Aya Sofia Langsung ke Jakarta - ScraperOne
Aya Sofia Langsung ke Jakarta - ScraperOne
Aya Sofia Langsung ke Jakarta - ScraperOne
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
22 rans Borneo Banjarmasin Post<br />
KAMIS 7 MARET 2013<br />
Nelayan Sebatik Ancam Anarkistis<br />
■ Desak Setop Pukat Harimau<br />
NUNUKAN, BPOST - Para<br />
nelayan di Pulau Sebatik <strong>ke</strong>mbali<br />
mengancam akan bertindak<br />
anarkis jika pemerintah<br />
tidak mencabut aturan yang<br />
membolehkan beroperasinya<br />
trawl di sekitar perairan Pulau<br />
Sebatik, di perbatasan Republik<br />
Indonesia-Malaysia.<br />
Ketua Himpunan Nelayan<br />
Sebatik Thamrin mengatakan,<br />
pemerintah harus segera<br />
mencabut aturan dimaksud.<br />
Jika tidak, mereka bisa bertindak<br />
sendiri.<br />
“Pemerintah daerah harus<br />
mendesak supaya SK menteri<br />
dicabut. Kalau tidak bisa, kami<br />
akan cabut sendiri. Kami<br />
akan berbuat sendiri. Kalau<br />
kami anarkistis, siapa yang<br />
malu? Kenapa ada aturan itu,<br />
kalau masyarakat tidak bisa<br />
menerima?” ujarnya, Selasa<br />
(5/3 saat menghubungi tribunkaltim.co.id<br />
(Group BPost) melalui<br />
telepon selulernya dari<br />
Sebatik.<br />
Keluhan ini sebenarnya<br />
sudah mereka sampaikan sejak<br />
1995 silam, saat mulai marak<br />
beroperasinya trawl. Hanya<br />
saja, hingga kini belum ada<br />
tanggapan yang positif.<br />
Dengan alasan pengaman-<br />
BLH Kalbar Pantau<br />
52 Titik Api<br />
“Kalau kami<br />
anarkistis, siapa<br />
yang malu?<br />
Kenapa ada<br />
aturan itu, kalau<br />
masyarakat tidak<br />
bisa menerima?”<br />
THAMRIN<br />
Ketua Nelayan Sebatik<br />
an perbatasan, pemerintah pusat<br />
justru melegalkan beroperasinya<br />
trawl terutama di<br />
sekitar kawasan Perairan Karang<br />
Unarang, Ambalat.<br />
Jelas saja para nelayan meradang<br />
dengan beroperasinya<br />
kapal-kapal pukat harimau ini.<br />
Dulunya sekali melaut para<br />
nelayan dapat membawa pulang<br />
hasil antara 2.000 hingga<br />
5.000 Ringgit Malaysia. Namun<br />
sejak 1995, penghasilan<br />
yang mereka bawa pulang hanya<br />
antara 250 hingga 500<br />
ringgit Malaysia. Saat ini kurs<br />
1 ringgit Malaysia sama dengan<br />
Rp 3.200.<br />
“Kalau cuma dapat RM 500<br />
pasti rugi. Biaya operasional<br />
PONTIANAK, BPOST - Badan Lingkungan Hidup<br />
Daerah (BLHD) Kalbar mencatat sejak awal Maret<br />
2013 terdapat 52 titik api yang tersebar di sejumlah<br />
kabupaten dan kota di Kalbar.<br />
“Titik panas ini diduga menjadi penyebab munculnya<br />
kabut asap yang melanda Kota Pontianak<br />
dan sekitarnya beberapa hari terakhir,” kata Kepala<br />
Bidang Pengendalian dan Konservasi BLHD<br />
Provinsi Kalbar Wuyi Bardini, Selasa (5/3).<br />
Berdasarkan data BLHD Kalbar yang mengambil<br />
hasil deteksi Satelit NOAA, pada 2 Maret terdapat<br />
24 titik api yang tersebar di beberapa daerah yakni<br />
