30.07.2014 Views

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras - Pusat Sosial Ekonomi ...

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras - Pusat Sosial Ekonomi ...

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras - Pusat Sosial Ekonomi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Analisis</strong> Kebijakan 7<br />

Perkembangan Impor <strong>Beras</strong> Tahun 1980-2005<br />

Secara umum produksi padi sawah di dalam negeri terus menunjukkan<br />

peningkatan dari waktu ke waktu, namun laju pertumbuhannya cenderung<br />

menurun, baik luas areal maupun produktivitas (Tabel 2). Akibat perlambatan<br />

dalam laju pertumbuhan produksi ini, sementara laju pertumbuhan penduduk<br />

relatif tetap, maka produksi padi di dalam negeri belum mampu mencukupi<br />

kebutuhan konsumsi secara berkelanjutan. Dalam kondisi seperti ini, maka impor<br />

beras merupakan suatu pilihan yang terpaksa diambil.<br />

Secara historis kesenjangan antara tingkat produksi dalam negeri dan<br />

kebutuhan konsumsi telah berlangsung sejak zaman orde lama , dan Indonesia<br />

pernah mengalami sebagai salah satu importir beras terbesar didunia pada akhir<br />

tahun 70-an. Seperti terlihat pada Gambar 7, selama kurun waktu 1994-2002<br />

impor beras yang dilakukan Indonesia mencapai puncaknya, dengan jumlah impor<br />

berkisar 1,88 - 11,71% dari total produksi beras di dalam negeri. Jumlah impor<br />

beras mencapai puncaknya sebesar 5,77 juta ton pada tahun 1998, akibat krisis<br />

ekonomi akut yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997.<br />

Program peningkatan produksi padi yang dilakukan secara berkelanjutan<br />

telah mampu menstabilkan produksi padi di dalam negeri, dan sejak tahun 2003<br />

jumlah impor terus menunjukkan penurunan. Selama tahun 2004-2005 jumlah<br />

impor beras Indonesia kurang dari 1% dari total produksi di dalam negeri.<br />

Keberhasilan program peningkatan produksi padi disertai dengan kebijakan<br />

pelarangan impor beras telah menurunkan impor beras yang hanya mencapai 236<br />

ribu ton (0,44%) tahun 2004 dan 115 ribu ton (0,35) tahun 2005. Makin<br />

transparannya proses pengambilan keputusan dalam kebijakan impor beras,<br />

nampaknya juga telah berdampak pada penurunan jumlah impor tersebut.<br />

Jumlah impor tersebut adalah yang resmi tercatat di Dirjen Bea dan<br />

Cukai. Dalam prakteknya ialah impor ilegal diperkirakan masih berlanjut. Data<br />

impor dari The Rice Report menunjukkan angka yang lebih tinggi sekitar 125 –<br />

1309 ribu ton dibanding data resmi dari BPS. Selisih tersebut antara lain<br />

menunjukkan volume beras ilegal.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!