31.08.2014 Views

Banjarmasin Post Minggu, 31 Agustus 2014

NO. 151556 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

NO. 151556 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ibun Suksesi<br />

<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />

MINGGU <strong>31</strong> AGUSTUS <strong>2014</strong> 19<br />

JK Ikhlas Golkar<br />

Tidak Bergabung<br />

■ Pemerintahan Baru Masih Perlu Dukungan<br />

JAKARTA, BPOST - Wakil<br />

Presiden terpilih Jusuf Kalla,<br />

(JK) menyatakan tidak bisa<br />

memaksa Partai Golkar untuk<br />

mendukung pemerintahan<br />

Joko Widodo-JK. Dia pun cuek<br />

jika hingga kini Partai Golkar<br />

bersikukuh untuk menjadi<br />

oposisi dan tidak mau bergabung<br />

di pemerintahan yang<br />

baru.<br />

“Tidak bisa dipaksa, kalau<br />

tidak mau ya sudah,” kata<br />

mantan Ketua Dewan Pimpinan<br />

Pusat Partai Golkar, di<br />

kantor Dewan Masjid Indonesia<br />

(DMI), Jalan Surabaya,<br />

Menteng, Jakarta Pusat, Jumat<br />

(28/8).<br />

Seperti diketahui, Partai<br />

Golkar yang kini dipimpin<br />

Aburizal Bakrie atau Ical,<br />

mendukung Koalisi Merah<br />

Putih mengusung pasangan<br />

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa<br />

sebagai claon presiden<br />

dan wakil presiden. Sejumlah<br />

kader partai yang nekad<br />

mendukung Jokowi-JK pun<br />

dipecat, hingga akhirnya keputusan<br />

itu menimbulkan<br />

konflik internal.<br />

Pascakeputusan KPU pada<br />

23 Juli lalu yang memenangkan<br />

pasangan Jokowi-JK,<br />

konflik internal pun makin<br />

memanas. Kader yang tidak<br />

terima mengusung wacana<br />

percepatan Musyawarah Nasional<br />

(Munas) IX, berusaha<br />

agar Munas digelarkan Oktober<br />

tahun ini.<br />

Alasannya karena pada saat<br />

itu Ical sudah genap menjabat<br />

selama lima tahun. Menurut<br />

Anggaran Dasar dan Anggaran<br />

Rumah Tangga (AD/<br />

ART) Partai Golkar, ketua<br />

umum harus di ganti setiap<br />

lima tahun. Namun kubu pendukung<br />

yang berharap Munas<br />

IX digelar Oktober ini juga<br />

berharap dalam perhelatan itu<br />

soal dipilih ketua umum baru<br />

dan dukungan partai terhadap<br />

Koalisi Merah Putih.<br />

Ical sendiri dalam beberapa<br />

kesempatan menegaskan<br />

“<br />

Kita berharap<br />

semua Parpol,<br />

Demokrat, PAN,<br />

PPP, ikut<br />

bergabung<br />

dengan kita,<br />

kecuali Golkar<br />

karena sudah<br />

menyatakan<br />

sikapnya untuk<br />

jadi oposisi.<br />

Kalau yang lain<br />

belum<br />

”<br />

Muhaimin Iskandar<br />

Ketua Umum PKB<br />

bahwa hasil Munas VIII pada<br />

1998 lalu, merekomendasikan<br />

agar Munas digelar 2015. Pada<br />

Senin lalu (25/8), Ical juga<br />

mengumpulkan 30 Ketua Dewan<br />

Pimpinan Daera (DPD)<br />

Partai Golkar, di kediamannya<br />

di Jalan Mangunsarkoro,<br />

Menteng, Jakarta Pusat.<br />

Mereka Bicara: Siapa calon kepala daerah<br />

favoritmu?<br />

Tidak Bermasalah<br />

MEMILIH seorang pemimpin<br />

itu pantas atau tidak relatif saja.<br />

Penting harus dilihat adalah<br />

rekam jejak seseorang di belakangnya.<br />

Rekam jejak sebagai<br />

acuan agar masyarakat jangan memilih seseorang<br />

pemimpin yang dulunya mempunyai masalah. (ee)<br />

Miela<br />

Warga asal Amuntai, HSU<br />

Harus Seimbang<br />

IDEALNYA kalau menurut saya, seorang pemimpin<br />

nanti harus seimbang.<br />

Jika ketuanya kalangan pejabat<br />

karier misalnya, maka wakilnya<br />

bisa dari kalangan pengusaha.<br />

Bisa sebaliknya agar nantinya<br />

dalam menjalankan pemerintahan<br />

lebih maksimal. (ee)<br />

May<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Sulit untuk Pantas<br />

