Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

REPUBLIKA RABU, 23 MEI 2012
Erri, Taufik, dan Padma Pendiri Es Pisang Ijo Ala’din
Modal Rp 3 Juta,
Kini Beromzet Rp 200 Juta
Siapa yang tidak
suka pisang?
Makanan ter -
kenal ini jadi kesu -
kaan siapa saja, di
acara biasa, informal,
hingga acara formal
seperti pernikahan
maupun santap siang
bersama. Namun, di
tangan Erri Ham -
dhani, Taufik Effendi
dan Padma Sigit, bisnis
pisang –khususnya
pisang ijo—
pi sang bisa diolah sebagai
produk bisnis
yang menjanjikan.
Buk tinya, sejak ber -
diri 2008, bisnis ini
terus menggeliat dan
kini sudah ada sekitar
300 outlet di sejumlah
daerah. Erri
membeberkan kisah
suksesnya kepada
wartawan Republika,
Arie Lukihardianti, di
Bandung, Jawa Ba -
rat, beberapa waktu
lalu. ■
infousaha
Indosat Fokus Bidik UMKM
JAKARTA — Usaha mikro
ke cil dan menengah (UMKM)
semakin dibidik sejumlah perusahaan
swasta. PT Indosat
Mega Media (IM2) membidik ka -
langan UMKM. IM2 me na war -
kan promosi gratis pema sangan
layanan UKM Broad band hingga
akhir Mei 2012 ini. “Bagi penyedia
jasa layanan telekomunikasi
seperti IM2, ada potensi pasar
yang besar pada sektor UMKM,”
kata Ridwan Karsa, direktur
utama PT Indosat Mega Media,
di Jakarta, Senin (21/5).
Memasuki kuartal II 2012,
IM2 terus memperluas pasar.
Perluasan ini seiring perluasan
jaringan last mile di wilayah
Sumatra, Jawa, dan Bali, yang
kini tengah dilakukan IM2.
Sek tor UMKM merupakan
pang sa pasar potensial meng -
ingat pertumbuhan UMKM
yang cukup pesat di Indonesia.
Mereka makin membutuhkan
Kisah 1001 malam
yang terkenal
da ri Timur Te -
ngah, Aladin
yang bisa menciptakan
berbagai keajaiban
dibantu jin lampu ajaib,
ternyata bisa menjadi kisah
nyata di Bandung, Jawa
Barat. Kenyataan itu adalah
bisnis Es Pisang Ijo Ala’Din.
Tanpa bantuan jin atau lampu
ajaib, bisnis ini didirikan kali
pertama pada 1 April 2008
oleh tiga pemuda kreatif.
Ketiganya Erri Hamdhani
(sekarang menjabat sebagai
penanggung jawab bisnis &
pengembangan Ala’din), Taufik
Effendi (penanggung ja wab
Ope rasional Ala’din) dan Pad -
ma Sigit yang saat ini sebagai
penanggung ja wab Produksi
Ala’din. Terakhir bergabung
sa tu orang lagi, Harjono, yang
kemudian mena ngani bidang
umum dan administrasi.
Kunci suksesnya ada lah
mau berbagi dengan orang
lain. Sedangkan mo to usahanya;
We Share Together For
Success. Modal awal untuk
memulai bisnis ini, tak terlalu
besar, hanya sekitar Rp 3 juta.
Dengan modal itu, setiap
bulan omzet mereka naik seki -
tar Rp 3 juta. Namun, sistem
bisnis dengan konsep franchise
(waralaba), membuat
usa ha Pisang Ijo tersebut
berkembang pesat. Sekarang,
omzet per bulannya sudah
mencapai Rp 200 juta.
Bahkan, outlet Ala’din saat
ini tak hanya tersebar di Bandung
saja. Tapi, sudah me -
rambah ke
Ja karta, Bo -
gor, Depok,
Ta nge rang
dan Be kasi
(Ja bo deta -
bek). Jumlah
jaringan telekomunikasi, khu -
susnya akses internet untuk
keperluan bisnis mereka.
“Per tumbuhan UMKM yang
cukup bagus bisa menjadi po -
tensi bisnis besar bagi kami.’’
