

Tabel 7. Jadual Penelitian Juni- Juli<br />

No<br />

Kegiatan<br />

Bulan Pelaksanaan<br />

Juni<br />

Juli<br />

Minggu ke Minggu ke<br />

1 2 3 4 1 2 3 4<br />

a Masukan dari koordinator x x x x x x x x<br />

b Penerapan format pembel x x x x x x x x<br />

c Struktur pembel ilmiah x x x x x<br />

d Diskusi antar pembimbing x<br />

Tabel 8. Jadual Penelitian Juni- Juli<br />

No<br />

Kegiatan<br />

Bulan Pelaksanaan<br />

Agustus September<br />

Minggu ke Minggu ke<br />

1 2 3 4 1 2 3 4<br />

Laporan Penelitian<br />

a Pengumpulan data x x x x x x x x<br />

b Desiminasi hasil x x x x x<br />

40


c Laporan x<br />

41


L. Personalia Penelitian<br />

Ketua Peneliti :<br />

a. Nama dan Gelar<br />

b. Jenis Kelamin<br />

c. Pangkat, Gol, NIP<br />

d. Program Studi/Jurusan<br />

e. Fakultas<br />

f. Institut/<strong>Universitas</strong><br />

g. Alamat rumah:<br />

h. No HP/ Email:<br />

Anggota Peneliti 1 :<br />

a. Nama dan Gelar<br />

b. Jenis Kelamin<br />

c. Pangkat, Gol, NIP<br />

d. Program Studi/Jurusan<br />

e. Fakultas<br />

f. Institut/<strong>Universitas</strong><br />

g. Alamat rumah<br />

h. No. telepon<br />

M. Rencana Anggaran<br />

: Drs Jamzuri MPd<br />

: Pria<br />

: Lektor kepala, IV B / 130 902 519<br />

: P. Fisika / Pendidikan MIPA<br />

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan<br />

: <strong>Sebelas</strong> <strong>Maret</strong><br />

: P Telukan Grogol Sukoharjo<br />

: 08122981617 jamzuri_uns@yahoo.com<br />

:<br />

Tabel 9. Biaya Penelitian<br />

No Kegiatan Volume / Harga Jumlah<br />

(1) (2) (3) (4)<br />

1. Tahap persiapan<br />

a. Makalah 30 x3xRp 15000 1,350,000.00<br />

b. CD Micro 2 cdx4xRp50000 400,000.00<br />

c. Bahan 1 setx4xRp 100000 400,000.00<br />

d. Format amatan 1 set x4xRp 3000 12,000.00<br />

2. Pelatihan Pembimbing Oleh Konsultan<br />

a. Kertas HVS 1 rimxRp 24000 24,000.00<br />

b. Spidol 15 bijixRp 3000 45,000.00<br />

c. Rekaman Video 1 kasetxRp 50000 50,000.00<br />

d. Sewa LCD 6 jam 6 xLCDxRp 50000 300,000.00<br />

e. Sewa Laptop 6 x1 bhxRp 25000 150,000.00<br />

3. Pelatihan 4 kelompok mahasiswa oleh 15 Pembimbing<br />

a. Kertas HVS 2 rimx Rp24000 48,000.00<br />

b. Spidol 4 klpx12xRp 3000 144,000.00<br />

c. Rekaman Video 4 klp x Rp 50000 200,000.00<br />

d. Rekaman data 1 Flash x Rp352000 352,000.00<br />

e. Sewa LCD 6 jam 6x4LCDxRp 50000 1,200,000.00<br />

f. Sewa Laptop 6 x4 bh x Rp 25000 600,000.00<br />

4. Tahap Kuliah 12 Tatap muka “Micro Teaching”<br />

a. Alat dan bahan 50 mhsxRp 10000 500,000.00<br />

b. Spidol 50 mhsxRp 4000 200,000.00<br />

c. Rekaman Video 10 kasetxRp 50000 500,000.00<br />

5. Seminar Hasil Penelitian<br />

42


a. Analisis data 1 set x Rp 100000 100,000.00<br />

b. Naskah Laporan 1 set x Rp 100000 100,000.00<br />

c. Transparansi 10 lb x Rp 1.500 15,000.00<br />

d. Penampil Laporan 2 jam x Rp 50.000 200,000.00<br />

e. Sewa Laptop 2 jam x Rp 25.000 50,000.00<br />

6. Perbaikan Laporan Berdasarkan Saran Seminar Penelitian<br />

a. Analisis data 1 set x Rp 200000 200,000.00<br />

b. Naskah laporan 1 set x Rp 100000 100,000.00<br />

c. Pengetikan Laporan 50 lb x Rp 1000 50,000.00<br />

d. Penggandaan 50 lbx10 set Rp 100 50,000.00<br />

e. Jilid Laporan 10 setxRp10000 100,000.00<br />

7. Honorarium<br />

a. Ketua 1 x8 bl x Rp50000 400,000.00<br />

b. Anggota 2 x6 bl x Rp30000 360,000.00<br />

c. Pembimbing 15x6 blxRp20000 1,800,000.00<br />

Jumlah 10,000,000.00<br />

( Sepuluh juta rupiah )<br />

N. Daftar Pustaka<br />

Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pdan K (1990), Kurikulum Pendidikan<br />