MEMANG pemimpin kalangan pengusaha<br />

sangat sulit untuk menjadi<br />

pantas sebagai kepala daerah.<br />

Masyarakat menilai, rekam<br />

jejaknya sangat jauh. Alias tidak<br />

ada sama sekali dalam pemerintahan,<br />

sehingga mau berbuat<br />

apa jika terpilih nantinya. (ee)<br />

Maulina<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Mengerti Birokrasi<br />

LEBIH baiknya memilih pemimpin<br />

yang mengerti akan<br />

birokrasi dan pemerintahan,<br />

karena nantinya yang akan dijalankan<br />

kan pemerintahan. Nah, pemerintahan<br />

itu identik dengan birokrasi alias<br />

aturan. Siapa yang paham birokrasi, ya mereka<br />

yang pantas menjadi pemimpin, misalnya Zairullah<br />

Azhar. (ee)<br />

M Bakti<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Rekam Jejak Bersih<br />

JIKA dari kalangan pengusaha<br />

mempunyai kemampuan<br />

dan rekam jejak yang bersih.<br />

Tidak jadi masalah jika diberi<br />

kesempatan oleh masyarakat<br />

untuk menjadi seorang pemimpin. Silahkan saja<br />

ikut bursa pencalonan, tuh masyarakat juga<br />

yang menentukan pantas atau tidaknya jadi<br />

pemimpin. (ee)<br />

M Aswin<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Para ketua DPD adalah pemegang<br />

hak suara percepatan<br />

Munas IX, dan dari hasil<br />

pertemuan di kediaman Ical<br />

diketahui sebagian besar<br />

mendukung Munas IX yang<br />

digelar pada 2015 mendatang.<br />

Terpisah, Ketua Umum<br />

Partai Kebangkitan Bangsa<br />

(PKB) Muhaimin Iskandar<br />

mengakui, Joko Widodo-Jusuf<br />

Kalla masih membutuhkan<br />

tambahan kekuatan politik di<br />

parlemen untuk memuluskan<br />

jalannya pemerintahan mendatang.<br />

Dia berharap partai<br />

politik yang saat ini masih<br />

netral ataupun berada dalam<br />

koalisi Prabowo Subianto-<br />

Hatta Rajasa mau bergabung<br />

untuk mendukung pemerintahan<br />

mendatang.<br />

“Kita berharap semua Parpol,<br />

Demokrat, PAN, PPP, ikut<br />

bergabung dengan kita, kecuali<br />

Golkar karena sudah<br />

menyatakan sikapnya untuk<br />

jadi oposisi. Kalau yang lain<br />

belum,” kata Muhaimin di<br />

Surabaya, Jawa Timur, Sabtu<br />

(30/8) sore.<br />

ANTARA FOTO/YUDHI MAHATMA/AMA/14<br />

KETUA Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.<br />

Punya Komitmen<br />

SAYA kira soal dari kalangan<br />

pejabat atau pengusaha itu sebuah<br />

jabatan saja. Namun bagi<br />

seorang pemimpin yang berniat<br />

untuk menjadi kepala daerah<br />

adalah memiliki komitmen untuk memberikan<br />

bukti yang nyata kepada masyarakatnya,<br />

merekalah yang pantas. (ee)<br />

Firdaus<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Pilih Pejabat Karier<br />

SAYA memilih kalangan pejabat<br />

karier saja yang pantas,<br />

karena biasanya rekam jejaknya<br />

bagus, mengerti aturan birokrasi,<br />

mengerti tata kelola pemerintahan.<br />

Berbeda dengan kalangan<br />

pengusaha, terkadang masih belum banyak<br />

mengerti dan kurang pantas dan cocok jadi kepala<br />

daerah. (ee)<br />

Martini<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Lihat Visi Misinya<br />

SOAL rekam jejak itu sih,<br />

menurut saya bukan menjadi<br />

sebuah persoalan. Ketika seseorang<br />

dari kalangan manapun<br />

sudah maju dalam bursa pencalonan. Sebaiknya<br />

lihat apa visi dan misinya nanti dalam membangun<br />

wilayah yang dipimpinnya. (ee)<br />

Misbahul<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Pejabat Plus Pengusaha<br />

