01.11.2014 Views

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sistim agribisnis. Permasalahan disini bukan pada strategi tetapi lebih kepada<br />

bagaimana kemampuan kita untuk mengimplementasikannya.<br />

13. Revolusi peternakan di Indonesia terbatas pada peternakan ayam ras yang<br />

dimungkinkan oleh investasi <strong>dan</strong> teknologi perusahaan multinasional. Peternakan<br />

lain mengalami kendala produksi. Perdagangan global tidak saja tidak bebas<br />

tetapi juga tidak adil sehingga merupakan ancaman bagi agribisnis peternakan<br />

domestik. Disarankan agar pemerintah menempuh kebijakan “proteksi <strong>dan</strong><br />

promosi”. Agribisnis peternakan di proteksi dari dampak negatif perdagangan<br />

dunia yang distortif <strong>dan</strong> tidak adil, <strong>dan</strong> bersamaan dengan itu difasilitasi <strong>dan</strong><br />

didorong dengan dukungan infrastruktur <strong>dan</strong> insentif investasi.<br />

14. Perdagangan internasional dapat berdampak positif atau negatif terhadap<br />

pertumbuh-kembangan perekonomian <strong>dan</strong> kesejahteraan umum suatu negara.<br />

Perdagangan pro-pembangunan <strong>dan</strong> meningkatkan kesejahteraan umum apabila<br />

dilaksanakan secara bebas <strong>dan</strong> adil yang utamanya mensyaratkan bebas akses<br />

<strong>dan</strong> keluar dari pasar, tidak ada pelaku pasar dominan, <strong>dan</strong> tidak ada fasilitasi<br />

yang berbeda diantara pelaku pasar. Prinsip inilah yang mendasari kesepakatan<br />

umum mengenai tarif <strong>dan</strong> perdagangan (GATT) termasuk kesepakatan di bi<strong>dan</strong>g<br />

petanian (AoA) WTO, <strong>dan</strong> itu pulalah alasan utama Indonesia menyetujui<br />

GATT/AoA <strong>dan</strong> berusaha menjadi anggota WTO yang baik.<br />

15. Indonesia berpan<strong>dan</strong>gan bahwa hasil Konferensi di Cancun bukan sebagai<br />

kegagalan yang total. Paling tidak ada benang merah yang dapat kita tarik dari<br />

hasil perundingan tersebut yang pada akhirnya hasil perundingan tersebut<br />

memberi pelajaran bagaimana memproses hasil – hasil yang penting untuk<br />

perundingan AoA di WTO. Secara umum negara-negara yang se<strong>dan</strong>g<br />

berkembang harus saling memahami terhadap kebutuhan dasar yang diperlukan<br />

untuk mencapai kesuksesan dalam perundingan tersebut. Kini negara-negara<br />

berkembang menyadari bahwa “The Developed Dimension” yang dihasilkan di<br />

Doha Development Agenda (DDA) terutama isu pembangunan pedesaan,<br />

pengentasan kemiskinan <strong>dan</strong> ketahanan pangan di negara-negara berkembang<br />

harus selalu disertakan dalam proposal negosiasi pada perundingan AoA. Ketiga<br />

hal tersebut merupakan tujuan yang diprioritaskan <strong>dan</strong> hal yang sangat<br />

mendesak dalam pembangunan nasional di negara-negara se<strong>dan</strong>g berkembang.<br />

16. Paradigma baru pembangunan pertanian dalam 4 tahun terakhir ini<br />

diimplementasikan dengan kebijakan dasar yakni kebijakan ”proteksi <strong>dan</strong><br />

promosi” agribisnis. Prinsip kebijakan ini adalah seraya melindungi dari praktek<br />

unfair-trade (dumping) dari negara lain, menumbuh-kembangkan <strong>dan</strong><br />

meningkatkan daya saing agribisnis dalam negeri dengan fasilitasi <strong>dan</strong> dukungan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!