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan<br />

(MIPA-L<strong>PTK</strong>) Progran Strata -1 (S1), Jakarta<br />

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Buku Pedoman Tahun Akademik 2004 – 2005, <strong>UNS</strong><br />

Press<br />

Joko NurkamtoDR,(2003), Pidato Pengukuhan Guru Besar<strong>UNS</strong>, Surakarta, <strong>UNS</strong> Press<br />

Jamzuri (2006), Standar Operasi Kuliah Micro Teaching, Surakarta, <strong>FKIP</strong> <strong>UNS</strong><br />

Kurikulum online, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pusat Kurikulum Balitbang Departermen<br />

Pendidikan Nasional Republik Indonesia. www.puskur.or.id/2kurikulum<br />

Otto Hames,Tim SEQIP,(2000), Buku IPA Guru Kelas 6, Jakarta<br />

Otto Hames, (2001), Stuktur Pembelajaran IPA Model Prof Walter Klinger Phd, makalah<br />

seminar SEQIP 2001<br />

Widodo R (2002), Materi Pengajaran mikro, Surakarta, Unit PPL <strong>UNS</strong><br />

43


BAB IV<br />

BERLATIH MENYUSUN PROPOSAL <strong>PTK</strong><br />

A. Judul Penelitian<br />

1. Tulislah judul <strong>PTK</strong> yang Anda usulkan<br />

…………………………………………………………………………………………………...…<br />

……………………………………………………………………………………………………...<br />

………<br />

2. Apakah judul <strong>PTK</strong> Anda telah mencantumkan hal hal berikut:<br />

e) Tujuan/tindakan<br />

f) Cara menyelesaikan masalah (solusi)<br />

g) Tempat penelitian dilaksanankan (seting)<br />

B. Bidang Ilmu<br />

C. Bidang kajian<br />

D. Latar Belakang Masalah<br />

1. Kemukakanlah masalah atau kendala yang Anda hadapi ketika melaksanakan kegiatan<br />

belajar–mengajar mata pelajaran yang diberikan kepada siswa (berkaitan dengan penggunaan<br />

media, strategi, model, lingkungan belajar, sistempenilaian, implementasi kurikulum)!<br />

…………………………………………………………………………………………………..<br />

.…………………………………………………………………………………………………<br />

2. Pilihlah salah satu masalah yang menuntut Anda mendesak<br />

…………………………………………………………………………………………………..<br />

.…………………………………………………………………………………………………<br />

3. Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera di carikan pemecahannya!<br />

…………………………………………………………………………………………………..<br />

.…………………………………………………………………………………………………<br />

4. Analisislah penyebab munculnya masalah yang Anda rumuskan tersebut<br />

…………………………………………………………………………………………………..<br />

.…………………………………………………………………………………………………<br />

5. Dapatkanlah satu alternative pemecahan masalah untuk me-mecahkan masalah urgent yang<br />

Anda hadapi tersebut Alternatif pemecah an masalah itu haruslah bertolak dari hasilanalisis<br />

dan didasarkan pada TEORI tertentu.<br />

44


E. Rumusan Masalah<br />

1. Deskripsi rumusan masalah yang Anda hadapi<br />

…………………………………………………………………………………………………...<br />

…………………………………………………………………………………………………<br />

………<br />

2. Apakah masalah yang Anda deskripsikan telah memuat hal-hal sebagai berikut?<br />

a) Apakah deskripsi masalah telah disesuaikan dengan kondisi nyata tentang kendala–<br />

kendala yang Anda hadapai sewaktu melaksanakan KBM dengan menerapkan strategi<br />

pengajar an dan pembelajaran kontekstual?<br />

b) Apakah deskripsi masalah telah memuat identifikasi satu masalah yang mendesak untuk<br />

segera dilaksanakan?<br />

c) Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang hasil analisis masalah?<br />

d) Apakah deskripsi masalah telah memuat tentang refleksi awal?<br />

e) Bagaimana perumusan masalah?<br />

3. Deskripsikan tentang cara pemecahan masalah yang Anda ajukan<br />

…………………………………………………………………………………………………...<br />

…………………………………………………………………………………………………<br />

………...…………………………………………………………………………………………<br />

…………...……………………………………………………………<br />

Apakah pemecahan masalah yang Anda ajukan memenuhi rambu rambu berikut?<br />

a. Apakah ada alternative pemecahan masalah?<br />

b. Apakah alternative pemecahan masalah itu didasarkan teori tertentu?<br />

c. Apakah alternative pemecahan masalah itu bertolak dari hasil analisis?<br />

F. Cara Pemecahan Masalah<br />

1. Kemukakanlah prosedur tindakan yang akan Anda lakukan dalam <strong>PTK</strong><br />

……………………………………………………………………………………………..……<br />

…………………………………………………………………………………………………<br />

…<br />

2. Apakah dalam deskripsi tentang prosedur tindakan telah Anda kemukakan hal-hal sebagai<br />

berikut :<br />

a) Apakah ada deskripsi tentang setting dan karakteristik subjek?<br />

b) Apakah ada variable/factor yang diselidiki?<br />

c) Apakah ada rencana tindakan yang mencakup misalnya scenario pembelajaran,<br />

