03.01.2015 Views

Pidato Mentan Seminar 24 November - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

Pidato Mentan Seminar 24 November - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

Pidato Mentan Seminar 24 November - Pusat Sosial Ekonomi dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

SAMBUTAN KUNCI<br />

MENTERI PERTANIAN<br />

KEBIJAKAN REVITALISASI PERTANIAN<br />

PADA<br />

SEMINAR PERANAN AGRIBISNIS DALAM REVITALISASI PERTANIAN<br />

JAKARTA, <strong>24</strong> NOVEMBER 2005<br />

Yang saya hormati:<br />

• Para Pakar Peserta <strong>Seminar</strong>,<br />

• Para Un<strong>dan</strong>gan <strong>dan</strong> Hadirin Sekalian,<br />

Assalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,<br />

Pertama-tama saya mengucap syukur kepada Allah SWT karena atas<br />

rahmat-Nya kita dapat hadir pada seminar yang sangat penting ini membahas<br />

tentang revitalisasi pertanian yang menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan<br />

jutaan petani kita yang masih miskin. Pemikiran dari para pakar yang hadir dalam<br />

pertemuan ini saya harapkan dapat membantu menemukan solusi untuk<br />

meningkatkan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, saya hadir di sini secara<br />

pribadi untuk memaparkan beberapa kebijakan menyangkut revitalisasi pertanian.<br />

Seperti kita ketahui bersama, Presiden RI telah mencanangkan Revitalisasi<br />

Pertanian, Perikanan <strong>dan</strong> kehutanan (RPPK) pada tanggal 11 Juni 2005 di<br />

Jatiluhur, Jawa Barat.<br />

Saudara-saudara Sekalian<br />

Usaha pembangunan harus dipan<strong>dan</strong>g sebagai usaha untuk<br />

memerdekakan rakyat Indonesia dari kondisi keterjajahan dalam berbagai<br />

aspeknya. Kemiskinan, pengangguran, keterbelakangan, ketidak-mampuan<br />

bersaing, <strong>dan</strong> berbagai bentuk ketidak-berdayaan lain merupakan wujud<br />

keterjajahan rakyat oleh kondisi yang tidak diinginkannya <strong>dan</strong> harus dapat segera<br />

dihapuskan. Dan karenanya pembangunan Indonesia dalam segala aspek <strong>dan</strong><br />

bentuknya harus diarahkan untuk menegakkan kedaulatan <strong>dan</strong> mengatasi bentuk<br />

keterjajahan tersebut, serta untuk memajukan kesejahteraan umum,<br />

mencerdaskan kehidupan bangsa, <strong>dan</strong> turut serta dalam memajukan perdamaian<br />

dunia.<br />

Kabinet Indonesia Bersatu telah menterjemahkan amanah rakyat tersebut<br />

dengan menetapkan sasaran program pembangunan nasional untuk menurunkan<br />

jumlah penduduk miskin menjadi hanya 8,2 persen pada tahun 2009 dari sekitar<br />

V-57


16,6 persen pada tahun 2004. Jumlah pengangguran terbuka juga akan<br />

diusahakan untuk diturunkan dari sekitar 9,5 % tahun 2004 menjadi 5,1 persen<br />

tahun 2009. Untuk mencapai sasaran tersebut pertumbuhan ekonomi diupayakan<br />

meningkat dari 5,5 persen tahun 2005 menjadi 7,6 persen tahun 2009 atau ratarata<br />

tumbuh 6,6 persen per tahun. Investasi masyarakat diupayakan meningkat<br />

dari 16,0 persen tahun 2004 menjadi <strong>24</strong>,4 persen tahun 2009, ekspor meningkat<br />

dari 5,5 persen menjadi 8,7 persen <strong>dan</strong> sektor pertanian (termasuk didalamnya<br />

pertanian, perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan), industri pengolahan non-migas, <strong>dan</strong> sektor<br />

lain masing-masing tumbuh rata-rata sekitar 3,5 persen, 8,6 persen, <strong>dan</strong> 6,8<br />

persen per tahun.<br />

Pertanian, perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan (PPK) memegang peranan sangat<br />

besar dalam pengurangan kemiskinan, pengurangan pengangguran, pertumbuhan<br />

ekonomi makro, peningkatan investasi, peningkatan ekspor, <strong>dan</strong> penumbuhan<br />

sektor-sektor ekonomi utama. Revitalisasi Pertanian Perikanan <strong>dan</strong> Kehutanan<br />

