02.11.2014 Views

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

LAPORAN AKHIR - Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pemasaran Ternak Unggas Tradisional<br />

12. Pemasaran ternak unggas tradisional ektensif relatif mempunyai ruang gerak yang<br />

sempit sebagai akibat dimana-mana masyarakat pedesaan selalu ditemukan<br />

memelihara <strong>dan</strong> menghasilkan daging telur dalam jumlah yang cukup. Arus<br />

produksi akan menarik jika peternak mampu mengalirkan telur <strong>dan</strong> daging ke<br />

wilayah urban, namun dengan skala usaha yang relatif kecil, maka peternak<br />

sangat tergantuing pada jasa pemasaran. Peternak menghadapi bentuk pasar yang<br />

sempit, karena terpaksa berhubungan dengan pedagang keliling yang sama <strong>dan</strong><br />

peternak tidak mempunyai informasi pasar. Secara jelas diperlihatkan bahwa<br />

bentuk pasar yang dihadapi peternak ternyaa tidak memberikan keuntungan layak<br />

kepada peternak.<br />

13. Banyak terdapat kelembagaan pemasaran yang bekerja secara intensif<br />

meningkatkan konsumsi hasil ternak unggas tradisonal. Jika pergerakan<br />

orgnaisasi pemasaran ini tidak disertai dengan gerakan organisasi sektor produksi<br />

maka dapat diramalkan akan terjadi pengurasan ternak sebagaimna telah<br />

disimpulkan di atas. Pemasaran ternak unggas tradisonal yang intensif<br />

bergantung pada bentuk kemitraan yang dianut oleh peternak. Dengan kata lain,<br />

hampir tidak ada peternak intensif yang mempunyai pasar yang mandiri. Dalam<br />

model kemitraan peternak harus menjual hasil peternakan pada inti yang menjadi<br />

sumber pasok input <strong>dan</strong> modal. Pada kenyataannya peternak menerima beban<br />

menanggung resiko usaha hampir 100 persen, tetapi bagi peternak usaha<br />

kemitraan ini merupakan pilihan dalam masa sulit mencari pekerjaan saat ini.<br />

Pengembangan Model Kelembagaan Ternak Unggas Tradisional<br />

14. Berdasarkan diskripsi produksi <strong>dan</strong> permintaan serta bentuk pasar di atas maka<br />

pengembangan ternak unggas tradisional terutama yang bersifat ektensif <strong>dan</strong><br />

semi intensif hanya mungkin dapat dikembangkan melalui pembentuk organisasiorganisasi<br />

pada simpul-simpul yang berpengaruh pada pengembangan iu sendiri.<br />

Dalam hal ini antara lain cara dalam mendapatkan pakan, pada hal pakan tersedia<br />

cukup, hanya tersebar <strong>dan</strong> tidak ada informasi tentang pakan tersebut. Pada sisi<br />

lain peternak tidak mempunyai kemampuan finansial untuk membeli input, tidak<br />

mempunyai akses yang cukup mendapatkan informasi sehingga terlalu banyak<br />

biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mengembangkan budidaya. Pada sisi<br />

lain permintaan pasar yang tinggi tidak mendapat respon dari petani karena halhal<br />

tersebut di atas.<br />

15. Pengembangan ternak intensif seperti ayam arab, itik <strong>dan</strong> puyuh pada umumnya<br />

mempunyai bentuk organisasi agribisnis yang lebih akrab diantara simpul-simpul<br />

tersebut tetapi posisi peternak tetap menjadi sapi perahan dalam organisasi.<br />

Organisasi yang berkembang tidak mendewasakan petani, tidak membantu<br />

meningkatkan akses peternak kepada sumber informasi malah dihambat, bersikap<br />

monopsonist <strong>dan</strong> sekaligus monopolist terhadap anggota organisasi. Sehingga<br />

4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!