implementasi tindakan, observasi, dan evaluasi, analisis, dan refleksi?<br />

45


G. Tujuan Penelitian<br />

1. Rumuskan tujuan yang diharapkan dari penelitian Anda<br />

…………………………………………………………………………………………………...<br />

…………………………………………………………………………………………………<br />

………<br />

2. Apakah rumusan tujuan yang diharapkan dalam penelitian Anda telah memuat hal-hal sebagai<br />

berikut :<br />

a. Apakah rumusan tujuan yang diharapkan telah mengemuka -kan hasil yang diharapkan<br />

bagi siswa?<br />

b. Apakah rumusan tujuan yang diharapkan telah me-ngemukakan hasil yang diharapkan<br />

bagi praktisi?<br />

H. Manfaat Penelitian<br />

I. Kajian Pustaka<br />

J. Rencana Penelitian<br />

K. Personalia Penelitian<br />

L. Rencana Anggaran<br />

M. Daftar Pustaka<br />

N. Lampiran<br />

5. Tulislah lokasi penelitian Anda!<br />

…………………………………………………………………………………………………...<br />

…………………………………………………………………………………………………<br />

………...…………………………………………………………………………………………<br />

…………...……………………………………………………………<br />

6. Tulislah personil tim peneliti Anda<br />

Ketua Tim Peneliti<br />

Nama lengkap : ………………………………………………<br />

Jenis kelamin<br />

: ………………………………………………<br />

NIP<br />

: ………………………………………………<br />

Pangkat/Gol.<br />

: ………………………………………………<br />

46


RAMBU RAMBU PENYUSUNAN LAPORAN<br />

PENELITIAN TINDAKAN KELAS<br />

ii. Judul :<br />

singkat, spesifik, menunjukkan gambaran masalah,tindakan, hasil, dan lokasi, maksimal 15 kata<br />

iii. Bab I Pendahuluan:<br />

1. Latar belakang;<br />

Berisi tentang hal yang terjadi di sekolah, bersifat penting, bersifat mendesak, dapat<br />

dilakukan, jelas masalahnya atau berupa kondisi ideal, kondisi nyata, gap kondisi ideal dan<br />

kondisi nyata serta pemecahan masalah<br />

2. Rumusan masalah;<br />

Kalimat tanya yang berisi tentang : asumsi, lingkup penelitian, alternatif tindakan, indikator<br />

keberhasilan, dan cara penyelesaian masalah.<br />

3. Pemecahan masalah/identifikasi masalah;<br />

Berisi tentang uraian alternatif tindakan berdasarkan prioritas tindakan pemecahan masalah.<br />

4. Tujuan;<br />

Berisi tujuan umum, tujuan khusus atau cukup tujuan berisi tentang tujuan yang dapat diukur<br />

ketercapaiannya.<br />

5. Manfaat; berupa manfaat bagi siswa, guru, sekolah, atau komponen yang terkait. lebih baik<br />

kemukakan hal yang berupa inovasi.<br />

iv. Bab II Kajian Teori<br />

Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, kajian teori mengungkap tentang : What (apa)<br />

berupa definisi atau pengertian, Who ( siapa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa, Why (<br />

mengapa) mengapa teori itu ada, How ( bagaimana) teori itu digunakan atau hasil penelitian<br />

terdahulu (yang telah dilakukan orang lain)<br />

D. Bab III Metode Penelitian<br />

i) Seting penelitian; berisi tentang lokasi sekolah, kelas berapa, jumlah siswa, komposisi siswa,<br />

situasi lingkungan siswa, berapa lama penelitian dilakukan (sebutkan antara waktu)<br />

j) Indikator keberhasilan; berisi berupa indikator keberhasilan yang menjadi acuan<br />

keberhasilan dalam setiap tindakan, berupa gradasi seperti : 80-100 : sangat berhasil, 60-79 :<br />

berhasil, 40-59 : cukup berhasil, 20- 39 : kurang berhasil, 0-19 : tidak berhasil. Kalau<br />

kemampuan kognitif yang diukur angka Kriteria Ketuntasan Minimal bisa dijadikan sebagai<br />

acuan,<br />

k) Gambaran umum penelitian (siklus tindakan); berisi tindakan tindakan tiap siklusnya,<br />

yang dalam setiap siklus berupa : kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, kegiatan<br />

47


pengamatan serta kegiatan refleksi, refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk<br />

perencanaan tindakan pada siklus kedua dan seterusnya.<br />

l) Instrumen yang digunakan, pedoman observasi, alat perekam dll<br />

E. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan<br />

Berisi hasil pengamatan dari observer, analisis data dan refleksi dari kegiatan dalam setiap siklus.<br />

