Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME
Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME
Tehnik Pendugaan Cadangan Karbon Hutan.pdf - FORCLIME
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Tehnik</strong> <strong>Pendugaan</strong> <strong>Cadangan</strong> <strong>Karbon</strong> <strong>Hutan</strong><br />
diameternya masuk dalam plot ukur, tentukan sebelumnya tingkat keutuhannya.<br />
Jika tingkat keutuhan A, B dan C maka cukup diukur DBH dan nama lokal jika<br />
mungkin. Untuk tingkat keutuhan D diukur diameter pangkal dan tinggi total.<br />
A<br />
B<br />
C<br />
Gambar 6. Kategori kayu mati yang mempertimbangkan jumlah karbon<br />
tersisa: A: tersisa 90%; B: tersisa 80%; C: tersisa 70% dan D: bervariasi<br />
hingga tungul pohon<br />
Pohon mati dengan keutuhan A merupakan pohon mati yang tidak memiliki daun,<br />
tetapi ranting dan cabang masih tersisa. Sedangkan Keutuhan B sudah tidak<br />
memiliki daun dan ranting. Keutuhan C jika hanya tersisa sedikit cabang utama.<br />
Sedangkan keutuhan D, merupakan pohon mati yang patah dan tidak diketahui<br />
batas bebas cabangnya, termasuk tunggul.<br />
Kayu Mati<br />
Kayu mati atau batang rebah adalah semua atau bagian pohon mati yang sudah<br />
rebah dengan diameter lebih dari 10 cm. Semua batang rebah yang masuk dalam<br />
plot, dicatat diameter pangkal; diameter ujung; diameter growong, panjang total;<br />
tingkat pelapukan dan jika memungkinkan nama lokal. Jika hanya sebagian yang<br />
masuk dalam plot, maka ukur dan catat bagian yang masuk plot saja. Tingkat<br />
22 | I nventarisasi <strong>Karbon</strong> <strong>Hutan</strong>