Hingga 2011, Kementerian
Koperasi dan UMKM mencatat,
jumlah UMKM di Indonesia
mencapai 54 juta lebih. Pada
2012, ditargetkan tumbuh di
atas enam persen. Namun,
penetrasi UMKM pengguna internet
masih sa ngat sedikit.
Menurut data Google, bisnis
UMKM di Indonesia yang menggunakan
internet tumbuh 10
persen per tahun. Saat ini, ada
sekitar 75 ribu UMKM di Indonesia
yang menggunakan internet
atau online. Perbedaan
dari produk untuk warnet dan
nonwarnet adalah jumlah komputer
yang bisa terhubung de -
ngan jaringan broadband le bih
banyak. ■ c23 ed: zaky al hamzah
outlet sudah sekitar 300 booth.
‘’Al hamdulillah, usaha kami
bisa berkembang karena ber -
bagi sukses dengan mitra
kami,’’ ujar Erri Hamdani ke -
pada Republika, belum lama
ini.
Erri menjelaskan, ide men -
dirikan usaha franchise Pi sang
Ijo tersebut tercetus ka rena
pada 2000, dia dan dua rekannya
itu sepakat berhenti be -
kerja. Ingin berbisnis kuliner
dengan cara konvensio nal.
Yak ni, dari mulai pro duksi,
mencari lokasi, hingga rekrutmen
karyawan.
Namun, seiring berjalannya
w aktu, salah satu lokasi
penjualan produk mereka
yak ni sebuah supermarket
yang cukup besar di Kota
Ban dung, satu persatu gulung
tikar. Usaha Erri dan dan dua
rekannya, terbawa imbas.
‘’Belajar dari pengalaman itu ,
kami mencoba mencari konsep
bisnis yang bisa bertahan.
Akhirnya, menemukan konsep
waralaba ini,’’ papar Erri.
Dengan konsep ini, dia
mengaku keuntungan yang
diperoleh menjadi berkurang.
Namun, dengan sistem wara la -
ba, perlahan tapi pasti bisnisnya
bisa bertahan ber kembang
dengan cepat. Buktinya seka -
rang, Pisang Ijo Ala’din tersebar
di Jabodetabek.
Erri mengaku, tak hanya
puas melihat usahanya ber -
kembang. Tapi, ada kepuasan
lain yang diperolehnya. Yakni,
bisa memberikan inspirasi
bis nis bagi mitranya. Sehing -
ga, banyak mitra yang akhir -
nya mengikuti jejak mereka
untuk menjalankan bisnis kuliner.
Baik dengan produk
yang sama, ataupun produk
kuliner lainnya.
Bersamaan dengan per -
kem bangan bisnis Pisang Ijo,
kata Erri, makanan khas Ma -
kassar ini pun
semakin dikenal
luas oleh
masyarakat
Kota Bandung
dan se ki tar -
nya. Pa da hal,
awal nya ma -
kanan ber ba -
han baku
pi sang ini
hanya bisa
dinikmati di
Makassar,
Sulawesi Selatan.
Dari mulai anak-anak, remaja
maupun orang tua di
Bandung banyak yang
menggemari makanan ini.
Apalagi, Pisang Ijo Ala’din
mengembangkan produk Pi -
sang Ijo-nya agar berbeda de -
ngan Pisang Ijo buatan yang
lain. Inilah, yang menjadi sa lah
satu keunggulan Ala’din dan
membuat produknya ber tahan.
Oleh Erri, santan kelapa diganti
dengan mengg unakan vla
yang terdiri dari vanila, coklat
kismis, stroberi, dan nangka
JAKARTA — Indonesia se -
ma kin diminati investor ka lang -
an usaha kecil dan menengah
(UKM) asal Amerika Serikat
(AS). Sebanyak 17 UKM dari
Negeri Paman Sam itu berminat
menjajaki pasar Indonesia.
UKM AS yang tergabung
dalam Trade Winds Asia akan
mengunjungi Kamar Dagang
dan Indonesia (Kadin) Indonesia
untuk melakukan penjajak an
dengan sekitar 75 peng usaha
Indonesia, Selasa (22/5).