Hasil refleksi merupakan rencana tindakan dalam tiap siklusnya. Hasil pengamatan berupa<br />

tindakan guru dan kegiatan siswa.<br />

F. Bab V Kesimpulan dan Saran<br />

Berisi kesimpulan dari penelitian dan saran tindakan perbaikan atas hasil penelitian (bisa berupa<br />

rekomendasi)<br />

ALASAN PENOLAKAN <strong>PTK</strong><br />

ALASAN PENOLAKAN<br />

UMUM<br />

1.<br />

Terdapat bagian tulisan atau adanya petunjuk lain yang<br />

menunjukkan bahwa KTI ini diragukan keasliannya, seperti :<br />

a. lokasi/subjek/tgl. pembuatan/data tidak konsisten *)<br />

b. adanya kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat<br />

mencolok dg KTI orang lain<br />

c. adanya perbedaan yang sangat mencolok untuk KTI yang<br />

ditulis oleh orang yang sama<br />

d. masalah yang diteliti/dikaji tidak sesuai dg latar belakang<br />

keahlian atau tugas pokok penulis<br />

e. terdapat bentuk ketikan yang berbeda<br />

f. sama persis dengan KTI Sdr. : ..............<br />

2. KTI yang diajukan di luar bidang pendidikan<br />

3. KTI berupa skripsi, tesis, disertasi<br />

4. jenis KTI tidak jelas<br />

5.<br />

tidak lengkapnya bukti fisik seperti pengesahan kepala sekolah,<br />

petugas perpustakaan, lembaga profesi, dll<br />

6. sistematika penulis tidak sesuai pedoman<br />

7. tulisan yang diajukan tidak termasuk jenis KTI yang memenuhi<br />

48


syarat untuk dapat dinilai sesuai Kepmendikbud No.<br />

025/O/1995<br />

KHUSUS LAPORAN PENELITIAN<br />

1.<br />

KTI belum/tidak menggunakan format yang lazim dalam<br />

penulisan ilmiah<br />

2. KTI tidak menggunakan proses berfikir keilmuan<br />

a. penelitian : pendahuluan, kajian teori, metodologi<br />

penelitian, hasil penelitian, kesimpulan & saran<br />

b. tinjauan atau ulasan ilmiah : pendahuluan yang memuat<br />

uraian hal yang dipermasalahkan, kajian teori dan fakta<br />

mengenai hal yang dipermasalahkan, ulasan/tinjauan<br />

ilmiah yang merupakan gagasan penulis dan kesimpulan<br />

3. Isi KTI tidak bermanfaat, karena :<br />

a. tidak ada kaitannya dengan pengembangan profesi penulis<br />

b. hal yang dipermasalahkan terlalu luas<br />

c. merupakan laporan kegiatan pembelajaran/penelitian mata<br />

pelajaran<br />

4.<br />

Jenis penelitian tidak sesuai dengan kaidah penelitian<br />

<strong>PTK</strong>/Deskriptif/Eksperimen<br />

5. Permasalahan yang ditulis :<br />

a. sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya<br />

b. telah jelas jawabannya, tidak perlu diteliti<br />

c. tidak menunjukkan adanya kegiatan nyata penulis dlm<br />

pengembangan profesi<br />

6. Pendahuluan dan kajian teori :<br />

a. latar belakang masalah tidak jelas<br />

b. rumusan masalah tdk menunjukkan pentingnya hal yg<br />

dipermasalahkan<br />

c. penjelasan teori tentang hal yang dipermasalahkan tidak<br />

jelas/tdk relevan/tdk mendalam *)<br />

7. Metode penelitian :<br />

a. penetapan populasi /teknik sampling tdk jelas/tdk benar<br />

b. metode pengumpulan/pengolahan data dan analisis data<br />

tdk jelas/tdk benar<br />

49


c. waktu penelitian tidak jelas<br />

8. Pembahasan hasil penelitian :<br />

a. tidak proposional/tdk seimbang dg bab-bab sebelumnya<br />

b. tidak didukung data yg relevan<br />

c. belum dilengkapi data hasil penelitian<br />

d. tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dari <strong>PTK</strong> tidak<br />