KALAU bisa, ada yang dari kalangan pejabat<br />

dan kalangan pengusaha. Lumayan<br />

pantas, agar bisa saling melengkapi<br />

dan sebagai penyeimbang<br />

jalannya pemerintahan. Menurut<br />

saya kalau di Kalimantan Selatan ini cocok saja<br />

jika ada salah satu kepala daerah yang berasal dari<br />

pengusaha. (ee)<br />

Melinda<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Sangat Jauh Berbeda<br />

BICARA dari mana asalnya,<br />

ini bicara soal pengalaman. Saya<br />

melihat memang kalangan pejabat<br />

dengan pengusaha itu sangat<br />

jauh berbeda, terutama rekam<br />

jejak dan pengalamannya. Jadi memilih seorang<br />

pemimpin dilihat dari pengalamannya atau tidak?<br />

Masyarakat sendiri deh yang menentukan mana<br />

yang pantas mana yang tidak. (ee)<br />

Miftahul As’ad<br />

Warga <strong>Banjarmasin</strong><br />

Dari ketiga partai itu, kata<br />

Muhaimin, pihaknya lebih<br />

memprioritaskan Partai Demokrat.<br />

Pasalnya, dia menilai<br />

visi dan misi partai berlambang<br />

“Mercy” itu memiliki<br />

kecocokan dengan pemerintahan<br />

yang akan dibangun<br />

Jokowi-JK. “Kita Demokrat<br />

sama Pak SBY sudah tahu persismodel<br />

Demokrat, itu enak<br />

untuk kita. Sesudah itu, baru<br />

PAN dan PPP,” ujarnya.<br />

Saat ini, kata Muhaimin,<br />

komunikasi politik terus dilakukan<br />

dengan tiga partai<br />

tersebut. Dia berharap agar<br />

komunikasi politik tersebut<br />

bisa segera membuahkan<br />

hasil. Jokowi-JK didukung<br />

oleh empat Parpol, yakni P-<br />

DIP, Partai NasDem, PKB dan<br />

Partai Hanura (total 207 kursi<br />

DPR <strong>2014</strong>-2019). Sebaliknya,<br />

Koalisi Merah Putih diisi<br />

lima Parpol, yakni Partai Gerindra<br />

PPP, PKS, PAN, dan<br />

Partai Golkar (total 292 kursi<br />

DPR). Adapun Demokrat<br />

memiliki 61 kursi pada DPR<br />

periode selanjutnya. (kps/<br />

tribunnews)<br />

Megawati: Kawal Program Jokowi-JK<br />

BALI, BPOST - Ketua Umum<br />

DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri<br />

mengucapkan terimakasih<br />

kepada masyarakat<br />

Indonesia, khususnya warga<br />

Bali yang telah memberi dukungan<br />

kepada Joko Widodo-<br />

Jusuf Kalla sehingga terpilih<br />

menjadi presiden dan wakil<br />

presiden periode <strong>2014</strong>-2019.<br />

“Mari dukung pak Jokowi-<br />

JK menjadi presiden. Mari<br />

kawal program-program<br />

pembangunan agar berjalan<br />

lancar. Presiden Jokowi-JK<br />

adalah presiden kita,” kata<br />

Megawati dalam acara “Syukuran<br />

Kemenangan Capres-<br />

Cawapres Jokowi-JK” di Sanur,<br />

Bali, Sabtu (30/8).<br />

Pada kesempatan itu, Jokowi<br />

memberikan penghargaan<br />

kepada para relawan pendukungnya<br />

di Bali atas kerja kerasnya<br />

selama Pilpres <strong>2014</strong>. Saat<br />

Pilpres lalu, Jokowi-JK memperoleh<br />

1.535.110 suara (71,42<br />

persen) di Bali. Adapun Prabowo<br />

Subianto-Hatta Rajasa<br />

hanya 614.241 (28,58 persen).<br />

Koordinator Koalisi Bhinneka<br />

Tunggal Ika (KBTI)<br />

Wayan Sudirta mengucapkan<br />

terimakasih kepada Jokowi-<br />

JK. “Terimakasih Pak Jokowi<br />

dan Ibu Mega telah hadir di<br />

Bali. KBTI sepakat tidak bubar<br />

setelah Pilpres, dan semampu<br />

kami terus mengerjakan apa<br />

yang bisa untuk membantu<br />

Jokowi-JK,” katanya.<br />

Ketika kemenangan Jokowi-JK<br />

dimohon ke Mahkamah<br />

Konstitusi, pembukaan<br />