Wakil Duta Besar AS di In -
do nesia, Ted Osius, meng ung -
kapkan, pertemuan itu akan
memfasilitasi UKM AS agar
bisa bergabung dengan peng -
usaha Indonesia. Ted meng -
ungkapkan, belum ada target
sig nifikan seperti investasi
yang akan dipatok dari hasil
pertemuan ini.
“Beberapa perusahaan be -
sar sudah ada di Indonesia. Ini
mrloperkoran @ ScraperOne & Kaskus
Foto-foto: Dokpri
serta ditaburi irisan keju. ‘’Ya
bangga juga, makanan khas
Makassar jadi terkenal di Bandung,’’
tutur Erri.
Dalam menjalankan bisnis
waralaba Pisang Ijo ini, lanjut
Erri, memang tak mudah. Ka -
rena, Ala’din harus mempertahankan
standar kualitas
Pi sang Ijo. Caranya, dengan
mem buat produk siap saji.
Pro duk ini yang diantar ke
semua mitra sampai di lokasi.
Jadi, mitra tidak mengalami
proses produksi di tempat.
‘’Ini salah satu cara kami
untuk bisa menjaga standar
rasa di masing-masing outlet,’’
imbuh Erri.
Untuk mengembangkan
usa hanya, kata Erri, Ala’din
mulai mengembangkan produk
lain selain pisang. Yakni, Sate
Cilok, Keripik Tela Balado dan
Cendol Khas Bukittinggi. Sama
dengan Pisang Ijo, produk ini
pun dikembangkan melalu sistem
kemitraan.
Pengembangan bisnis yang
lainnya, adalah membuka ke -
dai bernama Saung Gorengan
Aisyah di Jl Cibodas Raya 33
Antapani Bandung. Di tempat
ini, semua produk Ala’din
tersedia. Termasuk, menu
makan ala rumahan dengan
konsep prasmanan.
Walaupun penjual Pisang
Ijo mulai menjamur, Erri
yakin usahanya tak akan
surut. Karena, produk yang
dipasarkan adalah jenis produk
atau jajanan tradisional.
Jadi, akan tetap bertahan se -
panjang zaman. Apalagi, jenis
makanan ini sudah ada sejak
dulu. Artinya, pasar sudah
ada dan tugas Ala’din hanya
menjaga kualitas dan terus
memperkenalkan produk ke
lapisan masyarakat pencinta
kuliner.
Agar bisa bermitra dengan
Ala’din, kata dia, syaratnya
cukup mudah. Yakni, berjiwa
bisnis, meyakini bahwa sukses
berasal dari diri sendiri,
memiliki lokasi dan satu kar -
yawan, dan berinvestasi senilai
Rp 6 juta.
Dengan investasi itu, mitra
sudah mendapatkan booth
(gerobak) lengkap dengan peralatan
nya. Termasuk, 25 porsi
pertama diberikan secara
gratis. ‘’Di bisnis kami tidak
ada franchise fee atupun ro -
yalty fee. Tapi, murni bisnis
ini menjadi hak penuh mitra,’’
terang Erri.
Bagi yang akan memulai
bisnis, Erri, menyarankan beberapa
hal. Yaitu, awali de -
ngan satu keyakinan, nikmati
prosesnya, dan jalankan de -
ngan ikhlas. Insya Allah, kata
dia, Yang Maha Kuasa akan
membukakan jalan hidup
bahkan lebih dari apa yang
kita bayangkan. Alamat usaha
Aladdin di Jl Cibodas Baru No
13 Antapani, Bandung. No
HP: 022-93596407 /91396900
/93388536. ■ ed: zaky al hamzah
17 UKM dari AS Tertarik Pasar Indonesia
kesempatan bagus untuk mem -
perkenalkan UKM,” ujar Ted,
Se nin (21/5). Selama ini, bebe -
rapa perusahaan besar dari AS
cukup banyak berinvestasi pada
berbagai proyek infrastruktur
dan energi di Indonesia. Ketujuh
belas UKM yang datang
akan ke Indonesia, antara lain
bergerak di bidang farmasi,
konstruksi, teknologi informasi,
resin plastik, peralatan
tambang, dan plastik.
