Majalah Santunan edisi Juli 2010 - Kementerian Agama Prov Aceh
Majalah Santunan edisi Juli 2010 - Kementerian Agama Prov Aceh
Majalah Santunan edisi Juli 2010 - Kementerian Agama Prov Aceh
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Laporan Taharuddin<br />
John Brock, umur tampak mendekati<br />
60 tahun. Seorang guru dengan<br />
lincah dan setengah berlari-lari dalam<br />
Ballroom, Hotel Arya Duta, Medan,<br />
memperkenalkan bagaimana membuat<br />
sebuah tutup kotak melalui secarik kertas<br />
yang telah dirambui dengan garis-garis<br />
jaring berkotak empat. Perintahnya<br />
kepada peserta workshop agar<br />
membuatnya tanpa ada bantuan apaapa,<br />
tanpa gunting, tanpa boleh duduk<br />
dan tanpa boleh menggunakan meja.<br />
Hasilnya tidak ada satupun tutup kotak<br />
yang terselesaikan<br />
Kali kedua, sambil bermain dipersilahkan<br />
kembali kepada peserta membuat<br />
tutup kotak. Kali ini diperkenankan menggunkan<br />
tuntunan bacaan atau ramburambu<br />
bagaimana membuat tutup kotak,<br />
tetapi masih tidak boleh duduk dan tidak<br />
boleh mengginakan meja, juga tanpa<br />
gunting. Hasilnya hanya 3 tutup kotak<br />
terselasaikan dari 40 peserta.<br />
Kami sebagai pengunjung, dengan istilah<br />
observer, dipersilahkan juga membuat<br />
tutup kotak. Saya melihat kawan-kawan<br />
(para observer) dari <strong>Aceh</strong>, Sumatera Utara<br />
dan Riau, baik yang mewakili maupun<br />
menghadiri langsung, terdiri dari para<br />
Dekan FKIP, Dekan Fakultas Syariah, Dekan<br />
Fakultas Ekonomi, Perwakilan Bank,<br />
Perusahaan, Dinas Pendidikan dan LPMP<br />
tak pernah terselesaikan membuat tutup<br />
kotak yang dimaksud dengan kualitas yang<br />
bagus, seperti yang ditunjukkan tutor.<br />
Tak terasa dengan kegiatan pembelajaran<br />
seperti itu, dimana kami terlibat di<br />
dalamnya, kami telah merasa gembira<br />
dan sangat berkesan. Dan terus berupaya<br />
untuk mencari tahu apa sesungguhnya<br />
yang hendak dipelajari.<br />
Kali yang ketiga, sebagai kegiatan<br />
terakhir dari simulasi topik pembelajaran,<br />
Economic Education<br />
kembali diperintahkan membuat<br />
kotak. Kali ini diperbolehkan<br />
menggunakan gunting, meja dan<br />
dibolehkan duduk. Tetapi kami<br />
pada kegiatan ketiga ini, tidak<br />
mendapat kertas latihannya.<br />
Hanya untuk peserta workshop<br />
saja. Hasilnya 27 tutup kotak<br />
terselesaikan dari 40 peserta<br />
pelatihan yang berasal dari 15<br />
provinsi. Kelanjutan dari simulasi<br />
ini, tutor hendak menjelaskan<br />
dengan topik “Faktor-faktor yang<br />
mempengaruhi produktifitas<br />
sebuah negara dan pertumbuhan<br />
ekonomi”.<br />
Itulah sekelumit kegiatan, yang saya<br />
pantau dalam rangka mewakili Kepala<br />
Kantor Kanwil <strong>Kementerian</strong> <strong>Agama</strong><br />
<strong>Prov</strong>insi <strong>Aceh</strong>, untuk mengikuti program<br />
observasi kegiatan Dewan Pendidikan<br />
Ekonomi (Council For Economic Education,<br />
CEE) tanggal 9 Juni <strong>2010</strong> di Medan..<br />
Kegiatan ini sesungguhnya sebagai<br />
sebuah sosialisasi bagi memberikan<br />
pengajaran Pendidikan Ekonomi yang<br />
lebih menyenangkan. Target pertama<br />
ini adalah para dosen dari Fakultas<br />
Ekonomi dan Fakultas Keguruan dan Imu<br />
Pendidikan. Dalam list peserta pelatihan<br />
dari <strong>Aceh</strong> tersebut Ruaida, Sakdiyah,<br />
Ihsan dan Israk Ahmadsyah. Mereka<br />