Kabupaten Ketapang 10 titik, Landak satu titik,<br />
Kubu Raya 10 titik. Sanggau dua titik dan Sekadau<br />
satu titik. Pada 3 Maret, tercatat ada tujuh titik api.<br />
Di Ketapang dua titik, Kubu Raya dua titik, Pontianak<br />
dua titik dan Sintang satu titik. Sedangkan<br />
pada 4 Maret, ada 21 titik api.<br />
Wuyi mengakui, kabut asap mengganggu jarak<br />
pandang. Pada Selasa pagi, jarak pandang berkisar<br />
500 meter antara pukul 6 pagi sampai 7 pagi. Jarak<br />
pandang agak membaik pada pukul 8 pagi yakni<br />
600 meter.<br />
Mengenai pemicu titik panas tersebut, ia menduga<br />
bukan dari lahan pertanian. “Sekarang petani<br />
belum musim tanam, beberapa daerah baru akan<br />
mulai panen akhir bulan ini,” ujarnya.<br />
General Manajer PT Angkasa Pura II Bandara<br />
Supadio Pontianak, Chandra Dista Wiradi<br />
mengakui, jarak pandang penerbangan sempat<br />
terganggu karena kabut asap pagi tadi. (tp)<br />
melaut saja mencapai RM 400.<br />
Kita sebulan dua kali melaut,<br />
rata-rata sekarang sekali melaut<br />
cuma dapat RM250. Itupun<br />
tidak menentu,” ujarnya.<br />
Dengan penghasilan yang<br />
sangat minim, mereka <strong>ke</strong>bingungan<br />
harus membiayai<br />
<strong>ke</strong>butuhan sehari-hari termasuk<br />
<strong>ke</strong>butuhan sekolah anakanak<br />
mereka.<br />
Ia mengatakan, tak hanya<br />
menghancurkan penghasilan<br />
nelayan tradisional yang hanya<br />
mengandalkan alat tangkap<br />
sederhana, <strong>ke</strong>hadiran trawl di<br />
sekitar areal tangkap mereka<br />
juga telah menghancurkan habitat<br />
laut. Sehingga ikan semakin<br />
sulit dijumpai di sekitar<br />
tempat tangkap mereka.<br />
Mereka justru menuding,<br />
<strong>ke</strong>sempatan yang diberikan<br />
untuk beroperasinya trawl di<br />
perbatasan justru dimanfaatkan<br />
para tou<strong>ke</strong> dari Malaysia<br />
untuk mendapatkan izin dari<br />
Pemerintah Kota Tarakan dan<br />
Pemerintah Kabupaten Nunukan.<br />
“Itu trawl Malaysia. Dimainkan<br />
lewat izin di Tarakan.<br />
Bahkan di Nunukan juga ada.<br />
Kami tidak mau ada trawl diizinkan<br />
di sini,” ujarnya.(tk)<br />
Dua Warga Loncat<br />
dari Lantai Dua<br />
PONTIANAK, BPOST - Dua rumah yang<br />
berada di Gg Teluk Berlian Kecamatan Pontianak<br />
Utara ludes terbakar, Rabu (6/3).<br />
Dua orang penghuni rumah mengalami luka<br />
bakar saat menyelamatkan diri dari kobaran<br />
api.<br />
Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 05.30<br />
WIB tersebut sontak membuat warga ter<strong>ke</strong>jut<br />
dan panik. Lokasi rumah padat penduduk<br />
tersebut membuat api se<strong>ke</strong>tika membesar.<br />
Zaidi (40) warga Gg Teluk Berlian mengatakan<br />
saat <strong>ke</strong>jadian rumahnya yang tidak<br />
jauh dari lokasi <strong>ke</strong>bakaran melihat<br />
warga berhamburan <strong>ke</strong>luar dan berteriak<br />