Vice Chairman Indonesia
USA Parliament Causus Vice
Secretary Faction, Bobby Adhityo
Rizaldi, mengungkapkan,
kerja sama pengusaha asal
dua negara ini diharapkan bisa
meningkatkan impor dari AS
hingga tiga persen. Impor Indonesia
ke AS saat ini mencapai
10 persen dari total impor
Indonesia ke dunia. “Impor ti -
dak selalu buruk,’’ kata Bobby.
■ c23 ed: zaky al hamzah
KREATIPRENEUR 17
Tanya Jawab
Bila Anda ingin bertanya lebih jauh
dan langsung kepada Tatat Rahmita
Utami (komisaris PT Ocean Medika Link),
silakan kirim pertanyaan ke email di
tr.utami@oceanlink.co.id
Assalamualaikum
Saya wanita pekerja yang berkeinginan berwirausaha. Menurut
saya, penjualan produk alat-alat kesehatan ini dapat dijadikan
bisnis awal yang nantinya bisa dijadikan bisnis yang serius. Mohon
arahan, tip dan trik untuk terjun di bidang ini.
Wassalamualaikum
(Ani Lestari)
Jawaban: Ani, yang paling utama tentunya, kita harus memahami
pasar yang akan kita geluti. Kenali dulu area wilayah di mana
yang menjadi garapan, cari kebutuhannya mereka apa saja,
temukan sumber barangnya (diusahakan untuk bisa memperoleh
dari perusahaan distributor langsung; dengan cara seperti ini anda
akan memperoleh harga yang cukup baik), lalu bangun jaringan
di bidang kesehatan, misal masuk ke komunitas-komunitas tersebut.
Insya Allah, dengan memahami pasar yang akan kita geluti,
kita akan tahu kebutuhan dan dapat melihat peluang usaha yang
bisa kita ambil. ■
(2) Bagaimana memulai bisnis pengadaan alat kesehatan tuh?
Terutama dalam lihat konsumennya?
(Muhammad Tahir)
Jawaban: Konsumen alat kesehatan terbagi dalam beberapa
kategori:
a. kategori institusi; target pasarnya adalah rumah sakit,
klinik, salon kecantikan; untuk kategori ini bisa ada kebutuhan
yang bersifat general, seperti disposable medical equipment, furniture
hospital, sanitary equipment, dll.
b. kategori spesialisasi: biasanya terkait dengan teknologi
yang lebih canggih dan berhubungan dengan keahlian atau spesialisasi
kedokteran. Misal, perkembangan di bidang penyembuhan
kanker. Perusahaan alat kesehatan bila ingin berkecimpung
di bidang ini, kita harus mengikuti perkembangan ilmu dan tek -
nologinya, serta mencari peluang keagenan dari dalam maupun
luar negeri. Berdialog dengan ahli-ahli kesehatan yang berkecimpung
di bidang tersebut, untuk mengetahui kebutuhan dalam
proses penyembuhan penderita. ■
(3) Assalamualaikum wr wb
Apakah bisnis alat-alat kesehatan ini merupakan bisnis anda
pertama kali dan dari mana anda mendapat inspirasi? Bagaimana
cara memasarkan produk anda pertama kali? Wassalamualaikum
wr wb.
(Fara Fathia)
Jawaban: Betul Fara, ini merupakan bisnis pertama saya,
yang secara langsung saya kelola. Ide mendirikan perusahaan di
bidang alat kesehatan tentunya saya peroleh berdasarkan peng -
alaman dan pengamatan saya ketika mengemban amanat untuk
mengelola salah satu anak perusahaan BUMN. Saya melihat
masih banyak peluang yang tidak digarap oleh perusahaan pelat
merah. Meski ketika duduk sebagai direksi, saya mencoba untuk
membangun pengembangan/diversifikasi bisnis.
Proses pertama ketika memasarkan produk yang saya ageni
memang tidak mudah, memerlukan sosialisasi, presentasi, dan
pendekatan secara bisnis kepada end user. Selain memanfaatkan
relasi jaringan di dunia kesehatan, kami juga membangun tim
marketing untuk memasarkan produk tersebut. Mendatangi setiap
rumah sakit/klinik yang menjadi target pengguna. Tidak mudah,
butuh kesabaran dan ketekunan. Selain itu, juga kerja sama dengan
beberapa subdistributor yang memang sudah mempunyai
pelanggan tetap. ■
4) Terima kasih Tim Kreatipreneur Republika. Saya ingin
bertanya:
a. Apa yang mendorong keberanian Mbak Tatat memulai
berbisnis? Bukankah sudah nyaman dengan posisi sebagai direksi
BUMN bidang obat-obatan, ketika banyak orang berharap duduk
di posisi tersebut?
b. Yang diulas rubrik Kreatipreneur mungkin banyak kisah
suksesnya. Pertanyaan saya, apakah ada pengalaman tidak
menyenangkan ketika merintis atau mengembangkan bisnis ini?
