13.07.2013 Views

Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

Visa Lady Gaga Sudah Diterbitkan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2<br />

■ Bilal Ramadhan<br />

NASIONAL<br />

JAKARTA—Kejaksaan Negeri<br />

Sambas (Kejari) Sambas didesak<br />

se jumlah lembaga swadaya masya -<br />

rakat (LSM) mengeksekusi tiga terpidana<br />

korupsi di wilayah mereka.<br />

Pihak kejaksaan mengungkapkan,<br />

terhambatnya eksekusi karena terpidana<br />

yang bersangkutan mengan -<br />

tongi surat rekomendasi Komnas<br />

HAM.<br />

Ketiga terpidana yang mestinya<br />

dieksekusi adalah Uray Darmansyah,<br />

Uray Barudin Idris, dan Eddy<br />

Lie Karim. Ketiga pimpinan DPRD<br />

Sambas periode 2004-2009 itu divonis<br />

empat tahun kurungan penja -<br />

ra dan denda 200 juta oleh Mahka -<br />

mah Agung, 2009 lalu. Saat ini,<br />

Uray Barudin Idris masih menjabat<br />

sebagai anggota DPRD Kabupaten<br />

Sambas periode 2009-2014.<br />

Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan<br />

Barat, Jasman Pandjaitan,<br />

mengungkapkan, tiga terpidana korupsi<br />

mengajukan penundaan pelaksanaan<br />

eksekusi hingga putusan<br />

■ Amri Amrullah<br />

JAKARTA — Panitia Peng -<br />

awas Pemilu<br />

(Pan waslu) DKI<br />

Jakarta menerima<br />

bukti laporan daftar<br />

pemilih se -<br />

men tara (DPS)<br />

yang diduga fiktif<br />

dari Pusat Pergerakan Pemuda<br />

Indonesia (P3I). Laporan disampaikan<br />

Ketua P3I Mustafa di<br />

kan tor Panwaslu, Selasa (22/5).<br />

Ketua Panwaslu DKI Jakarta<br />

Ramdhansyah menyatakan, telah<br />

menunggu bukti laporan setelah<br />

P3I sempat mengumumkan kepada<br />

publik adanya dugaan fiktif.<br />

“Bukti laporan ini akan ditindak -<br />

lanjuti kebenarannya,” tuturnya.<br />

Mustafa membawa bukti data<br />

pemilih bermasalah dalam bentuk<br />

print out dan soft copy seba nyak<br />

947,643 pemilih yang terdiri atas<br />

668,143 pemilih bermasalah. Dia<br />

menuturkan, sebagian besar permasalahan<br />

DPS karena nomor<br />

in duk kependudukan (NIK) ganda,<br />

NIK kosong, NIK di luar dae -<br />

rah, dan NIK tidak sesuai stan dar.<br />

P3I mencatat, setidaknya ada<br />

tujuh fakta ketidakvalidan DPS.<br />

Yakni, terdapat 151.959 NIK ganda<br />

dalam DPS Komisi Pemilihan<br />

Umum (KPU) Provinsi DKI Ja -<br />

karta, 4.152 NIK kosong, 80.297<br />

NIK luar daerah dalam DPS,<br />

327.040 NIK yang memiliki nama<br />

Pe ninjauan Kembali (PK) dengan<br />

lampiran surat dari Komnas HAM.<br />

Hal ini ia ketahui dari Kepala Kejaksaan<br />

Negeri Sambas, Eko Kuntandi.<br />

Menurut Jasman, surat persetujuan<br />

penundaan eksekusi dari<br />

Komnas HAM terhadap tiga terpidana<br />

korupsi ditandatangani Ketua<br />

Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan<br />

