01.11.2014 Views

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kerakyatan <strong>dan</strong> dijamin keberlanjutannya karena pengembangannya berbasis<br />

pada sumberdaya lokal. Sehingga konsep pembangunan yang berasal dari<br />

rakyat dilaksanakan oleh rakyat <strong>dan</strong> dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk<br />

seluruh rakyat Indonesia bukan keniscayaan tetapi justru merupakan peluang<br />

yang mungkin dapat dikerjakan.<br />

7. <strong>Kebijakan</strong> umum pemantapan ketahanan pangan diarahkan untuk mengatasi<br />

tantangan <strong>dan</strong> masalah yang menghambat proses <strong>dan</strong> kinerja sub-sistem<br />

ketahanan pangan, serta mendayagunakan peluang yang tersedia untuk<br />

memenuhi kecukupan pangan bagi setiap penduduk. Kecukupan pangan<br />

tersebut dihasilkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya,<br />

kelembagaan <strong>dan</strong> budaya lokal. Sejalan dengan itu, output dari pembangunan<br />

ketahanan pangan ini adalah: terpenuhinya hak azasi manusia atas pangan,<br />

berkembangnya SDM Indonesia yang berkualitas, <strong>dan</strong> terciptanya kondisi<br />

kondusif bagi pembangunan ekonomi, <strong>dan</strong> ketahanan nasional.<br />

8. Strategi utama upaya pemantapan ketahanan pangan adalah: Pertama,<br />

pengembangan komoditas produksi pangan nasional melalui perluasan areal <strong>dan</strong><br />

rehabilitasi kemampuan produksi, <strong>dan</strong> optimalisasi pemanfaatan sumberdaya<br />

alam: lahan, air, perairan. Kedua, pengembangan konsumsi pangan beragam,<br />

bergizi, <strong>dan</strong> berimbang (diversifikasi pangan). Ketiga, pengembangan agribisnis<br />

pangan yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, <strong>dan</strong> terdesentralisasi.<br />

Keempat, peningkatan keberdayaan <strong>dan</strong> partisipasi masyarakat dalam<br />

mengembangkan <strong>dan</strong> mengatasi permasalahan ketahanan pangan. Kelima,<br />

pengembangan <strong>dan</strong> peningkatan intensitas jaringan kerja sama lintas pelaku,<br />

lintas wilayah, <strong>dan</strong> lintas waktu dalam suatu sistem koordinasi guna<br />

mensinergikan kebijakan, program <strong>dan</strong> kegiatan pengembangan kemandirian<br />

<strong>dan</strong> ketahanan pangan. Keenam, pengembangan perdagangan pangan nasional<br />

yang mampu meningkatkan ketersediaan pangan <strong>dan</strong> perekonomian antar<br />

daerah. Ketujuh, pemanfaatan pasar internasional secara bijaksana seiring<br />

dengan pengembangan ekonomi pangan dalam negeri.<br />

9. Tersedianya teknologi unggul spesifik lahan rawa merupakan kunci utama<br />

pengembangan agribisnis di kawasan lahan rawa. Penelitian intensif yang sudah<br />

sejak lama di lakukan Ba<strong>dan</strong> Litbang Petanian telah menghasilkan banyak<br />

teknologi usaha pertanian di lahan rawa. Inovasi teknologi tersebut terbukti<br />

mampu meningkatkan kapasitas lahan rawa sehingga layak menjadi basis bagi<br />

berbagai jenis usahatani. Inovasi teknologi konvensional yang bersifat<br />

meningkatkan produktivitas <strong>dan</strong> atau menurunkan biaya produksi usahatani<br />

kurang efektif untuk mengatasi kendala marjinalitas lahan rawa sehingga

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!