13.07.2013 Views

Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

14<br />

■ Nur Aini<br />

■ Oleh Nur Aini<br />

FINANSIAL<br />

JAKARTA — PT Bank DBS Indonesia<br />

(DBS Indonesia) melaporkan pertumbuhan<br />

pendapatan total tahunan sebesar<br />

34,17 persen dari Rp 307 miliar pada kuar -<br />

tal I 2011 menjadi Rp 412 miliar pada<br />

kuartal I 2012. Pertumbuhan ini di topang<br />

oleh berbagai pendapatan per se roan yang<br />

meningkat.<br />

Pendapatan bunga bersih (NII) DBS<br />

Indonesia meningkat 26,44 persen, dari<br />

Rp 231 miliar menjadi Rp 292 miliar. Bah -<br />

kan, pendapatan laba bersih (NFI) tumbuh<br />

pesat sebesar 60,84 persen dari Rp 54,9<br />

miliar menjadi Rp 88,4 miliar.<br />

Dalam siaran pers yang diterima Re -<br />

publika, penyaluran kredit DBS Indo nesia<br />

hingga akhir Maret 2012 tumbuh 29,09<br />

persen dari Rp 18,3 triliun menjadi Rp 23,7<br />

triliun. Capaian kredit tersebut meningkat<br />

7,30 persen dibanding Desem ber 2011.<br />

Pertumbuhan ini dibukukan di setiap lini<br />

usaha, baik grup perbankan korporasi<br />

(IBG) maupun grup perbankan konsumer<br />

(CBG).<br />

IBG mencatat pertumbuhan kredit<br />

Bank Lokal Mengungguli Asing<br />

Meski ekspansi investor asing be -<br />

gitu deras ke perbankan nasional,<br />

masyarakat tetap memandang<br />

bank-bank nasional masih lebih baik di -<br />

bandingkan bank milik asing. Ini terlihat<br />

dari hasil survei Nielson Indonesia yang<br />

mengungkap fakta bahwa masyarakat<br />

masih memersepsikan bank lokal lebih<br />

unggul dibandingkan bank asing.<br />

Bank lokal dianggap lebih unggul da -<br />

lam menjawab kebutuhan nasabah ritel.<br />

Director of Financial Services Nielson In -<br />

donesia Dena Firmayuansyah mengata -<br />

kan, persepsi masyarakat itu didapatkan<br />

dari survei terhadap 14 ribu orang di 14<br />

kota di Indonesia.<br />

Dari hasil survei, bank asing dipersepsikan<br />

lebih tidak terjangkau dalam me -<br />

menuhi kebutuhan nasabah ritel. “Bank<br />

lokal belum perlu terlalu khawatir pada<br />

bank asing karena bank lokal dipersepsi -<br />

kan baik dalam memenuhi kebutuhan na -<br />

sabah ritel,” ujar Dena di Jakarta, Selasa<br />

(22/5).<br />

Dalam survei itu, tujuh bank, yakni<br />

Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri,<br />

Bank Danamon, Bank Mega, Bank Bu ko -<br />

pin, Bank Permata, dan Bank CIMB Niaga,<br />

memenuhi kebutuhan nasabah ritel. Dena<br />

mengatakan, kebutuhan nasabah ritel itu<br />

se perti pengecekan saldo, penarikan dana,<br />

transfer antarrekening, pembayaran tagih -<br />

an, serta lokasi terjangkau.<br />

Dua bank, yakni BRI dan BNI, masih<br />

dipersepsikan sebagai bank pemerintah<br />

meskipun tetap memenuhi kebutuhan na -<br />

sabah ritel. Dena mengungkapkan, per -<br />

■ Mutia Ramadhani<br />

Laba DBS Indonesia<br />

Tumbuh 60,84 Persen<br />

sebesar 7,34 persen dari Rp 21,43 triliun<br />

pada akhir Desember 2011 menjadi Rp 23<br />

triliun di kuartal I tahun ini. Semen tara,<br />

CBG mencatat pertumbuhan kredit se be -<br />

sar 7,46 persen dari Rp 505,7 miliar men -<br />

jadi Rp 543,4 miliar. Adapun, dana pihak<br />

ketiga (DPK) mencatat peningkat an se -<br />

besar 9,74 persen dari Rp 21,83 tri liun<br />

menjadi Rp 23,95 triliun.<br />

Direktur Grup Perbankan Korporasi<br />

Bank DBS Indonesia Dani Prabawa me -<br />

nyatakan bisnis usaha kecil dan mene ngah<br />

(UKM) perseroan merupakan salah satu<br />

yang tercepat pertumbuhannya. Ia juga<br />