Bagaimana mengatasi situasi gagal, tertipu kemudian bangkit lagi
hingga sukses seperti ini?
Terima kasih. Sukses selalu.
(Andika Swastana, Medan)
Jawaban: A. Betul Andika, menjadi direksi di perusahaan pelat
merah memang ‘terkesan’ nyaman, tetapi buat saya malah menimbulkan
banyak greget, karena tak mudah untuk kita menuangkan
ide/konsep sendiri dan kompleksitas perusahaan itu sendiri.
B. Anda betul, tiga tahun sudah bisnis ini berjalan, beberapa
kali kena tipu karena kelalaian kita sendiri, rekrutmen pegawai
yang salah tempat, pelanggan yang tiba-tiba kabur atau tutup.
Semua itu bagian dari proses pembelajaran bagi saya. Yang terpenting
adalah saya selalu menekankan kepada seluruh karyawan
bahwa semua hal yang pahit tersebut adalah bagian dari proses
mewujudkan mimpi bersama. Menanamkan nilai-nilai optimistis
dan selalu berpikir positif terhadap kegagalan yg terjadi. Dalam
pertemuan rutin mingguan, saya selalu membagi mimpi saya
untuk mewujudkan perusahaan distibutor di bidang alat kesehatan
yang dipercaya, dan memperoleh banyak keagenan serta membangun
pabrik yang mampu memproduksi sendiri. Mimpi ini yang
kemudian menjadi visi dan misi kita menjadi semangat, spirit, dan
energi buat teman-teman. ■
Edisi lengkap tanya jawab lihat di fanspage Kreatipreneur (Facebook).
Assalamualaikum wr wb
Sobat Muda Republika
Mengolah lahan tak terurus
menjadi lahan produktif. Inilah yang
dilakukan Ahmad Shofi, direktur
dan owner CV IndoAgrow bersama
timnya di Yogyakarta. Oleh Shofi dan
tim, lahan ko song, tak terawat atau
tandus, diubah menjadi bisnis menjanjikan,
yakni ditanami pohon
jabon. Selain bernilai ekonomis,
bisnis ini sangat ramah ling kung an
Dokpri
dan bernilai sosial karena merekrut tenaga kerja baru. Dalam
pengembangan jabon, saat ini Shofi sudah mengembangkan
hingga puluhan hektare di Yogyakarta. Sejumlah investor
mempercayakan modalnya untuk ditanamkan ke bisnis jabon,
karena nilai plus dalam investasi ini. Indo Agrom merupakan
perusahaan trading dan manajemen investasi agribisnis di
Yogyakata. Shofi juga pendiri Tabloid Trans Agro, mengupas
tuntas peluang agribisnis. Mau tahu bisnis jabon, nilai investasi,
profit sharing, dan berapa lama masa panen? Kirim pertanyaan
melalui grup/fanpage ini atau email:
kreatipreneur@rol.republika.co.id dengan subjek “Tanya-
Jawab Jabon” beserta data diri. Kami tunggu sampai Sabtu
(26/5) pukul 11.30 WIB dan jawaban akan ditayangkan pada
Rabu (30/5).
Salam Wirausaha!
Wassalamualaikum wr wb.
Kritik dan Saran
Tim Kreatipreneur menerima usulan profil pengusaha muda yang ins -
piratif, kreatif, dan inovatif untuk dimuat di rubrik tercinta ini. Anda juga
bisa memberi informasi aktivitas usaha, kritik dan saran. Kirimkan
naskah tulisan di email:
kreatipreneur@rol.republika.co.id.
Juga bisa via Facebook (RepublikaOnline
dan Kreatipreneur) serta Twitter
@kreatipreneur
kreatipreneur @kreatipreneur
Dokpri