<strong>ke</strong>bakaran.<br />
“Api sudah tampak orang teriak-teriak<br />
warga langsung mencoba membantu menyiram<br />
rumah yang terbakar dan yang belum<br />
untuk antisipasi supaya api tak menjalar,”<br />
ungkapnya.<br />
Sementara itu saat <strong>ke</strong>jadian di dalam rumah<br />
yang terbakar terdapat dua orang perempuan.<br />
Keduanya sedang tertidur pulas.<br />
Ketika mendengar dan mengetahui terjadinya<br />
<strong>ke</strong>bakaran sontak merusaha menyelamatkan<br />
diri.<br />
“Kami berdua saja di dalam rumah dan<br />
tidur di lantai atas kami sudah tidak bisa<br />
turun lewat tangga jadi harus manjat tiang<br />
samping dan meloncat,” ungkap Mesi (22),<br />
satu di antara perempuan tersebut.(tp)<br />
0703/B22<br />
perkoran @ <strong>ScraperOne</strong> & Kaskus<br />
TRIBUN KALTIM<br />
RUSUH TARAKAN - Polres Berau, siap menurunkan satu kompi Satuan Pengendali Massa (Dalmas) untuk mengamankan situasi di Kota<br />
Tarakan yang sedang rusuh karena krisis listrik, Rabu (6/3).<br />
Dibakar Istri, Rokiban Tewas<br />
SAMARINDA, BPOST - Setelah<br />
sempat menjalani perawatan<br />
sejak Selasa (5/3), Rokiban<br />
Rokiban (50), warga Dusun<br />
Rejo Sari RT6 Desa Karang<br />
Tunggal, Tenggarong Seberang,<br />
Kabupaten Kutai Kartanegara,<br />
yang dibakar istrinya<br />
akhirnya meninggal dunia,<br />
Rabu (6/3), Sri Martati (47)<br />
Rokiban tepergok istrinya<br />
saat sedang berselingkuh dengan<br />
tidur bersama perempuan<br />
lain di rumahnya, lalu<br />
dibakar. Sempat mendapatkan<br />
perawatan intensif di<br />
ruang Intensive Care Unit<br />
(ICU) RSUD A Wahab Sjahranie<br />
(AWS).<br />
Di<strong>ke</strong>tahui, akibat tubuhnya<br />
disiram bensin dan dibakar,<br />
Rokiban menderita luka<br />
bakar serius dan harus mendapatkan<br />
perawatan khusus<br />
akibat luka bakarnya yang<br />
hampir 90 persen tersebut.<br />
Menurut Kepala Seksi Pelayanan<br />
Medis RSUD AWS, dr<br />
Nurliana Adriati Noor, kondisi<br />
Rokiban terus menurun<br />
sejak di rawat. Tim medis sudah<br />
berupaya dengan melakukan<br />
Resusitasi Jantung Paru<br />
(RJP) <strong>ke</strong>pada Rokiban.<br />
“Pasien luka bakar di ICU<br />
RSUD AW Syahranie pada<br />
pukul 10.00 Wita kondisinya<br />
menurun dan sudah dilaku-<br />
kan RJP (Resusitasi Jantung<br />
Paru) penanganan dan akhirnya<br />
pada pukul 10.50 meninggal<br />
di ICU,” kata Nurliana.<br />
Sebelum meninggal, sejak<br />
masuk tim medis mengawasi<br />
<strong>ke</strong>tat kondisi Rokiban. Hanya,<br />
saja luka bakar yang terlalu<br />
parah membuatnya meninggal<br />
dunia. Jenazahnya<br />
sudah disemayamkan diambil<br />
pihak <strong>ke</strong>luarga.<br />
Sementara sang istri juga<br />
masih mendapat perawatan<br />
di Rumah Sakit Siaga, Samarinda.<br />
Ia mengalami luka bakar<br />
pada bagian lengannya.<br />
Sementara, pihak RS Siaga<br />
