melindungi tiong kandang sebagai sumbat dunia - Forest Peoples ...
melindungi tiong kandang sebagai sumbat dunia - Forest Peoples ...
melindungi tiong kandang sebagai sumbat dunia - Forest Peoples ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
adat terpenuhi dan prosesinya dijalankan.<br />
Pada jaman dulu kala, <strong>dunia</strong> ini masih berbentuk bentangan<br />
laut yang sangat luas, tidak ada tanah, kayu, batu, ataupun benda lain,<br />
semuanya adalah air. Pada masa itu, hiduplah seseorang bernama<br />
Ajong Linggi dan ibunya. Mereka hidup dan tinggal bersama. Lamakelamaan<br />
mereka bersepakat untuk berusaha mencari rezeki ke tempat<br />
lain, diantaranya ini diminta kepada Sang Anak yang bernama Ajong<br />
Linggi. Kemudian, berangkatlah Ajong Linggi pergi berlayar untuk<br />
mencari rezeki, <strong>sebagai</strong>mana diamanatkan Ibunda. Setelah sekian<br />
lama berlayar, tibalah Ajong Linggi di sebuah tempat. Di sanalah ia<br />
memulai hidup barunya dan ia menikah dengan salah seorang gadis<br />
di sana. Gadis tersebut anak dari seorang saudagar yang kaya raya.<br />
Lalu dia pulang kembali ke kampung halaman menemui ibunya<br />
minta restu dan menyampaikan ini adalah istri pertama dia. Setelah<br />
menemui ibunya, dia kembali lagi ke tempat istrinya. Di tempat istrinya<br />
tersebut, dia berusaha sampai kemudian ia juga menjadi saudagar<br />
yang sangat kaya raya. Dengan harta kekayaan yang melimpah, Ajong<br />
Linggi bisa membeli atau memiliki apa pun. Singkat cerita, dalam<br />
keberhasilannya tersebut, Ajong Linggi sampai memiliki istri 7 (tujuh)<br />
orang.<br />
Di kampung halaman, Ibunda Ajong Linggi sudah sekian<br />
lama menunggu kembalinya Sang Ananda tercinta sampai iapun<br />
termakan usia dan menjadi tua. Ibunya mesti mencari nafkah sendiri<br />
untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Sang Bunda melewati<br />
waktu siang dan malam dengan kesendiriannya. Rasa sepi yang<br />
mendalam membuatnya kian merindukan Ajong Linggi. Tetapi hari<br />
berganti, bulan terlalui tahun-tahun pun bertambah, kabar berita<br />
dari anaknya tiada tersiar. Dalam kesepian dan kesendirian, siang<br />
dan malam ia berdoa kepada Jubata (Tuhan) agar anaknya diberi<br />
kekuatan, perlindungan dan berkat yang melimpah. Sembari, tiada<br />
mengenal jenuh, dengan rasa rindu tak terhingga ia terus menantikan<br />
MELINDUNGI TIONG KANDANG SEBAGAI SUMBAT DUNIA<br />
43