jelas<br />

e. pembahasan hasil tinjauan/ulasan ilmiah belum/tdk<br />

memuat gagasan penulis<br />

9. Kesimpulan :<br />

a. tidak sesuai dengan alur berfikir pada bab-bab sebelumnya<br />

b. tidak didukung dengan hasil penelitian<br />

c. tidak sesuai dengna variabel yang diteliti/tidak menjawab<br />

permasalahan (rumusan masalah) *)<br />

50


Lampiran 1 :<br />

Curriculum Vitae Ketua Dan Anggota Peneliti<br />

1. Data Ketua Peneliti<br />

a. Nama lengkap dan gelar<br />

b.NIP<br />

c. Pangkat / golongan<br />

d.Fakultas / Jurusan<br />

e. Bidang Keahlian<br />

f. Alamat<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

Drs Jamzuri MPd<br />

130 902 519<br />

Lektor kepala / IV B<br />

KIP – P.MIPA<br />

Pendidikan Fisika<br />

P D15/13/14 Sukoharjo<br />

2. Pengalaman Mengajar :<br />

a. Pengampu Pengajaran Micro di P.Fisika sejak 1984<br />

b. Pembimbing PPL di P.Fisika tahun 1990 – sekarang<br />

3. Pengalaman Meneliti :<br />

a. Jamzuri, (2003) Pola Pembelajaran SEQIP di SD. <strong>UNS</strong><br />

b. Jamzuri (2006), SOP Mikroteaching Di P. Fisika, LPPM<br />

4. Pengalaman Menulis Buku :<br />

Jamzuri (2003), Logika Biner, <strong>UNS</strong> Press<br />

1. Data anggota Peneliti ke 1<br />

a. Nama lengkap dan gelar<br />

b. NIP<br />

c. Pangkat / golongan<br />

d. Fakultas / Jurusan<br />

e. Bidang Keahlian<br />

f. Alamat<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

:<br />

Drs Sutadi Waskito MPd<br />

130 529 711<br />

Lektor / IV A<br />

KIP – P.MIPA<br />

Fisika Dasar<br />

Jaten Karanganyar<br />

2. Pengalaman Studi<br />

a. S1 : Pendidikan Fisika <strong>FKIP</strong> IKIP YOGYAKARTA<br />

b. S2 : Pendidikan Fisika IKIP JAKARTA<br />

3. Pengalaman Mengajar :<br />

a. Micro teaching di P.Fisika tahun 1983 – sekarang<br />

b. PPL di P.Fisika tahun 1983 – sekarang<br />

c. Seminar Fisika di P.Fisika tahun 1983 – sekarang<br />

4. Pengalaman meneliti :<br />

Sutadi Waskito, (2002), Identifikasi miskonsep gelombang pada<br />

mahasiswa program studi fisika <strong>FKIP</strong> <strong>UNS</strong>, DIKs <strong>UNS</strong>.<br />

5. Pengalaman Menulis Buku :<br />

a. Sutadi Waskito (2000), Konsep Dasar IPA, <strong>UNS</strong> Press<br />

b. Sutadi Waskito (2001), Listrik Magnet dan Fisika Moder,<br />

<strong>UNS</strong> Press<br />

c. Sutadi Waskito (2002), Pengantar Fisika Kuantum, <strong>UNS</strong><br />

Press<br />

51


Lampiran 2 :<br />

Struktur Kurikutum Program Studi P.Fisika<br />

P.MIPA <strong>FKIP</strong> <strong>UNS</strong><br />

Sebaran Mata Kuliah P.Fisika Semester VI *)<br />

No Kode Mata Kuliah SKS<br />

1 PO 625 P Micro Teaching 2<br />

2 PMF 545 Penelitian Pengajaran Fisika 2<br />

3 KPO 624 Profesi Kependidikan II 2<br />

4 KPMF 633 Optika 2<br />

5 KPMF 634 Fisika Statistik 3<br />

6 KPMF 635 Fisika Kuantum 3<br />

7 KPMF 636 Pendahuluan Fisika Zat Padat 1<br />

8 KPMF 637 Pendahuluan Fisika Inti 1<br />

9 KPMF 636 Pendahuluan Fisika Zat Padat I 1<br />

10 KPMF 645 Pendahuluan Fisika Inti I 1<br />

11 KPMM 235 Pemrograman Komputer 3<br />

Jumlah 15<br />

Rekapitulasi Kelompok Mata Kuliah dan Jumlah SKS *)<br />

No<br />

Kelompok<br />

Mata Kuliah<br />

Mata Kuliah Jumlah SKS Jumlah<br />

Nas Inst Nas Inst SKS<br />

1 MPK 3 6 6 9 15<br />

2 MKK 6 13 13<br />

3 MKB 40 5 96 7 103<br />

4 MPB 5 11 11<br />

5 MBB 2 5 5<br />

Jumlah 56 11 131 16 147<br />

*) Sumber :<br />

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, BUKU PEDOMAN TAHUN AKADEMIK<br />

2004 – 2005, <strong>FKIP</strong> <strong>UNS</strong>, Hal 170 -172, <strong>UNS</strong> Press<br />

52


Lampiran 3 :<br />

MODEL RENCANA PEMBELAJARAN<br />

Terapung Tenggelam<br />

Tujuan :<br />

o Mengamati peristiwa terapung tenggelam dalam air<br />

o Menunjukkan bahwa tenggelam terapungnya suatu benda tergantung jenis dan bentuk benda.<br />

o Menunjukkn bahwa tenggelam terapungnya suatu benda tergantung pada perbanding an jumlah<br />

penenggelam dan pengapung.<br />

Alat dan Bahan :<br />

o Tabung reaksi<br />

o Botol aqua<br />

o Kuvet<br />

o Pipet<br />

o Plastisin<br />

o Batu kerikil<br />

o Kayu<br />

o Paku besi<br />

o Gabus<br />

o Kelereng kaca<br />

o Kelereng besi<br />

o Karet pengahapus<br />

o Kubus aluminium<br />

o Pelat seng<br />

Langkah-Langkah Kegiatan Belajar Mengajar<br />

1. Motivasi :<br />

o Mengenalkan neraca Cartesius<br />

o<br />

o<br />

o<br />

o<br />

Demonstrasi neraca Cartesius<br />

Siswa menduga apa yang terjadi jika tabung aqua ditekan.<br />

Diperkenalkan definisi tenggelam terapung suatu benda dalam air.<br />

Botol aqua ditekan<br />

Tabung reaksi<br />

o<br />

2. Perumusan Masalah :<br />

Mengapa tabung reaksi tenggelam jika tabung aqua di tekan ?<br />

3. Opini :<br />

Siswa diminta memberi alasan mengapa tabung reaksi dapat tenggelam<br />

4. Percobaan :<br />

o Percobaan pertama :<br />

a) Siswa diminta memasukkan berbagai jenis benda dalam kuvet yang berisi air<br />

