Majalah Santunan edisi November 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi November 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi November 2011 - Kementerian Agama Prov ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Konsultasi BP4<br />
Diasuh oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH., M.Ag. (Ketua BP4 <strong>Prov</strong>insi Aceh)<br />
Assalamu’alaikum wr. wb.<br />
Pengasuh yang terhormat.<br />
Saya menikah enam tahun lalu di<br />
sebuah tempat di Aceh. Tidak seperti<br />
pasangan lain yang menikah secara<br />
terbuka dan disaksikan orang banyak,<br />
pernikahan kami agaknya sangat rahasia.<br />
Bahkan sengaja dirahasiakan,<br />
de-ngan alasan agar orang lain tidak<br />
tahu, sekali pun dihadapan orang tua<br />
dan saksi. Sebab saya istri keduanya,<br />
istri pertamanya sudah diceraikan.<br />
Namun sekarang terbukti bahwa suami<br />
saya masih terikat nikah dengan istri<br />
pertamanya. Meski demikian saya tidak<br />
mempersoalkan, yang saya butuhkan<br />
sekarang adalah buku nikah, sebagai<br />
bukti bahwa saya adalah istrinya, apalagi<br />
sampai saat Ini kami sudah dikaruniai<br />
oleh Allah, dua putra putri.<br />
Pertanyaan saya, pertama, bagaimana<br />
hubungan saya selanjutnya dengan<br />
suami, karena sampai saat ini saya tidak<br />
memiliki buku nikah. Kedua, bagaimana<br />
dengan nafkah anak, termasuk biaya<br />
pendidikan. Jawaban bapak pengasuh<br />
sangat saya harapkan, setidaknya memberikan<br />
petunjuk kepada saya agar<br />
suami saya tetap bertanggungjawab<br />
memberikan kewajiban berupa nafkah<br />
dan biaya lainnya, karena akhir-akhir<br />
ini sudah jarang pulang, bahkan nafkah<br />
pun hampir terlupakan<br />
Wassalam<br />
Hamba Allah<br />
di Lhokseumawe<br />
Wa’alaikumussalam wr. wb.<br />
Anda di samping termasuk salah<br />
seorang yang beruntung, dan juga bernasib<br />
kurang baik. Dikatakan beruntung<br />
karena Anda sudah punya suami dan<br />
anak. Dikatakan bernasib kurang baik<br />
karena anda termasuk salah seorang<br />
korban karena tidak memiliki legalitas<br />
berupa Kutipan Buku Akta Nikah.<br />
Pengasuh juga masih bersyukur bahwa<br />
pernikahan anda dengan suami anda<br />
enam tahun lalu di hadapan orang<br />
tua Anda dan juga dihadiri saksi. Bila<br />
pernikahan yang Anda lakukan benar<br />
Nikah, Kenapa Rahasia?<br />
seperti yang Anda utarakan, Anda<br />
masih masuk dalam kelompok diridhai<br />
Allah. Jika tidak, Anda dan suami Anda<br />
termasuk orang-orang yang dimurkai<br />
Allah. Artinya bila dalam akad nikah<br />
dulu tidak ada wali, tidak ada saksi, Anda<br />
dikatakan telah melakukan mesum alias<br />
berzina, dan anak pun akan disebut<br />
anak zina, na’uzublllah min dzalik.<br />
Mengapa pernikahan Anda dirahasiakan?<br />
Sudah diketahui secara umum<br />
bahwa pernikahan dirahasiakan biasanya<br />
karena pertama, pernikahan itu<br />
tanpa ada wali, maka disembunyikan,<br />
agar tidak ada hambatan dalam pelaksanaannya.<br />
Harus pula diakui pernikahan<br />
tanpa wali tidak sah, sesuai sabda<br />
Rasulullah Saw, “la nikaha lIIa bi<br />
waliyyin,” Tidak sah suatu pernikahan<br />
tanpa wali, (HR.Bukhari MusIIm, lebih<br />
lanjut periksa Asy-Syawkani, Naylul<br />
Awthar, juz VI: 230, hadits ke 2.648).<br />
