Toxic%20threads_Meracuni%20Surga_(INA)_170413
Toxic%20threads_Meracuni%20Surga_(INA)_170413
Toxic%20threads_Meracuni%20Surga_(INA)_170413
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
chapter xxx<br />
Box 6<br />
Program PROPER –<br />
Transparansi setengah hati?<br />
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan<br />
(PROPER) dimulai pada 1995, dengan tujuan<br />
mengurangi polusi industri dengan cara<br />
pengungkapan informasi kepada publik,<br />
meskipun pada kenyataanya program ini tidak<br />
mensyaratkan pengungkapan data pembuangan<br />
limbah ke lingkungan. Program ini disusun<br />
dan diuji oleh Badan Pengendalian Dampak<br />
Lingkungan (BAPEDAL) Republik Indonesia,<br />
bekerja sama dengan Bank Dunia. Program ini<br />
menilai ketaatan terhadap beberapa peraturan<br />
lingkungan (pencemaran udara, pencemaran air,<br />
pengelolaan limbah berbahaya, analisis dampak<br />
lingkungan, dan pencemaran laut), berdasarkan<br />
laporan rutin perusahaan. 86 Sekitar 1.750<br />
perusahaan diharap ikut berpartisipasi pada<br />
2009, dan dilaporkan bahwa jumlah perusahaan<br />
yang sudah taat terhadap aturan meningkat. 87<br />
Beberapa bagian dari program itu kemudian<br />
diserahkan kepada Pemerintah Provinsi untuk<br />
implementasi.<br />
Sistem peringkat dengan kode warna (emas,<br />
hijau, biru, merah dan hitam) digunakan untuk<br />
mengklasifikasi kinerja industri terhadap<br />
patokan-patokan yang telah ditentukan,<br />
memperlihatkan level kinerja berbeda dan tingkat<br />
ketaatan terhadap aturan-aturan pengendalian<br />
pencemaran. Peringkat emas dan hijau berarti<br />
kinerja yang lebih baik dibanding sekedar<br />
sudah taat aturan88 , sementara peringkat hitam<br />
artinya sangat buruk atau tidak taat aturan.<br />
Biru diberikan kepada perusahaan yang sudah<br />
taat hukum. Dengan cara ini perusahaan<br />
Sistem pemeringkatan warna<br />
program PROPER<br />
GOOD<br />
POOR<br />
24 Greenpeace international Toxic Threads: Mencemari Surga<br />
didorong untuk bisa mentaati standar yang telah<br />
ditentukan tanpa harus diatur (non-regulatory),<br />
misalnya dengan pengakuan masyarakat dan<br />
sosial atas upaya perusahaan untuk mengurangi<br />
pencemaran. Insentif untuk meningkatkan kinerja<br />
bagi peringkat kinerja perusahaan diberikan<br />
melalui publikasi secara nasional.<br />
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kunci<br />
utama yang PROPER gunakan untuk memacu<br />
pengurangan emisi adalah meningkatkan<br />
pengetahuan manager akan emisi pabriknya<br />
sendiri, tetapi tekanan publik juga sama<br />
pentingnya; hanya dengan memberikan informasi<br />
kepada manajer pabrik tanpa membuat informasi<br />
itu terbuka untuk publik tidak cukup untuk<br />
memotivasi pengurangan yang signifikan”. 89<br />
Namun, program PROPER ini tidak transparan.<br />
Informasi yang dipublikasikan terbatas pada<br />
hasil akhir dari penilaian pemerintah, dalam<br />
bentuk peringkat warna, sementara informasi<br />
yang menjadi dasar dari penilaian ini –seperti<br />
tipe, jumlah, konsentrasi, dan lokasi pencemaran<br />
yang terjadi dari masing-masing aktivitas—tidak<br />
dipublikasikan. Karena itu, tidak ada pengawasan<br />
publik terhadap akurasi peringkat.<br />
Program PROPER menjadi semakin terbatas<br />
manfaatnya akibat cakupan regulasi pemerintah<br />
yang sempit; pembuangan air limbah hanya<br />
dievaluasi terkait dengan baku mutu dan<br />
parameter umum yang terbatas (lihat di bagian<br />
atas). Sebagai contoh untuk tekstil, standar ini<br />
tidak mencakup banyak jenis logam berat dan<br />
bahan kimia yang berpotensi berbahaya beracun<br />
Banyak jenis logam berat<br />
dan bahan kimia yang<br />
berpotensi berbahaya<br />
beracun (kecuali phenols<br />
yang merupakan kategori<br />
umum) tidak ‘tertangani’<br />
oleh program PROPER.