Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
FOKUS<br />
Para ekspatriat di kawasan<br />
hiburan malam Wan Chai.<br />
Mereka jadi incaran pekerja<br />
migran yang mencari kekasih<br />
berkantong tebal.<br />
AFP<br />
tempat mangkal pekerja seks. Namun distrik ini<br />
perlahan berubah dengan munculnya kawasan<br />
bisnis dan apartemen mewah yang membidik<br />
kaum ekspatriat yang bekerja di sana. Restoran<br />
kelas atas pun bermunculan.<br />
Perubahan itu jadi berkah bagi bar remangremang<br />
Lockhart Road lantaran para pelanggan<br />
berkantong tebal berdatangan. Jutting,<br />
yang kini ditahan di penjara Hong Kong, juga<br />
disebut-sebut sering buang uang hingga puluhan<br />
juta rupiah di bar-bar Wan Chai.<br />
Hong Kong tidak melegalkan prostitusi terorganisasi,<br />
tapi menjajakan seks secara pribadi<br />
dibolehkan. Karena itu, para muncikari mengelola<br />
pekerja seks secara diam-diam dan<br />
menyamarkan mereka jadi “teman” para hidung<br />
belang di bar.<br />
Para wanita penghibur ini mendapat komisi<br />
jika ada yang membelikan mereka minuman,<br />
yang harganya memang dibanderol selangit.<br />
Para perempuan ini ada yang bekerja dengan<br />
kontrak enam bulan dan didatangkan oleh<br />
agen-agen muncikari dari Asia Tenggara hingga<br />
Eropa Timur.<br />
Mereka boleh melanjutkan “kencan” di luar.<br />
Bayaran kepada muncikari disamarkan dalam<br />
bentuk denda karena meninggalkan tempat<br />
kerja.<br />
Tapi para ekspatriat yang sudah lama menetap<br />
di Hong Kong justru menghindari para pekerja<br />
seks ini. “Ekspatriat yang berpeng alaman tidur<br />
di Jumat malam dan Sabtu malam,” kata<br />
Rob, yang menulis di salah satu situs kencan<br />
MAJALAH DETIK 10 - 16 NOVEMBER 2014