(RPPK) merupakan strategi umum untuk meningkatkan kesejahteraan petani,<br />

nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan; meningkatkan daya saing produk pertanian, perikanan,<br />

<strong>dan</strong> kehutanan; serta menjaga kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan, <strong>dan</strong><br />

kehutanan.<br />

Maksud perumusan <strong>dan</strong> penerbitan kebijakan RPPK adalah untuk<br />

memberikan arah jangka panjang yang jelas bagi pembangunan pertanian,<br />

perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan Indonesia berupa harapan kondisi PPK Indonesia di<br />

masa yang akan datang; serta memberikan kebijakan pokok <strong>dan</strong> strategi umum<br />

pembangunan PPK yang dapat menjadi dasar bagi perumusan <strong>dan</strong> pelaksanaan<br />

kebijakan operasional yang kongkrit.<br />

Tujuan RPPK adalah untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi<br />

pengangguran, meningkatkan daya saing kegiatan <strong>dan</strong> produk, membangun<br />

ketahanan pangan; membangun perdesaan, membangun daerah <strong>dan</strong> mengurangi<br />

ketimpangan antar wilayah, <strong>dan</strong> membangun kesinambungan kegiatan serta<br />

melestarian lingkungan hidup.<br />

Untuk itu tanpa mengesampingkan berbagai keunggulan di bi<strong>dan</strong>g lain,<br />

adalah hal yang sangat wajar apabila Indonesia memposisikan diri <strong>dan</strong> bertekad<br />

untuk memperkuat keunggulan sebagai penghasil produk-produk industri <strong>dan</strong> jasa<br />

berbasis sumberdaya alam tropis.<br />

Sehubungan dengan hal tersebut, melalui RPPK ini harapan perbaikan<br />

terhadap kondisi petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan adalah :<br />

(1) Terjadi pengurangan petani gurem dengan laju pengurangan 5 persen per<br />

tahun.<br />

V-58


(2) Petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan menguasai kegiatan usaha yang sesuai<br />

dengan skala keekonomiannya, termasuk dengan pengusahaan lahan petani<br />

yang lebih luas dari kondisi saat ini serta pengusahaan yang lebih intensif<br />

sekaligus ramah lingkungan dengan dukungan teknologi yang memadai.<br />

(3) Pangsa jumlah petani dalam struktur tenaga kerja nasional seimbang dengan<br />

pangsa kontribusi pertanian dalam struktur pendapatan nasional.<br />

(4) Petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan memiliki akses untuk turut melakukan <strong>dan</strong><br />

menguasai kegiatan hulu <strong>dan</strong> hilir dalam sistem produksi-distribusi pertanian<br />

(sistem agribisnis).<br />

(5) Petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan memiliki akses sepenuhnya terhadap<br />

layanan <strong>dan</strong> sumberdaya produktif, seperti lahan, pembiayaan, informasi,<br />

teknologi, <strong>dan</strong> pasar.<br />

(6) Petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan dilindungi dalam melakukan kegiatan<br />

usaha PPK.<br />

(7) Petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan memiliki kemampuan <strong>dan</strong> keberdayaan<br />

untuk mengembangkan kegiatan PPK yang dilakukannya.<br />

(8) Petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan memiliki tingkat pendidikan, Status gizi <strong>dan</strong><br />

ketahanan pangan, serta kesetaraan gender yang baik.<br />

Sejalan dengan harapan terhadap kondisi petani, nelayan, <strong>dan</strong> petanihutan;<br />

harapan terhadap kondisi pelaku usaha PPK Indonesia, termasuk BUMN<br />

<strong>dan</strong> swasta besar nasional adalah :<br />

(1) Pelaku usaha PPK mendapat perlindungan <strong>dan</strong> kepastian hukum terhadap,<br />

kegiatan usaha yang dilakukan.<br />

(2) Pelaku usaha PPK memperoleh kondisi lingkungan usaha, khususnya<br />

berbagai peraturan yang terkait dengan kegiatan usaha; yang dapat<br />

mendorong peningkatan daya saing, <strong>dan</strong> produktivitas usaha.<br />