merupakan para dosen di Unsyiah dan<br />
IAIN Ar-Raniry Banda <strong>Aceh</strong>.<br />
Patricia Elder sebagai Vice Precident<br />
dari CEE, mengungkapkan bahwa kegiatan<br />
menyenangkan dalam pembelajaran<br />
Ekonomi diberikan beberapa konsep.<br />
Di Amerika sendiri hanya 20 konsep<br />
ekonomi yang dikembangkan. Konsepkonsep<br />
itu diberikan kepada peserta TOT,<br />
memungkinkan dilaksanakan jika sesuai<br />
dengan kurikulum yang diterapkan di<br />
sebuah negara.<br />
Sebelum kami dipersilahkan untuk<br />
memantau bagaimana para dosen<br />
diberikan pembelajaran ekonomi yang<br />
menyenangkan, sebagai demonstrasi<br />
awal kami juga diperkenalkan bagaimana<br />
guru mengajar dengan topik “Kenapa<br />
Manusia Berdagang”. Kagiatannya menarik,<br />
peserta diberikan oleh-oleh yang<br />
siap untuk saling bertukar antar kawan<br />
di samping dan kawan sekelas. Hasilnya<br />
bagaimana menilai kepuasan terhadap<br />
barang. Dengan saling bertukar maka<br />
terjadi kepuasan terhadap barang<br />
18 <strong>Santunan</strong> JULI <strong>2010</strong><br />
semakin tinggi. Dan itu motif kenapa<br />
manusia berdagang.<br />
Lingkup materi pada acara observasi<br />
ini berkisar pada 1) Mengapa manusia<br />
berdagang. 2) Apakah Indonesia memerlukan<br />
Pendidikan Ekonomi dan 3)<br />
Pengalaman Indonesia tentang pendidikan<br />
ekonomi, keuangan dan wiraswasta.<br />
Presentasi mengenai CEE diakhiri<br />
dengan penutup dan tanya jawab.<br />
Kesan dari para observer pada akhir<br />
akhir sesi bahwa model pembelajaran<br />
yang dikembangkan untuk Pendidikan<br />
Ekonomi dapat menyenangkan peserta<br />
didik. Dan karena program ini hanya<br />
sesaat pihak CEE terutama alumni dari<br />
CEE ini, menginginkan masukan apa<br />
yang harus dilakukan kemudian, setelah<br />
pelatihan TOT bagi pengembangan guru/<br />
dosen Pendidikan Ekonomi di Indonesia,<br />
khususnya untuk wilayah yang diundang<br />
untuk berobservasi. Masing-masing<br />
observer memberikan pandangannya,<br />
dengan berbagai kemungkinan<br />
dukungan.<br />
Council for Economic Education<br />
adalah sebuah organisasi pendidikan<br />
nirlaba yang berkedudukan di AS. CEE<br />
memiliki kerjasama dengan berbagai<br />
pusat pendidikan ekonomi berbasis<br />
universitas baik di AS maupun di berbagai<br />
negara mitra yang jumlahnya<br />
terus bertambah. Sejak tahun CEE telah<br />
menerima pendanaan dari Departemen<br />
Pendidikan AS untuk mendukung serta<br />
memperkuat Pendidikan Ekonomi di<br />
negara-negara mitra.<br />
Salah satu kegiatan utama dari program<br />
internasional ini adalah training of trainers.<br />
Melalui program ini para pendidik menerima<br />
pelatihan mengenai ilmu dan pedagogi<br />
di bidang ekonomi. Peserta mendapat kesempatan<br />
menerima berbagai materi pengajaran<br />
yang dapat dipergunakan untuk<br />
kegiatan pelatihan guru setelah mereka<br />
mengikuti pelatihan ini.<br />
Indonesia telah berpartisipasi dalam<br />
program-program CEE sejak tahun 2003.<br />
Sebagai komitmen CEE untuk mempererat<br />
kerjasama di Indonesia, maka pada tahun<br />
2009/<strong>2010</strong> untuk pertama kalinya CEE<br />
mengadakan training of trainers di mana<br />
seluruh peserta berasal dari Indonesia.<br />
Para peserta mendapat panduan serta<br />
materi pengajaran yang seluruhnya<br />
telah diterjemahkan ke dalam Bahasa<br />
Indonesia. n