Dalam hadits dari ‘Aisyah ra disebutkan,<br />
“Wanita mana saja yang menikah tanpa<br />
seizin walinya, maka nikahnya batal,<br />
nikahnya batal, nikahnya batal,” (HR.<br />
Bukhari Muslim. Asyawkani, Naylul<br />
Awthar, juz VI: 230).<br />
Kedua, pernikahan yang sah secara<br />
agama/syariat namun tidak di hadapan<br />
PPN (Pegawai Pencatat Nikah) dan tidak<br />
dicatat. Tidak dicatat karena beberapa<br />
sebab antara lain karena, takut diketahui<br />
orang atau disebabkan yang bersangkutan<br />
istri kedua dari suaminya<br />
PNS atau wanita itu sendiri sebagai<br />
istri sebagai PNS, sehingga orang tak<br />
tahu bahwa ia sudah melanggar aturan<br />
Negara. Menurut UU No. 1 Tahun 1974<br />
tentang Perkawinan menyebutkan,<br />
bahwa perkawinan dianggap sah bila<br />
perkawinannya dicatat.<br />
Selain alasan tadi, bisa juga karena<br />
faktor lainnya, untuk menjaga hal-hal<br />
yang seharusnya tidak terjadi, seperti<br />
karena berbeda status sosialnya, yang<br />
diperkirakan mendapat celaan dari<br />
warga masyarakat bila pernikahannya<br />
diketahui orang banyak. Namun bila<br />
kita jujur dan mengikuti Rasul saw.,<br />
seyogianya pernikahan itu harus di-<br />
42 <strong>Santunan</strong> NOVEMBER <strong>2011</strong><br />
umumkan sehingga khalayak ramai<br />
tahu, dan Insya Allah terhindar dari<br />
fitnah. Rasulullah saw. bersabda yang<br />
artinya,” Adakan walimah walau seekor<br />
kambing,” (HR.Bukhari dan MusIIm).<br />
Pernikahan yang tak Dicatat<br />
Pernikahan tidak dicatat dan tidak<br />
memiliki Kutipan Akta Nikah akan<br />
sangat merugikan istri dan anak-anaknya.<br />
Bila terjadi konflik dalam keluarga,<br />
maka istri mengalami kesulitan baik<br />
menyampaikannya ke KUA Kecamatan,<br />
atau juga melanjutkan kasusnya ke<br />
Mahkamah Syar’iyah. Hal ini seperti<br />
Anda sudah alami, apalagi Anda sudah<br />
mengetahui bahwa suami Anda<br />
memiliki istri saat menikah dengan<br />
Anda. Karena itu wajar bila selama ini<br />
suami anda jarang pulang bahkan tidak<br />
pulang sama sekali, persoalannya adalah<br />
ke mana Anda harus mengadu terutama<br />
menyangkut nafkah atau hal-hal lain<br />
berkaitan dengan masalah keluarga.<br />
Juga seorang istri akan kesulitan<br />
mendapatkan warisan bila suaminya<br />
meninggal dunia, disebabkan tidak bisa<br />
memperlihatkan surat nikah.<br />
Demikian pula imbasnya kepada<br />
anak, terutama biaya pendidikan dan<br />
nafkah lainnya, karena tidak ada bukti<br />
bahwa anak itu orang tuanya si fulan<br />
misalnya. Seorang suami bisa saja<br />
mengelak/menghindar dari kewajibannya<br />
nafkah dan tanggung jawab lainnya.<br />
Inilah kesulitan, salah satunya ketidak<br />
pastian hukum, seperti sudah pengasuh<br />
jelaskan sebelumnya, bila pernikahan<br />
seseorang tidak dicatat sesuai ketentuan<br />
perundang-undangan yang berlaku.<br />
Akhirnya pengasuh menyampaikan<br />
kepada Anda, agar senantiasa mendekatkan<br />
diri kepada Allah swt., dengan<br />
melaksanakan semua perintah, dan<br />
meninggalkan seluruh larangan-Nya,<br />
diiringi dengan doa, agar suami Anda<br />
selalu diberi petunjuk oleh Allah serta<br />
memiliki tanggung jawab kepada anda<br />
sebagai istrinya, demikian pula tanggungjawabnya<br />
terhadap anak-anaknya.<br />
Wassalamu’alaikum. n