HAM Komnas HAM, Johny<br />

Nelson Simanjuntak.<br />

“Mengapa belum eksekusi karena<br />

tiga terpidana melampirkan<br />

surat penundaan eksekusi dari<br />

Komnas HAM dan Dewan Adat,”<br />

kata Jasman, Selasa (22/5).<br />

Menurut Jasman, saat akan me -<br />

lakukan eksekusi, kejaksaan juga<br />

mendapatkan perlawanan dari massa<br />

pendukung tiga terpidana. Jaksa<br />

Agung Muda Pengawas, Marwan<br />

Effendy, menilai surat penundaan<br />

eksekusi dari Komnas HAM sebagai<br />

bentuk intervensi terhadap putusan<br />

pengadilan.<br />

“Kalau ada, namanya intervensi<br />

terhadap putusan penga dil an,” kata<br />

Marwan Effendy, kemarin. Marwan<br />

Agung Fatma Putra<br />

Kunjungi Pospera Cawagub DKI, Basuki Tjahaja Purna ma mengunjungi<br />

Posko Perjuang an Rakyat (Pospera), di Jalan Diponegoro<br />

58, Jakarta, Selasa (22/5). Kunjungan ini untuk memotivasi para pendukung<br />

yang tergabung dalam Pospera.<br />

Panwaslu Terima<br />

Bukti DPS Fiktif<br />

dan tanggal lahir sama tersebar<br />

di seluruh kelurahan.<br />

Selain itu, terdapat 104.695<br />

NIK yang memiliki nama tidak<br />

standar, 31.500 NIK bodong, serta<br />

ada 248.000 NIK yang diduga<br />

telah meninggal dunia dan pindah<br />

kota sehingga tidak terdata oleh<br />

KPU DKI Jakarta. Dengan demi -<br />

kian, menurut P3I, terdapat<br />

947.643 pemilih fiktif (ghost vo -<br />

ters) atau 13,5 persen dari DPS.<br />

Mustafa mengatakan, sumber<br />

data P3I adalah data DPS yang<br />

diberikan petugas PPS maupun<br />

tim sukses calon gubernur dan<br />

calon wakil gubernur di tingkat<br />

kelurahan, kecamatan, maupun<br />

kotamadya. “Hampir seluruh tim<br />

sukses dengan sukarela membe -<br />

rikan data DPS KPU tersebut<br />

kepada kami,” ujarnya.<br />

DPS yang ditetapkan KPU<br />

berdasarkan daftar penduduk<br />

po tensial pemilih pemilu (DP4)<br />

yang diperoleh dari Dinas Kependudukan<br />

dan Pencatatan Sipil<br />

(Disdukcapil) Provinsi DKI Ja -<br />

kar ta. Kepala Disdukcapil Jakarta<br />

Purba Hutapea menyatakan,<br />

te lah berupaya menyiapkan DP4<br />

dengan sebaik-baiknya.<br />

Dia menegaskan, tidak ada<br />

niat menyajikan data fiktif sehingga<br />

berdampak munculnya<br />

pemilih fiktif (ghost voters). “Ti -<br />

dak ada niat kami memenangkan<br />

calon gubernur dan wakil guber -<br />

nur tertentu,” ujarnya.<br />

■ c31 burhanuddin bella<br />

Edwin Dwi Putranto/Republika<br />

Lambang PMI Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (kanan), dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan<br />

Bencana (BNPB) Syamsul Ma’rif (kiri), dalam rapat Badan Legislasi DPR di Kompleks Parlemen Senayan,<br />

Jakarta, Selasa (22/5). Pertemuan ini terkait pembahasan rancangan Undang-undang tentang Lambang PMI.<br />