53


Kayu<br />

Gabus<br />

Karet<br />

Kaca<br />

Plastisin<br />

No Jenis Benda<br />

Posisi benda<br />

tenggelam Terapung<br />

1 Kayu<br />

2 Gabus<br />

3 Karet<br />

4 Kaca<br />

5 Plastisin<br />

6<br />

b) Berdasarkan hasil pengamatan siswa diminta mengisi tabel pengamatan.<br />

c) Kesimpulan : Tenggelam terapungnya benda dalam air tergantung pada jenis benda<br />

o Percobaan kedua :<br />

Kubus berongga<br />

Silinder berongga<br />

Silinder pejal<br />

Kubus pejal<br />

No<br />

Plastisin dibentuk<br />

1 Kubus berongga<br />

2 Kubus Pejal<br />

3 Silinder berongga<br />

4 Silinder Pejal<br />

5<br />

6<br />

Posisi benda<br />

tenggelam Terapung<br />

a) Persiapan, guru membuat berbagai bentuk pejal besar dan yang paling besar berongga dari<br />

bahan plastisin, Siswa di -minta menebak apa yang terjadi jika berbagai bentuk plastisin<br />

dimasukkan dalam air.<br />

b) Siswa diminta membuat bentuk lain agar tidak tenggelam dalam air<br />

c) Berdasarkan hasil pengamatan siswa diminta mengisi tabel pengamatan<br />

d) Kesimpulan : Tenggelam terapungnya benda dalam air ter-gantung pada bentuk benda<br />

o Percobaan Ketiga :<br />

54


a) Siswa diminta mengatur tabung reaksi agar mengapung, melayang, tenggelam dalam air<br />

b) Siswa akan menemukan bila tabung reaksi didisi air penuh atau sebagian akan dapat<br />

tenggelam atau mengapung atau melayang dalam air. Diskusi agar siswa menemukan<br />

penenggelam dan pengpung<br />

c) Kesimpulan :<br />

o<br />

o<br />

Udara sebagai pengapung kaca sebagai penenggelam.<br />

Dengan mengubah perbandingan penenggelam dan pengapung, benda yang tenggelam<br />

dapat diubah menjadi mengapung.<br />

o Percobaan Keempat :<br />

volume udara pada tabung reaksi jika tabung aqua di tekan.<br />

5. Kesimpulan : Berdasarkan percobaan 1 sampai 4 dapat disimpulan bahwa :<br />

o<br />

o<br />

6. Aplikasi<br />

o<br />

o<br />

7. Abstraksi<br />

a) Kesimpulan :<br />

Bila tabung<br />

aqua ditekang<br />

makin keras<br />

udara dalam<br />

tabung reaksi<br />

makin kecil,<br />

maka tabung<br />

reaksi akan<br />

Posisi kolom udara dalam tabung<br />

lebih mudah<br />

reaksi ketika tabung aqua ditekan<br />

tenggelam<br />

dalam air.<br />

a) Kembali pada neraca Cartesius dengan pengamatan yang lebih cermat pada perubahan<br />

Tenggelam terapungnya suatu benda dalam air tergantung pada jenis dan bentuk benda.<br />

Dengan mengatur perbandingan jumlah pengapung dan penenggelam dapat dibuat benda<br />

mengapung mengapung menjadi tenggelam atau sebaliknya.<br />

Guru menjelaskan peran gelembung pada ikan<br />

Guru menjelaskan cara kerja kapal selam<br />

o Siswa diminta menjelaskan mengapa kapal dari besi dapat terapung dalam air ?<br />

8. Konsolidasi<br />

Siswa diminta untuk menjelaskan, memperagakan botol minuman dari kaca agar terapung,<br />