(3) Pelaku usaha PPK memiliki akses terhadap dukungan pembiayaan,<br />

informasi, <strong>dan</strong> teknologi yang aktual <strong>dan</strong> sesuai dengan perkembangan<br />

usaha <strong>dan</strong> dinamika bisnis yang terjadi.<br />

Masa depan produk <strong>dan</strong> bisnis PPK diharapkan akan mampu mengatasi<br />

berbagai permasalahan di atas <strong>dan</strong> memiliki kemampuan untuk menyandarkan<br />

keunggulan produksi <strong>dan</strong> distribusinya pada kekuatan <strong>dan</strong> kehandalan kegiatan<br />

luar usahatani, khususnya agroindustri <strong>dan</strong> agroservices dalam satu sistem yang<br />

integratif. Strategi utama dalam pengembangan produk PPK Indonesia adalah<br />

diferensiasi yang menonjolkan keunggulan produk tropis yang berkelanjutan,<br />

disertai dengan mutu <strong>dan</strong> produktivitas yang bersaing. Kegiatan usaha PPK<br />

mengembangkan jenis-jenis produk dengan mengedepankan optimal value dari<br />

V-59


produk yang bersangkutan, membangun merek (brand) yang menghasilkan citra<br />

(image) positif, termasuk merek bersama (collective brand) <strong>dan</strong> merek wilayah<br />

(regional brand), yang mendukung pengembangan merek Indonesia (Indonesian<br />

brand).<br />

Dalam RPPK kebijakan <strong>dan</strong> strategi PPK disusun bersifat integratif, baik<br />

kebijakan dipertanian, perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan (policy on agriculture), maupun<br />

kebijakan untuk pertanian, perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan (di sektor atau bi<strong>dan</strong>g lain)<br />

atau policy for agriculture; harus memadukan kebijakan yang bersifat jangka<br />

panjang <strong>dan</strong> kegiatan operasional jangka pendek; serta harus memadukan<br />

kebijakan yang mempengaruhi pasar (harga, perdagangan) <strong>dan</strong> kebijakan yang<br />

melakukan peningkatan kondisi struktural (infrastruktur, teknologi); serta<br />

kebijakan-kebijakan yang terkait dengan aspek kelembagaan.<br />

Kebijakan <strong>dan</strong> strategi operasional Revitalisasi Pertanian, Perikanan, <strong>dan</strong><br />

Kehutanan (RPPK) dinyatakan dalam setiap instrumen kebijakan <strong>dan</strong> keputusan,<br />

dengan prioritas-prioritas sebagai berikut:<br />

1. Investasi <strong>dan</strong> pembiayaan.<br />

a. Fasilitasi pembiayaan investasi <strong>dan</strong> pembiayaan modal kerja dengan<br />

mendorong business plan perbankan, termasuk perbankan syariah, bagi<br />

PPK, antara lain dengan mendorong realisasi kredit untuk UMKM - PPK<br />

yang diharapkan mencapai Rp. 51 trilyun yang telah dialokasikan pada<br />

tahun 2005; baik untuk modal investasi maupun modal kerja.<br />

b. Mengembangkan <strong>dan</strong> memfasilitasi sistem penjaminan kredit bagi petani,<br />

nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan.<br />

c. Mengembangkan sistem pembiayaan jangka panjang <strong>dan</strong> pembiayaan<br />

yang lebih sesuai dengan karakter <strong>dan</strong> siklus usaha PPK.<br />

d. Mengembangkan pembiayaan non-bank, seperti koperasi simpan-pinjam<br />

<strong>dan</strong> pegadaian, serta non-bank-non-koperasi khususnya keuangan mikro<br />

berikut keterkaitannya dengan perbankan; bagi petani, nelayan, <strong>dan</strong><br />

petani-hutan.<br />

2. Manajemen pertanahan <strong>dan</strong> tataruang.<br />

a. Penetapan <strong>dan</strong> penggunaan kebijakan perpajakan untuk mendorong<br />

pemanfaatan lahan produktif yang ditelantarkan <strong>dan</strong> untuk pengurangan<br />

laju alih fungsi lahan, khususnya pada hamparan pertanian yang telah<br />

mendapat fasilitas infrastruktur pertanian.<br />

b. Penegakan hukum tata-ruang, termasuk tata-ruang wilayah pesisir<br />

V-60


c. Penetapan, penegasan, <strong>dan</strong> penegakan hukum bagi tersedianya lahan<br />

pertanian abadi seluas 15 juta hektar lahan beririgasi <strong>dan</strong> 15 juta hektar<br />

lahan kering.<br />

d. Memberikan fasilitasi <strong>dan</strong> infrastruktur bagi pengembangan pertanian<br />

lahan kering.<br />

e. Memberikan pengakuan, perhatian, <strong>dan</strong> perlindungan atas status tanah<br />

komunal <strong>dan</strong> sumberdaya lokal yang berciri terbuka (seperti mata air,<br />