Komnas HAM Dinilai Intervensi Hukum<br />

mrloperkoran @ ScraperOne & Kaskus<br />

mengata kan, Kejaksaan Agung akan<br />

mengi rimkan inspektur pengawasan<br />

untuk mempelajari penundaan eksekusi<br />

ini.<br />

Di pihak lain, Ketua Komnas<br />

HAM, Ifdhal Kasim, mengakui memang<br />

ada surat rekomendasi pe -<br />

nangguhan eksekusi. Kendati demi -<br />

kian, ia menyatakan, surat itu secara<br />

resmi tak dapat menghalangi ekse -<br />

kusi. “Jelas tidak bisa menunda, itu<br />

hanya pertimbangan HAM,” tulis If -<br />

dhal Kasim dalam pesan singkat<br />

kepada Republika, Selasa kemarin.<br />

Ifdhal mengaku sedang berada<br />

di Geneva, Swiss, sehingga belum<br />

mendapatkan info detail mengenai<br />

surat dari Komnas HAM untuk tiga<br />

terpidana. Kendati demikian, Ifdhal<br />

mengakui, Komnas pernah menge -<br />

luarkan surat penangguhan eksekusi<br />

yang sama dalam kasus yang lainnya.<br />

Surat-surat tersebut dikeluarkan<br />

untuk kasus yang sudah diputuskan,<br />

namun dicurigai ada peradilan sesat.<br />

“Pernah (dikeluarkan), tapi untuk<br />

kasus yang ada dugaan peradilan<br />

se sat,” tulis dia. ■ fitriyan zamzami<br />

Badan Legislasi (Baleg) DPR<br />

RI mengundang Ketua PMI<br />

Jusuf Kalla, Kepala Badan<br />

Nasional Penanggulangan<br />

Bencana (BNPB) Syamsul<br />

Maarif dan Badan SAR Nasional<br />

(Basarnas) untuk mendapatkan m a suk -<br />

an terkait penyusunan RUU tentang<br />

Lambang Palang Merah.<br />

Dalam rapat dengar pendapat<br />

umum, Selasa 22/5, yang dipimpin Wa -<br />

kil Ketua Baleg Anna Mu’awanah<br />

meng atakan, RUU tentang Lambang<br />

Pa lang Merah merupakan salah satu<br />

RUU yang menjadi Program Legislasi<br />

Nasional (Prolegnas) RUU Prioritas<br />

Tahun 2012.<br />

Anna mengatakan, RUU ini sudah<br />

sangat diperlukan mengingat untuk<br />

melaksanakan kegiatan kemanusiaan<br />

negara membentuk perhimpunan na -<br />

sio nal yang menggunakan lambang pa -<br />

lang merah sebagai tanda pelindung<br />

dan tanda pengenal.<br />

Selain itu sebagai tindak lanjut te -<br />

lah diratifikasinya Konvensi Jenewa<br />

Tahun 1949 dengan UU No. 50 Tahun<br />

1958 yang mengatur tentang keikutsertaan<br />

Negara Republik Indonesia dalam<br />

seluruh Konvensi Jenewa tanggal 12<br />

Agustus 1949 mewajibkan negara un -<br />

tuk menerapkannya dalam sistem hu -<br />

kum nasional.<br />

Selama ini, kata Anna, pengaturan<br />

me ngenai lambang palang merah da -<br />

lam kegiatan kemanusiaan belum di -<br />

atur dalam suatu undang-undang. Un -<br />

tuk itu, masukan dari beberapa narasumber<br />

ini sangat diperlukan dalam<br />

rangka penyempurnaan draft RUU<br />

yang sedang dipersiapkan Badan<br />

Legislasi.<br />

Anna menambahkan, secara garis<br />

besar, RUU Palang Merah ini bertujuan<br />

untuk meratifikasi, aksesi atau peng -<br />

aturan mengenai perlindungan ke ma -<br />

nusiaan dalam masa perang maupun<br />

masa damai sesuai dengan Konvensi<br />

Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan.<br />

RUU ini juga mengatur mengenai<br />

gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit<br />

Merah untuk mencapai kegiatankegiatan<br />

kepalangmerahan yang me -<br />

mi liki misi kemanusiaan berdasarkan<br />

prinsip-prinsip dasar yang diakui ge -<br />

rak an Palang Merah dan Bulan Sabit<br />

Merah Internasional. Selain itu, juga<br />

mengatur mengenai lambang serta<br />

penggunaan lambang Palang Merah<br />

atau Bulan Sabit Merah.<br />

Sanksi pidana<br />

Lebih jauh Anna mengatakan,<br />

penggunaan Lambang Palang Merah<br />

dan Bulan Sabit hanya diperbolehkan<br />

■ Muhammad Hafil, Erik Purnama Putra<br />

Komisi Yudisial bentuk tim untuk<br />

menelaah putusan sela<br />

PTUN.<br />

JAKARTA — Kekhawatiran Kementerian<br />

