Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME
Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME
Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Tehnik</strong> <strong>Pendugaan</strong> <strong>Cadangan</strong> <strong>Karbon</strong> <strong>Hutan</strong><br />
3.1.2. Bentuk Plot<br />
Plot bujur sangkar atau persegi panjang merupakan bentuk plot yang relatif sering<br />
digunakan di dalam analisa vegetasi hutan di Indonesia (Soeryanegara, 1983;<br />
Hinrichs dkk, 1999; Hairiah dkk, 2011; Dephut, 2007). Hal ini karena<br />
kemudahannya di dalam memastikan pohon-pohon yang masuk dibandingkan<br />
dengan plot lingkaran. Kelemahan bentuk plot ini adalah, semakin luas plot yang<br />
diukur, maka semakin panjang batas plot yang harus dibuat.<br />
Plot berbentuk lingkaran juga banyak digunakan karena memiliki tingkat<br />
keterwakilan yang tinggi dibanding plot persegi dengan luas yang sama. Program<br />
National Forest Inventory (NFI) juga menerapkan bentuk plot lingkaran. Demikian<br />
pula dengan protokol pengukuran yang dikembangkan oleh United States Forest<br />
Service (USFS) untuk penilaian karbon di hutan mangrove di seluruh Asia dan<br />
Micronesia, termasuk Indonesia (Kauffman dan Donato, 2010). Hanya saja<br />
biasanya pengukuran di lapangan relatif sulit untuk plot lingkaran yang lebih luas<br />
dan berada pada topografi yang miring.<br />
Plot yang terdiri dari beberapa sub-plot (combined plots atau nested plots) juga<br />
lebih sering digunakan di hutan alam tropis daripada single plot. Combined plot<br />
sangat sesuai untuk digunakan pada hutan dengan stratum tajuk yang bervariasi.<br />
Sedangkan single plot biasa digunakan di hutan tanaman yang memiliki kelas umur<br />
yang relatif homogen.<br />
SNI Pengukuran <strong>Cadangan</strong> <strong>Karbon</strong> menyarankan kedua bentuk, baik persegi<br />
maupun lingkaran untuk diterapkan dalam pengukuran karbon baik secara terpisah<br />
maupun digabungkan. Metode Nested plot juga disarankan dalam SNI untuk<br />
diterapkan.<br />
3.1.3. Ukuran Plot<br />
Ukuran plot yang cukup luas akan meningkatkan ketelitian hasil inventarisasi.<br />
Selain itu ukuran plot di hutan alam harus lebih luas dari pada plot di hutan<br />
tanaman, yang memiliki variasi antar plot lebih rendah. Plot di hutan alam juga<br />
sebaiknya cukup luas sehingga paling tidak dapat mencakup pohon-pohon<br />
berukuran diameter besar, mengingat pohon berdiameter besar mengandung<br />
biomasa dan karbon yang besar pula.<br />
15 | I nventarisasi <strong>Karbon</strong> <strong>Hutan</strong>