tenggelam atau melayang dalam air.<br />

55


Lampiran 4 :<br />

Format Pengamatan Pembelajaran Fisika<br />

1. Rencana Pembelajaran :<br />

a RPP hasil konsultasi ya tdk<br />

b Sesuai dengan GBPP ya tdk<br />

2. Penggunaan Waktu Oleh guru<br />

a Alokasi Waktu cukup ya tdk<br />

b Waktu disia-sia kan ya tdk<br />

c Waktu sesuai rencana ya tdk<br />

3. Pelaksanaan Kegiatan Mengajar<br />

a Menyenangkan ya tdk<br />

b Tertekan ya tdk<br />

c Memberi perhatian ya tdk<br />

4. Mengikuti Aturan Pembelajaran<br />

a 1. Motivasi dg cerita 1 2 3 4<br />

2. Motivasi dg fenomena 1 2 3 4<br />

3. Motivasi dg eks 1 2 3 4<br />

b Menggali kemampuan awal 1 2 3 4<br />

c Perhatian pd pokok masalah 1 2 3 4<br />

d Melakukan pengamatan 1 2 3 4<br />

e Mengumpulkan data 1 2 3 4<br />

f Meenarik kesimpulan ya tdk<br />

g Menemukan konsep Fisika 1 2 3 4<br />

h Sesuai tujuan 1 2 3 4<br />

i Sesuai lingkungan siswa 1 2 3 4<br />

5. Guru Mengevaluasi hasil belajar<br />

a Sesuai tujuan pembelajaran 1 2 3 4<br />

b Memberikan PR 1 2 3 4<br />

6. Penggunaan Papan tulis<br />

a Mengikuti urutan logis 1 2 3 4<br />

b Tulisan mudah dibaca 1 2 3 4<br />

7. Penggunaan KIT / Laboratorium Fisika<br />

a Menggunakan KIT yg cocok 1 2 3 4<br />

b Merangkai alat eksperimen 1 2 3 4<br />

c Membimbing merakit alat 1 2 3 4<br />

d Membimbing eksp 1 2 3 4<br />

e Mengembalikan alat 1 2 3 4<br />

8. Penggunaan Alat Bantu Belajar Mengajar<br />

a Penggunaan alat yg relevan 1 2 3 4<br />

b Penggunaan buku yg lain 1 2 3 4<br />

c Penggunaan sumber lain 1 2 3 4<br />

9. Interaksi Selama Pelajaran<br />

a Pertanyaan yg relevan 1 2 3 4<br />

b Pertanyaan bervariasi 1 2 3 4<br />

c Memberikan penguatan 1 2 3 4<br />

d Memberi umpan balik 1 2 3 4<br />

10. Metode Mengajar<br />

a Berpusat pada siswa 1 2 3 4<br />

b Memberi tugas untsiswa 1 2 3 4<br />

c Merangsang interaksi siswa 1 2 3 4<br />

56


11. Penjelasan Guru :<br />

a Bahasa jelas dan sederhana 1 2 3 4<br />

b Contoh relevan 1 2 3 4<br />

12. Jawaban Siswa :<br />

a Siswa menjawab bersama 1 2 3 4<br />

b Siswa melengkapi kalimat 1 2 3 4<br />

c Siswa melengkapi suku kata 1 2 3 4<br />

13. Pergetahuan Konsep Fisika Guru :<br />

a Sesuai perkembangan ilmu 1 2 3 4<br />

b Mengandung miskonsepsi 1 2 3 4<br />

c Dpt meghubungkan konsep 1 2 3 4<br />

14. Tingkah Laku Guru :<br />

a Antusias 1 2 3 4<br />

b Suara jelas tak monoton 1 2 3 4<br />

c Penampilan 1 2 3 4<br />

57


Lampiran 5 :<br />

Panduan Pengisian Format Pengamatan Pembelajaran<br />

Fisika Di Kelas<br />

1. Rencana Pembelajaran :<br />

a. Tanyakan apakah pelajaran dipersiapkan sesuai hasil konsultasi<br />

b. Tanyakan apakah persiapan guru sesuai dengan GBPP<br />

2. Penggunaan Waktu Oleh Guru :<br />

a. Amati kriteria tertentu, misal pelajaran tidak selesai atau kriteria lain yang menunjuk<br />

kan waktu yang disediakan cukup atau kurang<br />

b. Jawab YA jika guru membicarakan hal-hal yang tidak penting dan tidak relevan<br />

c. Jawab YA jika pelajaran tepat waktu dan sesuai tujuan<br />

3. Pelaksanaan Kegiatan Mengajar :<br />

a. Jawab YA jika interaksi guru dan siswa dalam kelas menyenangkan; Misalnya<br />

berindikasi bahwa guru tidak mengabaikan pendapat anak, memberi penghargaan pada<br />

pendapat anak dan selingan humor yang sehat<br />

b. Amati apakah guru menyuruh anak cepat menjawab pertanyaan, selalu<br />

membandingkan prestasi anak, mengolok atau tindakan lain sehingga anak menjadi<br />

cemas tidak aman dan sebagainya<br />

c. Amati perilaku guru mengenai pembagian giliran menyelesaikan pertanyaan atau<br />

tugas pada siswa, apakah hanya siswa tertentu atau seluruh siswa<br />

4. Mengikuti Aturan Pembelajara :<br />

a. 1/2/3 pilih salah satu cara guru memberi motivasi siswa yang paling dominan Ialah (1)<br />

bercerita (2) Fenomena (3) Ekperimen<br />

b. Perhatikan, apakah guru menggunakan pengetahuan awal siswa untuk memulai dan<br />

mengembangkan pembel-ajarannya<br />

c. Amati, apakah guru selalu mengarahkan siswa pada masalah pokok ? Misal dengan<br />

