Toxic%20threads_Meracuni%20Surga_(INA)_170413
Toxic%20threads_Meracuni%20Surga_(INA)_170413
Toxic%20threads_Meracuni%20Surga_(INA)_170413
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Bab Dua<br />
Fasilitas pabrik PT Gistex berbatasan dengan<br />
perumahan penduduk dan peternakan, sungai Citarum<br />
ada di sebelah selatan pabrik. Limbah dari proses<br />
tekstilnya dilaporkan telah ditangani dengan instalasi<br />
pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dialirkan<br />
ke sungai melalui pipa pembuangan utama yang terletak<br />
di teras. Ada dua titik pembuangan (outfall) lain selain<br />
pipa pembuangan utama itu, yang sesekali digunakan<br />
untuk membuang air limbah, meski tidak jelas dari titik<br />
mana di dalam pabrik air itu berasal. Menurut peraturan<br />
di Indonesia, pipa pembuangan air limbah atau titik<br />
pembuangan membutuhkan izin25 , dengan baku mutu<br />
tertentu yang hanya mengatur beberapa parameter<br />
umum26 Kenyataannya, sangat sulit untuk mendapat<br />
informasi mengenai izin pembuangan individual dari<br />
pabrik atau pipa pembuangan tertentu. Karenanya,<br />
status legalitas dari pipa pembuangan limbah air PT<br />
Gistex, dan level polusi yang diizinkan untuk dibuang ke<br />
Sungai Citarum, tidak diketahui oleh publik.<br />
Ketiga pipa pembuangan itu mengalirkan limbah<br />
langsung ke sungai. Berdasarkan pemantauan, terlihat<br />
pipa pembuangan utama secara terus menerus<br />
membuang limbah pada jam-jam operasi, sementara<br />
dua pembuangan lain terlihat membuang limbah<br />
sekali-sekali, dan secara kasat mata limbah yang<br />
keluar dari dua pembuangan itu berbeda dari yang<br />
keluar dari pipa pembuangan utama. Mengalir menuju<br />
Air Terjun Jompong (Curug Jompong). Di tempat ini,<br />
penduduk lokal dan aktivis Greenpeace Asia Tenggara<br />
menjadi saksi akan menyaksikan busa dalam jumlah<br />
besar –mengambang di air berwarna hitam—dalam<br />
berbagai kesempatan terutama terjadi saat musim<br />
kering. Dilaporkan juga ada bau yang menyengat, yang<br />
baunya semakin kuat saat malam hari – terutama bagi<br />
penduduk sekitar yang tinggal dalam rumah-rumah<br />
tradisional Indonesia yang tidak terbuat dari batu bata.<br />
Industri di kawasan hulu Citarum,<br />
yang masuk dalam Kabupaten<br />
Bandung, didominasi oleh<br />
perusahaan tekstil, dimana<br />
jumlahnya mencapai 68% dari<br />
keseluruhan pabrik/industri di<br />
kawasan ini, total ada 446 pabrik<br />
tekstil di kawasan hulu Citarum.<br />
12 Greenpeace international Toxic Threads: Mencemari Surga<br />
Box 2<br />
PT. Gistex – Riwayat<br />
Pencemaran<br />
PT. Gistex dievaluasi langsung oleh Kementrian<br />
Lingkungan Hidup (KLH) dalam program<br />
“PROPER” (lihat Bab 4 untuk PROPER). Pada<br />
tahun 2009/10, PT. Gistex mendapatkan<br />
predikat “merah”, yang menandakan<br />
ketidakpatuhan pada regulasi lingkungan<br />
hidup27 . Di tahun 2010/11, perusahaan tersebut<br />
mendapatkan perbaikan predikat menjadi “biru”<br />
bersama beberapa pabrik tekstil lainnya, yang<br />
menunjukkan kepatuhan regulasi tersebut28 .<br />
Namun disayangkan, informasi yang tersedia<br />
bagi masyarakat hanyalah sebatas klasifikasi<br />
kode warna. Penjelasan kongkrit tetang tipe,<br />
jumlah, konsentrasi dan lokasi pelepasan polutan<br />
tidak tersedia, walau pada parameter yang<br />
terbatas sekalipun. Alasan spesifik penetapan<br />
ketidakpatuhan di tahun 2009/10 juga tidak<br />
diketahui.<br />
Pada bulan November 2009, pertikaian terjadi<br />
antara PT Gistex dan komunitas Margaasih.<br />
Komunitas tersebut meminta kompensasi dalam<br />
bentuk asuransi kesehatan akibat pembangunan<br />
cerobong asap tanpa konsultasi, mengeluhkan<br />
bahwa masyarakat mengalami gangguan alat<br />
pernafasan, seperti batuk nyeri akibat bau<br />
dan debu yang tebal dari cerobong. Menurut<br />
penduduk, limbah dan polusi udara serta air<br />
dari pabrik telah merusak lingkungan selama<br />
bertahun-tahun. Dewan Perwakilan Rakyat<br />
(DPR) melakukan mediasi diskusi tripartit antara<br />
PT. Gistex, KLH dan masyarakat. Pada sebuah<br />
media lokal Direktur PT. Gistex mengungkapkan:<br />
“Kami yakin bahwa perusahaan kami ini tidak<br />
melakukan perusakan lingkungan. Karena kami<br />
telah mendapat predikat biru dari Kementrian<br />
Lingkungan Hidup (…) Sedangkan untuk<br />
kompensasi yang lainnya, kita bisa bicara dari<br />
hati ke hati karena kita kan tetangga dekat” 29<br />
Hasil akhir dari pertemuan tripartit tersebut tidak<br />
diketahui.