<strong>dan</strong>au, situ, <strong>dan</strong> sebagainya), untuk dimanfaatkan bagi kepentingan<br />

bersama.<br />

f. Memberikan hak penggunaan tanah dalam jangka waktu yang memadai<br />

bagi pengembangan kegiatan usaha PPK yang sesuai.<br />

g. Melakukan proses hukum pertanahan secara tegas <strong>dan</strong> adil menghukum<br />

kasus pelanggaran hukum pertanahan, serta mempublikasikannya.<br />

h. Mengembangkan sistem informasi pertanahan pertanian, perikanan, <strong>dan</strong><br />

kehutanan yang handal <strong>dan</strong> aktual.<br />

3. Pengelolaan lingkungan <strong>dan</strong> sumberdaya alam.<br />

a. Penetapan, penegasan, <strong>dan</strong> penegakan hukum bagi kawasan lindung<br />

<strong>dan</strong> sumberdaya alam terlindungi; disertai pembatasan menuju<br />

penghentian konversi lahan pertanian <strong>dan</strong> Daerah Aliran Sungai.<br />

b. Pengembangan <strong>dan</strong> penguatan pengelolaan sumberdaya alam<br />

partisipatif, khususnya bagi sumberdaya yang berada di beberapa<br />

wilayah administrasi pemerintahan.<br />

4. Infrastruktur pedesaan<br />

a. Pengarahkan investasi pemerintah untuk infrastruktur bagi infrastruktur<br />

pedesaan, berupa irigasi, jalan desa, listrik desa, air bersih desa, <strong>dan</strong><br />

telepon desa; serta infrastruktur pesisir <strong>dan</strong> pulau-pulau kecil.<br />

b. Memfasilitasi prakarsa lokal bagi pembangunan infrastruktur pedesaan,<br />

termasuk perencanaan partisipatif, serta pembangunan <strong>dan</strong><br />

peme1iharaan oleh masyarakat lokal.<br />

5. Pengembangan SDM <strong>dan</strong> pemberdayaan petani-nelayan<br />

a. Pengembangan sistem penyuluhan serta perekrutan <strong>dan</strong> pemberdayaan<br />

penyuluh.<br />

b. Pengembangan pendidikan <strong>dan</strong> latihan bagi petani/nelayan/ petani hutan,<br />

keluarga tani, <strong>dan</strong> petugas pemerintah daerah bi<strong>dan</strong>g PPK berbasis<br />

komunitas.<br />

V-61


c. Pemberdayaan petani serta kelembagaan pertanian <strong>dan</strong> pedesaan<br />

secara partisipatoris.<br />

6. Riset <strong>dan</strong> pengembangan teknologi<br />

a. Kebijakan perpajakan untuk memberikan insentif bagi pengembangan riset<br />

<strong>dan</strong> teknologi terkait pertanian, perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan.<br />

b. Pengadaan <strong>dan</strong>a riset <strong>dan</strong> fokus riset jangka panjang berorientasi<br />

pemecahan masalah <strong>dan</strong> peningkatan dayasaing bagi pengembangan<br />

PPK.<br />

c. Pengembangan kerja sama <strong>dan</strong> sinergi antara semua komponen<br />

pemerintah, perguruan tinggi, swasta, <strong>dan</strong> lembaga riset bagi<br />

pengembangan <strong>dan</strong> diseminasi teknologi.<br />

7. Kebijakan perdagangan.<br />

a. Memberikan perlindungan bagi perdagangan yang tidak adil, khususnya<br />

di pasar internasional.<br />

b. Memperjuangkan kondisi kesepakatan internasional, khususnya WTO,<br />

yang mengedepankan kepentingan Indonesia.<br />

c. Mengurangi hambatan perdagangan antar wilayah.<br />

d. Meningkatkan fasilitas perdagangan, angkutan, <strong>dan</strong> penyimpanan bagi<br />

produk pertanian, perikanan, <strong>dan</strong> kehutanan.<br />

8. Promosi <strong>dan</strong> pemasaran<br />

a. Pengembangan, penguatan, <strong>dan</strong> perlindungan merek (brand) PPK<br />

Indonesia, termasuk merek kolektif <strong>dan</strong> merek regional.<br />

b. Mengembangan strategi <strong>dan</strong> kegiatan pemasaran yang sistematik <strong>dan</strong><br />

berkesinambungan bagi peningkatan citra kegiatan <strong>dan</strong> produk PPK<br />

Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri.<br />

9. Perpajakan <strong>dan</strong> retribusi<br />

a. Pengecualian pajak pendapatan <strong>dan</strong> pertambahan nilai bagi petani,<br />

nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan; <strong>dan</strong> produk yang dihasilkannya.<br />

b. Peninjauan <strong>dan</strong> penghapusan segala bentuk retribusi yang menciptakan<br />

ekonomi biaya tinggi dalam produksi <strong>dan</strong> distribusi PPK.<br />

c. Mengembangkan sistem perpajakan yang kondusif bagi berbagai<br />

kebijakan lain bi<strong>dan</strong>g PPK<br />

10. Dukungan langsung bagi petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan<br />

a. Meningkatkan kecukupan pangan <strong>dan</strong> gizi bagi petani, nelayan, <strong>dan</strong><br />

petani-hutan; terutama ibu, bayi, <strong>dan</strong> balita.<br />

V-62


. Meningkatkan layanan kesehatan bagi petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan<br />

<strong>dan</strong> keluarganya, khususnya bagi ibu, bayi, <strong>dan</strong> balita.<br />

c. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang murah/bebas biaya <strong>dan</strong><br />

bermutu bagi petani, nelayan, <strong>dan</strong> petani-hutan.<br />

d. Mengusahakan dukungan bagi ketersediaan rumah yang layak,<br />

lingkungan yang sehat, <strong>dan</strong> air bersih, bagi petani, nelayan, <strong>dan</strong> petanihutan.<br />

11. Kebijakan pangan<br />

a. Mendorong <strong>dan</strong> mengembangkan penganeka-ragaman pangan<br />

khususnya yang berbasis tepung bahan baku lokal sebagai salah satu<br />

basis ketahanan pangan .<br />

b. Mengembangkan sistem penca<strong>dan</strong>gan pangan lokal <strong>dan</strong> regional,<br />

khususnya yang dilakukan <strong>dan</strong> kelola oleh masyarakat.<br />

c. Mengembangkan sistem isyarat dini serta sistem pemantauan <strong>dan</strong><br />

pendataan kondisi pangan yang handal <strong>dan</strong> aktual.<br />

d. Melindungan pasar pangan domestik dari kondisi perdagangan pangan<br />

yang tidak adil.<br />

12. Agroindustrialisasi pedesaan<br />

a. Mengembangkan sistem insentif <strong>dan</strong> dukungan bagi pengembangan<br />

agroindustri pedesaan, termasuk industri perikanan, terutama yang<br />

berbahan baku <strong>dan</strong> memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan PPK lokal.<br />

b. Pengembangan pembiayaan bagi investasi <strong>dan</strong> modal kerja khusus bagi<br />

agroindustri pedesaan.<br />

c. Pengembangan teknologi disertai penyuluhan <strong>dan</strong> pendidikan bagi<br />

peningkatan kemampuan <strong>dan</strong> kapasitas tenaga kerja pedesaan dalam<br />

lingkup agroindustri.<br />

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,<br />

Operasionalisasi revitalisasi pertanian dalam lingkup Departemen<br />

Pertanian tertuang dalam program pembangunan pertanian periode 2005-2009<br />

yaitu: yaitu: (1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan, (2) Program<br />

Pengembangan Agribisnis; <strong>dan</strong> (3) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.<br />

Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk memberikan<br />

fasilitasi bagi terjaminnya masyarakat memperoleh pangan yang cukup setiap<br />

saat, sehat <strong>dan</strong> halal. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah: (1) dicapainya<br />

ketersediaan pangan tingkat nasional, regional <strong>dan</strong> rumah tangga yang cukup,<br />

aman <strong>dan</strong> halal, (2) meningkatnya keragaman produksi <strong>dan</strong> konsumsi pangan<br />

V-63


masyarakat, <strong>dan</strong> (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi<br />

masalah kerawanan pangan. Rencana tindak program peningkatan ketahanan<br />

pangan yang utama antara lain: (1) Intensifikasi <strong>dan</strong> ekstensifikasi produksi<br />

komoditas pangan pokok, (2) Pengembangan sumber pangan alternatif lokal, (3)<br />