kotak suara oleh KPU<br />

dipersoalkan, KBTI dibantu<br />

narasumber yang ahli hukum,<br />

membantu memberi<br />

kajian bahwa tindakan KPU<br />

itu benar dan sah. “Syukur,<br />

Putusan MK soal pembukaan<br />

kotak suara, sejalan masukan<br />

kami,” katanya.<br />

Sudirta mengatakan, kemenangan<br />

Pilpres bukanlah<br />

akhir. Konstelasi politik dalam<br />

bentuk apapun tetap harus<br />

diwaspadai. Termasuk kemungkinan<br />

diganjalnya pengunduran<br />

diri Jokowi di DPRD<br />

DKI Jakarta serta dihadangnya<br />

proses pelantikan Jokowi-JK<br />

di MPR.<br />

“Realitas politik memang<br />

seperti itu. Namun, dibantu<br />

sejumlah narasumber yang<br />

ahli, kami bersama relawan<br />

KBTI telah memiliki konsep<br />

dan kajian hukum bagaimana<br />

mengantisipasi berbagai kemungkinan<br />

tersebut,” kata<br />

Sudirta.<br />

Menyangkut aspirasi kuat<br />

di masyarakat agar mafia dan<br />

korupsi diberantas, KBTI menyodorkan<br />

konsep pembaharuan.<br />

“Kejaksaan perlu diperkuat<br />

agar sesuai program Revolusi<br />

Mental melalui revitalisasi<br />

dengan memfungsikan<br />

Kejaksaan Negeri sebagai<br />

ujung tombak penanganan<br />

kasus,” ucapnya. (kps/ant)<br />

Pendatang Baru Jangan Diabaikan<br />

PEMILIHAN kepala daerah<br />

di Kalimantan Selatan<br />

akan berlangsung pada 2015.<br />

Dipastikan akan berlangsung<br />

‘pertarungan’ yang cukup<br />

sengit. Selain dari kalangan<br />

pejabat, pengusaha dan kalangan<br />

Parpol mulai melirik<br />

bursa calon gubernur atau<br />

wali kota dan bupati.<br />

Tentu saja tidak menjadi<br />

persoalan, karena di negeri<br />

ini semua warga berhak untuk<br />

melamar menjadi pemimpin.<br />

Asalkan syarat dan ketentuan<br />

harus dipenuhi agar bisa<br />

lulus untuk bersaing dengan<br />

calon lainnya.<br />

Namun, ketika calon pemimpin<br />

disodorkan ke masyarakat<br />

luas, maka akan muncul<br />

berbagai persepsi dan<br />

tanggapan. Di dalam sebuah<br />

demokrasi, masyarakatlah<br />

yang berhak untuk menentukan<br />

pilihannya.<br />

Lalu, apa yang masyarakat<br />

lihat saat calon pemimpin itu<br />

sudah ditetapkan, dari kalangan<br />

mana sajakah yang pantas?<br />

Tentu salah satu penilaian<br />

masyarakat adalah rekam<br />

jejak yang selama ini ia berada<br />

dan berasal, misalnya<br />

apakah dari kalangan pejabat<br />

pemerintahan, parpol atau<br />

kalangan pengusaha.<br />

“Nah masyarakat nantinya<br />

akan terbagi dalam memberikan<br />

penilaian dan dukungannya,<br />

ada yang lebih pejabat,<br />

parpol, atau pengusaha,”<br />

beber aktivis pers mahasiswa<br />

di <strong>Banjarmasin</strong>, Pungky.<br />

Menurut dia, secara logis,<br />

seorang pemimpin harus dipilih<br />

berdasarkan rekam jejak<br />

dan pengalaman yang ia miliki.<br />

Sekarang masyarakat<br />

harus jeli untuk membandingkan<br />

seperti apa rekam<br />

jejak dan pengalamannya.<br />

Dikatakan Pungky, pejabat<br />

yang berkarier di pemerintahan<br />

tentu saja sudah banyak<br />

memiliki rekam jejak dan pengalaman<br />

yang didapatnya<br />

karena memang pemimpin<br />

nanti yang dipimpinnya adalah<br />

pemerintan. Jadi, ya harus<br />

mengerti pemerintahan.<br />

“Saya memilih kalangan<br />

birokrasi atau pemerintahan,<br />

soal nama ya Zairullah Azhar<br />

ANTARA/YUDHI MAHATMA<br />

ANGGOTA DPR berdiskusi saat mengikuti Rapat Paripurna dengan agenda membahas laporan kinerja<br />

