Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Berwawasan ... - DPPM UII
Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Berwawasan ... - DPPM UII
Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Berwawasan ... - DPPM UII
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
4 0<br />
perempuan. Tetapi khusus dalam masalah peranserta laki-laki dan perempuan dalam<br />
pengelolaan lingkungan hidup belum terlihat adanya pembagian yang seimbang. Hal ini perlu<br />
ditelaah baik dari segi aturan hukum dan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan<br />
hidup maupun dari segi implementasinya. Segi-segi tersebut perlu ditelaah untuk melihat<br />
apakah penyebab terjadinya ketimpangan jender dalam pengelolaan lingkungan hidup tersebut<br />
disebabkan oleh faktor aturan hukum dan kebijakannya atau karena faktor persepsi yang<br />
keliru mengenai peran laki-laki dan perempuan yang ada di tengah masyarakat.<br />
Mengingat bidang pengelolaan lingkungan hidup sangat luas, maka dalam penelitian<br />
tentang <strong>Evaluasi</strong> pengelolaan lingkungan <strong>Hidup</strong> di Kota Yogyakarta ini difokuskan pada<br />
sosialisasi pengambilan keputusan tentang sosialisasi pengelolan lingkungan hidup.<br />
Analisis jender mencakup beberapa hal, yakni:<br />
1. Analisis tentang kegiatan baik kegiatan produktif, reproduktif maupun kegiatan sosial.<br />
2. Analisis tentang akses (peluang) dalam menggunakan sumber daya dan mengambil<br />
keputusan.<br />
3. Analisis tentang kontrol (penguasaan) terhadap sumber daya fisik, situasi kondisi pasar<br />
dan sumber daya sosial budaya.<br />
4. Analisis tentang partisipasi dalam berbagai kegiatan.<br />
5. Analisis tentang dampak dari suata program<br />
6. Analisis tentang faktor-faktor penghambat dan pendukung yang meliputi lingkungan budaya,<br />
tingkat kemiskinan, distribusi pendapatan dalam keluarga, struktur kelembagaan,<br />
penyebaran teknologi dan ketrampilan, norma yang berlaku, kebijaksanaan dan hukum<br />
yang berlaku, latihan pendidikan dan keadaan politik.<br />
Dalam penelitian ini, analisis jender akan difokuskan pada dua hal yaitu 1) analisis tentang<br />
partisipasi (keterlibatan) dalam suatu kegiatan yaitu keterlibatan dalam sosialisasi pengelolaan<br />
lingkungan hidup, dan 2) analisisi tentang faktor penghambat dan pendukung yang terfokus<br />
pada norma aturan, dalam hal ini adalah aturan tentang pengelolaan lingkungan hidup.<br />
Kemudian perspektif jender dalam penelitian ini juga menggunakan indikator jender. Di<br />
dalam analisis jender ada beberapa indikator yang dapat dijadikan pijakan untuk menilai apakah<br />
kegiatan-kegiatan tertentu sudah mencerminkan keadilan jender atau belum. Indikator-indikator<br />
jender dan tidak jender tersebut dikembangkaan oleh M Bekti Hendrianto (1997) dalam<br />
penelitiannya tentang Pola Asuh berwawasan jender. Indikator-indikator tersebut adalah<br />
1. Indikator <strong>Berwawasan</strong> Jerder :<br />
a. Laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab yang sama.<br />
b. Laki-laki dan perempuan memiliki wewenang yang propesional.<br />
c. Pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis (dengan melibatkan laki-laki<br />
dan perempuan).<br />
d. Laki-laki dan perempuan memiliki tugas yang sama dalam sebuah kegiatan.<br />
2. Indikator tidak berwawasan Jerder.<br />
a. ada perbedaan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan.<br />
b. Wewenang di dominasi oleh laki-laki.<br />
c. Pengambilan keputusan dilakukan secara otoriter (tidak mendengarkan aspirasi kaum<br />
perempuan).<br />
d. Tugas dalam sebuah kegiatan dibedakan.<br />
Indikator –indikator berwawasan jender dan tidak berwawasan jender tersebut akan<br />
dipergunakan untuk menganalisa pengambilan keputusan dalam sosialisasi penegelolaan<br />
lingkungan hidup di 4 (empat) kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta, yaitu Kecamatan<br />
Mergangsan, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Gondomanan dan Kecamatan Jetis.<br />
Fenomena: Vol. 4 No. 1 Maret 2006 ISSN : 1693-4296