Pengembangan pola konsumsi pangan lokal non-beras, (4) Fasilitasi subsidi input<br />

produksi, (5) Perumusan <strong>dan</strong> penetapan kebijakan harga pangan, (6) Pengelolaan<br />

tata niaga pangan, (7) Penyusunan <strong>dan</strong> penerapan standar kualitas <strong>dan</strong><br />

keamanan pangan, <strong>dan</strong> (8) Pengembangan sistem kewaspadaan pangan <strong>dan</strong> gizi.<br />

Program Pengembangan Agribisnis diarahkan untuk memfasilitasi kegiatan<br />

yang berorientasi memperluas cakupan kegiatan ekonomi produktif petani serta<br />

peningkatan efisiensi <strong>dan</strong> dayasaing. Perluasan kegiatan ekonomi yang<br />

memungkinkan dilakukan adalah: (1) peningkatan nilai tambah melalui<br />

pengolahan <strong>dan</strong> perbaikan kualitas; <strong>dan</strong> (2) mendorong kegiatan usahatani secara<br />

terpadu mencakup beberapa komoditas (sistem integrasi tanaman-ternak atau<br />

sistem integrasi tanaman-ternak-ikan). Adapun sasaran dari program ini adalah:<br />

(1) berkembangnya usaha di sektor hulu, usahatani (on-farm), hilir (agroindustri)<br />

<strong>dan</strong> usaha jasa penunjang; (2) meningkatnya pertumbuhan PDB sektor pertanian;<br />

<strong>dan</strong> (3) meningkatnya ekspor produk pertanian segar <strong>dan</strong> olahan. Selanjutnya<br />

rencana tindak program pengembangan agribisnis yang utama antara lain: (1)<br />

Pengembangan sentra produksi komoditas unggulan, (2) Penyuluhan,<br />

pendampingan, pendidikan <strong>dan</strong> pelatihan kewirausahaan, (3) Pengembangan<br />

varietas/jenis ternak unggul, (4) Pengembangan teknologi mekanisasi pertanian<br />

untuk peningkatan produktivitas <strong>dan</strong> efisiensi, serta pemanfaatan sumberdaya<br />

energi terbarukan, (5) Pemanfaatan bioteknologi untuk perbaikan tanaman <strong>dan</strong><br />

ternak, (6) Penerapan teknologi pasca panen, (7) Pengembangan agroindustri di<br />

kawasan sentra produksi, <strong>dan</strong> (8) Penyesuaian kebijakan tarif impor <strong>dan</strong> subsidi<br />

ekspor.<br />

Program peningkatan kesejahteraan petani diarahkan untuk memfasilitasi<br />

peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses<br />

terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan, <strong>dan</strong><br />

perlindungan terhadap petani. Se<strong>dan</strong>gkan sasaran yang ingin dicapai adalah: (1)<br />

meningkatnya kapasitas <strong>dan</strong> posisi tawar petani, (2) semakin kokohnya<br />

kelembagaan petani, (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya<br />

produktif; <strong>dan</strong> (4) meningkatnya pendapatan petani.<br />

Rencana tindak program peningkatan kesejahteraan petani yang utama<br />

antara lain: (1) Penguatan kelembagaan penyuluhan <strong>dan</strong> pertanian lain di<br />

perdesaan, (2) Pengembangan diversifikasi usaha rumahtangga berbasis<br />

V-64


pertanian, (3) Advokasi penataan hak pemilikan, sertifikasi <strong>dan</strong> pencegahan<br />

konversi lahan, (4) Perumusan kebijakan penataan, pemanfaatan <strong>dan</strong> pajak<br />

progresif lahan, (5) Pemberian insentif usaha <strong>dan</strong> promosi investasi, (6) Fasilitasi<br />

investasi <strong>dan</strong> kemitraan usaha, (7) peningkatan infrastruktur perdesaan, <strong>dan</strong> (8)<br />

Pengembangan model kelembagaan usahatani berbasis inovasi pertanian.<br />

Demikian sambutan saya, atas perhatian para un<strong>dan</strong>gan <strong>dan</strong> hadirin<br />

sekalian, serta kesempatan yang telah diberikan panitia untuk menyampaikan<br />

sambutan ini , saya mengucapkan terima kasih.<br />

Wassalaamu’alaikum Warakhmatulaahi Wabarakhaatuh,<br />

Menteri Pertanian,<br />

ANTON APRIYANTONO<br />

D:\data\data\Anjak-2005\<strong>Pidato</strong> <strong>Mentan</strong> <strong>Seminar</strong> <strong>24</strong> <strong>November</strong><br />

V-65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!