bangga melihat pertumbuhan yang kuat<br />

pada layanan transaksi global, khu susnya<br />

di bagian cash management dan perda -<br />

gang an yang telah memenangkan be be -<br />

rapa penghargaan. “CBG telah mem per -<br />

lihatkan pertumbuhan yang sa ngat kuat<br />

di segmen wealth management dan consumer<br />

finance,” paparnya.<br />

Laba bersih yang diatribusikan ke pada<br />

pemilik (NPAM) selama kuartal I sebesar<br />

Rp 105,18 miliar, lebih rendah 4,48 persen<br />

dari periode yang sama tahun lalu, yaitu<br />

Rp 110,12 miliar.<br />

■ ed: budi raharjo<br />

sepsi sebagai bank pemerintah membe -<br />

ri kan keuntungan karena dinilai sebagai<br />

bank yang aman. “Tapi, persepsi itu mem -<br />

beri efek tidak langsung, yaitu pada branding<br />

di mana kesan birokratis, seperti ber -<br />

tele-tele dan pelayanan lama, tetap me -<br />

le kat,” jelasnya.<br />

Sementara itu, untuk bank milik asing,<br />

tiga bank, yakni OCBC, UOB, dan BII, di -<br />

persepsikan lebih memenuhi kebutuhan<br />

na sabah ritel dibandingkan bank asing<br />

lain. Bank asing lainnya, yakni ANZ, HSBC,<br />

dan Citibank, dipersepsikan semakin jauh<br />

dari pemenuhan kebutuhan nasabah ritel.<br />

“Ketiga bank itu masih dipersepsikan<br />

untuk tujuan khusus,” ungkap Dena.<br />

Meski demikian, bank lokal belum<br />

dipersepsikan mampu memenuhi kebutuhan<br />

nasabah khusus. Kebutuhan tersebut,<br />

seperti investasi, reksa dana, giro,<br />

bank garansi, dan perdagangan. Keung -<br />

gul an itu masih dimiliki bank asing.<br />

Dengan persepsi itu, Dena mempre -<br />

diksi, bank akan lebih berupaya untuk<br />

mem perkuat citra (branding) di ma sya ra -<br />

kat. Untuk menciptakan citra yang baik,<br />

bank dinilai perlu membuat sejumlah stra -<br />

tegi, seperti menghindari banyaknya pungutan<br />

(charge). “Reputasi bank paling susah<br />

dibangun. Karena itu, bank akan lebih ba -<br />

nyak mengolah branding ini,” ungkapnya.<br />

Kompetisi bank dalam membangun<br />

citra, kata Dena, sudah terlihat dari se -<br />

makin besarnya pengeluaran untuk iklan.<br />

Pengeluaran bank untuk iklan naik dua<br />

kali lipat dalam empat tahun terakhir. Pa -<br />

da 2007, survei Nielson menunjukkan<br />

penge luaran bank untuk iklan sekitar Rp<br />

1 triliun, tapi pada 2011 melonjak menjadi<br />

Rp 2 triliun. ■ ed: budi raharjo<br />

Ada empat sektor menjadi target<br />

pertumbuhan kredit bank ini.<br />

JAKARTA — PT Bank Permata Tbk<br />

(BNLI) menerbitkan obligasi subordinasi<br />

(subdebt) tahap satu senilai Rp 700 miliar.<br />

Penerbitan ini untuk mendorong pertumbuhan<br />

bisnis perusahaan, khususnya sek -<br />

tor kredit. Penawaran kupon sekitar 8,5-<br />

9,5 persen.<br />

Wakil Presiden Direktur Bank Per -<br />

ma ta Herwidayatmo memaparkan, obli -<br />

ga si subordinasi tersebut merupakan ba -<br />

gian dari penawaran umum berkelanjut -<br />

an yang ditargetkan sebesar Rp 2,5 tri -<br />

liun. Ini akan diterbitkan dalam dua ta -<br />

hun ke depan.<br />

“Tujuan utamanya memperkuat<br />

struk tur permodalan yang menunjang<br />

per tumbuhan bisnis,” kata Herwidayat -<br />

mo seusai due diligence meeting dan pu -<br />

blik ekspos di Jakarta, Selasa (22/5). Pe -<br />

nerbitan obligasi subordinasi ini sudah<br />

mempertimbangkan aturan Bank Indo -<br />

nesia (BI).<br />

Direktur Wholesale Banking Bank<br />

Per mata Roy Arman Arfandy mengata -<br />

kan, target pertumbuhan kredit Bank<br />

Per mata tahun ini akan fokus pada in -<br />

dustri yang sudah terbukti langgeng<br />

