Penjaskes_PTK - Agus Kristiyanto.pdf - Sertifikasi FKIP UNS
Penjaskes_PTK - Agus Kristiyanto.pdf - Sertifikasi FKIP UNS
Penjaskes_PTK - Agus Kristiyanto.pdf - Sertifikasi FKIP UNS
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
permasalahan praktis, terutama masalah-masalah yang berkaitan dengan<br />
persoalan pembelajaran pendidikan jasmani di kelas. Bahkan, di beberapa<br />
negara maju, seperti negara-negara di Amerika dan beberapa negara di<br />
Eropa, telah banyak guru-guru dan para praktisi pendidikan jasmani<br />
menerapkan <strong>PTK</strong> ini untuk memecahkan masalah praktis yang terkait<br />
dengan banyak aspek pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Minimal<br />
telah dilakukan secara terus menurus di kelas di mana mereka terdorong<br />
untuk ingin selalu memperbaiki proses dan hasil pembelajaran.<br />
Di Indonesia, kesadaran para guru pendidikan jasmani untuk<br />
mampu melakukan <strong>PTK</strong> seperti merupakan sebuah “ledakan” atau<br />
“booming” yang sifatnya kolektif, manakala semakin banyak guru<br />
pendidikan jasmani di Indonesia yang ingin mengambil peranan lebih<br />
besar dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran Penjasorkes.<br />
Penguasaan <strong>PTK</strong> bagi guru menjadi sebuah kebutuhan mendasar, karena<br />
melalui <strong>PTK</strong> maka segala ide kreatif dan daya inovasi guru akan<br />
tersalurkan secara aplikatif, baik dalam pengembangan metode, media,<br />
maupun asesmen.<br />
2. Membentuk Guru Masa Depan yang Pendidik- Pengajar- Peneliti (P3)<br />
Hal yang lazim terjadi pada saat guru selama bertahun-tahun<br />
mengajar adalah mulai merasakan bahwa kegiatan profesionalnya tersebut<br />
tiba-tiba menjadi sesuatu yang statis dan menjemukan. Menjemukan bagi<br />
guru juga menjemukan bagi siswa. Proses interaksi dalam pembelajaran<br />
yang telah terkontaminasi oleh kebosanan (boring) tentu tidak akan<br />
menghasilkan sesuatu yang baik. Proses pembelajaran tidak akan optimal<br />
karena siswa berpartisipasi secara setengah hati, dan hasil belajarnya-pun<br />
pasti juga akan “mengambang”. Praktik pembelajaran tentunya akan<br />
sangat jauh dari bentuk pembelajaran yang berkualitas. Hal tersebut akan<br />
mengarah pada sebuah tuntutan tentang bagaimana sebaiknya kualitas<br />
pembelajaran tersebut dikembangkan?<br />
Pengembangan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani pada<br />
jenjang apapun, seharusnya senantiasa diupayakan melalui penelitian<br />
secara berkesinambungan. Penelitian untuk mengembangkan kualitas<br />
Modul PLPG <strong>Penjaskes</strong> Rayon 113 <strong>UNS</strong> Surakarta 3