23.11.2013 Views

Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME

Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME

Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Tehnik</strong> <strong>Pendugaan</strong> <strong>Cadangan</strong> <strong>Karbon</strong> <strong>Hutan</strong><br />

• Kayu mati diukur diameter pangkal (D1), diameter ujung (D2), Diameter<br />

Growong (Dg), panjang serta tingkat pelapukan (%).<br />

Sub Plot E (20 m x 125 m)<br />

• Buat sub-plot E dengan jalur utama berada tepat di tengah sepanjang plot.<br />

• Pastikan semua tumbuhan berukuran diameter lebih dari 35 cm, teramati dan<br />

diukur. Pohon besar yang berada di sekitar batas plot, harus diukur jaraknya<br />

dari sumbu transek, untuk memastikan pohon masuk atau keluar.<br />

3.3.2.3. Pengambilan sampel batang mati, serasah dan tumbuhan bawah<br />

Tingkat pelapukan pada batang mati rebah sangat berbeda satu sama lain. Hal ini<br />

juga akan berpengaruh terhadap kandungan biomasa dam karbon yang tersimpan.<br />

Untuk itu diperlukan informasi tambahan mengenai tingkat berat jenis kayu rebah<br />

yang berpengaruh terhadap kandungan karbon. Untuk memudahkan di lapangan,<br />

tingkat pelapukan dipilah menjadi 3 kategori, yaitu: bagus, sedang dan lapuk (lihat<br />

sub bab 3.2.2). Dari 3 kelompok pelapukan tersebut, kumpulkan masing-masing 10<br />

contoh batang. Gunakan gergaji untuk memotong kayu. Ambil potongan melingkar<br />

penuh batang selebar 2-3 cm. Simpan dalam amplop dan beri tanda (nomor plot,<br />

sub plot dan no batang).<br />

Hal yang sama juga dilakukan untuk pengambilan sampel serasah yang memiliki 3<br />

kategori tingkat kelembaban, yaitu basah, sedang, kering (lihat sub bab 3.2.2).<br />

Sedangkan untuk tumbuhan bawah, sekitar 10 sampel dapat diambil pada tiap-tiap<br />

stratum.<br />

3.3.2.4. Konsistensi di dalam Pengukuran di Lapangan<br />

Kualitas hasil inventarisasi akan sangat dipengaruhi oleh implementasi di lapangan.<br />

Karenanya, pengambil data di lapangan dituntut agar selalu konsisten di dalam<br />

pengukuran biomasa. Beberapa kaidah perlu disusun dan dipahami agar tiap regu<br />

yang melakukan pengambilan data dapat melakukannya dengan cara yang sama<br />

dan konsisten. Antara lain di dalam penentuan posisi pengukuran diameter serta<br />

penetapan pohon masuk atau keluar plot.<br />

Selain itu, diperlukan pemahaman yang sama antar kepala regu di dalam<br />

menentukan parameter-parameter yang didasari atas observasi seperti:<br />

1. Kelas keutuhan pohon mati<br />

28 | I nventarisasi <strong>Karbon</strong> <strong>Hutan</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!