sendiri tidak memper<strong>ke</strong>nan-<br />
Geng Motor Tikam Siswa SD<br />
SAMARINDA, BPOST - Hanya garagara<br />
persoalan asmara, seorang siswa SD<br />
berusia 12 tahun jadi korban <strong>ke</strong>ganasan<br />
anggota geng motor. Akibat <strong>ke</strong>jadian,<br />
korban M Husaini menderita luka-luka.<br />
Berdasarkan informasi yang dihimpun,<br />
Selasa (5/3) sekitar 21.00, M Maulani <strong>ke</strong>luar<br />
seusai bermain di sebuah warnet di<br />
Jl Jelawat. Tak lama berselang, muncul<br />
sekawanan remaja menghampirinya. Tak<br />
banyak kata, kawanan remaja yang berjumlah<br />
sekitar tujuh orang langsung<br />
melakukan pengeroyokan.<br />
Tidak hanya bogem mentah, M Maulani<br />
juga menderita luka tusuk di lengan<br />
kiri hingga tembus, serta robek di kaki<br />
kiri. Korban juga menderita lebam di<br />
bagian <strong>ke</strong>pala dan wajah.<br />
“Jadi memang benar tadi (<strong>ke</strong>marin)<br />
malam terjadi kasus pengeroyokan. Bocah<br />
SD itu di<strong>ke</strong>royok oleh tujuh orang,”<br />
ujar Kapolresta Samarinda, Kombes Pol<br />
Arief Prapto Santoso, melalui Kasat<br />
Reskrim Kompol Feby DP Hutagalung,<br />
Rabu (6/3).<br />
Kepada aparat <strong>ke</strong>polisian, Maulani<br />
menuturkan <strong>ke</strong>jadian naas yang menimpanya<br />
dipicu persoalan asmara. Maulani<br />
mengaku memiliki hubungan emosional<br />
dengan seorang perempuan yang juga<br />
memiliki kaitan dengan pelaku pengeroyokan.<br />
“Kalau dari <strong>ke</strong>terangan korban, dia<br />
(Maulani) punya hubungan emosional<br />
kan wartawan untuk menemui<br />
Sri Martati yang masih<br />
dalam perawatan. “Maaf, untuk<br />
saat ini belum bisa dikunjungi,”<br />
ujar petugas resepsionis<br />
RS Siaga.<br />
Seperti diberitakan sebelumnya,<br />
Sri Martati kalap setelah<br />
memergoki suaminya tidur<br />
bersama perempuan lain<br />
di kamar rumah mereka dalam<br />
<strong>ke</strong>adaan tanpa busana, Selasa<br />
(5/3), sekira pukul 00.15.<br />
Ia <strong>ke</strong>mudian menyiramkan<br />
bensin dan api tersulut karena<br />
Sri juga sedang merokok. Selain<br />
membakar lengan dan<br />
suaminya, rumah mereka<br />
juga ludes dilalap api.(tk)<br />
dengan seorang perempuan. Nah, diduga,<br />
pelaku ini juga punya hubungan emosional<br />
juga dengan perempuan yang sama.<br />
Tapi motif lebih jelasnya masih kami dalami,”<br />
papar Feby.<br />
Feby memaparkan, para pelaku diduga<br />
merupakan kawanan geng motor yang<br />
biasa mangkal di sekitar lokasi <strong>ke</strong>jadian<br />
di Jl Jelawat.<br />
“Pelaku ada kaitannya dengan klub<br />
motor yang biasa nongkrong di sekitar<br />
tempat itu,” katanya lagi.<br />
Saat ini, <strong>ke</strong>polisian tengah berupaya<br />
menangkap para pelaku pengeroyokan<br />
ini. “Pasti kita berupaya mengungkap kasus<br />
pengeroyokan ini dan mengamankan<br />
para pelakunya,” tandas Feby. (tk)