Dalam Negeri (Kemendagri)<br />

soal pejabat daerah terpidana korupsi<br />

akan mengikuti jejak Gubernur Beng -<br />

kulu Nonaktif, Agusrin M Najamuddin,<br />

terbukti. Kubu mantan wali kota Be -<br />

kasi, Mochtar Mohammad, juga berencana<br />

menggugat pemberhentiannya ke<br />

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara<br />

(PTUN). “Kami sedang mempelajari<br />

untuk mengikuti langkah Agusrin itu,”<br />

kata kuasa hukum Mochtar, Sirra<br />

Prayuna, saat dihubungi Republika,<br />

Se lasa (22/5).<br />

Sirra mengatakan, pihaknya tak<br />

sekadar latah setelah melihat gugatan<br />

Agusrin yang menolak diberhentikan<br />

dikabulkan sementara waktu oleh<br />

PTUN Jakarta. Namun, ia melihat ada<br />

kesamaan kasus dan proses pemberhentian<br />

kliennya sebagai kepala daerah<br />

dengan yang dialami oleh Agusrin.<br />

“Ki ta tidak ikut-ikutan, tapi ini kan<br />

contoh kasusnya sama. Pemberhentian<br />

dilakukan di saat kita sedang melaku -<br />

kan peninjauan kembali (PK) atas putusan<br />

MA,” kata Sirra.<br />

Sirra mengatakan, gugatan terhadap<br />

pemberhentian Mochtar Mohammad<br />

akan dilayangkan selekasnya.<br />

Saat ini, tim kuasa hukum masih fokus<br />

mempelajari putusan pemberhentian<br />

Moch tar sebagai wali kota Bekasi.<br />

Mochtar Mohammad diberhentikan<br />

oleh Kemendagri dari jabatannya sejak<br />

April kemarin. Mirip Agusrin, pemecatan<br />

ini menyusul hukuman pidana<br />

yang dijatuhkan Mahkamah Agung<br />

(MA) kepada Mochtar terkait dakwaan<br />

berlapis kasus suap dan penyalahgunaan<br />

dana APBD pada 7 Maret lalu.<br />

Bentuk tim<br />

Komisi Yudisial (KY) menyeriusi<br />

putusan sela hakim PTUN Jakarta<br />

Pusat yang membatal kan pemberhen -<br />

tian Agusrin secara sementara sebagai<br />

gubernur Bengkulu. Menurut Wakil<br />

Ketua KY, Imam Anshori Saleh, KY<br />

sebagai tanda pembeda, tanda pelindung<br />

dan tanda pengenal. Untuk itu<br />

penggunaannya tidak boleh dilakukan<br />

tidak sesuai dengan peruntukannya.<br />

‘’Sesuai Konvensi Jenewa Tahun 1949<br />

pada prinsipnya tiap negara hanya<br />

boleh menggunakan salah satu saja<br />

dari kedua lambang tersebut”.<br />

Politisi PKB ini menambahkan persoalan<br />

lain yang perlu diatur dalam<br />

RUU ini mengenai kerjasama dengan<br />

lembaga-lembaga internasional dan<br />

negara-negara sahabat yang menggunakan<br />

lambang sama atau lambang<br />

berbeda yang diakui Konvensi Jenewa<br />

1949. “RUU ini juga perlu memberikan<br />

jangka waktu tertentu bagi institusi<br />

tidak berhak menggunakan lambang<br />

Palang Merah dan Bulan Sabit Merah”,<br />

ujar Anna.<br />

Didalam RUU ini nantinya akan<br />

mengatur sanksi pidana bagi penyalahguna<br />

lambang Palang Merah dan Bulan<br />

Sabit Merah dan Sanksi pidana bagi<br />

pihak-pihak yang tidak melakukan<br />

perlindungan terhadap pemakai tanda<br />

pelindung dan tanda pengenal Palang<br />

Merah dan Bulan Sabit Merah.<br />

Dan dalam rangka memperkaya<br />

RUU ini Baleg berencana melakukan<br />

kunjungan kerja ke sejumlah daerah.<br />

Mencari data, masukan, dan saran<br />

yang lebih mendalam dari berbagai<br />

pihak, baik dari para pakar dan civitas<br />

akademisi.<br />

Tanda pengenal dan pelindung<br />

Dalam memberikan masukannya<br />

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meng -<br />

atakan, lambang palang merah sebagai<br />

tanda pengenal dan tanda pelindung<br />

mempunyai suatu tatanan konsekwensi<br />

yang sangat luas. Karena menyangkut<br />

REPUBLIKA RABU, 23 MEI 2012<br />

Mochtar Tiru<br />

Jejak Agusrin<br />

sudah membentuk tim untuk menelaah<br />

kasus gugatan ini.<br />

Anshori mengatakan, KY telah me -<br />

minta salinan putusan ke PTUN Jakarta.<br />

Hingga kini, KY belum mendapat -<br />