(sustain) terhadap goncangan ekonomi.<br />

“Industri yang tahan terhadap volatilitas<br />

ekonomi di Indonesia dan dunia global.”<br />

Kredit industri yang dimaksud adalah<br />

berbasis sumber daya alam, yakni per -<br />

tam bangan dan perkebunan. Kedua, sek -<br />

tor industri makanan dan minuman, se -<br />

perti produsen, distributor, dan supplier.<br />

Ketiga, industri penunjang, yaitu<br />

trans portasi dan logistik. Keempat, in -<br />

dustri ritel atau kredit kepemilikan ru -<br />

mah (KPR) dan kredit konsumsi. Ke -<br />

empat sektor ini menjadi fokus pertumbuhan<br />

kredit Bank Permata pada tahun<br />

ini dan tahun-tahun mendatang.<br />

Roy menilai, tahun ini Bank Permata<br />

tidak mematok target menjadi lima besar<br />

bank terbaik di Indonesia. Hanya, fokus<br />

pada pertumbuhan bank agar lebih pru-<br />

REPUBLIKA RABU, 23 MEI 2012<br />

Subdebt Bank Permata Rp 700 Miliar<br />

Wihdan Hidayat/Republika<br />

Obligasi Nasabah bertransaksi di Bank Permata, Jakarta,<br />

Selasa (22/5). Bank Permata menerbitkan obligasi subordinasi<br />

berkelanjut an 1 tahap I 2012 sebesar Rp 700 miliar.<br />

Obligasi ini bagian dari obligasi berkelanjutan 1 perseroan<br />

sebesar Rp 2,5 triliun hingga dua tahun ke depan.<br />

● Salah satu layanan nasabah di kantor cabang Bank Mandiri.<br />

Wihdan Hidayat/Republika<br />

mrloperkoran @ ScraperOne & Kaskus<br />

Profil Subdebt Bank Permata<br />

URAIAN KETERANGAN<br />

Nilai Rp 700 miliar<br />

Kupon 8,5-9,5 persen<br />

Mulai 22 Mei -5 Juni 2012<br />

Masa penawaran 14 - 18 Juni 2012<br />

Periode penjatahan 19 Juni 2012<br />

Didaftarkan ke BEI 22 Juni 2012<br />

Penjamin emisi PT Standard Chartered<br />

Securities Indonesia<br />

(terafiliasi), PT Mandiri<br />

Sekuritas, PT NISP Sekuritas,<br />

dan PT OSK Nusadana<br />

Securities Indonesia<br />

Wali amanat PT Bank CIMB Niaga Tbk.<br />

dence dan sustain ke depan. “Sikap yang<br />

terlalu agresif mengkhawatirkan timbulnya<br />

kredit macet,” ujarnya. Hingga Maret<br />

2012, rasio CAR perseroan 14,1 persen.<br />

Direktur Keuangan Bank Permata<br />

Giridhar S Varadachari menambahkan,<br />

dari sisi investor, obligasi subordinasi<br />

yang memiliki kupon tetap sampai jatuh<br />

tempo diharapkan dapat memberikan<br />

peluang investasi yang menguntungkan.<br />

“Pembayaran kupon akan dilakukan<br />

setiap tiga bulan,” ujarnya.<br />

Varadachari menjelaskan, penetapan<br />

final atas besaran kupon masih belum<br />

final. Ini akan ditentukan setelah selesainya<br />

proses penawaran awal (book<br />

building). Obligasi subordinasi tersebut<br />

dimulai pada 22 Mei hingga 5 Juni 2012.<br />

Masa penawarannya pada 14-18 Juni<br />

2012, periode penjatahan pada 19 Juni<br />

2012, dan pembayaran dari investor ke<br />

penjamin emisi pada hari kerja berikutnya<br />

dilakukan pada 20 Juni 2012. Obli -<br />

gasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek<br />

Indonesia (BEI) pada 22 Juni 2012.<br />

PT Standard Chartered Securities<br />

Indonesia (terafiliasi), PT Mandiri Se ku -<br />

ritas, PT NISP Sekuritas, dan PT OSK<br />

Nusadana Securities Indonesia bertindak<br />

sebagai penjamin emisi. Sedangkan, PT<br />

Bank CIMB Niaga Tbk bertindak sebagai<br />

wali amanat.<br />

Instrumen obligasi subordinasi ini<br />

memperoleh peringkat Idea. Bank Per -<br />

mata juga memperoleh peringkat Idea<br />

dari PT Pemeringkat Efek Indonesia<br />

(Pefindo). ■ ed: zaky al hamzah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!