DPR RI periode 2009 - <strong>2014</strong> bertepatan dengan ulang tahun DPR ke-69, di Kompleks Parlemen Senayan<br />

Jakarta, Jumat (29/8).<br />

atau Sultan Khairul Saleh.<br />

Berbeda dengan kalangan<br />

pengusaha atau Parpol, mereka<br />

harus menyesuaikan lagi<br />

dengan lingkungannya jika<br />

memang terpilih sebagai pemimpin.<br />

Rekam jejak dan<br />

pengalamannya sangat minim,”<br />

ujar Pungky.<br />

Tetapi, lanjutnya, ini hanyalah<br />

sebuah penilaian logis<br />

yang biasanya dibicarakan<br />

oleh masyarakat yang mengerti<br />

dan paham masa depan<br />

daerahnya. Jika Parpol atau<br />

pengusaha yang lebih baik, itu<br />

adalah inisiatif dari kalangan<br />

pengusaha dan Parpol dalam<br />

mendekati masyarakat.<br />

Warga Kota <strong>Banjarmasin</strong>,<br />

Arlong mengatakan, jika sudah<br />

masuk dalam bursa pencalonan,<br />

biasa dilihat dan diungkit<br />

oleh masyarakat adalah<br />

rekam jejak dan pengalamannya.<br />

“Saya kira pendatang baru<br />

juga tak bisa diabaikan. Misalnya<br />

Sabirin dari kalangan<br />

pengusaha. Ia harus berkesempatan<br />

untuk membuktikan<br />

kepada masyarakat,<br />

pantas untuk dipilih,” ucapnya.<br />

Lebih penting lagi, timpalnya,<br />

seorang pemimpin<br />

dekat dengan rakyat, menyatu,<br />

berbaur dan menyapa<br />

rakyat. Ini dilakukan agar<br />

persepsi masyarakat berasal<br />

dari kalangan sendirinya. (ee)<br />

Cenderung Pilih Birokrat<br />

MASYARAKAT Kalimantan Selatan cenderung memilih<br />

pemimpin yang sudah punya pengalaman dalam bidang<br />

kepemimpinan. Wajar saja jika nantinya akan ada beberapa<br />

calon pemimpin kepala daerah yang berasal dari birokrasi,<br />

pengusaha bahkan dari parpol.<br />

“Bicara pantas atau tidak relatif saja, tidak menjadi persoalan<br />

dari kalangan manapun, semuanya kan dikembalikan lagi ke<br />

masyarakat yang memilihnya,” ujar pengamat politik, Ahmad<br />

Herman.<br />

Tetapi, dia mengamati, berdasarkan rekam jejak kepemimpinan<br />

di Kalsel atau di daerah lainnya, masyarakat ternyata<br />

cendrung memilih dari kalangan birokrat. Adapun nama,<br />

silahkan masyarakat lihat sendiri.<br />

Alasannya adalah karena kehidupan masyarakatnya terlebih<br />

pemerintahan di Kalsel ini sangat taat. Oleh karenanya demokrasi<br />

yang dijalankan sangat kondusif. Masyarakat juga berpikiran<br />

seorang pemimpin yang bukan pada ahlinya akan banyak<br />

masalah nantinya dalam menjalankan kepemimpinan. (ee)<br />

Kembali pada Masyarakat<br />

PEMERHATI politik dan Sosial dari Uvaya <strong>Banjarmasin</strong>,<br />

Jumarianto mengatakan, dari kalangan manapun bisa pantas<br />

menjadi pemimpin kepala daerah, asalkan sesuai dengan<br />

perundang-undangan yang ada.<br />

Jika melihat dari track record para calon pemimpin nantinya,<br />

rekam jejak seseorang menjadi penting apabila dihadapkan<br />

oleh masyarakat luas, artinya persepsi akan muncul ditengah<br />

masyarakat, seperti apa calon pemimpinnya nanti.<br />

“Saya melihat masyarakat sudah semakin cerdas dalam<br />

berpolitik, artinya sudah tahu mana yang pantas dan mana<br />

yang tidak, mengamati dan juga menentukan pilihannya,”<br />

ujarnya saat dikonfirmasi. (ee)<br />

NET

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!