kannya. Menurut Imam, kontroversi<br />

kasus ini bakal selesai kalau salinan<br />

putusan sudah didapat KY. “Begitu<br />

dapat berita acara, akan langsung kita<br />

pelajari. Tunggu saja,” kata Imam da -<br />

lam pernyataan yang diterima Republika,<br />

Selasa (22/5).<br />

Di pihak lain, mantan ketua Mah -<br />

kamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie,<br />

menyarankan KY cepat turun<br />

tangan. Jimly mengatakan, jika KY<br />

turun tangan, nilai-nilai independensi<br />

yang dimiliki oleh seorang hakim bisa<br />

terganggu. “Tak perlu KY telaah,”<br />

kata Jimly, kemarin.<br />

Menurut Jimly, sebaiknya kecurigaan<br />

terhadap putusan diserahkan<br />

pada mekanisme koreksi dalam tingkat<br />

yang lebih tinggi. Putusan dari PTUN<br />

harus dibawa ke Pengadilan Tinggi<br />

TUN jika tak memuaskan. “Jika kembali<br />

tidak memuaskan, dibawa ke Mah -<br />

kamah Agung.”<br />

Kuasa Hukum Agusrin, Yusril Ihza<br />

Mahendra, mengklaim, perwakilan dari<br />

pemerintah yang dikirimkan untuk<br />

meng hadapi gugatan sudah mengakui<br />

legalitas putusan sela. Tentang putusan<br />

sela itu sendiri, kata Yusril, kubu peme -<br />

rintah akan memberikan tanggapan<br />

ketika sidang memasuki pembahasan<br />

pokok perkara.<br />

Yus ril menuturkan, dalam persidangan<br />

lanjutan gugatan Agusrin terhadap<br />

pemberhentiannya, Presiden<br />

Su silo Bambang Yudhoyono (SBY)<br />

mem berikan kuasanya kepada Menteri<br />

Dalam Negeri (Mendagri), Menteri<br />

Hukum dan HAM (Menkumham), dan<br />

Jaksa Agung. Ketiganya diwakili oleh<br />

Staf Ahli Mendagri Bidang Hu kum,<br />

Yudhan.<br />

PTUN Jakarta Pusat mengabulkan<br />

permohonan putusan sela yang diaju -<br />

kan kubu Agusrin, pekan lalu. Hakim<br />

PTUN menyatakan, pemberhentian<br />

Agusrin dan pengangkatan plt Gubernur<br />

Bengkulu Junaidi Hamsyah sebagai<br />

gubernur Bengkulu definitif yang diamanatkan<br />

lewat keppres ditunda selama<br />

keppres yang dimaksud masih<br />

dalam status digugat.<br />

■ ahmad reza s fitriyan zamzami<br />

Baleg Cari Masukan<br />

RUU Lambang Palang Merah<br />

hubungan dengan internasional, keselamatan<br />

dan upaya-upa ya bersama<br />

mengatasi masalah.<br />

Jusuf Kalla mengatakan, apabila<br />

Indonesia memakai palang merah se -<br />

bagai lambang kepalangmerahan, ma -<br />

ka semua tentara Indonesia yang pada<br />

saat perang memakai tanda pa lang<br />

merah, dia tidak boleh menembak dan<br />

ditembak.<br />

Sementara Kepala BNPB Syamsul<br />

Ma’arif , setuju lambang itu cukup satu<br />

saja supaya tidak bingung. Dan dia<br />

berpendapat perlu adanya simbol yang<br />

dapat disepakati secara internasional.<br />

Namun yang perlu menjadi pemi -<br />

kir an, bagaimana agar lambang Palang<br />

Merah itu tidak disalahgunakan. Di<br />

sini perlu dipikirkan agar setiap orang<br />

tidak dengan mudahnya diberikan<br />

lam bang tersebut. Misalnya seperti<br />

jaket berlambang palang merah dan<br />

sebagainya.<br />

Kepala Biro Hukum Basarnas<br />

Agung Prasetyo mengakui isi dan substansi<br />

yang diatur dalam naskah aka -<br />

demis dan RUU Lambang Palang Me -<br />

rah ini telah sejalan dengan tugas dan<br />

fungsi Basarnas dalam melaksanakan<br />

operasi SAR terhadap musibah dan<br />

atau bencana.<br />

Basarnas memberikan beberapa<br />

catatan yang perlu ditambahkan dalam<br />

RUU Lambang Palang Merah yaitu<br />

Bab 1 Ketentuan Umum perlu didefini -<br />

sikan juga tentang musibah karena de -<br />

finisi musibah dan bencana sangat<br />

berbeda.<br />

Kemudian Pasal 27 ayat (1) perlu<br />

dicantumkan juga organisasi pemerintah/instansi<br />

pemerintah sebagai salah<br />

satu organisasi yang dapat bekerjasama<br />

dengan PMI. ● adv

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!