Master-Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2012_1-1
Master-Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2012_1-1
Master-Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2012_1-1
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Bab 03. Dampak Masif <strong>Korupsi</strong><br />
Kondisi ini sebenarnya sangat berlawanan dengan tujuan dan fungsi birokrasi diadakan<br />
yaitu <strong>untuk</strong> memberikan pelayanan kepada publik. Dalam konteks ini birokrasi memiliki<br />
peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pemerintahan dalam menjalankan<br />
program dan kebijakannya <strong>untuk</strong> dirasakan publik.<br />
Pemerintahan dalam konteks birokrasi diharapkan mempunyai organisasi birokrasi yang<br />
memiliki keunggulan teknis bentuk organisasi, ketepatan, kecepatan dan kejelasan, pengurangan<br />
friksi dan biaya material maupun personal dalam titik optimal.<br />
Dalam kenyataan yang terjadi dalam birokrasi ini adalah ketidak efisienan. Banyak investor<br />
yang tertarik <strong>untuk</strong> menanamkan modalnya ke Indonesia, namun <strong>untuk</strong> mendapatkan<br />
perizinan usaha dan investasi harus melalui birokrasi yang panjang dan berbelit. Ada 10-<br />
12 prosedur (meja) yang harus dilewati dan ketidak jelasan waktu penyelesaian pengurusan<br />
menjadi sangat rentan terhadap tindakan korupsi. Pada akhirnya suap adalah jalan yang<br />
banyak ditempuh <strong>untuk</strong> itu.<br />
Itu hanya sekedar contoh birokrasi dalam pengurusan izin usaha dan investasi, bagaimana<br />
dengan yang lain, seperti birokrasi politik dan sebagainya? Birokrasi seharusnya berorientasi<br />
kepada rakyat dengan mengutamakan kepentingan rakyat. Apabila birokrasi masih<br />
mengedepankan kepentingan sendiri atau kelompok, maka tidak pernah ada jaminan<br />
bahwa birokrasi akan menjadi efisien.<br />
D. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi<br />
1. Munculnya Kepemimpinan Korup<br />
Kondisi politik yang carut marut dan cenderung sangat koruptif menghasilkan masyarakat<br />
yang tidak demokratis. Perilaku koruptif dan tindak korupsi dilakukan dari tingkat yang<br />
paling bawah. Konstituen di dapatkan dan berjalan karena adanya suap yang diberikan oleh<br />
calon-calon pemimpin partai, bukan karena simpati atau percaya terhadap kemampuan<br />
dan kepemimpinannya.<br />
Hubungan transaksional sudah berjalan dari hulu yang pada akhirnya pun memunculkan<br />
pemimpin yang korup juga karena proses yang dilakukan juga transaksional. Masyarakat<br />
juga seolah-olah digiring <strong>untuk</strong> memilih pemimpin yang korup dan diberikan mimpimimpi<br />
dan janji akan kesejahteraan yang menjadi dambaan rakyat sekaligus menerima<br />
suap dari calon pemimpin tersebut.<br />
2. Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi<br />
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia sedang menghadapi cobaan berat yakni<br />
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi. Hal ini dikarenakan terjadinya<br />
tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi pemerintah, legislatif atau<br />
petinggi partai politik. Kondisi ini mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya<br />
kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.<br />
Masyarakat akan semakin apatis dengan apa yang dilakukan dan diputuskan oleh pemerintah.<br />
Apatisme yang terjadi ini seakan memisahkan antara masyarakat dan pemerintah yang akan<br />
terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hal ini benar-benar harus diatasi dengan kepemimpinan<br />
yang baik, jujur, bersih dan adil. Sistem demokrasi yang dijalankan Indonesia masih<br />
sangat muda, walaupun kelihatannya stabil<br />
Dari apa yang diuraikan di atas, pada<br />
akhirnya kondisi ini akan berpulang<br />
lagi kepada kepemimpinan, Pemimpin<br />
yang tidak mampu melawan korupsi<br />
akan mengakibatkan masyarakat tidak<br />
mempercayai pemerintah yang pada akhirnya<br />
mengakibatkan hilangnya kepercayaan<br />
masyarakat terhadap demokrasi<br />
namun menyimpan berbagai kerentanan.<br />
Tersebarnya kekuasaan ditangan banyak<br />
orang ternyata telah dijadikan peluang bagi<br />
merajalelanya penyuapan. Reformasi yang<br />
dilakukan tanpa landasan hukum yang kuat<br />
justru melibatkan pembukaan sejumlah<br />
lokus ekonomi bagi penyuapan, yang dalam<br />
praktiknya melibatkan para broker bahkan<br />
menumbuhkan mafia.<br />
63