demostrasi, eksperimen atau membawa sesuatu yang dibawa guru dalam kelas selalu<br />

dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa mengikuti pelajaran.<br />

d. Amati, apakah guru membimbing siswa mengamati semua aspek yang relevan dan<br />

berusaha melibatkan semua siswa melakukan pengamatan yang relevan<br />

e. Amati, apakah guru membimbing siswa merekam data hasil pengamatan yang<br />

relevan, lengkap; Misal mengisi tabel, membuat gambar, menggolongkan dsb.<br />

f. Amati, apakah guru membimbing siswa memberi arti pada data hasil pengamatan anak<br />

dalam pembelajaran.<br />

g. Jawab YA, jika langkah pembelajaran guru sesuai dengan konsep Fisika.<br />

h. Amati, apakah langkah-langkah pembelajaranm guru cocok untuk mencapai tujuan<br />

pembelajaran secara utuh atau hanya sebagian saja.<br />

i. Amati, apakah pembelajaran yang dilakukan guru berhubungan dengan lingkungan<br />

dan kehidupan sehari hari yang dialami siswa<br />

5. Guru mengevaluasi Hasil Belajar :<br />

a. Amati, apakah evaluasi/assesmen yang dilakukan guru sesuai tujuan<br />

b. Amati, apakah guru memberi tugas rumah yang relevan dan menarik pada siswa<br />

6. Penggunaan Papan Tulis :<br />

a. Amati, apakah guru menggunakan papan tulis secara efisien, ialah tertulis informasi<br />

teratur, runut sesuai urutan yang logis untuk dapat dicatat oleh siswa<br />

b. Amati, apakah tulisan guru di papan tulis dapat terbaca, menarik dan bermakna.<br />

7. Penggunaan KIT / Peralatan Laboratorium :<br />

a. Amati, apakah guru selalu menggunakan komponen KIT yang cocok.<br />

b. Amati, apakah guru dapat merangkai alat secara cepat, benar atau lambat, salah.<br />

58


c. Amati, apakah guru membimbing siswa merangkai alat eksperimen. Misal menunjuk<br />

kan cara, kemudian menyuruh atau menuntun siswa melakukan sendiri.<br />

d. Amati, apakah guru membimbing siswa melakukan eksperimen dengan benar, tuntas<br />

dan logis yang memungkinkan adanya variasi percobaan.<br />

e. Amati, apakah guru mengembalikan semua peralatan ke tempat secara benar, bersih<br />

dan kering.<br />

8. Penggunaan Alat bantu belajar mengajar :<br />

a. Amati, apakah guru menggunakan alat / bahan eksperimen lain selain KIT yang<br />

relevan dengan eksperimen yang dilakukan.<br />

b. Amati, apakah guru menggunakan sumber lain selain Buku Fisika, misal koran.<br />

c. Amati, apakah guru menggunakan Buku Fisika lain dan Buku apa saja<br />

9. Interaksi Selama Pelajaran :<br />

a. Perkirakan berapa kali guru mengajukan pertanyaan yang relevan. Apakah pertanyaan<br />

menstimulasi anak untuk berpikir dan tidak hanya pertanyaan ingatan.<br />

b. Amati, apakah guru hanya menggunakan satu macam atau beberapa pertanyaan yang<br />

berupa menggali, menuntun, menegaskan dan sebagainya.<br />

c. Amati, apakah guru memberi penguatan, misal dengan memberi pujian<br />

d. Amati, apakah guru memberi umpan balik terhadap kesalahan siswa, misal membantu<br />

membetulkan atau memberi tugas untuk mencari yang benar dsb<br />

10. Metode mengajar :<br />

a. Amati, apakah guru memberi berbagai aktivitas kepada siswa untuk menemukan<br />

sendiri<br />

b. Amati, apakah guru memberi tugas pada siswa.<br />

c. Amati, apakah guru merangsang siswa untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya<br />

selama pembelajaran<br />

11. Penjelasan Guru :<br />

a. Amati, apakah guru menggunakan bahasa jelas, sederhana mudah dimengerti<br />

b. Amati, apakah guru menggunakan contoh yang relevan pada penjelasan pembelajaran<br />

12. Jawaban Siswa :<br />

a. Amati, berapa banyak perilaku siswa menjawab secara bersama.<br />

b. Amati, berapa banyak jawaban siswa yang hanya melengkapi kalimat guru.<br />

c. Amati, berapa banyak jawaban siswa yang hanya melengkapi satu kata guru<br />

13. Pengetahuan Guru :<br />

a. Amati, apakah guru memiliki informasi yang cukup tentang perkembangan Fisika<br />

yang mutakhir pada saat memberi contoh pembelajaran Fisika.<br />

b. Amati, apakah guru memberi informasi yang miskonsepsi.<br />

c. Amati, apakah guru dapat menghubungkan konsep dengan konsep lain.<br />

14. Tingkah laku Guru :<br />

a. Amati, apakah guru antusias dalam mengajar.<br />

b. Amati, apakah suara guru jelas dan tidak monoton.<br />

c. Amati, apakah penampilan guru rapi, berkomunikasi dsb<br />

59

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!